tanaman yang berasal dari daerah subtropis. Di Indonesia beredar dua jenis apel, yaitu apel impor maupun apel lokal (Sari, 2012). Malang merupakan daerah yang dikenal sebagai daerah agroindustri, dengan komoditas unggulannya adalah buah apel. Buah Apel Malang memiliki karakteristik yang sama dengan buah apel pada umumnya yaitu mudah rusak akibat adanya pematangan pasca panen. Mengingat potensi kerusakan produk buah dan sayur, proses pengadaan produk, proses penyimpanan dan sistem persediaan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi mutu produk tersebut. Keseluruhan proses tersebut akan memunculkan beberapa variabel biaya yang pada akhirnya akan dipertimbangkan dalam optimasi persediaan produk tersebut. Beberapa variabel Optimalisasi Persediaan Produk Apel Malang Di Giant Hypermarket Cabang Gajayana Malang Dengan Multi-Supplier Formulasi Basnet Dan Leung I nventory Optimalization of Apple Malang I n Giant Hypermarket Gajayana with Multi- suppliers Basnet and Leung Formulation
1) Alumni Jurusan Teknologi Industri Pertanian, FTP Univ. Brawijaya 2) Dosen Jurusan Teknologi Industri Pertanian, FTP Univ. Brawijaya * email_korespondensi: Janakisinta@yahoo.com
Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan tingkat efisiensi biaya inventory Apel Malang di Giant hypermarket, Gajayana dibandingkan dengan metode Basnet dan Leung, serta mendapatkan biaya persediaan minimal Buah Apel Malang di Giant hypermarket, Gajayana. Berdasarkan perumusan masalah yang sudah ditetapkan, maka data akan diolah dengan dua metode, yaitu perhitungan saat ini dan metode Basnet dan Leung. Pada tujuan akhir kedua metode tersebut akan dibandingkan. Dari penelitian tersebut didapatkan hasil bahwa perhitungan Basnet dan Leung memiliki tingkat efisiensi yang lebih baik dibandingkan dengan perhitungan biaya persediaan saat ini. Pada purchasing cost, didapatkan penghematan sebesar 43,20%, ordering cost 6,44%, holding cost 45,99%, sehingga pada total biaya persediaan, didapatkan penghematan sebesar 40,68%. Dengan menggunakan formulasi Basnet dan Leung, Giant hypermarket dapat meminimasi total biaya persediaan menjadi Rp 36.917.922,60. Dengan komponen biaya pada purchasing cost Rp 28. 828.186,84, ordering cost, Rp 4.469.000,0 dan holding cost Rp 3.620.903,76. Kata kunci:apel, multi-supplier, optimalisasi, persediaan
Abstract The research was aimed at getting the cost-efficiency of Malang Apples inventory in Giant hypermarket, Gajayana, compared to Basnet and Leung methods, as well as getting a minimal inventory cost Malang Appel in Giant hypermarket, Gajayana. Based on the problem, the data will be processed by two methods, that is the current calculation method and Basnet and Leung method. The ultimate goal of both of these methods will be compared. From the research results, obtained that Basnet and Leung method had a better efficiency than the calculation cost of current inventory. On purchasing cost, get the saving until 43.20%, 6,44% on ordering cost, and 45.99% on purchasing cost, so the total cost of the inventory, it brings savings of 40,68%. By using formulations Basnet and Leung, Giant hypermarket can manage the total cost of supplies until Rp36.917.922 .60. With components costs, Rp 28. 828.186,84 on purchasing cost, Rp 4.469.000,00 on ordering cost and Rp 3.620.903,76 on holding cost. Keywords :apple, multi-supplier, optimalization, inventory
biaya yang dipertimbangkan antara lain purchasing cost, ordering cost, dan holding cost. Giant hypermarket adalah salah satu retailer yang menyediakan buah Apel Malang, Proses pengadaan produk buah Apel Malang di Giant hypermarket cabang Gajayana sendiri melibatkan tujuh suplier lokal. Ketujuh supplier tersebut memiliki kemampuan yang berbeda- beda dalam memenuhi permintaan Giant hypermarket. Kombinasi seluruh supllier dibutuhkan oleh Giant hypermarket dalam memenuhi kebutuhan pasokan buah Apel Malang. Berdasarkan keadaan lapang tersebut, dibutuhkan optimalisasi persediaanproduk buah Apel Malang untuk mendukung sistem persediaan di Giant hypermarket cabang Gajayana. Dengan penerapan metode tersebut diharapkan akan didapatkan pengurangan total biaya inventory yang dibandingkan dengan kondisi existing. Ditambahkan oleh Woarawichai (2011). Optialisasi yang digunakan adalah optialisasi Basnet da Leung, Basnet dan Leung (2005) memformulasikan multi-product multi-period lot-sizing with supplier selection problem. Pada penelitian ini nantinya hasil optimalisasi akan dibandingkan dengan perhitungan kondisi saat ini untuk dibandingkan.
