Anda di halaman 1dari 17

Perkembangan industri dewasa ini telah mengalami kemajuan yang sangat

pesat. Khususnya industri pabrik yang telah banyak menggunakan teknologi modern.
Mesin-mesin produksi yang digunakan dalam sebuah industry menggunakan metode-
metode pengoperasian yang sangat bervariasi. Salah satu contoh metode yang
digunakan adalah fluidisasi. Untuk itu kami menyusun sebuah makalah tentang
fluidisasi yang bertujuan untuk memberikan pelajaran pengetahuan, dan pemahaman
tentang fluidisasi. Fluidisasi itu sendiri adalah proses yang sama dengan pencairan
dimana bahan butiran dikonversi dari solid state seperti statis ke keadaan cairan seperti
dinamis. Proses ini terjadi ketika sebuah fluida (cairan atau gas) dilewatkan ke atas
melalui bahan granular.
Dalam dunia industri, fluidisasi diaplikasikan dalam banyak hal seperti
transportasi serbuk padatan (conveyor untuk solid), pencampuran padatan halus,
perpindahan panas (seperti pendinginan untuk bijih alumina panas), pelapisan plastik
pada permukaan logam, proses drying dan sizing pada pembakaran, proses
pertumbuhan partikel dan kondensai bahan yang dapat mengalami sublimasi, adsorpsi
(untuk pengeringan udara dengan adsorben), dan masih banyak aplikasi lain.

1. 2. Tujuan
Adapun hal yang menjadi tujuan dalam pembuatan makalah aliran fluida dalam pipa
ialah sebagai berikut :
1. Dapat mengetahui apa yang di maksut fluidisasi.
2. Dapat menentukan jenis-jenis fluidsasi.
3. Dapat menjelaskan keadaan fluidisasi.
4. Dapat menghitung kecepatan superfisial.
5. Dapat menjelaskan kegunaan dari fluidisasi.

1.3. Manfaat
Adapun hal yang menjadi manfaat dalam pembuatan makalah aliran fluida
dalam pipa ialah sebagai berikut :
1. Memberikan pemahaman mengenai fluidisasi pada unggun diam dan terfluidakan
2. Memberikan pengetahuan tentang penggunaan operasi fluidisasi di dalam indusri
3. Mahasiswa dapat mengetahi factor-faktor yang mempengaruhi proses fluidisasi


BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Fluidisasi
Fluidisasi merupakan salah satu cara untuk mengontakkan butiran padat dengan
fluida. Apabila kecepatan fluida relative rendah, unggun tetap diam karena fluida hanya
mengalir melalui ruang antar partikel tanpa menyebabkan terjadinya perubahan
susunan partikel tersebut ( pada unggun diam, gambar II.1.a ). Apabila kecepatan fluida
dinaikkan sedikit demi sedikit, pada saat tertentu penurunan tekanan akan sama
dengan gaya berat yang bekerja terhadap butiran-butiran padat sehingga unggun mulai
bergerak. Ini terjadi pada titik A ( gambar II.2 ). Unggun mengembang, pororsitas
bertambah, tetapi butiran-butiran masih saling kontak satu sama lain. Selanjutnya
penurunan tekanan tidak securam pada OA. Sampai titik B butiran-butiran masih saling
kontak tetapi telah berada dalam keadaan saling lepas.



Gambar 2.1 Unggun diam (a), unggun mendidih atau terfluidisasi paton (b) dan
unggun terfluidakan kontinyu / berkesinambungan (c)


Gambar 2.2 Penurunan tekanan dalam unggun padatan
1. Unggun diam
2. Daerah peraliran / intermediate
3. Fluidisasi batch
4. Fluidisasi kontinyu

Peningkatan kecepatan selanjutnya akan menyebabkan butiran-butiran terpisah
lepas satu sama lain sehingga bias bergerak dengan lebih mudah ( unggun tersuspensi
dalam aliran fluida yang melewatiya ) dan mulailah unggun terfluidakan ( titik F ).
Butiran-butiran bergerak terus kearah sembarang tetapi masih dalam batas tinggi
tertentu ( gambar II.1.b ). Isi tabung menyerupai cairan mendidih dan diberi istilah
unggun mendidih. Setelah mencapai ketinggian tertentu, butiran-butiran akan jatuh
kembali. Hanya partikel paling halus terbawa aliran fluida ( entrainment tidak berarti ) ini
disebut fluidisasi batch. Mulai dari titik F, penurunan tekanan terhadap kecepatan lebih
kecil dibandingkan dengan penurunan tekanan pada unggun diam.
Pada kondisi butiran yang mobil ini. Sifat unggun akan menyerupai sifat suatu
cairan dengan viskositas tinggi, misalnya ada kecendrungan untuk mengalir,
mempunyai sifat dan sebagainya (gambar II.3 ).

