DEFINISI
Meningitis purulenta atau meningitis bakterial akut adalah keadaan gawat darurat
yang ditandai dengan inflamasi dari selaput meningens sebagai respon dari infeksi
bakteri. Pada umumnya meningitis purulenta timbul sebagai komplikasi septikemia
(6,8)
B. EPIDEMIOLOGI
Penyakit ini penyebarannya seluruh dunia dan mengenai semua ras. Kejadiannya
antara ! " kejadian setiap #$$.$$$ orang per tahun, dapat menyerang neonatus, bayi,
anak dan dewasa
(%,6,8)
C. ETIOLOGI
Penyebab tersering dari penyakit ini pada anak adalah &
'
Meningokokus
'
(aemophilus influen)ae *ipe b
'
Pneumokokus
()
i.
Meningokokus (Neisseria meningitidis)
+da 6 serogroup dari bakteri ini yang dapat mengakibatkan meningitis berat, yaitu
+, ,, -, ., /, 0+1 2'#%. Meningitis meningokokus dapat sporadis atau kasus dapat
terjadi pada epidemi. ,ila tidak ada epidemi, kebanyakan infeksi terjadi oleh grup ,.
3pidemi biasanya disebabkan oleh grup + dan -. kasus terjadi sepanjang tahun, namun
meningkat pada musim dingin dan musim semi. Kebanyakan infeksi pada anak didapat
dari kontak pada fasilitas perawatan, dari anggota keluarga, atau dari smua penderita
penyakit meningokokus.
(,8)
ii. Haemophilus influenzae *ipe b
0apat ditemukan dalam tenggorok atau nasofaring hingga 8$4 pada anak dan
dewasa. Pengidap (.influen)ae *ipe b terutama pada usia # bulan sampai 5 tahun.
6ejak ditemukannya 7aksin (i,, angka terjadinya meningitis akibat (.influen)ae
menurun, bahkan hingga "4 di +merika 6erikat, namun hanya 584 anak dari seluruh
dunia, sebagian besar dari negara sedang berkembang, yang memiliki akses untuk
program imunisasi (ib. Pada anak yang tidak di7aksinasi (i,, infeksi sering terjadi
pada usia 8 bulan hingga 8 tahun.
(,8)
iii. Pneumokokus (Streptococcus pneumonia)
Meningitis yang disebabkan oleh Pneumococcus paling sering menyerang bayi di
bawah usia dua tahun. Meningitis yang disebabkan oleh bakteri Pneumokokus %,5 kali
lebih besar pada anak kulit hitam dibandingkan yang berkulit putih.faktor resiko yang
#
berpengaruh untuk infeksi oleh bakteri ini diantaranya otitis media, sinusitis,
pneumonia, otorrhea atau rhinorrea 9airan serebrospinal.
()
:eferensi &
(8,%,,6)
D. PATOFISIOLOGI
Penularan kuman dapat terjadi se9ara kontak langsung dengan penderita dan droplet
infection yaitu terkena per9ikan ludah, dahak, ingus, 9airan bersin dan 9airan
tenggorok penderita. 6aluran nafas merupakan port dentree utama pada penularan
penyakit ini. ,akteri'bakteri ini disebarkan pada orang lain melalui pertukaran udara
dari pernafasan dan sekresi'sekresi tenggorokan yang masuk se9ara hematogen
(melalui aliran darah) ke dalam 9airan serebrospinal dan memperbanyak diri
didalamnya sehingga menimbulkan peradangan pada selaput otak dan otak.
(6)
Penyebaran bakteri dapat pula se9ara perkontinuitatum dari peradangan organ atau
jaringan yang ada di dekat selaput otak, misalnya +bses otak, ;titis Media,
Mastoiditis, *rombosis sinus ka7ernosus dan 6inusitis. Penyebaran kuman bisa juga
terjadi akibat trauma kepala dengan fraktur terbuka atau komplikasi bedah otak.
(6)
<n7asi kuman'kuman ke dalam ruang subaraknoid menyebabkan reaksi radang pada
pia dan araknoid, -airan 6erebrospinal dan sistem 7entrikulus.