Tujuan 1. Mendapatkan tingkat efisiensi biaya inventory Apel Malang di Giant hypermarket cabang Gajayana dibandingkan dengan metode Basnet dan Leung. 2. Mendapatkan biaya persediaan minimal Buah Apel Malang di Giant hypermarket cabang Gajayana.
Manfaat Manfaat yang diharapkan adalah sebagai pertimbangan bagi pihak Giant hypermarket cabang Gajayana dalam menjalankan sistem persediaan dan pengadaan Apel Malang, sehingga didapatkan biaya persediaan Apel Malangyang efisien.
BAHAN DAN METODE
Batasan Masalah Batasan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Produk yang diamati hanya produk Apel Malang. 2. Data yang diteliti adalah data permintaan produk Apel Malang, dengan rentang waktu antara Oktober 2012 hingga Oktober 2013. 3. Pemilihan supplier hanya didasarkan pada faktor biaya dan tidak mempertimbangkan faktor yang lain. 4. Tidak tersedianya produk Apel Malang dalam periode tertentu, oleh satu atau lebih suplier tidak dipertimbangkan dalam penelitian ini.
Pengolahan Data Prosedur penelitian ini dibagi menjadi empat tahap utama, yaitu tahap persiapan, yang meliputi tahap persiapan meliputi studi lapangan, studi pustaka, identifikasi masalah, perumusan masalah dan tujuan penelitian. Dilanjutkan dengan tahap pengumpulan data, tahap pengolahan data dan tahap analisis. Pada tahap pengambilan data, secara terperinci akan jelaskan menengai data yang dibutuhkan untuk menganalisis kebutuhan perhitungan metode multi-supplier. Pada tahap pengolahan data akan dilakukan perbandingan perhitungan kodisi existing atau kondisi perhitungan yang diterapkan di Giant hypermarket dan perhitungan dengan metode Basnet dan Leung. Bagan prosedur penelitian dapat dilihat pada Gambar.1.
Mulai Studi lapang Studi pustaka Identifikasi masalah Perumusan masalah dan tujuan penelitian Pengambilan data - permintaan buah Apel (Malang B) - daftar supplier - daftar harga tiap supplier tiap periode - data lead time - ordering cost - holding cost Pengolahan data Perhitungan biaya inventory berdasarkan kondisi saat ini Perhitungan biaya inventory berdasarkan formulasi Basnet dan Leung Analisis dan interpretasi data Kesimpulan dan saran selesai
Gambar 1.Prosedur Penelitian . Perhitungan biaya inventories existing dapat dihitung dengan rumus: (1) dimana: IC = Inventory Cost P ij = harga beli produk i dari supplier j X ij = jumlah produk i yang dipesan dari supplier j O j = ordering cost untuk supplier j Y j = 1 jika dilakukan order pada supplier j; 0 jika tidak H i = holding cost produk i D it = kebutuhan produk i di periode t t oi = periode order masuk material i L i = lead time material i
Setelah didapatkan hasil perhitungan existing, kemudian dilakukan perhitungan dengan formulasi Basnet dan Leung sebagai pembanding. Formulasi Basnet dan Leung memiliki fungsi tujuan: (2)
Indeks: i = 1 ... I indeks produk (item bahan baku) j = 1 ... J indeks supplier t = 1 ... T indeks periode waktu
Parameter: D it = demand produk i di periode t P ij = harga pembelian produk i dari supplier j H i = holding cost produk i O j = ordering cost untuk supplier j
Variabel keputusan: X ijt = jumlah produk i yang dipesan dari supplier j pada periode t Y jt = 1 jika dilakukan order pada supplier j pada periode t; 0 jika tidak
Variabel intermediate: Ri t = inventory produk i yang tersisa dari periode t sampai (t+1)
Untuk mendapatkan hasil mendekati akurat dibutuhkan batasan-batasan dan modifikasi yang berlaku untuk situasi tertentu. Untuk menghitung jumlah kuantitas persediaan pada Giant hypermarket dihitung dengan rumus:
