Anda di halaman 1dari 28

Laporan Kasus

Eritroderma
Pembimbing :
dr. Bowo Wahyudi, Sp.KK
Penyusun :
Dedek Rahmat Pratama Arman
IDENTITAS
Nama : Ny. N
Umur : 78 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Alamat : Langensari
Tanggal Berobat : 29 Maret 2014
ANAMNESIS (Alloanamnesa 01 April 2014)
Keluhan Utama :
Kulit bersisik dan kasar disertai dengan
rasa perih serta gatal diseluruh tubuh
sejak 7 hari sebelum masuk rumah sakit.

Riwayat Penyakit Sekarang :
Seorang perempuan 78 tahun datang ke UGD
Rumah Sakit Umum Kota Banjar dengan keluhan
kulit bersisik kasar terasa perih dan gatal diseluruh
tubuh sejak 7 hari SMRS. Pasien mengaku awalnya
sekitar 9 hari yang lalu kulit timbul bintik-bintik merah
pada sekitar lengan, dada serta punggung. Karena
keluhannya tersebut akhirnya pasien berobat kebidan
dan diberikan obat berupa amoxicillin, obat
penghilang gatal, serta obat yang disuntikan.
Setelah mengkonsumsi obat tersebut pasien
merasakan keluhannya semakin bertambah, pasien
merasakan kulitnya semakin gatal dan terasa
keseluruh tubuh, yang awalnya hanya berada di
sekitar dada, punggung dan lengan saja. Keluhan
yang dirasakan berupa gatal yang semakin tak
tertahankan, yang awalnya hanya berupa bercak
pasien merasakan kulitnya menjadi bersisik, bila kulit
yang bersisik tersebut terkelupas pasien mengeluh
terasa perih. Pasien juga merasa sering demam
namun tidak begitu tinggi dan mengigil. Mual (-) dan
muntah (-)
Keluhan seperti adanya mata merah
maupun bibir sariawan disangkal oleh
pasien. Pasien menyangkal pernah
mengalami keluhan kulit bersisik dan gatal
sebelumnya. Pasien juga menyangkal
didalam keluarga memiliki keluhan yang
sama dengan yang dialami oleh pasien.
Riwayat alergi makanan yang memicu
terjadinya gatal maupun ruam kemerahan
pada kulit pasien disangkal dan tidak
dirasakan oleh pasien. Pasien menyatakan
baru kali ini setelah minum obat timbul reaksi
seperti ini yang berupa gatal, dan kulit
terkelupas. Sebelumnya setiap pasien
mengkonsumsi obat tidak ada keluhan
apapun setelahnya.
PEMERIKSAAN FISIK
Kesadaran : Composmentis
Keadaan umum : Tampak sakit ringan
Vital Sign :
Nadi :96x/menit
RR :22x/menit
Suhu :36C
Kepala : Normochepal
Mata : Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik
(-/-)
Hidung : Septum deviasi (-), sekret (-/-)
Mulut : Mukosa bibir kering (+), stomatitis (-)


Leher : Pembesaran KGB (-)
Thorax : Paru : Pergerakan dada simetris, vesikuler (-/-)
Jantung : Ictus cordis teraba di ICS 5, BJ I dan II reguler
Abdomen : Tampak datar, supel, BU normal,organomegali
(-)
Ekstremitas : Akral hangat (+/+), edema (-/-), pitting nails (-/-)

Status Dermatologis
Distribusi Universal
A/R Seluruh Tubuh
Lesi
Lesi multiple, kering, sebagian konfluens sebagian diskret,
berbatas tegas, bentuk sebagian bulat sebagian tidak
beraturan, sebagian lentikular sebagian numular.
Efloresensi
Makula dengan sebagian hiperpigmentasi, sebagian
eritema, skuama sebagian tebal sebagian berlapis.
Laboratorium
Hb 10,7 mg/dl 11,7-15,5
Ht 30,2 % 33-45
Leukosit 8.500 /ul 5000-10000
Trombosit 305.000/ul 150-440ribu/ul
Erotrosit 6,4 juta/ul 3,80-5,20juta/ul
Ureum 45,8 mg/dl 20-40
Kreatinin 1,32 mg/dl 0,6-1,5
Gula Darah Sewaktu 140 mg/dl 70-140
Resume
Seorang perempuan 78 tahun datang ke
UGD Rumah Sakit Umum Kota Banjar dengan
keluhan kulit bersisik kasar terasa perih dan
gatal diseluruh tubuh sejak 7 hari SMRS.
Pasien mengaku awalnya sekitar 9 hari yang
lalu kulit timbul bintik-bintik merah pada sekitar
lengan, dada serta punggung. Karena
keluhannya tersebut akhirnya pasien berobat
kebidan dan diberikan obat berupa amoxicillin,
obat penghilang gatal, serta obat yang
disuntikan.
Setelah mengkonsumsi obat tersebut pasien
merasakan keluhannya semakin bertambah, pasien
merasakan kulitnya semakin gatal dan terasa
keseluruh tubuh, yang awalnya hanya berada di
sekitar dada, punggung dan lengan saja. Keluhan
yang dirasakan berupa gatal yang semakin tak
tertahankan, yang awalnya hanya berupa bercak
pasien merasakan kulitnya menjadi bersisik, bila kulit
yang bersisik tersebut terkelupas pasien mengeluh
terasa perih. Pasien juga merasa sering demam
namun tidak begitu tinggi dan mengigil.
DIAGNOSIS BANDING

Eritroderma
Syndroma Stevens-Johnsons
Psoriasis

DIAGNOSIS KERJA
Eritroderma e.c Alergi Obat


RENCANA PEMERIKSAAN
PENUNJANG
Pemeriksaan laboratorium
Pemeriksaan KOH
Pemeriksaan histopatologi
Pemeriksaan biopsi kulit


