Homeostasis Cairan Tubuh Menjaga agar volume cairan tubuh tetap relatif konstan dan komposisi tetap stabil
Asupan cairan disesuaikan dengan pengeluaran cairan
Mencegah penurunan / peningkatan cairan tubuh Asupan dan keluaran cairan tubuh normal Asupan / hari (ml)
Keluaran / hari (ml) Minum 1400-1800 Urine 1400-1800 Air dalam makanan 700-1000 Feces 100 Air hasil oksidasi 300-400 Kulit 300-500 Paru-paru 600-800 Total 2400-3200 2400-3200 Catatan : Kehilangan cairan tubuh melalui kulit (difusi) dan paru disebut Insensible Loss
Prosentase Total Cairan Tubuh dibandingkan Dengan Berat Badan Umur % total cairan tubuh Bayi baru lahir 77 6 bulan 72 2 tahun 60 16 tahun 60 20-39 tahun Pria 60 Wanita 50 Prosentase Total Cairan Tubuh dibandingkan Dengan Berat Badan Umur % total cairan tubuh 40-59 tahun Pria 55 Wanita 47 Distribusi Cairan Tubuh % terhadap berat badan Volume (liter) Cairan intraseluler (CIS) 40 28 Cairan ekstraseluler (CES) Interstisiel Intravaskuler 20 (15) (5) 14 (11) (3) Total cairan tubuh 60 42 Catatan Berubah bergantung umur, sex, derajat obesitas Makin tua biasanya % cairan tubuh semakin menurun Cairan Transeluler Dianggap sebagai jenis cairan ekstraseluler khusus Jumlah 1-2 liter
Sel Plasma darah 5 % Dinding kapiler Cairan intraseluler (40%) Sel membran Cairan interstisiel Komposisi dari kompartemen cairan tubuh Ekstraseluler Intraseluler Intravaskuler Interstitial Natrium (mEq/L) 10 145 142 Kalium (mEq/L) 140 4 4 Kalsium (mEq/L) <1 3 3 Magnesium (mEq/L) 50 2 2 Klorida (mEq/L) 4 105 110 Komposisi dari kompartemen cairan tubuh Ekstraseluler Intraseluler Intravaskuler Interstitiel Bikarbonat (meq/L) 10 24 28 Fosfat (meq/L) 75 2 2 Protein (g/dl) 16 7 2 Fungsi Cairan Sebagai media transportasi zat-zat makanan untuk sel Sebagai media transportasi dari substansi- substansi seperti hormon, enzim, SDP, SDM Penting untuk proses metabolisme seluler Membantu mengatur temperatur suhu normal
Fungsi Cairan lanjutan Sebagai pelarut elektrolit dan non elektrolit Membantu proses pencernaan dan eliminasi Fungsi sekresi
Pergerakan Cairan Tubuh Osmosis Difusi Transport aktif Filtrasi
Difusi Pergerakan molekul-molekul yang terjadi karena adanya perbedaan konsentrasi
dari konsentrasi tinggi ke rendah Lanjutan difusi Semakin besar selisih konsentrasi semakin besar kecepatan difusi Semakin besar suhu semakin besar kecepatan difusi Semakin besar diameter ruang tempat difusi semakin besar kecepatan difusi Makin kecil diameter molekul semakin besar kecepatan difusi Makin pendek jarak semakin besar kecepatan difusi Difusi melalui membran sel melalui 2 cara : Lipid bilayer yaitu : dengan larut dalam lipid berdifusi biasa atau berdifusi melalui pori-pori kecil yang terdapat dalam membran Difusi dengan carier (pengemban) / difusi yang dipermudah untuk zat yang sukar larut dalam lipid. Exs : Glukosa Glukosa (C) Berikatan dengan carier (C)
Glukosa carier (GC) larut dalam lipid difusi kesisi lain dari membran
G masuk sel C kembali kepermukaan luar membran mengikat G kembali
Osmosis Dari konsentrasi rendah ke konsentrasi tinggi
melalui membran semipermiabel Transport aktif Mirip difusi dengan carier tetapi perlu energi dan enzim
dapat melawan gradien konsentrasi, gradien listrik dan gradien tekanan exs : Na dan K Filtrasi
Pergerakan dari tekanan tinggi ke tekanan rendah Larutan isotonik, hipotonik dan hipertonik Tekanan osmotik dalam cairan tubuh dipertahankan dalam rentang sempit