X jjt = Jumlah kuantitas berdasarkan ramalan penjualan+jumlah safety stock......................(3)
Batasan pertama menyatakan bahwa, permintaan harus dipenuhi tepat pada periode yang dibutuhkan, dengan demikian, batasan pertama: (4)
Batasan selanjutnya menyatakan bahwa, perusahaan tidak dapat memesan tanpa
mengeluarkan biaya transaksi, dengan demikian, batasan kedua: ...................... (5) Batasan selanjutnya menyatakan bahwa, nilai Y jt bernilai binary, yaitu akan bernilai 1 apabila dilakukan order pada satu suplier dalam satu periode, dan 0 jika tidak, dengan demikian, batasan ketiga:
Y jt = 0 atau 1 ............................................. (6)
Batasan terakhir adalah produk harus bernilai positif, dengan demikian, batasan keempat:
X ijt 0 .......................................... (7)
HASIL DAN PEMBAHASAN
Perhitungan kondisi Sekarang 1. Data yang Dibutuhkan Dalam kurun waktu satu tahun, Oktober 2012 hingga Oktober 2013, Giant Hypermarket melakukan order terhadap produk Apel Malang kepada tujuh suplier.beberapa data yang dibutuhkan antara lain adalah data order buah Apel Malang (oktober 2012-oktober 2013), kuantitas persediaan buah Apel Malang, penjualan buah Apel Malang (oktober 2012- oktober 2013), daftar harga buah Apel Malang, daftar suplier dan ordeing cost buah Apel Malang, daftar holding cost buah Apel Malang, daftar selisih tanggal periode order buah Apel Malang. Data tersebut data dikonversi menjadi periode setiap dua minggu selama satu tahun. Data tersebut dikonversikan menjadi setiap dua minggu dengan maksud untuk mempermudah penyajian data, dan agar fluktuasi data dapat terlihat dengan jelas.
2. Hasil Perhitungan Kodisi Sekarang Biaya persediaan pada tiap-tiap periode dihitung menggunakan rumus yang sama. Berikut merupakan contoh perhitungan untuk periode pertama.
IC = ((15*28500)+(20*27000)+(40*27000)+ (0*27000)+(0*27000)+(0*28500)+ (0*28500))+(1*125000)+(1*125000)+ (1*130000)+(0*130000)+(0*127000)+ (0*125000)+(0*125000))+ ((249,2*(2-1)*75)) IC = 2.047.500+380.000+168.210 IC = Rp 2.595.710
Dengan perhitungan tersebut dihasilkan total biaya inventori setiap periode (2 minggu) dalam kurun waktu Oktober 2012 hingga Oktober 2013. Hasil perhitungan kondisi sekarang dapat dilihat pada Lampiran 4. Pada Lampiran 4 dapat dilihat bahwa biaya pada periode 16 merupakan periode dengan total biaya persediaan tertinggi. Pada periode tersebut biaya purchasing order didapatkan sebesar Rp 4.931.088. Pada purchasing costumumnya terdapat penerapan pemotongan harga yang diberikan oleh suplier terkait kuantitas permintaan yang tinggi (Suhermin, 2008). Biaya ordering cost sebesar RpRp 125.000,00 dan holding cost sebesar Rp 550.088. Biaya purchasing order pada periode tersebut cenderung tinggi, yaitu sebesar Rp 4.256.000. Hal tersebut dipengaruhi oleh kuantitas pemesanan apel yang cukup banyak yaitu 152 Kg. Selain purchasing oder, biaya terkait total biaya persediaan secara total adalah holding cost dan ordering cost. Holding cost pada periode tersebut didapat sebesar Rp 550.088. Holding cost pada periode tersebut terhitung tinggi, walaupun bukan merupakan holding cost tertinggi dalam kurun waktu satu tahun tersebut. Pada umumnya setiap perusahaan akan melakukan penyimpanan dengan kuantitas tertentu untuk jenis barang tertentu dalam perusahaannya untuk menjaga tingkat produktifitas perusahaan tersebut (Zulfikarizan, 2005).Besar dan kecilnya holding cost pada suau periode pada perhitungan tersebut dipengaruhi oleh periode simpan dan kuantitas persediaan buah. Seluruh suplier yang bekerja sama dengan Giant hypermarket memiliki kemampuan yang sama untuk memenuhi permintaan buah. Ketujuh