Gambar 2.3 Sifat menyerupai cairan dari unggun terfluidisasi

Atas dasar sifat-sifat diatas, maka unggun ini kemudian disebut unggun terfluidakan
atau fluidized bed.
- Dalam system padat-cair, kenaikan kecepatan air sampai diatas fluidisasi minimum
akan menyebabkan pengembangan unggun yang halus dan progresif (terus menerus).
Dalam hal ini ketidak stabilan aliran keseluruhan relative kecil dan tidak terjadi
pembentukkan gelembung yang cukup besar. Unggun yang berkelakuan seperti ini
sering disebut unggun fluidisasi cair (liquid fluidized bed) atau unggun fluidisasi
homogeny.
- System padat-gas berkelakuan sangat berbeda. Pada kenaikan laju alir gas dibawah
fluidisasi minimum sudah terjadi pembentukan gelembung dan saluran (chanelling) gas,
dan gerakkan padatan menjadi lebih tidak beraturan. System seperti ini disebut unggun
fluidisasi agregatif atau unggun fluidisasi gas.
Kedua macam fluidisasi tersebut dapat digolongkan kedalam fluidisasi fase padat
(ketinggian unggun masih berada pada batas tertentu).
Pada laju alir fluida yang sanga tinggi (melebihi P), kecepatan akhir (u
t
) menjadi
sangat besar, sehingga batas atas unggun akan hilang (total entrainment/butiran
padatan terbawa aliran fluida), porositas mendekati 1. Keadaan ini disebut fluidisasi
berkesinambungan (gambar 1.1.c) yang merupakan aliran 2 fase.


2.2 Proses Fluidisasi
Bila suatau zat cair dilewatkan melalui hamparan lapisan partikel padat pada
kecepatan rendah, partikel-partikel itu tidak bergerak. Jika kecepatan fluida berangsur-
angsur dinaikan, partikel-partikel itu akhirnya akan mulai bergerak dan melayang di
dalam fluida. Istilah fluidisasi (fluidization) dan hamparan fluidisasi (fluidized bed)
bhias digunakan untuk keadaan partikel yang seluruhnya dianggap melayang, karena
suspense ini berperilaku seakan-akan fluida rapat. Jika hamparan itu dimiringkan,
permukaan atasnya akan tetap horizontal, dan benda-benda besar akan mengapung
atau tenggelam di dalam hamparan itu bergantung pada perbandingan densitasnya
terhadap suspense. Zata padat yang terfluidisasi dapat dikosongkan dari hamparannya
melalui pipa dan katub sebagaimana halnya suatu zat cair, dan sifat fluiditas ini
merupakan keuntungan utama dari penggunaan fluidisasi untuk menangani zat padat.

