Anda di halaman 1dari 7

HUBUNGAN KEUANGAN PUSAT DAN DAERAH

VERSUS
PERIMBANGAN KEUANGAN PUSAT DAN DAERAH
Oleh: Rr. Mayang Ayu Pusp!asahe!
Sebagai implikasi dari penerapan azas desentralisasi, terjadi penyerahan urusan-
urusan pemerintahan (functions) kepada pemerintah daerah, yang harus diikuti dengan
penambahan kemampuan keuangan pemerintah daerah untuk menjalankan tugas-tugas yang
diberikan tersebut (money). Tingkat kemampuan daerah dalam membiayai kebutuhan daerah
berbeda-beda antara satu daerah dengan daerah yang lainnya. Pada titik ini, pemerintah
daerah tidak bisa begitu saja lepas dari pengurusan pemerintah pusat. Maka itu, muncul pola
hubungan keuangan antara pemerintah pusat dengan pemerintah daerah guna menciptakan
keseimbangan keuangan antara pemerintah pusat dengan pemerintah daerah, dan juga
keseimbangan kemampuan iskal antardaerah di suatu negara.
!ubungan keuangan antara pusat dengan daerah dapat dibedakan menjadi dua
pandangan, tergantung bagaimana suatu negara mengenal keberadaan dari pemerintah
daerahnya. Pandangan pertama adalah pemikiran yang didasari bah"a pemerintah daerah
sudah lebih dahulu ada sebelum lahirnya sebuah negara. #egitu pula dengan ungsi-ungsi,
berikut kemampuan keuangan masing-masing pemerintah daerah yang sudah dimiliki daerah-
daerah tersebut sebelum negara berdiri. $engan kata lain, pemerintah daerah-lah yang
membentuk negara. !al ini mengakibatkan power dari pelaksanaan pemerintahan di negara
tersebut ada di tangan pemerintah daerah. %ni terjadi di negara-negara ederal dan pembagian
ke"enangan sumber-sumber keuangan dalam pemerintahan yang berlaku di negara-negara
dengan dasar pemikiran ini adalah perimbangan keuangan pusat dan daerah, dimana
pemerintah daerah (negara bagian) memiliki kekuasaan untuk menuntut besaran tax revenue
sharing kepada pemerintah pusat (negara ederal) dan penerimaan block grant dari
pemerintah pusat. Pandangan yang kedua adalah pemikiran yang didasari bah"a negara
(pemerintah pusat) lebih dahulu berdiri, kemudian membentuk pemerintah-pemerintah daerah
untuk menjalankan pemerintahan. $engan demikian, power dari pemerintahan sesungguhnya
ada di tangan pemerintah pusat, namun dibagikan kepada pemerintah daerah karena
keterbatasan pemerintah pusat untuk menjangkau pemerintahan di seluruh daerah secara
merata. $aerah-daerah tersebut tadinya tidak bersiat otonom, tetapi pemerintah pusat-lah
yang dapat memberikan status otonom kepada daerah tersebut sehingga dapat menjalankan
pemerintahan sendiri. &leh karena keberadaan pemerintah daerah adalah 'buatan( negara,
1
dalam hal keuangan, pemerintah pusat "ajib memberikan pendanaan kepada pemerintah
daerah untuk membiayai ungsi-ungsi yang diserahkan kepadanya. %ni biasa terjadi di negara
kesatuan dan konsep seperti ini disebut hubungan keuangan pusat dan daerah, dimana
hubungan keuangan yang terjadi adalah pemberian grants dalam berbagai bentuk dari pusat
ke daerah, seperti specific grant, matching grant, dan deficit grant. Specific grant adalah dana
alokasi yang diperuntukkan bagi pembiayaan ungsi yang spesiik di dalam penyelenggaraan
pemerintahan daerah. Matching grant adalah dana alokasi tambahan yang diberikan
pemerintah pusat kepada pemerintah daerah apabila specific grant yang telah diberikan untuk
suatu ungsi tertentu jumlahnya ternyata tidak mencukupi. Deficit grant adalah dana alokasi
yang diberikan jika keseluruhan grant yang telah diberikan (specific grant dan matching
grant) ternyata tidak mencukupi pembiayaan seluruh ungsi yang harus dilakukan oleh
pemerintah daerah.