suplier mampu mengirimkan pesanan dalam waktu satu hari, sehingga untuk semua periode order dikurangi dengan 1. Pada periode tersebut tanggal order terakhir periode 15, terjadi pada tanggal 14 Mei 2013 dan pada periode tersebut terjadi order pada 28 Mei 2013. Dari data tersebut didapatkan jarak waktu order selama 15 hari (Tabel 4.6). Pada periode tersebut terjadi order pada satu suplier yaitu suplier A. Kuantitas pemesanan pada periode tersebut adalah 152 Kg. Total holding cost pada periode tersebut merupakan hasil kali biaya holding cost dengan periode simpan dan kuantitas buah yang disimpan. Holding cost akan meningkat apabila terjadi peningkatan lama simpan dan kuantitas buah yang disimpan. Seperti yang terjadi pada periode 4, yaitu minggu kedua bulan November 2012. Pada periode tersebut, merupakan periode dengan holding cost tertinggi. Holding cost pada biaya tersebut terhitung tinggi karena adanya peningkatan perhitungan lama simpan buah apel. Pada periode 4, lama simpan dihitung selama 18 hari, dengan kuantitas 89 Kg. Holding cost terendah terdapat pada periode 5 dengan periode simpan selama 13 hari, namun tidak terdapat biaya holding cost (0 kg).kondisi tersebut mengakibatkan tidak adanya anggaran holding cost untuk produk apel pada periode tersebut. Biaya lain yang perlu dipertimbangkan adalah ordering cost. Ordering cost pada periode tersebut didapat sebesar Rp 125.000. Ordering cost pada periode tersebut terhitung rendah. Besar dan kecilnya ordering cost pada satu periode pada perhitungan tersebut dipengaruhi oleh banyaknya suplier terkait yang terdapat pada periode tersebut. Ketujuh suplier memiliki biaya ordering yang berbeda-beda. Pada periode tersebut Giant hypermarket bekerjasama dengan suplier A dengan kuantitas pemesanan 152 Kg. Besarnya ordering cost pada suatu periode dipengaruhi oleh banyaknya suplier yang terlibat dan intensitas pemesanan. Biaya ordering cost tertinggi terdapat pada periode 1 dan 3, yaitu pada minggu pertama Oktober 2012 dan minggu pertama November 2012. Pada periode tersebut terdapat ordering cost sebesar Rp 380.000. Biaya yang tinggi tersebut dikarenakan banyaknya suplier terkait yang memenuhi permintaan
Perhitungan Biaya Persediaan dengan Formulasi Basnet dan Leung 1. Data yang dibutuhkan Data yang dibutuhkan pada perhitungan biaya persediaan dengan metode ini masih menggunakan input yang hampir sama dengan perhitungan biaya persediaan kondisi saat ini. Data yang dibutuhkan antara lain, data order Buah Apel Malang, data penjualan Buah Apel Malang, data harga Buah Apel Malang tiap suplier-tiap periode, data ordering cost suplier, data holding cost tiap periode dan data persediaan pada periode tersebut. Data persediaan didapatkan dari Kuantitas Buah yang dipesan dikurangi dengan Buah Apel Malang yang terjual dikurangi buah Apel Malang yang masuk dalam katagori tidak layak jual display (dijual ke pengepul), dan buah Apel Malang tyang masuk dalam kategori broken stock (rejected). Kuantitas broken stock merupakan salah satu hal yang perlu ditekan untuk mengurangi kerugian. Beberapa kerugian yang mungkin muncul dalam suatu kondisi peramalan persediaan adalah hilangnya kesempatan produksi, beralihnya konsumen menuju produsen lain, dan terganggunya proses produksi di perusahaan tersebut (Hidayanto, 2007).
