Pendahuluan Cemas berlebihan merupakan suatu fenomena yang sering kita jumpai dalam kehidupan sehari hari. Namun pada dasarnya cemas berlebihan ini merupakan suatu masalah. Masalah ini bisa terjadi pada siapa saja, namun usia rata rata yang sering mengalami masalah ini adalah usia remaja (13 18 tahun ). Reaksi cemas berlebihan ini ditandai oleh kecemasan yang berlebihan dan menahun . Aktivitas sususan syaraf vegetatif meninggi secara nyata . Mereka bereaksi terhadap stress dengan cara regresi ; sering khawatir bila berada dalam situasi yang baru, ragu-ragu dan mau menurut saja. Sering takut-takutan, takut gelap, orang asing, guntur, binatang dan apa saja. Sering mengalamai insomnia, mimpi-mimpi buruk, enuresis dan preokupasi mengenai kesehatan badaniah. Gangguan ini bila tidak ditangani dengan segera akan menyebabkan gangguan nerotik dan cenderung pada nerosa fobik dan hipokondrik. Masa remaja dikenal sebagai masa gawat dalam perkembangan kepribadian sebagai masa badai dan stres . Dalam masa ini remaja dihadapi dengan pertumbuhan yang cepat, perubahan-perubahan badaniah dan pematangan sexual. Pada waktu yang sama status sosialnya juga mengalami perubahan, bila dahulu mereka sangat tergantung kepada orangtuanya atau orang lain, sekarang mereka harus belajar berdiri sendiri dan bertanggung jawab yang membawa dengan sendirinya masalah pernikahan, pekerjaan dan status sosial umum. Kebebasan yang lebih besar membawa tanggung jawab yang lebih besar pula. Pendekatan kekeluargaan merupakan jalur utama yang harus ditempuh dalam penanganan masalah ini, karena remaja remaja yang bermasalah tersebut merupakan bagian dari suatu keluarga.
FAKTOR PENYEBAB Penyebab gangguan reaksi cemas berlebihan pada umunya terjadi karena ketidakmampuan untuk menyesuaikan diri pada suatu situasi / keadaan tertentu. Pada remaja, reaksi cemas berlebihan bisa terjadi karena remaja mengalami suatu keadaan yang relatif mudah berubah-ubah,ini disebabkan karena ciri dari remaja itu sendiri diantaranya : 1. Masa remaja sebagai periode penting Walaupun semua periode dalam rentang kehidupan penting pada usia remaja perkembangan fisik dan mental yang cepat menimbulkan perlunya penyesuaian mental dan perlunya membentuk sikap ,nilai dan minat baru yang mempunyai akibat jangka panjang pada usia berikutnya. 2. Masa remaja sebagai periode peralihan Pada masa ini remaja bukan lagi seorang anak dan juga bukan orang dewasa ,bila berperilaku anak-anak ia akan bertindak dewasa tetapi bila berperilaku dewasa dia dikatakan masih belum waktunya seperti orang dewasa. 3. Masa remaja sebagai periode perubahan Ada 5 perubahan yang terjadi pada remaja : -Pertama peningkatan emosi -Kedua, perubahan fisik -Ketiga,perubahan perilaku -Keempat, perubahan pandangan terhadap nilai -Kelima,bersikap ambivalen terhadap perubahan yang terjadi atas dirinya. 4. Masa remaja sebagai usia bermasalah Terdapat dua alasan ,pertama sepanjang masa anak-anak segala masalah diselesaikan orang tua atau guru.Kedua, karena remaja merasa mandiri sehingga tidak perlu bantuan orang lain, sehingga banyak kegagalan-kegagalan dalam menyelesaikan masalah karena belum berpengalaman 5. Masa remaja sebagai masa mencari identitas Identitas diri yang dicari remaja berupa usaha untuk menjelaskan siapa dirinya dan apa perannya dalam masyarakat. 6. Masa remaja sebagai usia yang menimbulkan ketakutan Karena anggapan bahwa remaja adalah anak-anak yang tidak rapi, yang tidak dapat dipercaya dan cenderung merusak maka remaja cenderung ragu dalam membuat keputusan dan mencari bantuan dalam mengatasi masalanya. 7. Masa remaja sebagai masa yang tidak realistik Remaja cenderung untuk melihat dirinya dan orang lain sebagaimana yang ia inginkan bukan sebagaimana adanya. Selain itu pada masa remaja mengalami beberapa perubahan diantaranya adalah : 1. Perubahan fisik 1. Perubahan eksternal Tinggi badan, rata-rata anak perempuan mencapai tinggi maksimal pada usia 17-18 tahun sedang anakklaki- laki antara usia 19-20 tahun. Berat badan, perubahan berat badan mengikuti jadwal yang sama dengan perubahan tinggi badan Proporsi tubuh, berbagai anggota tubuh mencapai perbandingan yang seimbang Organ sex, organ sex wanita dan laki-laki mencapai ukuran yang matang tetapi fungsi belum maksimal sampai beberapa tahun kemudian . Sedangkan ciri sex sekunder mencapai tingkat perkembangan matang pada akhir masa remaja. 