Anda di halaman 1dari 5

1

Teknik Remote Sensing untuk Melacak


Lokasi Minyak dan Gas Bumi
Bumi memiliki permukaan dan variabel yang sangat kompleks. Relief topografi bumi dan
komposisi materialnya menggambarkan bebatuan pada mantel bumi dan material lain pada
permukaan dan juga menggambarkan faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan.
Masing-masing tipe bebatuan, patahan di muka bumi atau pengaruh-pengaruh gerakan
kerak bumi serta erosi dan pergeseran-pergeseran muka bumi menunjukkan perjalanan proses
hingga membangun muka bumi seperti saat ini. Proses ini dapat difahami melalui disiplin ilmu
geo-morfologi.
Eksplorasi sumber daya mineral merupakan salah satu aktifitas pemetaan geologi yang
penting. Pemetaan geologi sendiri mencakup identifikasi pembentukan lahan (landform), tipe
bebatuan, struktur bebatuan (lipatan dan patahannya) dan gambaran unit geologi. Saat ini
hampir seluruh deposit mineral di permukaan dan dekat permukaan bumi telah ditemukan.
Karenanya pencarian sekarang dilakukan pada lokasi deposit jauh di bawah permukaan
bumi atau pada daerah-daerah yang sulit dijangkau. Metode geo-fisika dengan kemampuan
penetrasi ke dalam permukaan bumi secara umum diperlukan dalam memastikan keberadaan
deposit ini minyak bumi dan gas dalam pembicaraan kita.
Akan tetapi informasi awal tentang kawasan berpotensi untuk eksplorasi mineral lebih
banyak dapat diperoleh melalui interpretasi ciri-ciri khusus permukaan bumi pada foto udara
atau citra satelit.
2


Belakangan analisa menggunakan citra satelit lebih banyak dilakukan daripada foto
udara, karena citra satelit memiliki beberapa nilai lebih, seperti:
1. mencakup area yang lebih luas, sehingga memungkinkan dilakukan analisa dalam
skala regional, yang seringkali menguntungkan untuk memperoleh gambaran geologis area
tersebut;
2. memiliki kemungkinan penerapan sensor pendeteksi multi-spektral dan bahkan hiper-
spektral yang nilainya dituangkan secara kuantitatif (disebut derajat keabuan atau Digital
Number dalam remote sensing), sehingga memungkinan aplikasi otomatis pada komputer
untuk memahami dan mengurai karakteristik material yang diamati;

3. memungkinkan pemanfaatkan berbagai jenis data, seperti data sensor optik dan
sensor radar, serta juga kombinasi data lain seperti data elevasi permukaan bumi, data geologi,
jenis tanah dan lain-lain, sehingga dapat ditentukan solusi baru dalam menentukan antar-
hubungan berbagai sifat dan fenomena pada permukaan bumi.
Makalah ini akan mengupas bagaimana minyak dan gas bumi tersimpan di perut bumi,
bagaimana hubungan lokasi tersimpannya mineral ini dengan struktur bebatuan di dalamnya.
3

Proses rangkaian eksplorasi dijelaskan secara umum. Kemudian untuk menjelaskan potensi
teknik remote sensing dalam menemukan lokasi tersebut, akan dijelaskan tentang fungsi
pemetaan geologi dan hubungannya dengan pendugaan struktur bebatuan di bawah
permukaan bumi, tempat yang memungkinkan ditemukannya minyak dan gas bumi.
Proses Pembentukan
Minyak dan gas dihasilkan dari pembusukan organisma, kebanyakannya tumbuhan laut
(terutama ganggang dan tumbuhan sejenis) dan juga binatang kecil seperti ikan, yang terkubur
dalam lumpur yang berubah menjadi bebatuan. Proses pemanasan dan tekanan di lapisan-
lapisan bumi membantu proses terjadinya minyak dan gas bumi. Cairan dan gas yang
membusuk berpindah dari lokasi awal dan terperangkap pada struktur tertentu. Lokasi awalnya
sendiri telah mengeras, setelah lumpur itu berubah menjadi bebatuan.
Minyak dan gas berpindah dari lokasi yang lebih dalam menuju bebatuan yang cocok.
Tempat ini biasanya berupa bebatuan-pasir yang berporos (berlubang-lubang kecil) atau juga
batu kapur dan patahan yang terbentuk dari aktifitas gunung berapi bisa berpeluang
menyimpan minyak. Yang paling penting adalah bebatuan tempat tersimpannya minyak ini,
paling tidak bagian atasnya, tertutup lapisan bebatuan kedap.
Minyak dan gas ini biasanya berada dalam tekanan dan akan keluar ke permukaan
bumi, apakah dikarenakan pergerakan alami sebagian lapisan permukaan bumi atau dengan
penetrasi pengeboran. Bila tekanan cukup tinggi, maka minyak dan gas akan keluar ke
permukaan dengan sendirinya, tetapi jika tekanan tak cukup maka diperlukan pompa untuk
mengeluarkannya.
Proses Eksplorasi: Pemetaan Lineaments, Lithologic dan Geo-botanic
Eksplorasi sumber minyak dimulai dengan pencarian karakteristik pada permukaan bumi
yang menggambarkan lokasi deposit. Pemetaan kondisi permukaan bumi diawali dengan
pemetaan umum (reconnaissance), dan apabila ada indikasi tersimpannya mineral, dimulailah
pemetaan detil.
4