2. Hasil Perhitungan Formulasi Basnet dan Leung Dari hasil optimalisasi biaya persediaan di Giant hypermarket, terdapat banyak perubahan, perubahan tersebut meliputi perubahan kuantitas pesanan, suplier yang dituju pada periode tertentu, jumlah biaya pemesanan dan biaya penanganan. Optimalisasi pemesanan dipengaruhi oleh biaya yang paling minimal untuk memenuhi kebutuhan Giant hypermarket. Dari hasil yang didapat setelah dlakukan optimalisasi, didapatkan perbedaan besar disisi kuantitas buah apel yang dipesan. Penurunan kuantitas dapat mencapai 50% dari kuantitas awal. Optimaliasi Basnet dan Leung
ini dilakukan dengan mempertimbangkan faktor nominal harga. Harga dalam hal ini meliputi besarnya harga buah apel setiap Kg dalam satu periode dan ordering cost. Seperti yang dicontohkan pada Tabel 4.7, periode 1, pemesanan dilakukan dengan pemindahan suplier. Pada perhitungan sekarang dilakukan pemesanan kepada suplier A, sedangkan setelah dilakukan optimalisasi maka pemesanan dilakukan kepada suplier B. Perpindahan tujuan pemesanan diperiode ini dipengarui oleh harga perkilo buah apel di periode tersebut, suplier A, cenderung lebih mahal Rp 1.500,00 untuk setiap kilo buah Apel yang dipesan, sehingga pemesanan disarankan kepada suplier B. Pada beberapa periode, hasil optimalisasi menunjukan bahwa pemesanan sebaiknya dilakukan kepada beberapa suplier. Hal ini dapat dicontohkan pada tabel 4.7, periode 8. Pada periode tersebut pemesanan dilakukan kepada 5 suplier, yaitu suplier B, suplier C, suplier D, suplier E dan suplier G. Pemesanan dilakukan dengan kuantitas yang sama yaitu sebesar 8,046 Kg, dengan total pemesanan 40, 23 Kg. Hal tesebut dapat terjadi karena petimbangan tiap suplier yang seimbang. Pada periode 8, harga perkilo buah apel untuk suplier B, sebesar Rp 26.000,00, dengan ordering cost Rp 125.000, sedangkan untuk suplier C, harga perkilo buah Apel lebih murah Rp 500,00 untuk setiap kilonya, namun ordering cost yang ditawarkan juga terhitung tinggi.
Perbandingan Biaya Persediaan Pada Kondisi Saat Ini, dengan Formulasi Basnet dan Leung Dari perhitungan biaya persediaan pada kondisi saat ini, dengan formulasi Basnet dan Leung, didapatkan perbedaan yang cukup signifikan. Perbedaan yang paling nampak adalah adanya pengurangan kuantitas buah apel yang diorder dan beberapa tujuan order yang berubah. Berubahan tersebut disebabkan adanya oplimalisasi persediaan yang telah dipertimbangkan. Formulasi Basnet dan Leung mempertimbangkan faktor biaya terkait minimasi biaya persediaan. Pengurangan kuantitas yang terdapat pada Tabel 4.8, merupakan hasil minimasi purchasing cost. Kuantitas yang didapat dari hasil minimasi Basnet dan Leung adalah kuantitas yang dibutuhkan dalam periode tersebut berdasarkan jumlah kuantitas terjual ditambah dengan kuantitas safety stock
Tabel 4.8. Perbandingan Biaya Persediaan
Hasil Perhitungan % hemat Kondisi Saat Ini Basnet dan Leung Purcasing cost Rp 50.758.500,0 Rp 28.828.186, 8 43,20% Ordering cost Rp 4.777.000,0 Rp 4.469.000,0 6,44% Holding cost Rp 6.705.232,00 Rp 3.620.903,7 6 45,99% Total inventort cost Rp 62.240.732,0 0 Rp 36.917.922, 6 40,68% Sumber : Olahan Data Primer
Dengan total biaya tersebut dapat dihitung selisih biaya yang didapat dari kedua metode tersebut. Pada purchasing cost, terdapat penurunan sebesar Rp 21.930.313.16 atau 43,20% dari purchasing cost pada biaya persediaan saat ini. Ordering cost, mengalami penurunan sebesar Rp 308.000,00 atau 6,44% dari ordering cost pada biaya persediaan saat ini. Holding cost, mengalami penurunan sebesar Rp 3.084.328,24 atau 45,99% dari holding cost pada biaya persediaan saat ini. Pada total biaya inventori didapatkan penurunan yang signifikan sebesar Rp 25.322.809,4 atau 40,68 % dari biaya persediaan saat ini. Faktor terbesar yang mempengaruhi penurunan biaya tersebut adalah penurunan kuantitas pesanan yang dibuat hampir sama dengan kuantiras permintaan konsumen. Permintaan konsumen terebut didapatkan dari data penjualan buah apel pada periode tersebut. Menurut (Wahid, 2012), informasi merupakan hal yang sangat penting bagi manajemen dalam pengambilan keputusan. Oleh karena itu sudah banyak pula perusahaan atau organisasi yang