2.3 Kondisi Fluidisasi
Perhatikan suatu tabung vertical yang sebagian berisi bahan butiran,
sebagaimana terlihat dalam gambar. Tabung itu turbulen pada keadaan atas, dan
mempunyai plat berpori pada bagian bawah untuk menopang pasir diatasnya untuk
menyebarkan aliran secara seragam pada keseluruhan penampang. Udara dimasukkan
dibawah plat distribusi dengan laju lambat dan naik keatas dengan hamparan tanpa
menyebabkan terjadinya gerakan dalam partikel. Jika partikel itu cukup kecil, aliran
didalam saluran-saluran diantara partikel-partikel dalam hamparan itu akan bersifat
laminar. Jika kecepatan itu dinaikkan , penurunan tekanan akan meningkat, tetapi
partikel-partikel itu tetap masih tidak bergerak dan tinggi hamparan pun tidak berubah.
Pada kecepatan tertentu, penurunan tekanan melintas hamparan itu akan mengimbangi
gaya gravitasi yang dialaminya dengan kata lain mengimbangi bobot hamparan., dan
jika kecepatan masih dinaikkan lagi partikel itu akan mulai bergerak. Titik ini
digambarkan oleh titik A pada grafik. Jika kecepatan it uterus ditingkatkan lagi, partikel-
partikel itu akan memisahkan dan menjadi cukup berjauhan satu sama lain sehingga
dapat berpindah-pindah dalam hamparan itu, dan fluidisasi yang sebenarnya pun
mulailah terjadi. Jika hamparan itu sudfah terfluidisasi , penurunan tekanan melintas
hamparan akan tetap konstan, akan tetapi tinggi hamparan akan bertambah terus jika
aliran ditinngkatkan lagi.
Jika laju aliran hamparan ke fluidisasi (fluized bed) itu perlahan-lahan
diturunkan, penurunan tekanan tetap sama, tetapi tinggi hamparan berkurang. Akan
tetapi, tinggi akhir hamparan itu mungkin lebih besar dari nilainya pada hamparan diam
semula, karena zat padat yangdicurahkan dalam tabung itumenetal lebih rapat dari zat
padat yang mengendap perlahan-lahan dari keadaan fluidisasi. Penurunan pada
kecepatan rendah lebih kecil dari hamparan diam semula. Jika fluidisasi dimulai
kembali, penurunan tekanan akan mengimbangi bobot hamparan pada titik B, titik inilah
yang harus kita anggap sebagai kecepatan fluidisasi minimum U
mf
dan bukan titik A.
Untuk mengukur U
mf
hamparan itu harus difluidisasikan dengan kuat terlebih dahulu,
dibiarkan mengendap dengan mematikan aliran udara, dan laju aliran dinaikan lagi
perlahan-lahan sampai hamparan itu mengembang.

2.4 Jenis-jenis Fluidisasi
2.4.1 Fluidisasi partikulat
Dalam fluidisasi air dan pasir, partikel-partikel itu bergerak menjauh satu sama
lain dan gerakannya bertambah hebat dengan bertambahnya kecepatan, tetapi
densitas hamparan rata-rata pada suatu kecepatan tertentu sama disegala arah
hamparan. Proses ini disebut Fluidisasi partikulat yang bercirikan ekspansi hamparan
yang cukup besar tetapi seragam pada kecepatan yang tinggi.
Kertika fluida cairan seperti air dan padatannya berupa kaca, gerakan partikel pada
saat terfluidisasi terjadi dalam ruanng sempit dalam hamparanSeiring dengan
bertambahnya kecepatan fluida dan penurunan tekanan, maka hamparan akan
terekspansi dan gerakan dan pergerakan partikel semakin cepat. Jalan bebas rata-rata
suatu partikel diantara tubrukan-tubrukan dengan partikel akan bertambah besar
dengan meningkatnya kecepatan fluida, dan akibatnya porositas hamparan akan
meningkat pula. Ekspansi dari hamparan ini akan di ikuti dengan meningkatnya
kecepatan fluida samapi setiap partikel bertindak sebagai suatu individu.

2.4.2 Fluidisasi Gelembung
Hamparan zat padat yang terfluidisasi di dalam udara biasanya menunjukan
fluidisai yang dikenal sebagia fluidisasi agregativ. Fluidisasi ini terjadi jika kecepatan
superficial gas diatas kecepatan fluidisasi minimum. Bila kecepatan superficial gas
diatas kecepatan jauh lebih besar dari U
mf
kebanyakan gas itu mengalir melalui
hamparan dalam bentuk gelembung, dan hannya sebagian kecil gas itu mengalir dalm
saluran-saluran yang terbentuk diantara partikel. Partikel itu bergerak tanpa aturan dan
didukung oleh fluida tetapi diruang-ruang antara gelembung fraksi kosong kira-kira
sama dengan kondisi awal fluidisasi . Gelembung yang terbentuk berperilaku hamper
seperti gelembung udara dalam air, atau gelembung uap dalam zat cair yang mendidih
(hamparan didih).
Ukuran rata-rata gelembung itu bergantung pada jenis dan ukuran partikel, jenis
plat distributor, kecepatan superficial, dan tebalnya hamparan. Gelembung-gelembung
cenderung bersatu, dan menjadi besar pada waktu naik melalui hamparan fluidisasi itu
dan ukuran maksimum gelembung stabil berkisar antara beberapa inci sampai
beberapa kaki diameternya. Gelembung-gelembung yang beriringan lalu bergerak ke
puncak terpisah oleh zat padat yang seakan-akan sumbat. Peristiwa tersebut di kenal
peristiwa penyumbatan (slugging) dan biasanya hal ini tidak dikehendaki karena
mengakibatkan karena adanya fluktuasi tekanan dalam hamparan, meningkatkan zat
padat yang terbawa ikut dan menimbulkan kesulitan jika kita ingin memperbesar
skalanya di unit-unit yang lebih besar.

2.5 Evaluasi Parameter-parameter didalam Peristiwa Fluidisasi

2.5.1. Densitas partikel
Penentuan densitas partikel untuk zat padat yang masih dan tidak menyerap air
atau zat cair lain, bisa dilakukan dengan memakai piknometer. Sedang untuk partikel
berpori, cara diatas akan menimbulkan kesalahan yang cukup besar karena air atau
cairan akan memasuki pori-pori didalam partikel, sehingga yang diukur bukan lagi
densitas partikel (berikut pori-porinya) seperti yang diperlukan dalam persamaan di
muka, tetapi densitas bahan padatnya (tidak termasuk pori-pori didalamnya). Untuk
partikel-artikel yang demikian ada cara lain yang biasa digunakan, yaitu dengan metode
yang diturunkan Ergun.

2.5.2 Bentuk partikel
Dalam persamaan yang telah diturunkan, partikel padatnya dianggap sebagai
butiran yang berbentuk bola dengan diameter rata-rata dp. Untuk partikel bentuk lain,
harus ada koreksi yang menyatakan bentuknpartikel sebenarnya.
Faktor koreksi tersebut dinyatakan dengan :

2.5.3 Diameter partikel
Diameter partikel biasanya diukur berdasarkan analisa ayakan (ukuran mesh).

2.5.4. Porositas unggun
Porositas unggun menyatakan fraksi kosong di dalam unggun yang secara
matematika bila ditulis sebagai berikut:
granulasi unggun yang terfluidisasikan adalah pembesaran ukuran umum di industri
farmasi, di mana bubuk halus adalah diaglomerasi menggunakan pengikat cair untuk
memberikan butiran yang lebih besar. Distribusi ukuran butiran selama granulasi adalah
salah satu karakteristik utama dari evaluasi proses. Dengan demikian, ada kebutuhan
untuk desain proses pengendalian metode yang bertujuan untuk mengevaluasi
distribusi ukuran pada real-time. Beberapa dari gambar analisis dan NIR instrumentasi
memiliki ditangani ini masalah di barutahun 1-3. Namun, yang isu dengan yang handal
data penanganan dan probe kontaminasi masih perlu untuk diatasi.

2.6 Faktor-faktor yang mempengaruhi fluidisasi
2.6.1 Porositas Minimum
Sejak unggun mulai mengembang (gambar 2.2, titik A), porositas bertambah
dengan bertambahnya kecepatan (lihat gambar 2.4). Porositas naik secara liniear
dengan logaritma kecepatan.

Gambar 2.5 : porositas unggun Vs log kecepatan
1. Daerah unggun statis
2. Daerah peralihan
3. Daerah fluidisasi batch
4. Daerah fluidisasi kontinyu

Kecepatan pada waktu mulainya fluidisasi disebut kecepatan kritis dan porositas
unggun pada saat itu disebut porositas minimum untuk fluidisasi, Mf
Porositas minimum bergantung pada ukuran dan bentuk butiran. Biasanya Mf
akan semakin kecil seiring dengancsemakin besarnya butiran. Harga-harga porositas
minimum untuk berbagai bahan dapat diketahui dari percobaan-percobaan, karena
tidak ada data untuk satu jenis bahan, Mf dapat diperkirakan dengan rumus empiris
berikut (untuk Dp 50
s
/
d
500 mikron)
Mf = 1-0,356 {log Dp 1} .......... (II.2.a)
Dp = diameter butiran (mikron)
Berikut adalah tabel porositas pada kondisi fluidisasi minimum :
Particles
Size (mm)
0.02 0.05 0.07 0.10 0.20 0.30 0.40
Sharp sand,
s =
0.67
Round sand,
s =
0.86
Mixed round sand
Coal and glass powder
Anthracite coal,
s =
0.63
Absorption carbon
Fischer-Tropsch catalyst,
s =
0.58
Carborundum
-
-
-
0.72
-
0.74
-
-
0.60
0.56
-
0.67
0.62
0.72
-
0.61
0.59
0.52
0.42
0.64
0.61
0.71
-
0.59
0.58
0.48
0.42
0.62
0.60
0.69
0.58
0.56
0.54
0.44
0.41
0.57
0.56
-
0.56
0.48
0.50
0.42
-
0.56
0.53
-
0.55
-
0.49
-
-
-
0.51
-
-
-