2. Perubahan internal Sistem pencernaan, perut manjadi lebih panjang, usus bertambah panjang dan bertambah besar, otot perut dan dinding usus bertambah tebal dan lebih kuat, ukuran hati bertambah besar dan kerongkongan bertambah panjang Sistem peredaran darah,jantung bertambah besar dengan pesat, pada usia remaja akhir berat jantung dua kali berat jantung waktu lahir. Sistem pernafasan, kapasitas paru anak wanita matang pada usia 17 tahun sedangkan laki-laki beberapa tahun kemudian. Sistem endokrin, kelenjar seks berkembang pesat meskipun belum mencapai ukuran matang. Jaringan tubuh, perkembangan rangka berhenti pada usia 18 tahun,jaringan lain terus berkembang terutama jaringan otot. 2. Perubahan emosi Pola emosi pada remaja sama dengan anak-anak,yang membedakan terletak pada ransangan dan derajat yang membangkitkan emosi. Emosi yang umum yang dimiliki oleh remaja antara lain ; amarah,takut,cemburu,ingin tahu,irihati,gembira, sedih, kasih sayang. Remaja yang memiliki kematangan emosi memberikan reaksi emosional yang stabil , tidak berubah-ubah dari suatu suasana hati ke suasana hati yang lain. 3. Perubahan sosial Salah satu tugas perkembangan masa remaja yang tersulit adalah berhubungan dengan penyesuaian sosial, hal tersebut dikarenakan oleh kuatnya pengaruh kelompok sebaya disebabkan remaja lebih banyak diluar rumah bersama teman sebaya. Disamping itu faktor lingkungan juga mempengaruhi gangguan perilaku yaitu : 1. Orang tua Sikap orang tua terhadap remaja merupaka faktor yang sangat penting bagi perkembangan kepribadian remaja.Perkawinan yang tidak bahagia atau perceraian menimbulkan kebingungan pada remaja.Bila orang tua tidak rukun ,maka sering mereka tidak konsekuen dalam hal mengatur disiplin dan sering mereka bertengkar didepan anak-anak mereka.Sebaliknya disiplin yang dipertahankan secara kaku dapat menimbulkan frustasi yang hebat.Disiplin harus dipertahankan dengan bijaksana ,jangan sampai seakan-akan ada dua blok dirumah,yaitu orang tua disatu pihak dan anak-anak dilain pihak.
2. Saudara-saudara Rasa iri hati terhadap saudar-saudara adalah normal, biasanya lebih nyata pada anak pertama dan lebih besar antara anak-anak dengan jenis kelamin yang sama.Perasaan ini akan bertambah keras bila orang tua memperlakukan anak-anak tidak sama (pilih kasih).Untuk menarik perhatian dan simpati dari orang tua,biasanya remaja menunjukkan perilaku agresif atau negativistik. 3. Orang-orang lain didalam rumah Seperti nenek,saudar orang tua atu pelayan,juga dapat mempengaruhi perkembangan kepribadian pada remaja. Nenek pada umumnya menunjukkan sikap memanjakan terhadap cucunya 4. Hubungan disekolahnya Yang perlu diselidiki adalah bagaimana hubungan remaja dengan gurunya, teman sekolahnya. Tidak jarang seorang guru yang sifatnya terlalu keras justru menimbulkan kenakalan pada murid-muridnya. 5. Keadaan ekonomi Gangguan perilaku lebih sering didapati pada anak-anak dari golongan sosio-ekonomi tinggi atau rendah. Hal ini terjadi mungkin karena orang tua mereka terlalu sibuk dengan kegiatan-kegiatan sosial (pada kalangan atas)atau sibuk dengan mencari nafkah (pada kalangan rendah) sehingga lupa menyediakan waktu untuk berkomunikasi dengan baik pada para remaja. Menurut Rosenheim,Tucker dan Lafore, diambil kesimpulan bahwa orang tua remaja dengan gangguan perilaku sering menunjukkan sikap menolak terhadap anak mereka. Sikap menolak ini mempunyai latar belakang tertentu, misalnya : Perkawinan yang tidak bahagia.Isteri mengira bahwa denagn adanya anak,hubungan suami istri akan menjadi baik. Bila kemudian ternyata tidak demikian, maka anaklah yang dipersalahkan (mungkin secara tidak disadari) Sikap menolak juga mungkin timbul karena sebelumnya ibunya takut hamil lagi karena kesulitan ekonomi dan kelahiran seorang anak akan menambah beban keluarga. Sikap menolak dari orang tua terhadap anak mereka terutama pada remaja diantaranya adalah : Menghukum anaknya /remaja secara berlebih lebihan. Anak /remaja kurang diperhatikan mengenai makanan,pakaian,kemajuan disekolah dan kegiatan sosial. Kurang sabar terhadap anaknya/remaja dan mudah marah. Ancaman-ancaman untuk mengusir anak/remaja Anak/remaja yang bersangkutan diperlakukan lain dibandingkan dengan saudara-saudaranya. Sangat kritis terhadap anak/remaja tersebut.