$esentralisasi iskal telah mulai dilaksanakan di %ndonesia sejak tahun )**+, dengan
landasan payung hukum ,, -o. )) Tahun +... tentang Pemerintah $aerah dan ,, -o. )/
Tahun +... tentang Perimbangan 0euangan Pusat dan $aerah. Peraturan ini kemudian
diubah dengan ,, -o. 1) Tahun )**2 tentang Pemerintah $aerah dan ,, -o. 11 Tahun
)**2 tentang Perimbangan 0euangan Pusat dan $aerah. Peraturan ini menjelaskan bah"a
dalam pelaksanaan urusan keuangan antara pusat dan daerah, dana perimbangan dari
pemerintah pusat diberikan kepada pemerintah daerah dalam beberapa bentuk, yaitu grants
dan pembagihasilan beberapa jenis pajak serta sumber daya alam. 3enis-jenis grants yang
diberikan adalah $ana 4lokasi ,mum (general grant, block grant) dan $ana 4lokasi 0husus
(specific grant), sementara jenis-jenis pajak yang dibagihasilkan kepada pemerintah daerah
adalah Pajak #umi dan #angunan (selain Pajak #umi dan #angunan sektor Perkotaan dan
Perdesaan yang sudah dide5olusikan secara eekti kepada seluruh pemerintah daerah mulai
tahun )*+2) dan PPh Pasal )/ dan Pasal ). 6ajib Pajak &rang Pribadi $alam -egeri serta
PPh Pasal )+. 0etentuan lebih lanjut mengenai hal ini diatur dalam ,, -o. 11 Tahun )**2
tentang Perimbangan 0eungan Pusat dan $aerah.
Dana Al"#as U$u$
Merujuk pada ,, -o. 11 Tahun )**2 tentang Perimbangan 0euangan Pusat dan
$aerah Pasal + nomor )+, yang dimaksud dengan $ana 4lokasi ,mum adalah dana yang
bersumber dari pendapatan 4P#- yang dialokasikan dengan tujuan pemerataan kemampuan
keuangan antar-daerah untuk mendanai kebutuhan daerah dalam rangka pelaksanaan
desentralisasi. #esaran $ana 4lokasi ,mum yang diberikan pemerintah pusat adalah
2
sekurang-kurangnya )78 dari pendapatan dalam negeri neto yang ditetapkan dalam 4P#-,
dan pengalokasian $4, untuk suatu daerah didasarkan pada alokasi dasar dan celah iskal.
4lokasi dasar adalah penghitungan berdasarkan jumlah gaji Pega"ai -egeri Sipil $aerah,
sedangkan celah iskal adalah penghitungan berdasarkan kebutuhan iskal (kebutuhan
pendanaan daerah untuk melaksanakan ungsi layanan dasar umum) dikurangi kapasitas
iskal daerah (sumber pendanaan daerah yang berasal dari P4$ dan $ana #agi !asil).
$ana 4lokasi ,mum ini dikucurkan pemerintah pusat dengan dasar pemikiran bah"a,
di satu sisi, semua daerah diberikan ke"enangan-ke"enangan untuk mengurus rumah
tangganya sendiri (functions) termasuk mengelola sumber keuangan untuk pendanaan rumah
tangga daerah tersebut (money). -amun, di sisi lain setiap daerah memiliki kemampuan
inansial yang berbeda-beda dalam melaksanakan ungsi-ungsi yang diberikan kepadanya.
Maka itu, pemerintah pusat dianggap perlu untuk 'campur tangan( dalam hal pemerataan
kemampuan inansial pemerintah daerah agar semua daerah dapat melaksanakan ungsi-
ungsi yang diberikan kepadanya dengan baik.
Dana Al"#as Khusus
Merujuk pada ,, -o. 11 Tahun )**2 tentang Perimbangan 0euangan Pusat dan
$aerah Pasal + nomor )1, deinisi $ana 4lokasi 0husus adalah dana yang bersumber dari
pendapatan 4P#- yang dialokasikan kepada daerah tertentu dengan tujuan untuk membantu
mendanai kegiatan khusus yang merupakan urusan daerah dan sesuai dengan prioritas
nasional. #esaran $40 ditetapkan setiap tahun dalam 4P#- dan daerah yang ingin
mendapatkan $40 ini harus mengajukan permohonan terlebih dahulu. Penghitungan $40
yang diberikan kepada daerah ditentukan berdasarkan kepada pertimbangan menurut kriteria
umum, kriteria khusus, dan kriteria teknis tertentu.