285 +/- 5 mOsm/L Larutan Isotonik Larutan-larutan dengan tekanan osmotik kira-kira sama isotonik Larutan isotonik : infus dengan tekanan sama seperti cairan tubuh Tidak menimbulkan pengkerutan atau pembengkakan sel Konsentrasi air dalam CIS dan CES sama zat terlarut tidak dapat masuk atau keluar sel Contoh : Normal Saline (NaCl 0,9%), Dexstrosa 5 %, Larutan Ringer Laktat Larutan Hipotonik Larutan dengan tekanan osmotik lebih rendah Infus dengan tekanan osmotik lebih rendah dari cairan tubuh Air masuk ke dalam sel CIS > encer dan CES > pekat sampai osmolaritas kedua larutan sama menyebabkan sel membengkak Contoh : larutan Nacl < 0,9 %, air suling Larutan Hipertonik Tekanan osmotik lebih tinggi dari cairan tubuh disebut hipertonik Infus dengan tekanan osmotik lebih tinggi dari plasma darah Menyebabkan sel mengkerut oleh karena air mengalir dari dalam sel ke CES Contoh : larutan NaCl > 0,9 % Darah
Volume darah dewasa 6-8 % BB (liter) Volume darah rata-rata Umur Volume darah Neonatus : Prematur Aterm 95 ml/kg 85 ml/kg Bayi 80 kl/kg Dewasa : Pria Wanita 75 ml/kg 65 ml/kg 1 liter darah terdiri atas +/- 0,46 % RBC pada laki-laki (46 % hematokrit) +/- 0,41 % RBC pada wanita (41 % hematokrit) Dalam 1 mm3 darah terdapat +/- 5.200.000 SDM pada laki-laki dan +/- 4.700.000 SDM pada wanita 4.000-10.000 leukosit 150.000 - 450.000 trombosit Kadar Hb normal Laki-laki 16 gr Hb/dl Wanita 14 gr Hb/dl Protein darah terdiri atas Albumin (57 %) Alfa 1 globulin (4 %) Alfa 2 globulin (8 %) Beta globulin (12 %) Gama globulin (16 %) Fibrinogen (3 %)
Ketika darah membeku fibrinogen habis terpakai yang tersisa adalah serum Fungsi Darah Fungsi respirasi O2 dari paru ke jaringan dan CO2 dari jaringan ke paru Fungsi nutrisi zat makanan yang diserap saluran pencernaan dibawa ke jaringan dan sel untuk dipergunakan atau disimpan Fungsi ekskresi membawa sisa metabolisme ke organ sekresi untuk dinetralkan atau dibuang Fungsi Darah lanjutan Fungsi imunitas lekosit Fungsi humoral menghantarkan hormon dan kelenjar ke bagian tubuh yang membutuhkan Fungsi keseimbangan tubuh Keseimbangan asam basa Fungsi protein darah Pertahanan Pemeliharaan tekanan osmotik Transport substansi yang tidak larut dalam air (misal : lemak lipoprotein) Eritrosit Sel tidak berinti : bersifat elastik dapat melalui pembuluh darah kecil Bentuk cakram bikonkaf Ukuran 7,8 x 2,5 mikrometer dan 1 mikrometer pada bagian tengahnya Dibentuk dalam sumsum tulang (fetus : dalam limpa dan hati) membutuhkan besi, kobalamin, asam folat Eritrosit lanjutan Volume rata-rata 90-95 mikrometer3 Untuk transportasi O2 dan CO2 dalam darah Dalam sirkulasi 4 bulan (120 hari) Tua : dihancurkan oleh makrofag di limpa dan hati Normal produksi eritrosit = penghancuran eritrosit Polisitemia : peningkatan eritrosit (> 6 juta)
3 Terminologi Polisitemia Polisitemia relatif peningkatan eritrosit tidak diikuti peningkatan jumlah masa total eritrosit, exs : hemokonsentrasi, dehidrasi Polisitemia vera peningkatan eritrosit diikuti peningkatan masa total akibat hiperaktivitas hematopoesis sumsum tulang Polisitemia sekunder (fisiologis) respon adanya hipoksia arteri Lekosit Disebut juga SDP karenatidak punya pigmen warna seperti Hb Proses pembentukan : Lekopoesis Poli Morfo Nuklear (lekosit PMN) : lekosit dengan sitoplasma bergranuler & inti sel berlobi- lobi / segmentasi netrofil, basofil, eosinofil Mono Nuklear Lekosit (Lekosit MN) : dengan sitoplasma tidak bergranuler, inti tidak berlobi monosit limfosit Lanjutan lekosit Lekositosis : peningkatan lekosit dalam sirkulasi (> 10.000) Lekositosis fisiologis neonatus, kehamilan, menstruasi, dan latihan berat Lekositosis patologis infeksi bakteri, malignansi Leukemia : penyakit keganasan yang ditandai dengan proliferasi sel-sel hemopoetik disertai gangguan maturasi dan fungsinya Lekopenia Penurunan jumlah lekosit dalam sirkulasi (< 4.000) Biasanya yang turun : netrofil netropenia oleh karena sumsum tulang mengalami gangguan fungsi, exs : sinar X, sitostatika