Kedua pemetaan ini membutuhkan kerja validasi lapangan, akan tetapi kerja pemetaan
ini sering lebih mudah jika dibantu foto udara atau citra satelit. Setelah proses pemetaan, kerja
eksplorasi lebih intensif pada metoda-metoda geo-fisika, terutama seismik, yang dapat
memetakan konstruksi bawah permukaan bumi secara 3-dimensi untuk menemukan lokasi
deposit secara tepat. Kemudian dilakukan uji pengeboran.
Sumbangan teknik remote sensing terutama diberikan pada proses pemetaan, yaitu pemetaan
lineaments, jenis bebatuan di permukaan bumi dan jenis tetumbuhan.
Eksplorasi minyak dan gas bumi selalu bergantung pada peta permukaan bumi dan peta
jenis-jenis bebatuan serta struktur-struktur yang memberi petunjuk akan kondisi di bawah
permukaan bumi dengan yang cocok untuk terjadinya akumulasi minyak dan gas. Remote
sensing berpotensi dalam penentuan lokasi deposit mineral ini melalui pemetaan lineaments.
Lineaments adalah penampakan garis dalam skala regional sebagai akibat sifat geo-
morfologis seperti alur air, lereng, garis pegunungan, dan sifat menonjol lain yang menampak
dalam bentuk zona-zona patahan. Dengan menggunakan citra satelit gambaran keruangan alur
air misalnya dapat dilihat dalam skala luas, sehingga kemungkinan mencari relasi keruangan
untuk lokasi deposit mineral lebih besar.
Pemetaan lineament walaupun dapat dilakukan secara monoskopik (menggunakan satu
citra), tetapi akan lebih produktif jika digabungkan dengan pemetaan lithologic atau pemetaan
unit-unit bebatuan yang dilakukan secara stereoskopik (yang dapat mendeteksi ketinggian,
karena dilakukan pada dua buah citra stereo).
Kalangan ahli geologi meyakini bahwa refleksi gelombang elektromagnetik pada kisaran
1,6 sampai 2,2 mikrometer (=10-6 meter) atau pada spektrum pertengahan infra-merah (1,3
3,0 mikrometer) sangat cocok untuk eksplorasi mineral dan pemetaan lithologic. Keberhasilan
pemetaan ini bergantung pada bentuk topografi dan karakteristik spektral sebagaimana diamati
citra satelit.
Untuk kawasan yang dipenuhi tumbuhan, mesti dilakukan pendekatan geo-botanic,
yaitu pengetahuan tentang hubungan antara jenis tetumbuhan dengan kebutuhan nutrisi serta
5

air pada tanah tempat tumbuhan ini tumbuh. Dengan demikian distribusi tetumbuhan pun
dapat menjadi indikator dalam mendeteksi komposisi tanah dan material bebatuan di
bawahnya.
Interpretasi citra dalam menemukan garis-garis patahan geologis memang
membutuhkan keahlian tersendiri. Jika hanya mengandalkan lineaments, maka beberapa riset
menunjukkan cukup banyak perbedaan interpretasi. Karenannya data garis ini dikorelasikan
dengan karakteristik lain yang tertangkap sensor remote sensing, yaitu jenis bebatuan, yang
merupakan cerminan mineralisasi permukaan bumi. Studi tentang jenis bebatuan dan respon
spektral sangat membantu pencarian permukaan di mana deposit mineral tersimpan.
Penutup
Demikian sepintas potensi remote sensing dalam menemukan lokasi deposit minyak
bumi dan gas. Potensi ini memuat proses pemetaan lineaments, pemetaan lithologic dan
pemetaan sebaran jenis tumbuhan dan hubungannya dengan jenis tanah dan bebatuan di
dasarnya (geo-botanic).
Pada kesempatan mendatang akan didiskusikan perkembangan sensor hyper-spectral
yang memungkinkan identifikasi bebatuan lebih akurat lagi. Begitu juga aplikasi sensor radar
memungkinkan pengenalan bebatuan sampai kedalaman tertentu. Potensi-potensi ini tetap
mesti dikaji kehandalannya dengan bantuan interpretasi para ahli geologi.

Anda mungkin juga menyukai