(6)
,akteri masuk ke -airan 6erebrospinal melalui pleksus khoroideus 7entrikel
lateralis dan meningen. Kemudian bersirkulasi ke -airan 6erebrospinal ekstraserebral
dan sela subara9hnoid kemudian bermultiplikaasi. =aktor kemotaktik kemudian
mendorong respon radang lokal yang ditandai dengan infiltrasi sel polimorfonuklear.
+danya lipo polisakarida dinding sel bakteri (endotoksin) bakteri gram negati7e
((.inflien)ae tipe b, 1. meningitides) dan komponen dinding sel pneumokokus (asam
tekihoat, peptidoglikan) merangsang respon radang dengan memproduksi *1=, <>'#,
Prostaglandin 3, dan mediator radang sitokin lain, kemudian terjadi infiltrasi neutrofil,
8
Etiologi Meningitis Purulenta Akuta Menurut Urutan Frekuensi
(!
1eonatus ,ayi dan anak 0ewasa
3. -oli
6treptokokus
6tafilokokus
Pneumokokus
(. influen)a
Meningokokus
Pneumokokus
3. -oli
6treptokokus
Pneumokokus
Meningokokus
6tafilokokus
6treptokokus
(. influen)a
kemudian pemingkatan permeabilitas 7askuler, perubahan sawar darah otak, dan
thrombosis 7askuler. 0an akan mengakibatkan sekuele radang kronis meningitis
purulenta. Proses radang dapat menyebabkan trombosis, infark otak, edema otak dan
degenerasi neuron'neuron. *rombosis serta organisasi eksudat perineural yang fibrino'
purulen menyebabkan kelainan saraf kranial.
(6)
E. MANIFESTASI "LINIS
Mulainya meningitis akut mempunyai dua pola dominan. Mulai mendadak, dengan
9epat manifestasi syok progresif, purpura, koagulasi intra7askuler tersebar, dan
kesadaran berkurang se9ara progresif, dramatis dan sering menunjukkan sepsis
meningokokus mematikan? manifestasi ini dapat berkembang menjadi kematian pada
85 jam.
()
Meningitis H. influenzae tipe b atau pneumokokus jarang mun9ul sebagai infeksi
yang dengan 9epat memburuk. Meningitis karena H. infulenzae tipe b atau
pneumokokus, dan beberapa kasus meningitis meningokokus, didahului dengan gejala'
gejala infeksi saluran pernapasan atas atau gastrointestinal.
()
*anda'tanda nonspesifik adalah demam (ada pada @$'@4 kasus), anoreksia dan
nafsu makan buruk, gejala infeksi saluran pernapasan atas, mialgia, artralgia,
takikardia, hipotensi dan berbagai tanda'tanda kulit, seperti petekie, purpura, atau ruam
makula eritematosa.
()
<ritasi meningeal tampak sebagai kaku kuduk, nyeri pinggang, tanda Kernig, dan
Brudzinski. Pada beberapa anak, terutama pada mereka yang usianya kurang dari #8'#8
bulan, tanda'tanda ini tidak nyata.
()
Kenaikan tekanan intrakranial ditandai dengan nyeri kepala, muntah, fontanela
9embung atau diastasis (pelebaran) sutura, paralisis saraf okulomotor atau abdusens,
hipertensi dengan bradikardia, apnea dan hiper7entilasi, sikap dekortikasi atau
deserebrasi, stupor, koma, atau tanda'tanda herniasi. Papil edema jarang pada
meningitis yang tidak terkomplikasi dan akan mengesankan proses lebih kronis, seperti
adanya abses intrakrnial, empiema subdural, atau penyumbatan sinus 7enosus dura.
*anda'tanda neurologis setempat biasanya karena penyumbatan 7askuler. 1europati
kranial saraf okuler, okulomotorius, abdusen, fasialis, dan auditorius juga dapat terjadi
karena radang setempat. Keseluruhan, sekitar #$'8$4 anak dengan meningitis bakteria
mempunyai tanda'tanda gangguan neurologis setempat. =rekuensi ini bertambah
%
sampai A%$4 pada meningitis pneumokokus, karena bakteri ini 9enderung merangsang
respons radang yang paling hebat.
()
Kejang'kejang (setempat atau menyeluruh) karena serebritis, infark, atau gangguan
elektrolit, ditemukan pada 8$'%$4 penderita dengan meningitis, lebih sering
ditemukan pada penerita dengan meningitis H. influenzae dan pneumokokus daripada
penderita dengan infeksi meningokokus. Kejang yang menetap sesudah hari ke'5 sakit
dan sukar diobati dihubungkan dengan prognosis yang jelek.