Penatalaksanaan
Non-Medikamentosa :
Edukasi tentang penyakit
Menghentikan konsumsi obat yang memungkinkan memiliki
potensi yang menyebabkan timbulnya keluhan yang ada
pada pasien.
Menjaga kebersihan dan menghindari stress
Diet tinggi protein
Medikamentosa :
Topikal : Emolien
Sistemik : Kortikosteroid metilprednisolon 2 x 1 amp
Cetrizin 1 x 1
Suportif : Pemberian cairan D5

PROGNOSIS
Quo Ad Vitam : Ad Bonam
Quo Ad Functionam : Ad Bonam
Quo Ad Sanationam : Ad Bonam

Analisa Kasus
Berdasarkan anamnesis pada pasien ini
didapatkan keluhan berupa :
Pasien berusia 78 tahun
Kulit kemerahan disertai dengan skuama
Terasa gatal dan perih
Pasien terkadang merasa demam dan mengigil
Sebelumnya pasien mengkonsumsi obat yang
mengandung penisilin
Sesuai dengan penyakit Eritroderma yang merupakan kelainan kulit
yang ditandai adanya eritema universalis (90%-100%), biasanya disertai
dengan skuama yang berlangsung dalam beberapa hari sampai beberapa
minggu. Penyakit ini dapat mengenai pria maupun wanita namun paling
sering pada pria dengan rasio 2:1 dengan onset usia rata-rata lebih dari 40
tahun.
Gambaran klinis pada beberapa pasien
ditandai dengan :
Berupa ruam kemerahan dengan skuama
pada hampir seluruh tubuh
Gatal yang tidak tertahankan
Demam, mengigil, dan lemas.
BERDASARKAN PEMERIKSAAN FISIK
Lesi pada eritroderma sesuai dengan tinjauan
pustaka dapat universal maupun generalisata.
Tersering lesi pada eritroderma adalah universal.
Selain itu gambaran skuama sangat bervariasi baik
ukuran maupun ketebalannya tergantung pada
stadium eritroderma tersebut. Pada keadaan akut
biasanya skuama besar-besar dan berkrusta
sedangkan kronik skuama bertedensi kecil-kecil dan
kering
BERDASARKAN DIAGNOSIS BANDING
Sindrom Stevens-johnson :
Pada kasus ini di diagnosis banding dengan syndroma
stevens-johnsons karena menurut tinjauan pustaka didapat
3 gejala kelainan berupa : kelainan kulit, kelainan selaput
lendir di orifisium dan kelainan mata.
Psoriasis
penyakit yang penyebabnya autoimun, dengan ditandai
adanya bercak-bercak eritema berbatas tegas dengan
skuama yang kasar, berlapis-lapis dan transparan, disertai
dengan fenomena tetesan lilin. Maka dari itu didapatkan
kriteria psoriasis untuk menjadi diagnosis dengan
gambaran seperti
BERDASARKAN PENATALAKSANAAN
Pada eritroderma diberikan diet tinggi protein
dikarenakan terlepasnya skuama mengakibatkan kehilangan
protein. Sehingga diperlukan asupan protein yang tinggi untuk
menggantinya. Pada pasien dengan eritroderma yang
disebabkan oleh obat maka pasien harus menghentikan obat
yang menjadi pemicu tersebut agar tidak terjadi kembali kasus
seperti ini pada pasien.
Pengobatan medikamentosa pada kasus ini adalah
dengan pemberian kortikosteroid yang sistemik berupa
metilprednisolon dengan dosis awal berupa 4 x 10mg. Jika
dalam beberapa hari tidak didapat perubahan dapat dinaikan
hingga 4 x 15mg. Setelah tampak perbaikan dosis dapat
diturunkan perlahan-lahan.

Antibiotik diberikan jika didapatkan
infeksi sekunder pada pasien.
BERDASARKAN PROGNOSIS
Eritroderma yang disebabkan oleh obat
dapat membaik setelah penggunaan obat
yang menjadi pemicu dihentikan dan diberi
terapi yang sesuai.

Daftar Pustaka
Djuanda. A. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Edisi kelima. Jakarta: FKUI. 2008. Hal 197-
199
Siregar R.S. Saripati Penyakit Kulit. Jakarta. EGC. 2005.
Kartowigno Soenarto. Sepuluh Besar Penyakit Kulit. Edisi Kedua. Palembang: FKUNSRI.
2012. Hal 121
M. Jane. L, Megan. R, Marti. Exfoliative dermatitis in Fitzpatricks Dermatology in General
Medicine 7
th
Edition. New York: W.B Saunders Company;2008. Hal: 225-231
Sterry, W. Assaf, C. Erythroderma in Dermatology Bolognia, et all. Spain: Mohsy Elsevier.
2008. Hal: 149-158
D, Patrick. Eritroderma in At a Glance Medicine. Jakarta : Erlangga 2009. Hal 123
Sigurdson, V. Toonstra, J. Erythroderma in A Clinical and Follow Up Study of 102 Patients
with Special Emphasis on Survival. 1996. Juli. Hal 53-57
K. Soenarto. Sepuluh Besar Penyakit Kulit. Edisi Kedua. Palembang: FKUNSRI. 2012. Hal
113-191
Adithan, C. Stevens-Johnsons Syndrome, In : Drug Alert, Volume:2. Issue1. JIPMER.
India. 2006. Hal 234-243
Yuan X,Y. Guo JY. Erythroderma in A Clinical Etiological Study of 82 case in medscape.
2010. Hal 373-377
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai