4.15.1 Sesuai dengan jadwal dan prosedur yang telah ditetapkan sebelumnya, manager puncak laboratorium harus secara periodik menyelenggarakan kaji ulang pada sistem manajemen laboratorium dan kegiatan pengujian dan/atau kalibrasi yang dilakukan untuk memastikan kesinambungan kecocokan dan efektivitasnya, dan untuk mengetahui perubahan atau peningkatan yang diperlukan. Kaji ulang harus memperhitungkan: - kecocokan kebijakan dan prosedur - laporan dari staf manajerial dan personil penyelia - hasil dari audit internal yang terakhir - tindakan perbaikan dan pencegahan - assesmen oleh badan eksternal - hasil uji banding antar labortorium dan uji profisiensi - perubahan volume dan jenis pekerjaan - umpan balik costumer, dan pengaduan - rekomendasi tentang peningkatan - faktor - faktor relevan lainya, seperti kegiatan pengendalian mutu, sumber daya dan pelatihan staf 4.15.2 Temuan kaji ulang manajemen dan tindakan yang dilakukan harus direkam. Manajemen harus memastikan tindakan tersebut dilaksanakan dalam jangka waktu yang sesuai dan disepakati. (Sumber: ISO/IEC 17025 Versi Bahasa Indonesia).
Pembahasan Manajemen puncak dari suatu organisasi perlu mengadakan inspeksi/ peninjauan secara periodik untuk mengkaji sistem manajemen mutunya dan menginspeksi seluruh aktifitas laboratorium pengujian dan/atau kalibrasi guna memastikan adanya kesuaian dan effektivitas dan menunjukan perlunya perubahan atau perbaikan. Kaji ulang managemen sebaiknya direncanakan untuk menentukan perubahan perubahan apa dan untuk memastikan bahwa susunan mutu dari suatu organisasi terus menerus berkesinambungan, untuk mempertemukan apa yang menjadi keperluan organisasinya kedepan. Perencanaan diperlukan agar kegiatan yang akan dilakukan bisa effektif dan effisien, maka diperlukan catatan perubahan dari suatu peristiwa/kejadian yang dijadikan temuan baik dibidang organisasi, sarana dan prasarana yang menunjang seluruh aktivitas laboratorium pengujian dan/ atau kalibrasi seperti fasilitas ruangan, peralatan , dan prosedure. Perubahan diperlukan didasarkan pada hasil audit eksternal , adanya keluhan customer, hasil audit internal yang dilakukan sebelumnya, hasil uji banding antar laboratorium, hasil uji profisiensi, hasil visitasi saat diadakan survelen. Layanan costumer terhadap keluhan ketidaksesuaian baik segi manajemen maupun teknis harus segera ditanggapi dan diselesaikan secara profesional sehingga tidak akan menyebabkan kehilangan costumer.
31
Rekaman hasil audit internal menginspeksi seluruh aktivitas laboratorium yang berkaitan dengan persyaratan yang diperlukan dalam sistem manajemen sebaiknya dijadikan acuan dasar untuk mengkaji ulang manajemen. Secara formal rekaman harus ditanda tangani oleh pejabat yang berwenang yaitu manajemen mutu sebagai penanggung jawab kegiatan audit. Uji banding antar laboratorium dalam rangka penjaminan mutu hasil pengujian dan/atau kalibrasi juga dijadikan rujukan dalam pelaksanaan kaji ulang manajemen. Uji banding antar laboratorim sebaiknya laboratorium yang sudah terakreditasi ISO/IEC 17025 agar hasil uji banding bisa dipertanggung jawabkan sesuai dengan yang dipersyaratkan. Kekurangan maupun kelebihan hasil uji banding harus dimaknai sebagai kegiatan untuk keberlajutan laboratorium dalam rangka penjaminan mutu dari aktivitas teknis laboratorium, misalkan apakah medote uji dan personil yang melakukan pengujian dan/atau kalibrasi sudah sesuai atau belum dari persyaratan teknis yang dijadikan standar acuan (misalkan SNI No:...) Uji profisiensi mempunyai tujuan yang sama dalam rangka penjaminan mutu dari segi teknis yang mana sampel ditawarkan/diberikan oleh laboratorium lain baik dalam negeri maupun luar negeri. Tentu dalam melakukan uji profisiensi laboratorium tersebut mempunyai hasil pembanding yang lebih luas untuk uji kelayakan atau unjuk kerja yang dilakukan personil laboratorium. Dari hasil ujuk kerja didapatkan hasil pengujian dan /atau kalibrasi masuk kategori memenuhi standar atau tidak. Sehingga dari hasil pengujian dan /atau kalibrasi akan menjadi acuan sebagai bahan masukan untuk melakukan perubahan, misal metode yang digunakan, personil, peralatan dan bahan yang digunakan dan aspek aspek lain yang dapat mempengaruhi mutu hasil pengujian dan /atau kalibrasi. Personil yang tidak berkompenten, peralatan yang belum terkalibrasi, kemurnian/ standar bahan yang yang tidak sesuai, bahan yang sudah kadaluarsa, dan suhu ruangan /penyipanan bahan sangat berpengaruh pada mutu hasil pengujian dan /atau kalibrasi Survelen yang dilakukan oleh lembaga pemberi sertifikat akreditasi pada dasarnya mengevaluasi semua aktivitas laboratorium yang terakreditasi untuk memastikan apakah aktivitas yang dilakukan oleh semua unsur unsur laboratorium bisa berlanjut atau tidak didasarkan pada persyaratan manajemen maupun teknis. Jika personil yang melakukan survelen menemukan temuan yang sangat berpengaruh pada mutu hasil pengujian dan /atau kalibrasi dan bersifat mayor maka kemungkinan terberat adalah pencabutan status akreditasi laboratorium. Jika ditemukan temuan temuan yang bersifat minor, laboratorium berhak untuk memperbaiki temuan tersebut dalam rentang waktu yang disepakati bersama antar kedua pihak yaitu pimpinan puncak dan personil yang melakukan survelen. Apapun hasil dari kegiatan survelen seperti rekomendasi, temuan-temuan selama kegiatan dan tindakan perbaikannya perlu dicatat/direkam sebagai bahan masukan dalam kegiatan kaji ulang manajemen. Harapan kedepan laboratorium tetap berjalan dan berkelanjutan sesuai dengan kebijakan, tujuan, dan sasaran mutu yang tersirat dalam panduan mutu. Dari berbagai masukan yang dihasilkan dari keluhan costumer, audit internal, uji banding, uji profisiensi, kegiatan survelen, pihak organisasi laboratorium mempunyai
32
gambaran tentang kepastian terhadap kesesuaian dan ketidaksesuain yang didasarkan pada persyaratan sistem manajeme mutu yang dilakukan oleh semua unsur laboratorium dalam rentang waktu yang ditentukan. Muara dari semua kegiatan tersebut adalah apakah sebaiknya kebijakan, tujuan, dan sasaran mutu jika diperlukan untuk ditinjau ulang dan direvisi, sehingga untuk tahun kedepan kebijakan dan tujuan mutu tersebut akan lebih siap. Semua ini menjadi tanggung jawab manajemen puncak sebagai kendali semua kegiatan laboratorium untuk melakukan perbaikan melalui kegiatan kaji ulang manajemen yang sekurang kurangnya satu kali dalam satu tahun. Manajemen puncak dari suatu organisasi sebaiknya bertanggung jawab untuk mereview manajemen yang menyangkut segi mutu, administratif , dan teknik yang sudah maupun sedang berjalan dalam untuk menjamin keberlanjutan sistem laboratorium yang dipersyaratkan oleh ISO/IEC17025. Untuk meringankan tanggung jawab manajer puncak, seluruh personil yang terlibat juga harus bertanggung jawab untuk mendesain dan mengimplementasikan sistem manajemen organisasinya, operasional teknis, untuk pengambilan keputusan dari hasil penemuan audit internal dan penilaian ekternal yang akan dijadikan rujukan dalam kaji ulang manajemen. Oleh karena itu kaji ulang merupakan kegiatan yang terprogram sebagai kegiatan tahunan dan manajemen puncak sebagai pemegang otoritas berhak untuk mengeksekusi kegiatan ini yang mana harus semua staf/personil seperti manajer puncak, mutu , teknik, dan penyelia atau semua yang terlibat dalam operasional laboratorium pengujian dan /atau kalibrasi harus hadir. Sebagai contoh manajer mutu bertanggung jawab bahwa semua rivew harus disusun secara sistematik dan memastikan bahwa semua indikasi yang dicatat/direkam dalam kaji ulang manajemen diimplementasikan sesuai dengan waktu yang ditentukan. Jika laboratorium tersebut mempunyai suatu organisasi kecil, maka seseorang dapat mengisi fungsi yang ada dalam kegiatan operasional laboratorium, misalkan manajer puncak merangkap manajer mutu dan teknik. Seseorang yang merangkap fungsi/tugas yang diembanya akan berjalan baik jika dijalankan secara konsisten dengan menempatkan diri sesuai fungsi dan tugasnya. Agenda kaji ulang manajemen secara formal meliputi: 1) Materi bisa dimunculkan dari materi kaji ulang manajemen sebelumnya 2) Kebijakan mutu dan tujuan jangka menengah maupun pendek 3) Kesesuaian mutu dan semua operasional prosedur, mencakup perubahan - perubahan yang diperlukan termasuk yang ada dalam panduan mutu. 4) Laporan secara manajerial dan personil supervisor 5) Hasil dari audit internal dan follow up nya 6) Hasil kegiatan perbaikan dan pencegahan 7) Hasil laporan kegiatan kunjungan survelen dan penilaian badan akreditasi serta tindakan perbaikan yang telah dilakukan oleh organisasi laboratorium 8) Laporan hasil audit yang dilakukan oleh customer serta tindakan perbaikanya 9) Hasil analisa yang didapatkan dalam mengikuti kegiatan uji banding antar laboratorium uji/kalibarasi , uji profesiensi dan keperluan berpartisipasi lagi pada materi lain
33
10) Kecenderungan hasil analisa yang dilakukan oleh laboratoriumnya dalam rangka penjaminan mutu 11) Kecukupan personil dan peralatan pendukung kegiatan laboratorium uji/kalibrasi 12) Rencana kedepan dan mengestimasi kerja yang baru, penambahan staf, peralatan baru maupun perubahan metode 13) Training untuk staf baru atau penyegaran bagi staf yang sudah ada 14) Analisa dari pengaduan dan masukan dari customer 15) Rekomendasi untuk perbaikan Hasil kaji ulang sebaiknya diberikan ke sistem perencana organisasi yang meliputi: a) Revisi kebijakan mutu dan tujuan yang dinyatakan dalam jangka menengah atau jangka panjang b) Perencanaan program dan tindakan pencegahan, mencakup setting tujuan untuk 1 tahun kedepan c) Formal tindakan perencanaan perlu diperhatikan jadwal untuk mengimplikasikan perubahan sistem manajemen yang disetujui dan /atau pengoperasian dari tujuan organisasinya