()
Perubahan status mental dan penurunan kesadaran sering dijumpai pada penderita
dengan meningitis dan kemungkinan disebabkan karena peningkatan tekanan
intrakranial, serebritis atau hipotensi Penderita koma mempunyai prognosis yang
buruk? tanda ini ditemukan lebih sering pada infeksi pneumokokus atau meningokokus
daripada pada meningitis karena H. Influenzae.
()
F. PEME#I"SAAN PENUN$ANG
Pungsi lumbal pada meningitis bakterial akut yang tidak diterapi akan
menunjukkan &
'
-airan serebrospinal keruh
'
Peningkatan tekanan 9airan serebrospinal
'
leukositosis polimorfik (ratusan atau ribuan sel per B> )
'
Peningkatan konsemtrasi protein (lebih dari #gC>)
'
Konsentrasi glukosa rendah (kurang dari setengah konsentrasi glukosa dalam
darah, tetapi seringkali tidak terdeteksi)
(%)
Pungsi lumbal harus dilakukan bila di9urigai adanya meningitis bakterial.
Kontraindikasi pungsi lumbal segera adalah&
(#) bukti adanya kenaikan tekanan intrakranial (selain dari pen9embungan
fontanella), seperti kelumpuhan saraf kranial ke'% atau ke'6 dengan penurunan tingkat
kesadaran, atau hipertensi dan bradikardia dengan kelainan pernapasan
5
(8) gangguan kardiopulmonal berat yang memerlukan 9ara'9ara resusitasi segera
untuk syok atau pada penderita yang adanya posisis untuk pungsi lumbal akan
mengganggu lebih lanjut fungsi kardiopulmonal
(%) infeksi kulit yang menutupi tempat pungsi lumbal
()
*emuan >-6 (>iDuor -erebrospinalC9airan serebrospinal) pada berbagai infeksi
Pen%akit Tekanan LCS Protein &itung sel Glukosa
Meningitis
bakterialis
Meningkat Meningkat sedang
sampai tinggi
A$ PM1 :endah
Meningitis 7irus 1ormal Meningkat sedikit
atau normal
>imfosit 1ormal
Meningitis
tuberkulosis
Meningkat
1ormal
Meningkat sedang Pleositosis atau
limfositosis
:endah
3nsefalitis Meningkat atau
normal
Meningkat sedikit
atau normal
>imfositosis 1ormal
Meningitis maligna Meningkat sedikit
atau normal
Meningkat Meningkat& baik
limfosit reaktif atau
sel'sel maligna
:endah
:eferensi&
(,6,8)
;rganisme kausatif dapat diidentifikasi dengan pewarnaan gram atau dengan
kultur atau teknik mole9ular tertentu.
Pemeriksaan penunjang lainnya meliputi&
o (itung darah lengkap (neutrofilia)
o Pemeriksaan koagulasi (koagulasi intra7as9ular disseminataC0<-)
o 3lektrolit (hiponatremia)
o Kultur darah (dapat positif walaupun 9airan serebrospinal steril)
o :adiografi dada dan 9ranium untuk mengidentifikasi sumber infeksi primer
(%)
P-: dapat digunakan untuk diagnostik, karena sangat sensitif dan spesifik
untuk molekul tertentu. P-: adalah metode yang paling efektif untuk mendeteksi
bakteri, terutama ketika pewarnaan Eram dan kultur >-6 tidak menunjukkan adanya
organisme. P-: dapat juga digunakan untuk diagnostik pada saat pasien telah diobati
dengan antibiotik, karena mikroorganisme yang mati dan hidup, keduanya dapat
dideteksi.
(")
G. DIAGNOSIS
0iagnosis meningitis purulenta ditegakkan dari anamnesis serta pemeriksaan fisik dan
dibantu oleh pemeriksaan laboratorium serta radiologis. 6aat datang ke rumah sakit,
kebanyakan pasien telah mengalami meningitis selama #'" hari. Eejala yang dialami
termasuk demam, konfusi, muntah, nyeri kepala, serta kekakuan pada leher.