Gejala : pertahanan tubuh menurun mudah infeksi Trombosit Tidak berinti Jumlah dalam sirkulasi 150.000-450.000 Fungsi utama : dalam homeostasis mekanisme tubuh untuk mempertahankan agar darah tetap cair dan berada dalam sirkulasi Memiliki membran yang mengandung fosfolipid sebagai aktivator pembekuan Hematopoesis Pembentukan sel-sel darah yang terdiri atas eritrosit, lekosit, trombosit Berasal dari sel primitif : pluripotential hematopoetik stem sel (sel induk hematopoetik) Terjadi proliferasi (penggandaan sel2 darah tertentu) dan maturasi (pendewasaan SIH sel darah matang dan mempunyai sifat khusus SIH sanggup berdiferensiasi menjadi semua macam sel darah dan mampu mempertahankan jumlah populasinya (self renewal capacity) Hemostasis Pencegahan hilangnya darah bila pembuluh darah mengalami cedera atau pecah Melalui beberapa cara : spasme pembuluh darah, pembentukan sumbat trombosit, pembekuan darah pada pembuluh darah yang rusak, pembentukan jaringan ikat Keadaan yang menimbulkan perdarahan Perdarahan akibat defisiensi Vit K Hemofilia Trombositopenia Perdarahan akibat defisiensi vit K Vit K disintesis dalam usus oleh bakteri flora usus Terapi : Vit K Hemofilia Kecenderungan perdarahan yang hampir seluruhnya terjadi pada laki-laki diderita 1 tiap 10.000 orang 85 % oleh karena defisiensi faktor VIII, 15 % defisiensi faktor IX Kedua faktor tersebut diturunkan secara resesif Perdarahan biasanya terjadi oleh karena trauma cabut gigi Terapi : Faktor VIII inj (diambil dari darah manusia / hasil rekayasa gen) Trombositopenia Jumlah trombosit dalam sirkulasi sangat sedikit Perdarahan berasal dari venule-venule kecil
Timbul bintik-bintik perdarahan diseluruh jaringan tubuh bercak-bercak kecil ungu dikulit trombositopeni purpura Terapi : transfusi darah lengkap segar Golongan Darah Perbedaan gol darah disebabkan oleh adanya Antigen (Ag) disebut juga Aglutinogen pada dinding eritrosit dan adanya Antibody spesifik (Ab) disebut juga aglutinin di dalam plasmanya Ag adalah molekul yang dianggap asing sehingga merangsang mekanisme pertahanan spesifik (Ab) Golongan Darah ABO Gol Darah Ag Ab O - Anti A & anti B A A Anti B B B Anti A AB AB - Golongan Darah Golongan darah AB universal resipien Golongan darah O universal donor Golongan Darah Rhesus Ag golongan darah resus, biasanya mempunyai antigenisitas lemah, kecuali Ag D disebut Ag Rh Ag Rh + dalam eritrosit golongan Rh + Ag Rh - dalam eritrosit golongan Rh - Normal : Ab anti Rh tidak terdapat dalam plasma Gol darah Rh - Terpapar gol darah Rh + dari transfusi atau darah bayi waktu lahir
reaksi pembentukan Ab Anti Rh
terpapar lagi Rh + darah tersebut akan dihancurkan oleh Ab anti Rh Transfusi Darah Infusi dari semua darah atau komponen darah seperti plasma sel darah merah atau platelet dari orang sehat ke pembuluh darah resipien
Resipien : orang yang menerima darah Donor : orang yang memberikan darah
Metode Transfusi Cara tidak langsung Cara langsung Cara tidak langsung Darah diinfuskan setelah diambil dari donor dan diproses Lebih sering digunakan Cara Langsung Darah diinfuskan pada saat yang sama dengan diambilnya darah dari donor Jarang digunakan kecuali darurat Hampir tidak pernah dikerjakan Typing & Crossmatching darah donor dan darah resipien Typing laborat untuk menentukan tipe darah seseorang Crossmatching proses penentuan kecocokan antara spesimen-spesimen darah Pertimbangkan faktor resus (Rh) orang dengan Rh - hanya bisa menerima Rh - saja Jika darah Rh + diinjeksikan ke pembuluh darah orang dengan Rh - klien akan mengembangkan ab anti Rh Transfusi berikutnya dengan Rh + hemolisis sel-sel darah merah Kupat Diduduhi Santen Menawi Lepat Nyuwun Ngapunten SELAMAT BELAJAR SUKSES UNTUK SAUDARA