Tabel 2.3 Porositas pada kondisi fluidisasi minimum


2.6.2 Tinggi Unggun
Apabila kecepatan fluida makin besar, unggun akan makin mengembang,
porositas bertambah dan volume unggun bertambah. Bila penampang tabung tetap,
maka porositas merupakan fungsi dari tinggi unggun L.
Bila L
0
adalah tinggi unggun bila porositas nol (berarti unggun berupa gumpalan
zat padat tidak berpori). Maka :



Biasanya porositas salah satu diketahui (porositas unggun diam atau porositas
minimum). Apabila tinggi yang bersangkutan diketahui, maka tinggi untuk porositas
yang lain dapat dihitung.

1
dan
2
adalah porosity untuk tinggi L
1
dan L
2



2.6.3 Kecepatan fluidisasi minimum
Fluidisasi akan terjadi apabila :
gaya tekan ke atas oleh gas = berat partikel............................................... (II.5.a)

(DP) (A) = (A . L
Mf
) (1 - e
Mf
) [(r
p
- r) g/gc].................................................... (II.5.b)
atau
DP/L
Mf
= (1 - e
Mf
) [(r
p
- r) g/gc].................................................................... (II.5 c)
L
Mf
: tinggi unggun pada fluidisasi minimum
A : luas penampang
r
p
: rapat massa partikel
r : rapat massa fluida

Kecepatan superfisial pada kondisi fluidisasi minimum u
mf
, diperoleh dengan
mengkombinasikan persamaan II.5 c dan II.5 d.

.. (II.5 d)

Untuk Re < 20 :
U
Mf
= .............................................................. (II.5 e)

Untuk Re > 1000 :
U
Mf
2
= ............................................................................ (II.5 f)

Bila
Mf

dan/atau
s
tak diketahui, dapat digunakan :



Dari persamaan 8.9 dan 8.6, didapatkan :



Untuk Re < 20 : .. (II.5 i)

Untuk Re > 1000 : . (II.5 j)


2.6.4 Penurunan tekanan di dalam unggun terfluidisasi
Gambar berikut (II.3) menggambarkan penurunan tekanan yang terjadi pada
unggun yang terdiri atas partikel padatan berukuran seragam. Pada laju alir fluida yang
rendah (unggun diam), penurunan tekanan hampir sebanding dengan laju alir gas,
biasanya setelah mencapai harga maksimum (P
MAKS
) akan sedikit lebih besar
daripada head statis dari unggun. Dengan semakin bertambahnya laju alir fluida,
porositas unggun akan semakin besar (dari
M

Mf
) sehingga penurunan tekanan
akan lebih kecil.
Pada kecepatan fluidisasi minimum, unggun mengembang sehingga gelembung-
gelembung gas didalam unggun tidak homogen. Pada keadaan ini penurunan tekanan
praktis tidak berubah.











Gambar 2.6.4 a Penurunan tekanan vs kecepatan fluida pada unggun dengan partikel
berukuran seragam

Diagram penurunan tekanan vs kecepatan fluida sangat berguna untuk
mengidentifikasi kualitas fluidisasi, khususnya bila pengamatan visual tidak mungkin
dilakukan. Jadi, suatu unggun fluidisasi yang ideal akan berkelakuan seperti gambar II.3
di atas. Sedangkan unggun fluidisasi yang menyimpang dari kondisi ideal (misalnya
terjadi penorakan/slugging atau chanelling) akan berkelakuan seperti gambar II.3 b


















Gambar 2.7 b Penurunan tekanan vs kecepatan fluida pada unggun fluidisasi yang tidak ideal
Untuk unggun dengan distribusi ukuran partikel yang halus (beda ukuran partikel
tidak terlalu besar) kelakuan fluidisasi hampir menyerupai unggun dengan ukuran
partikel seragam dengan diameter rata-rata D
p
.
Pada unggun dengan distribusi ukuran partikel yang kasar (beda ukuran sangat
mencolok), kemungkinan terjadi partikel berukuran halus terfluidisasi didalam rongga
antar butiran besar, sementara butiran besar tersebut tidak tersuspensi (apabila ratio
diameter partikel >5).
Untuk menghindari terjadinya entrainment (partikel padatan terbawa aliran fluida,
operasi harus dipertahankan pada laju alir fluida antara u
Mf
dan u
t
. Perhitungan u
Mf
harus didasarkan pada diameter partikel rata-rata, sedang u
t
didasarkan pada ukuran
partikel terkecil yang terdapat didalam unggun. Ratio antara u
t
: u
Mf
berkisar antara 10 :
1 dan 90 : 1