menggunakan sistem informasi untuk meningkatkan kinerjanya. Sistem informasi dibuat agar mempermudah dalam pengelolaan data maupun informasi serta memudahkan kita dalam mencari data maupun informasi tersebut. Kemajuan teknologi informasi yang pesat ini seharusnya menjadi potensi dalam pemanfaatannya secara luas, informasi yang mendukung harus bisa menjadi manfaat besar bagi penggunanya. Pencarian informasi mengenai jumlah yang diperkirakan akan terjual, dan harga yang ditawarkan oleh masing- masing suplier merupakan titik penting yang perlu dilakukan oleh Giant hypermarket. dengan adanya pencarian informasi tersebut, akan disapatkan hasil yang lebih akurat, dan biaya yang lebih minimal. Arda (2006) memperkenalkan kerangka kerja baru untuk mengatasi masalah mengalokasikan pesanan untuk memenuhi kebutuhan perusahaan dengan beberapa pemasok. Pada penelitian ini pula didapatkan kombinasi-kombinasi suplier yang baru yang menghasilkan biaya akhir persediaan yang lebih optimal. Besarnya penuruan total kuantitas yang terjadi untuk permintaan sebelum dan sesudah adanya optimalisasi. Penurunan total kuantitas yang terjadi rata-rata didapatkan sebesar 45,25% untuk kurun waktu 1 tahun tersebut. Beberapa hal yang terjadi adalah adanya perubahan tujuan pemesan. Faktor- faktor yang mempengaruhi perubahan kuantitas dan suplier tujuan pemesanan adalah harga buah apel perkilo perperiode dan ordering cost yang ditetapkan oleh tiap-tiap suplier tiap periode.
PENUTUP
1. Kesimpulan Setelah dilakukan pengolahan dan analisa serta interpretasi data, dapat ditarik beberapa kesimpulan, antara lain: 1. Perhitungan Basnet dan Leung memiliki tingkat efisiensi yang lebih baik dibandingkan dengan perhitungan biaya persediaan saat ini. Pada purchasing cost, didapatkan penghematan sebesar 43,20%, ordering cost 6,44%, holding cost 45,99%, sehingga pada total biaya persediaan, didapatkan penghematan sebesar 40,68%. 2. Dengan menggunakan formulasi Basnet dan Leung, Giant hypermarket dapat meminimasi total biaya persediaan menjadi Rp 36.917.922,60. Dengan komponen biaya pada purchasing cost Rp 28. 828.186,84, ordering cost, Rp 4.469.000,0 dan holding cost Rp 3.620.903,76.
2. Saran Optimalisasi dapat dilakukan dengan melakukan peramalan kuantitas buah yang terjual, dengan menambahkan beberapa persen dari kuantitas tersebut sebagai persediaan pengaman (safety stock).
Daftar Pustaka
Sari, E. 2012. Proses Pengawetan Sari Buah Apel (Mallus Sylvestris Mill)Secara Non- Termal Berbasis Teknologi Oscillating Magneting Field (OMF). Jurnal Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya Malang 13(2): 78-87. Basnet, C. And Leung, J. 2005. I nventory Lot Sizing With Supplier Selection. Computers & Operations Research 32 : 1-14.
Woarawichai, C., Kullpattaranirun, T., Dan Vichai R. 2011. I nventory Lot-Sizing Problem With Supplier Selection Under Storage Space And Budget Constraints. IJCSI International Journal Of Computer Science Issues, 8(2): 250-255. Wahid, A. B., Andri I., dan Partono. 2012. Sistem Pendukung Keputusan Penentuan Jumlah Pemesanan Barang. Jurnal Algoritma 9(22): 1-8
Hidayanto, T. 2007. Anallisis Perbandingan Pengendalian Persediaan Bahan Baku Dengan Pendekatan Model EOQ Dan JIT/EOQ. Jurnal Teknologi Industri 11(4): 315-322. Suhermin, A.P. 2008. Perbandingan Metode Peramalan Untuk Deret Waktu Musiman. Http://Www.Usu.Library/Pen- 1657235/Metode-Peramalan-Pdf.Html. Tanggal Akses 8 Oktober 2013.