Setiap daerah memiliki karakteristik, kebutuhan, dan permasalahan masing-masing
yang berbeda satu dengan yang lainnya. 0arenanya, setiap pemerintahan daerah merasa perlu
menjalankan kegiatan khusus guna membuat peningkatan di bidang-bidang tertentu yang
mungkin saja tidak dilaksanakan di daerah-daerah lainnya. 4rah kegiatan yang mendapatkan
$40, misalnya di bidang pendidikan, $40 diarahkan untuk menunjang kegiatan kegiatan
64349 . tahun yang bermutu. $i bidang kesehatan, $40 diarahkan untuk mempercepat
penurunan 4ngka 0ematian %bu dan 4ngka 0ematian #ayi, serta di bidang 0eluarga
#erencana, $40 diarahkan untuk meningkatkan sarana dan prasarana di klinik 0#.
3
Dana Bag Hasl
$alam ,, -o. 11 Tahun )**2 Pasal + angka )* disebutkan bah"a $ana #agi !asil
adalah dana yang bersumber dari pendapatan 4P#- yang dialokasikan kepada $aerah
berdasarkan angka persentase untuk mendanai kebutuhan daerah dalam rangka pelaksanaan
desentralisasi. $ana #agi !asil ini terbagi menjadi $ana #agi !asil dari pajak dan $ana #agi
!asil dari sumber daya alam. $ana #agi !asil dari pajak terdiri atas Pajak #umi dan
#angunan (selain P## sektor perkotaan dan perdesaan), dan PPh Pasal )/, Pasal ). 6ajib
Pajak &rang Pribadi $alam -egeri, dan PPh Pasal )+. Sementara itu, $ana #agi !asil dari
sumber daya alam berasal dari kehutanan, pertambangan umum, perikanan, pertambangan
minyak bumi, gas bumi, dan panas bumi. $ana #agi !asil ini diberikan pemerintah pusat
kepada pemerintah daerah berdasarkan proporsi-prosporsi tertentu yang diatur lebih jauh di
dalam peraturan perundang-undangan, ditujukan untuk mengurangi ketimpangan iskal yang
berpotensi terjadi antar daerah.
Per$%angan Keuangan Pusa! &an Daerah & In&"nesa
Penggunaan konsep perimbangan keuangan pusat dan daerah sebagai tindak lanjut
penerapan desentralisasi iskal di %ndonesia dapat dilihat secara eksplisit dari penggunaan
istilah perimbangan keuangan pusat dan daerah yang dipakai di dalam undang-undang yang
mengatur mengenai urusan keuangan pusat dan daerah yang tertuang dalam ,, -o. 11
Tahun )**2. Selain itu, badan yang menangani urusan keungan pusat dan daerah di %ndonesia
juga menggunakan istilah yang sama, yaitu Direktur Jendral Perimbangan Keuangan Pusat
dan Daerah. $ari penggunaan istilah-istilah ini, secara instan kita sudah dapat
mengembangkan asumsi bah"a konsep yang dipakai di %ndoensia adalah konsep
perimbangan keuangan pusat dan daerah.
4kan tetapi, apabila kita kembali pada konsep a"al, dapat dilihat bah"a %ndonesia
menganut konsep hubungan keuangan pemerintah pusat dan daerah. !al ini ditandai dengan
adanya pemberian grants yang merupakan ciri khas dari pola hubungan keuangan pusat dan
daerah. Memang, terdapat pula sistem tax revenue sharing yang menjadi karakteristik dari
konsep perimbangan keuangan pusat dan daerah, tetapi konsep ini memiliki perbedaan dari
tax revenue sharing yang terdapat dalam konsep perimbangan keuangan pusat dan daerah.
Perbedaan itu terletak pada ketidakleluasaan pemerintah daerah untuk menuntut besaran ta:
revenue sharing karena pemerintah daerah tidak memiliki kekuasaan untuk menuntut hal
tersebut.
4
0ecenderungan penggunaan sistem hubungan keuangan pusat dan daerah di %ndonesia
juga dapat dilihat dari komposisi ketergantungan daerah terhadap dana alokasi yang diberikan
pemerintah pusat kepada pemerintah daerah dibandingkan dengan Pendapatan 4sli $aerah.