2.7 Keuntungan dan Kerugian dari fluidisasi

2.7.1 Penggunaan operasi fluidisasi didalam industry
a. Proses fisika : transprtasi, penukar panas, pengeringan, pencampuran serbuk halus, pelapisan
bahan plastik pada permukaan logam, pengecilan/pembesaran partikel dan adsorpso.
b. Proses kimia : oksidasi etilena, pembuatan anhidrida ftalat, cracking hidrokarbon dan lain-lain.

Di dalam pemakaiannya, unggun terfluidakan mempunyai beberapa keuntungan
dibandingkan dengan unggun diam, antara lain :
1. Sifat unggun yang menyerupai fluida memungkinkan adanya aliran zat padat secara
kontinu
2. Kecepatan pencampuran padatan yang tinggi menyebabkan reactor selalu berada
pada kecepatan isothermal, sehingga memudahkan pengendaliannya.
3. Perpindahan massa dan panas antara fluida dan padatan lebih baik dibandingkan
dengan unggun diam.
4. Perpindahan panas antara unggun terfluidakan dengan media pemindah panas yang
baik memungkinkan pemakaian alat penukar panas yang mempunyai luas permukaan
lebih kecil.
5. Memungkinkan operasi dalam skala besar.

Beberapa kerugian pemakaian unggun terfluidakan :
1. Selama operasi partikel-partikel padat mengalami pengikisan sehingga karakteristik
fluidisasi bias berubah dari waktu ke waktu.
2. Butiran halus akan terbawa aliran fluida sehingga mengakibatkan kehilangan sejumlah
tertentu padatan.
3. Terjadinya erosi terhadap bejana dan system pendingin oleh partikel padatan.
4. Terjadinya gelembung dan kekosongan local didalam unggun seringkali tidak bisa
dihindarkan. Peristiwa ini mengakibatkan kontak antara fluida dengan padatan tidak
merata sehingga konversi reaksi menjadi kecil.
5. Pencampuran padatan yang terlau cepat akan mengakibatkan ketidak seragaman
waktu tinggal padatan didalam reactor. Untuk proses kontinu, hasil yang didapatkan
tidak seragam dan konversi rendah, khususnya untuk tingkat konversi yang tinggi.
Sedangkan untuk proses batch, pencampuran ini menguntungkan karena diperoleh
hasil yang seragam. Untuk reaksi katalitik, gerakan partikel katalis berpoti yang
menangkap dan membebaskan molekul gas pereaksi secara kontinu akan menambah
pencampuran ulang sehingga menurunkan hasil.



BAB III
KESIMPULAN


Kesimpulan yang dapat diambil dari makalah Fluidisasi ini ialah :
1. Fluidisasi merupakan salah satu cara untuk mengontakkan butiran padat dengan
fluida. Apabila kecepatan fluida relative rendah, unggun tetap diam karena fluida hanya
mengalir melalui ruang antar partikel tanpa menyebabkan terjadinya perubahan
susunan partikel tersebut
2. Penggunaan operasi fluidisasi didalam industry
Proses fisika : transprtasi, penukar panas, pengeringan, pencampuran serbuk halus, pelapisan bahan
plastik pada permukaan logam, pengecilan/pembesaran partikel dan adsorpso.
Proses kimia : oksidasi etilena, pembuatan anhidrida ftalat, cracking hidrokarbon dan lain-lain.
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi fluidisasi
Porositas minimum terhadap fluida
Tinggi unggun terhadap fluida
kecepatan fluidisasi minimum terhadap fluida
penurunan tekanan didalam unggun terfluidisasi



DAFTAR PUSTAKA

Mc. Cabe and Smith (1982), Unit Operations of Chemical Engineering, Singapore.

PEDC, Mekanika Fluida.Bandung.

Schaum, Mekanika Fluida & HIdraulika, Edisi kedua.

Soetedjo (1986), Fluid Flow, Penerbit, Angkasa Bandung, Bandung,

www.scribd.com/doc/32561100/Fluidisasi

http://www.wikipedia.org.id/fluidisasi/macam-macamfluidisasi

Anda mungkin juga menyukai