Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN
Selama abad yang lalu, kimia telah membuat kita semakin memahami
dunia fisik dan biologis serta kemampuan kita untuk memanipulasinya. Pekerjaan
yang dilakukan di laboratorium kimia di seluruh penjuru dunia terus
memungkinkan kemajuan penting di dunia sains dan teknik. Laboratorium kimia
menjadi pusat pemerolehan pengetahuan dan pengembangan materi baru untuk
digunakan di masa depan, serta pusat pemantauan dan pengendalian bahan kimia
yang saat ini digunakan secara rutin dalam ribuan proses komersial.
Tidak dapat dipungkiri lagi bahwa saat ini labioratorium kimia telah
mnjadi salah satu kebutuhan. Sebab kebutuhan akan produk serta data hasil
industri semakin meningkat dan membuat industripun memperluas area dan
berkembang pesat. Produk handal dan data valid manjadi harga mahal bagi
mereka pelaku industri. Olehkarenanya sangat dibutuhkan sebuah jaminan bahwa
suatu laboratorium tersebut diakui kinerja dan hasilnya. Sehingga ada standar
yang mengatur suatu laboratorium agar sesuai etika dan prosedur dalam setip
proses aktifitasnya yang sering dikenal dengan ISO 17025.
Sebagian besar bahan kimia yang saat ini dihasilkan dan digunakan adalah
bahan yang bermanfaat, tetapi sebagian juga berpotensi merusak kesehatan
manusia, lingkungan, dan sikap masyarakat terhadap perusahaan kimia. Lembaga
harus menyadari potensi penyalahgunaan secara tidak sengaja dan sengaja seperti
terorisme atau perdagangan obat-obatan ilegal. Laboratorium menghadapi
sejumlah ancaman, termasuk pencurian informasi sensitif, peralatan bernilai
tinggi, dan bahan kimia dengan penggunaan-ganda yang mungkin digunakan
sebagai senjata. Penyelamatan dan pengamanan bahan kimia bisa mengurangi
risiko-risiko ini. Sehingga sangat perlu untuk diperhatikan mengenai akomodasi
dan lingkungan pengujian dan/atau kalibrasi agar kegiatan yang berlangsung
terkontrol sesuai standar yang telah ditetapkan.






BAB II
AKOMODASI DAN LINGKUNGAN PENGUJIAN DAN/ATAU
KALIBRASI


2.1 Definisi Akomodasi, lingkungan dan keamanan
Akomodasi merupakan sesuatu yang disediakan untuk memenuhi kebutuhan,
misalnya tempat menginap atau tempat tinggal sementara bagi orang yang bepergian
sedangkan menurut biologiakomodasi merupakan penyesuaian mata untuk menerima
bayangan yang jelas dari objek yang berbeda.
Lingkungan adalah kombinasi antara kondisi fisik yang mencakup keadaan
sumber daya alam seperti tanah, air, energi surya, mineral, serta flora dan fauna yang
tumbuh di atas tanah maupun di dalam lautan, dengan kelembagaan yang meliputi ciptaan
manusia seperti keputusan bagaimana menggunakan lingkungan fisik tersebut.
Lingkungan terdiri dari komponen abiotik dan biotik. Komponen abiotik adalah segala
yang tidak bernyawa seperti tanah, udara, air, iklim, kelembaban, cahaya, bunyi.
Sedangkan komponen biotik adalah segala sesuatu yang bernyawa seperti tumbuhan,
hewan, manusia dan mikro-organisme (virus dan bakteri).Ilmu yang mempelajari
lingkungan adalah ilmu lingkungan atau ekologi. Ilmu lingkungan adalah cabang dari
ilmu biologi.
Keamanan adalah keadaan bebas dari bahaya. Istilah ini bisa digunakan dengan
hubungan kepada kejahatan, segala bentuk kecelakaan, dan lain-lain. Keamanan
merupakan topik yang luas termasuk keamananan nasional terhadap serangan teroris,
keamanan komputer terhadap hacker, kemanan rumah terhadap maling dan penyelusup
lainnya, keamanan finansial terhadap kehancuran ekonomi dan banyak situasi
berhubungan lainnya.

2.2 Pengaruh Kondisi Akomodasi dan Lingkungan
Laboratorium harus mempunyai ukuran, konstruksi, lokasi dan sistem
pengendalian yang memadai agar dapat memenuhi tugas dan fungsi laboratorium.
Desain dan tata letak yang kurang tepat serta fasilitas laboratorium yang kurang
dipelihara dapat mengurangi mutu data hasil pengujian dan/atau kalibrasi,
kegiatan operasional, keselamatan, dan kesehatan personel, serta menurunkan
moralitas personel laboratorium. Pemeliharaan kondisi akomodasi dan lingkungan
yang baik selain untuk mencapai keabsahan mutu data hasil pengujian dan/atau
kalibrasi juga dapat melindungi personel laboratorium dari bahaya bahan kimia,
kebakaran, serta bahaya lain yang timbul.
Pada umumnya, kondisi akomodasi dan lingkungan pengujian dan/atau
kalibrasi dapat berpengaruh terhadap :
1. Kondisi sampel yang akan diuji atau barang yang akan dikalibrasi
Kondisi akomodasi dan lingkungan yang kurang memadai akan
menimbulkan kerusakan serta adanya perubahan kondisi sampel yang akan
diuji atau peralatan yang akan dikalibrasi seperti kontaminasi, degradasi,
dekomposisi, atau deteriorasi. Karena itu, ruangan untuk penerimaan
sampel, penyimpanan, preparasi, lingkungan pengujian atau kalibrasi harus
bebas dari debu, asap serta faktor-faktor lain yang berpengaruh terhadap
contoh, misalnya pencahayaan, radiasi, tempertatur dan kelembaban.
2. Kinerja peralatan laboratorium
Faktor-faktor lingkungan, seperti debu, temperatur, kelembababan,
getaran, pencahayaan dan kestabilan tegangan listrik akan mempengaruhi
peralatan laboratorium. Oleh sebab itu, peralatan yang mudah terpengaruh
oleh faktor dan kondisi lingkungan harus ditempatkan pada lokasi yang
sesuai dengan karakteristik yang dimiliki oleh alat tersebut. Untuk
mencapai hal tersebut, pedoman instruksi yang mencantumkan kondisi
yang diperlukan serta cara penempatan peralatan harus selalu dicek secara
rutin.

3. Personel laboratorium.
Untuk memberikan rasa nyaman kepada personel yang melakukan
kegiatan operasional laboratorium, penerangan dan ventilasi di lingkungan
pengujian dan/atau kalibrasi harus cukup serta terhindar dari kebisingan.
Selain itu, ruang yang memadai juga harus tersedia untuk melaksanakan
administrasi laboratorium, misalnya pencatatan rekaman, pelaporan, dan
kegiatan dokumentasi. Akomodasi dan lingkungan yang nyaman akan
mempengaruhi kinerja personel serta menumbuhkan rasa percaya diri
sehingga dapat berkonsentrasi dalam melaksanakan tugasnya.

4. Kesesuaian kondisi yang akan disyaratkan dalam metode pengujian
dan/atau kalibrasi.
Untuk mencapai keabsahan mutu dan data hasil pengujian dan/atau
kalibrasi, persyaratan kondisi akomodasi dan lingkungan dalam metode
pengujian dan/atau kalibrasi serta peralatan penunjang harus dipenuhi.
Misalnya, pada waktu pengujian atau kalibrasi disyaratkan kondisi
akomodasi dan lingkungan tertentu, seperti temperatur dan kelembaban,
karena itu kondisi tersebut harus dipenuhi dan peralatan untuk
memantaunya seperti termometer, hygrometer, dan lain-lain harus
dikalibrasi.
Dengan memperhatikan hal-hal tersebut, laboratorium harus
memastikan kondisi lingkungan tidak mengakibatkan ketidakabsahan hasil
pengujian atau berpengaruh buruk pada mutu setiap pengukuran yang
disyaratkan. Perhatian khusus harus diberikan bila pengambilan sampel
serta pengujian dan/atau kalibrasi dilakukan di tempat lain yang bukan
fasilitas laboratorium.


2.3 Persyaratan Teknis

Persyaratan teknis untuk akomodasi dan kondisi lingkungan yang dapat
mempengaruhi hasil pengujian atau kalibrasi harus didokumentasikan. Dengan
kata lain, seluruh fasilitas laboratorium untuk pengujian dan/atau kalibrasi,
termasuk sumber energi, kondisi penerangan, dan lingkungan, harus diatur
sedemikian rupa untuk memfasilitasi kebenaran unjuk kerja pengujian dan/atau
kalibrasi.

Berikut ini merupakan fasilitas yang harus diperhatikan, yaitu :

1. Pencahayaan
Laboratorium harus menyediakan sistem pencahayaan yang dapat
memenuhi persyaratan dalam metode pengujian dan/atau kalibrasi. Dalam
hal ini pencahayaan dapat bersifat alami dengan memanfaatkan cahaya
matahari atau menggunakan sistem penerangan buatan yaitu cahaya lampu
listrik.
Perlu diketahui bahwa penerangan dengan memanfaatkan cahaya
matahari mempunyai jarak jangkauan sinar (sky light) dari ruang tepi
berkisar antara 6 - 7,5 m. Karena itu, untuk mendapatkan cahaya matahari
yang cukup, laboratorium disarankan menggunakan jendela kaca dengan
luas sekitar 1/3 (sepertigat) luas lantai ruangan.
Selain itu,untuk mendapatkan cahaya sinar matahari yang cukup. Hal
itu akan membuat personel laboratorium merasa nyaman karena bisa
melihat pemandangan luar.
Namun, jika bahan kimia atau peralatan instrumentasi sensitif
terhadap sinar matahari langsung, gedung laboratorium harus didesain
sedemikian rupa untuk menghindari penembusan langsung sinar matahari
yang melebihi intensitas 70 W/m
2
. Batasan intensitas sinar matahari yang
masuk keruangan harus diukur dengan peralatan UV-meter. Pencahayaan
dalam laboratorium yang diperlukan berkisar antara 540-1075 (Lux) atau
lumens per meter persegi pada area kerja.
Kualitas dan intensitas harus dikontrol untuk verifikasi apakah
pencahayaan masih dalam kisaran yang dapat diterima. Untuk itu, seluruh
rekaman pencahayaan dalam laboratorium serta pengendaliannya harus
dipelihara.

2. Ventilasi
Ventilasi harus didesain sedemikian rupa sehingga memungkinkan
kontaminasi udara yang terjadi di ruang laboratorium yang disebabkan
bahan kimia dapat keluar dan digantikan dengan udara segar. Sistem
ventilasi laboratorium dapat dilakukan dengan menggunakan ventilasi alami
dan buatan (AC).
Jika digunakan AC di ruang laboratorium maka kebutuhan AC pada
ruangan tersebut diperhitungkan sebesar 1 PK untuk 20 m
2
. Penggunaan
ventilasi alami tidak dimungkinkan pada ruang instrumentasi, ruang srteril,
atau ruang timbang karena akan menyebabkan adanya debu atau pergerakan
udara yang dapat mempengaruhi peralatan dan instrumentasi laboratorium.
Seluruh sistem ventilasi laboratorium harus dimonitor setidak-
tidaknya 3 bulan sekali jika pemantauan kontinu tidak tersedia, serta harus
dievaluasi ulang ketika ada perubahan pada sistem tersebut.

3. Sumber Energi
Laboratorium harus memastikan bahwa sumber energi cukup untuk
kegiatan operasionalnya. Selain itu, laboratorium harus mempunyai jenset
untuk cadangan energi apabila sewaktu-waktu ada pemadaman aliran listrik.
Jika laboratorium menggunakan peralatan instrumentasi, kestabilan arus
listrik adalah hal yang perlu diperhatikan, karena arus listrik akan sangat
mempengaruhi kinerja instrumentasi yang mempunyai sensitivitas tinggi.
Karena itu perlu dipertimbangkan penggunaan stabiliser, disamping isolated
ground circuit dan instalasi listrik yang memenuhi persyaratan.