Seperti yang kita ketahui, di %ndonesia, pembiayaan terkait dengan pelaksanaan pemerintahan
oleh daerah berasal dari P4$, dana perimbangan, pinjaman daerah, dan pendapatan lain-lain.
$ana perimbangan terdiri dari $ana 4lokasi ,mum, $ana 4lokasi 0husus, dan $ana #agi
!asil yang besarannya dihitung berdasarkan perhitungan dan pertimbangan-pertimbangan
tertentu. Pada kenyataannya, kebanyakan pemerintah daerah di %ndonesia memiliki
ketergantungan yang lebih tinggi terhadap dana perimbangan yang dikucurkan pemerintah
pusat ketimbang pada Pendapatan 4sli $aerah di daerah tersebut. !al ini memperlihatkan
sistem hubungan keuangan pusat dan daerah lebih kuat dipakai di %ndonesia ketimbang
sistem perimbangan keuangan pusat dan daerah.
Menurut saya, pola hubungan keuangan pusat dan daerah yang dilaksanakan di
%ndonesia, dimana terdapat berbagai jenis grant yang diberikan dari pemerintah pusat kepada
pemerintah daerah sudah sesuai untuk diterapkan di %ndonesia. !al ini mengingat %ndonesia
adalah negara kesatuan dimana pemerintah daerah dibentuk oleh negara (negara terlebih
dahulu ada, kemudian negara membentuk pemerintah-pemerintah daerah dalam
melaksanakan pemerintahan). %mplikasinya adalah selain memberikan ungsi-ungsi kepada
pemerintah daerah, negara atau pemerintah pusat harus pula memberikan alokasi dana untuk
membiayai ungsi-ungsi yang dilaksanakan pemerintah daerah (money follows functions).
4kan tetapi, masih banyak hal-hal yang perlu diperbaiki lagi dalam pelaksanaan
hubungan keuangan pusat dan daerah ini. 0emandirian daerah perlu ditingkatkan secara
bertahap, mengingat saat ini kebanyakan pemerintah daerah lebih banyak bergantung kepada
dana alokasi ketimbang Pendapatan 4sli $aerah-nya sendiri, padahal inti dari desentralisasi
iskal adalah juga meningkatkan kemandirian pemerintah daerah dalam mengurus urusan
rumah tangganya sendiri. $engan kata lain, pemerintah daerah harus didorong untuk dapat
lebih memaksimalkan potensi Penerimaan 4sli $aerahnya, bukan hanya bergantung pada
besaran grants yang diperoleh saja. Selain itu, penghitungan dalam pemberian $40 juga
sebaiknya dibenahi kembali. Selama ini, petugas di tingkat pemerintah daerah yang
mendapatkan $40 kurang memahami bagaimana sebenarnya penghitungan $40 di tingkat
pemerintah pusat sehingga cenderung hanya menerima saja berapapun yang diberikan.
Pemerintah daerah umumnya hanya melakukan e5aluasi dengan membandingkan jumlah
alokasi $40 yang diterimanya dengan jumlah $40 yang diterima oleh pemerintah daerah di
sekitarnya (neighboring municipalities). $ata teknis untuk perhitungan $40 seringkali
5
dipersoalkan karena kurang akurat, sehingga ada daerah yang merasa berhak untuk mendapat
lebih banyak dari daerah tetangganya. !ali ini rentan menimbulkan kecemburuan dan konlik
horizontal antardaerah sehingga penjelasan mengenai ormula penetapan besaran $40 dirasa
perlu untuk segera dilakukan.
6
DA'TAR PUSTAKA
Pu%l#as
Keuangan Daerah di ndonesia, ST%4;4- P9<SS.
=arhan, >una, et al., Kupas !untas "ubungan Keuangan Pusat Daerah, 3akarta? S<0-4S
=%T94
Tim 4sistensi 0ementerian 0euangan #idang $esentralisasi =iskal, Policy #rief $%&$,
0ementerian 0euangan 9epublik %ndonesia $irjen Perimbangan 0euangan, )*+)
0ementerian 0euangan $irjen Perimbangan 0euangan, 'eaflet Dana (lokasi Khusus, )*+)
Pera!uran
9epublik %ndonesia, )ndang*)ndang +o, -$ !ahun $%%. tentang Pemerintah Daerah
9epublik %ndonesia, )ndang*)ndang +o, -- !ahun $%%. tentang Perimbangan Keuangan
antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah
7

Anda mungkin juga menyukai