Anda di halaman 1dari 2

1

Tumpahan Minyak di Perairan beserta Solusinya


Dayu Gigih Wibisono
NIM: 25113016
Program Studi Magister Teknik Geodesi dan Geomatika
Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian
Institut Teknologi Bandung

I. Persoalan Pesisir dan Laut Indonesia
Pesisir didefinisikan sebagai daerah peralihan antara Ekosistem darat dan laut yang
dipengaruhi oleh perubahan di darat dan laut. Sedangkan laut merupakan kumpulan air asin
yang menggenangi daratan atas benua atau pulau dan memiliki sifat-sifat fisis yang
berinteraksi dengan atmosfer serta benda-benda langit, terutama bulan dan matahari. Laut dan
pesisir menjadi sebauah satu kesatuan fenomena yang utuh dimana keduanya saling
berkorelasi.
Aktivitas manusia di pesisir dan laut menimbulkan beberapa persoalan, salah satunya
adalah tumpahan minyak. Tumpahan minyak ini dapat memengaruhi kelangsungan hidup
biota yang ada pada perairan tersebut. Pengaruh tumpahan minyak di perairan dapat
menyebar ke wilayah lain akibat sifat fisis perairan. Hal ini perlu ditanggulangi secara cepat
dan tepat. Tindakan penanggulangan ditentukan bedasarkan hasil dari sistem informasi
geografis model tumpahan minyak.
II. Model Tumpahan Minyak dengan GIS
Dalam pembuatan model tumpahan minyak diperlukan beberapa hal sebagai berikut:
1. Peta batimetri
2. Peta dasar
3. Konstanta pasut dan data elevasi muka air
4. Data angin
5. Peta indeks kepekaan lingkungan
6. Software pendukung
7. Model sirkulasi arus laut
8. Model tumpahan minyak
9. Penyebaran tumpahan minyak
2

Integrasi model lintasan tumpahan minyak dengan SIG pada prinsipnya adalah memplot
dan memvisualisasikan lintasan dan penyebaran hasil simulasi model pada Peta Indeks
Kepekaan Lingkungan (ESI) beserta dengan semua basis pendukungnya. Integrasi ini
merupakan salah satu aplikasi SIG yang digunakan dalam perencanaan penganggulangan
tumpahan minyak.

Gambar 1. Contoh Diagram Alir Sistem Integrasi Model Lintasan Tumpahan Minyak dengan SIG di Selat
Malaka.
III. Penanggulangan Tumpahan Minyak di Perairan
Terdapat beberapa metode dalam menanggulangi tumpahan minyak di perairan, yaitu:
1. Metode fisika/mekanis
Metode fisika dilakukan dengan menggunakan boom, absorben, dan skimmer. Boom
efektif digunakan pada perairan dangkal. Absorben menggunakan material yang
berasal dari material inorganik (glass woll dan batu apung) dan material organik
(jerami, rumput kering, alang-alang dan kapas). Skimmer dilakukan dengan
menyedot minyak dengan menggunkan material yang berpori atau melekatkan
minyak pada suatu material dan kemudian mengagkatnya dari air. Atau dengan kata
lain hanya mengambil minyak dalam keadaan cair yang berapda di permukaan.
2. Metode kimia
Metode kimia dilakukan dengan menggunakan dispersan.
3. Metode biologi (bioremediation)
Bioremediation dibagi kedalam dua bagian, yaitu bioaugmentasi (mikro organism
pengurai ditambahkan atau dilakukan pembenihan) dan biostimulasi (pertumbuhan
pengurai karbon dirangsang dengan menggunakan atau menambahkan nutrient
fosfat/nitrat).
4. Pembakaran

Anda mungkin juga menyukai