4. Persediaan air
Laboratorium harus memastikan persediaan air cukup untuk kegiatan
operasional, baik air destilasi, air bidestilasi, air demineralisasi, air untuk
keperluan sehari-hari, misalnya air untuk pencucian peralatan gelas, cuci
tangan, atau keperluan di kamar kecil.

5. Alat keselamatan
Fasilitas dan peralatan keselamatan harus tersedia untuk menjamin
lingkungan kerja yang bersih dan aman, diantaranya meliputi :
Lemari asam dan lemari pengaman.
Informasi safety.
Peralatan untuk menangani tumpahan bahan kimia.
Pakaian kerja dan alat pelindung diri.
Saluran air dengan kran dan shower.
Saluran gas dengan kran sentral.
Jaringan listrik yang dilengkapi dengan sekering atau pemutus arus.
Kotak P3K yang berisi lengkap obat.
Nomor telepon kantor pemadam kebakaran, rumah sakit, dan dokter.
Alat pemadam kebakaran yang siap pakai dan mudah dijangkau, bak
berisi pasir kering dengan sekop, selimut anti api.
Fasilitas pembuangan limbah.
6. Meja kerja dan Area kerja Personel Laboratorium
Meja kerja sebaiknya disesuaikan dengan kenyamanan personel dalam
melakukan kegiatan operasional laboratorium. Biasanya tinggi meja kerja
sekitar 80 cm, lebar 90 cm, sedangkan panjang disesuaikan dengan ruangan
yang ada. Untuk pemilihan meja laboratorium harus mempertimbangkan
hal-hal sebagai berikut :
Terbuat dari bahan yang kuat, misalnya : beton.
Halus dan rata.
Kedap air.
Tahan terhadap bahan kimia.
Mudah dibersihkan.

Jarak minimum antar meja kerja harus dipertimbangkan untuk
kenyamanan dalam melakukan kegiatan laboratorium. Posisi meja kerja
sedapat mungkin tidak mengganggu kegiatan personel lain.

2.4 Keamanan, Kerahasiaan, dan Pemeliharaan
Keamanan, kerahasiaan dan pemeliharaan merupakan bagian dari
faktor penentuan mutu hasil pengujian dan/atau kalibrasi. Hal-hal tersebut
berpengaruh pada akses dan penggunaan ruangan yang harus dikendalikan.
Berikut ini terdapat beberapa alasan mengenai pengendalia
laboratorium, yaitu :

1. Keamanan
Pengujian atau kalibrasi bersifat bahaya bagi beberapa pihak
yang tidak mempunyai pengalaman, pengetahuan dan keterampilan
pada bidang tersebut. Disamping itu, pengujian dan/atau kalibrasi
dapat juga membahayakan bagi tiap-tiap personel yang tidak patuh
terhadap ketentuan dan persyaratan yang berlaku, sebagai contoh
seorang analis bekerja tanpa menggunakan alat pelindung diri.

2. Kerahasiaan
Informasi sampel yang akan diuji harus dijaga sedemikian
ketat untuk menghindari tindakan yang sifatnya curang dan tindakan
kriminalitas dari beberapa pihak.

3. Pemeliharaan kondisi ruangan pengujian dan/atau kalibrasi
Adanya pengendalian terhadap akses suatu ruangan akan
meningkatkan produktifitas dan keefektifan dari suatu kegiatan yang
dilaksanakan pada ruangan tersebut.
Untuk memfasilitasi kebenaran unjuk kerja pengujian dan/atau
kalibrasi, kondisi akomodasi dan lingkungan harus dikondisikan sedemikian
rupa sehingga memenuhi kesesuaian persyaratan dalam metode, spesifikasi,
prosedur atau ketentuan teknis. Personel laboratorium harus memantau,
mengendalikan, dan merekam kondisi lingkungan laboratorium yang
disyaratkan oleh spesifikasi, metode, dan prosedur yang relevan.
Apabila kondisi akomodasi dan lingkungan menunjukan
ketidaksesuaian seperti yang dipersyaratkan oleh spesifikasi, metode, dan
prosedur terkait maka hasil pengujian dan/atau kalibrasi akan mengalami
ketidaksesuaian juga. Berdasarkan hal tersebut, maka pihak terkait harus
secepatnya melakukan analisis masalah dan menentukan tindakan perbaikan
yang akan dilakukan sebagai upaya perbaikan berkelanjutan.