PENGKAJIAN A.DATA-DATA IDENTIFIKASI 1. Nama keluarga 2. Alamat dan nomor telepon 3. Komposisi keluarga 4. Tipe bentuk keluarga 5. Latar belakang kebudayaan 6. Identifikasi religi 7. Status kelas keluarga 8. Aktifitas-aktifitas rekreasi atau aktifitas waktu luang
B.TAHAP PERKEMBANGAN DAN RIWAYAT KELUARGA Tahap perkembangan keluarga saat ini Jangkauan pencapaian tahap perkembangan Riwayat keluarga inti Riwayat keluarga orang tua
C.DATA LINGKUNGAN Karakteristik-karakteristik rumah Karakteristik-karakteristik dari lingkungan sekitar rumah dan komunitas yang lebih besar Mobilitas geografi keluarga Asosiasi-asosiasi dan transaksi-transaksi keluarga dengan komunitas Jaringan dukungan sosial keluarga
D.STRUKTUR KELUARGA a. Pola-pola komunikasi Jangkauan komunikasi fungsional dan disfungsional(tipe-tipe pola berulang). Jangkauan dari pesan dan bagaimana diungkapkan. Karekteristik komunikasi dalam sub sistem-sub sistem keluarga. Tipe-tipe proses komunikasi disfungsional yang ditemukan dalam keluarga. Bidang-bidang komunikasi tertutup. Variabel-variabel keluarga dan eksternal yang mempengaruhi komunikasi. b. Struktur kekuasaan Hasil-hasil dari kekuasaan. Proses pengambilan keputusan. Dasar-dasar kekuasaan. Variabel-variabel yang mempengaruhi kekuasaan. Seluruh kekuasaan keluarga. c. Struktur peran Struktur peran formal. Struktur peran infomal Analisis model-model peran. Variabel struktur peran yang mempengaruhi. d. Nilai-nilai keluarga Bandingkan keluarga dengan orang Amerika / nilai-nilai kelompok referensi keluarga dan atau mengidentifikasi nilai-nilai penting keluarga dan pentingnya (prioritas) dalam keluarga. Kongruensi antara nilai-nilai keluarga dan nilai-nilai subsistem keluarga juga kelompok referensi dan atau komunitas yan lebih luas. Variabel-variabel yang mempengaruhi nilai-nilai keluarga.Apakah nilai-nilai ini dipegang teguh oleh keluarga secara sadar maupun secara tidak sadar.
E.FUNGSI-FUNGSI KELUARGA 1. Fungsi afektif Kebutuhan-kebutuhan keluarga. Mutual Nurturance, keakrapan dan identifikasi. Diagram kedekatan dalam keluarga sangat membantu dalam hal ini. Perpisahan dan kekerabatan.