2.4.1 Menentukan Tingkat Keamanan
Menentukan tiga tingkat keamanan berdasarkan pengoperasian dan bahan :
1. Normal atau Tingkat Keamanan 1
Laboratorium atau daerah yang ditandai sebagai Tingkat Keamanan 1
mempunyai risiko yang rendah untuk bahaya kimia, biologis, atau radioaktif
yang luar Zona intervensi.
2. Menengah atau Tingkat Keamanan 2
Laboratorium atau daerah yang ditandai sebagai Tingkat Keamanan 2
mempunyai risiko menengah untuk potensi bahaya bahan kimia, biologis, atau
radioaktif. Laboratorium sabotase akan memberikan dampak cukup serius pada
program penelitian dan reputasi lembaga
3. Tinggi atau Tingkat Keamanan 3
Laboratorium atau daerah yang ditandai sebagai Tingkat Keamanan 3
mempunyai risiko serius untuk potensi bahaya biologi, kimia, atau radioaktif
yang mematikan terhadap manusia dan lingkungan. Laboratorium mungkin
hidrogen peroksida
osmium tetroksida
fosgen
natrium azida
natrium sianida
asam nitrat

berisi peralatan atau bahan yang dapat disalahgunakan, dapat mengancam
masyarakat, atau bernilai tinggi. Kehilangan peralatan atau bahan akibat
pencurian, tindakan membahayakan, atau sabotase akan memberikan dampak
dan konsekuensi serius terhadap program penelitian, fasilitas dan reputasi
lembaga.
2.4.2 Dasar Keamanan
Bahan Kimia Yang Bisa Digunakan Untuk Penggunaan-Ganda
Beberapa contoh berbagai bahan kimia dengan penggunaan-ganda :
Aseton
amonia
hidrokarbon
Berklorin
klorin
sianogen klorida
etanol
2.5 Mengurangi Bahaya Penggunaan-Ganda Bahan Laboratorium
Langkah-langkah berikut untuk mengurangi risiko pencurian atau bahan
kimia dengan penggunaan-ganda untuk kegiatan teroris.
1. Tinjau secara periodik dan hati-hati berbagai pengendalian akses
laboratorium ke daerah penggunaan atau penyimpanan agen penggunaan-
ganda.
2. Batasi jumlah pegawai laboratorium yang mempunyai akses ke agen
penggunaan-ganda.
3. Berikan pelatihan untuk semua pegawai laboratorium yang mempunyai
akses ke zat-zat ini, termasuk diskusi risiko penggunaan-ganda.
4. Tetap waspada dan sadari kemungkinan pemindahan bahan kimia apa pun
untuk tujuan yang terlarang dan ketahui cara melaporkan kegiatan tersebut
ke orang yang bertanggung jawab.
5. Lakukan pencatatan inventaris.
6. Jika kendali akses elektronik sudah ada, buat catatan tentang siapa saja
yang mendapatkan akses ke area penggunaan atau penyimpanan bahan
penggunaan-ganda.


















DAFTAR PUSTAKA

http://books.google.co.id/books?id=Lpaa9Xpv7rIC&pg=PA247&lpg=PA247&dq
=akomodasi+dan+lingkungan&source=bl&ots=f3WMqd0vR7&sig=QLU7sf
UVBvZl2zrVNRH8U2fSRg&hl=en&sa=X&ei=N683U9fzMcazrgfVwoHAA
w&redir_esc=y#v=onepage&q=akomodasi%20dan%20lingkungan&f=false
http://dels.nas.edu/resources/staticassets/bcst/miscellaneous/Chemical_Laboratory
_ Safety_and_Security_IND.pdf

Anda mungkin juga menyukai