2. Fungsi sosialisasi Praktik-praktik pengasuhan anak dalam keluarga. Kemampuan adaptasi praktik-praktik pengasuhan anak untuk bentuk keluarga dan situasi dari keluarga.Siapa- siapa yang menjadi pelaku sosialisasi bagi anak-anak?Nilai-nilai anak dalam keluarga. Keyakinan-keyakinan kultur yang mempengaruhi pola-pola pengasuhan anak.Estimasi tentang apakah keluarga beresiko. Mengalami masalah-masalah pengasuhan anak dan jika demikian, indikasi bagi faktor-faktor resiko tinggi. Adekuasi lingkungan rumah akan kebutuhan anak untuk bermain. 3. Fungsi perawatan kesehatan Keyakinan kesehatan, nilai-nilai dan perilaku keluarga. Definisi sehat-sakit dari keluarga dan tingkat pengetahuan mereka. Status kesehatan yang diketahui keluarga dan kerentanan terhadap sakit. Praktik-praktik diit keluarga , adekuasi diit keluarga (catatan riwayat makan untuk 24 jam yang direkomendasikan) . Fungsi jam makanan dan sikap terhadap makanan dan jam makan. Praktik-praktik berbelanja(dan perencanaannya) Individu-individu yang bertanggungjawab terhadap perencanaan berbelanja dan menyiapkan makanan. Kebiasaan tidur dan istirahat. Latihan dan praktik-praktik rekreasi (tidak dimasukkan sebelumnya) Kebiasaan menggunakan obat-obat keluarga. Peran keluarga dalam praktik-praktik perawatan diri. Praktik-praktik lingkungan keluarga. Cara-cara preventif berdasarkan medis(uji fisik,mata,pendengnaran dan imunisasi) Praktik-praktik kesehatan gigi. Riwayat kesehatan keluarga (baik penyakit umum maupun khusus yang berhubungan dengan lingkungan maupun genetika). Layanan kesehatan yanng diterima. Perasaan dan persepsi mengenai layanan kesehatan. Layanan perawatan kesehatan darurat. Layanan kesehatan gigi. Sumber pembiayaan medis dan gigi. Logistik perawatan yang diperoleh.
F. COPING KELUARGA Stressor-stressor keluarga jangka panjang dan pendek. Kemampuan keluarga untk merespon,berdasarkan penilaian obyektif terhadap situasi-situasi yan menimbulkan stress. Penggunaan strategi-strategi koping(sekarang/yang lalu). -Perbedaan cara koping keluarga. -Strategi-strategi coping internal keluarga. -Strategi-strategi coping eksternal keluarga. Bidang-bidang atau situasi dimana keluarga telah mencapai penguasaan. Penggunaan strategi-strategi adaptif disfungsional yang digunakan(sekarang/yang lalu).
ANALISA DATA Analisa data dilakukan dengan menggunakan ipologi masalah kesehatan,yang terdiri dari 3 kelompok sifat masalah kesehatan (Freeman). 1. Ancaman kesehatan (Health Treats) Merupakan suatu kondisi atau situasi yang dapat menimbulkan penyakit,kecelakaan atau tidak mengenal potensi kesehatan,misalnya: Riwayat penyakit keturunan dalam keluarga. Penyaki menular Besar/jumlah keluarga hubungannya dengan sumber daya keluarga. Kecelakaan. Nutrisi. Stress. Kesehatan lingkungan. Kebiasaan personal. Karakteristik personal. Riwayat kesehatan. Peran. Status imunisasi.
2. Defisit kesehatan Merupakan suatu keadaan gagal mempertahankan kesehatan termasuk: Keadaan sakit yang belum/sudah terdiagnosa. Kegagalan tumbuh kembang secara normal. Gangguan kepribadian. 3. Krisis Adalah saat-saat keadaan menuntut terlampau banyak dari individu atau keluarga dalam hal penyesuaian maupun dalam hal sumber daya mereka,meliputi : Perkawinan. Kehamilan,persalinan,masa nifas. Menjadi orang tua.
DIAGNOSA KEPERAWATAN KELUARGA 1. Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah reaksi cemas berlebihan sehubungan dengan kurangnya informasi akibat yang ditimbulkan karena penerapan disiplin yang kaku. 2. Ketidakmampuan keluarga mengambil keputusan untuk melakukan tindakan terhadap masalah gangguan reaksi cemas berlebihan pada remaja. 3. Ketidakmampuan keluarga memberikan perawatan pada anggota keluarga dengan gangguan reaksi cemas berlebihan pada remaja. 4. Ketidakmampuan keluarga memelihara lingkungan rumah yang menunjang kesehatan untuk mengatasi masalah gangguan reaksi cemas berlebihan sehubungan dengan perceraian orang tua. 5. Ketidakmampuan keluarga memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan untuk mengatasi masalah gangguan reaksi cemas berlebihan.