Anda di halaman 1dari 8

GL 5028 GEOLOGI TEKNIK TANAH

Dosen: Dr. Eng. Imam Sadisun



Tugas 2
Klasifikasi Tanah dalam bidang teknik
(Klasifikasi USCS)







OLEH:

M A S R I
22013012




PROGRAM MAGISTER TEKNIK GEOLOGI
FAKULTAS ILMU DAN TEKNOLOGI KEBUMIAN
INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
2014

KLASIFIKASI TANAH DALAM BIDANG KETEKNIKAN
Klasifikasi tanah digunakan untuk membagi tanah ke dalam beberapa grup atau subgroup
untuk menjelaskan pemanfaatan tanah tanpa perlu deskripsi yang detail (Braja, 2008).
Sistem klasifikasi tanah dibuat pada dasarnya untuk memberikan informasi tentang
karakteristik dan sifat-sifat fisis tanah. Karena variasi sifat dan perilaku tanah yang
begitu beragam, sistem klasifikasi secara umum mengelompokan tanah ke dalam
kategori yang umum dimana tanah memiliki kesamaan sifat fisis Di Indonesia klasifikasi
tanah di dasarkan pada ada atau tidaknya perkembangan profil tanah, susunan horizon
utama, warna, dan tekstur tanah(Hardjowigeno, 1993). Klasifikasi yang umum dijumpai adalah
klasifikasi Dudal dan Supraptoharjo (1961) dan Pusat Penelitian Tanah (PPT) Bogor (1982)
yang didasarkan pada klasifikasi USDA Soil Taxonomy Amerika Serikat (1973) dan klasifikasi
FAO/UNESCO (1974).
Pada bidang keteknikan, klasifikasi tanah umumnya didasarkan pada ukuran butir tanah, sifat
plastisitas, dan batas cair tanah. Dewasa ini, sistem klasifikasi tanah yang umum digunakan untuk
mengelompokan tanah adalah Unfied Soil Clasification System(USCS). Sistem ini didasarkan pada
sifat-sifat indek tanah yang sederhana seperti distribusi ukuran butiran, batas cair dan indek
plastisitasnya. Disamping itu, terdapat sistem lainnya yang juga dapat digunakan dalam
identifikasi tanah seperti yang dibuat oleh American Association of State Highway and
Transportation Officials Classfication (AASHTO). Sistem USCS digunakan oleh hampir geoteknik
engineer khususnya di Amerika Serikat dan Inggris, sedangkan sistem AASHTO digunakan secara
khusus pada konstruksi jalan raya (Holtz dan Kovacs, 1981). Pada tulisan ini hanya akan dibahas
klasifikasi tanah menurut USCS.
Klasifikasi Tanah menurut USCS
Klasifikasi tanah sistem ini diajukan pertama kali oleh Casagrande yang mana pada awalnya
digunakan oleh US Army untuk membuat landasan terbang selama perang dunia kedua dan
selanjutnya dikembangkan oleh United State Bureau of Reclamation (USBR) dan United State
Army Corps of Engineer (USACE). Kemudian American Society for Testing and Materials
(ASTM) telah memakai USCS sebagai metode standar guna mengklasifikasikan tanah. Dasar
klasifikasi USCS berdasar ukuran butir dan sortasinya, serta hubungannya dengan sifat plastisitas
dan batas cair tanah.
Berdasarkan ukuran butir, tanah diklasifikasikan ke dalam 4 grup seperti pada gambar 1, yaitu :
(1) tanah berbutir kasar (coarse-grained), (2) tanah berbutir halus (fine-coarsed), (3) tanah
organik (humus), (4) gambut (peat). (Holtz dan Kovacs, 1981). Namun menurut Das dan Braja
(2008), dan Krebs (1971) grup gambut dianggap sama dengan tanah organik.

Gambar 1. Klasifikasi UCSC berdasar ukuran butir dilengkapi symbol (Holtz dan Kovacs, 1981)
pada gambar 1 juga terdapat simbol untuk gradasi tanah (W-P). Gradasi butir baik (well-gradded
W) memiliki distribusi ukuran butir yang lebih menerus (tanah memiliki butiran besar hingga
kecil) dibanding gradasi butir buruk (poorly-gradded P) seperti pada gambar 2. Gradasi butir
buruk juga termasuk gradasi seragam (uniform-gradded) dimana ukuran butir tanah relatif
seragam, dan gradasi senjang (gap-gradded) dimana terdapat ukuran butir yang tidak ada.

Gambar 2. Kurva gradasi tanah

Untuk mengetahui tingkat gradasi butir pada kerikil-pasir (G-S) dapat menggunakan kurva
distribusi ukuran butir dan menentukan besar koefisien keseragaman (Cu) dan koefisien
kelengkungan (Cc) berdasar persamaan :
C
u
=

60

10


C
c
=

30
2

10
x
60

Dimana : D
60
: ukuran butir yang dilewatkan sebanyak 60% dari berat total
D
30
: ukuran butir yang dilewatkan sebanyak 30% dari berat total
D
10
: ukuran butir yang dilewatkan sebanyak 10% dari berat total

Selain gradasi butir, pada gambar 1 juga dijumpai batas cair (liquid limit LL). Batas cair
didefinisikan sebagai batas kandungan air pada tanah dimana tanah yang semula dapat mengalir
seperti cairan menjadi tanah yang lebih kaku dan tidak mengalir. Batas cair juga berhubungan
dengan batas plastis (plastic limit PL) yang didefenisikan saat tanah terus kehilangan kadar air dan
menjadi kaku serta retak-retak. Kondisi antara LL-PL dikenal sebagai indeks plastisitas (plasticity
indeks PI). Kedua parameter ini digunakan untuk klasifikasi tanah (khususnya tanah berbutir
halus) melalui grafik plastisitas Casagrande seperti pada gambar 3.

Gambar 3. grafik plastisitas Casagrande

Prosedur klasifikasi menurut USCS (modifikasi Holtz dan Kovack 1981, Das dan Braja 2008, dan
Krebs 1971)
1. Untuk tanah berbutir kasar (>50% tertahan saringan No.200)
Kategori G jika >50% tertahan saringan No.4
Kategori S jika >50% lolos saringan No.4
Jika pada kategori G atau S terdapat butiran halus (lolos saringan No.200) >12%, maka perlu
pengujian Atterberg limit (PI-LL) dan diplot pada grafik plastisitas (gambar 4). Jika diplot
tepat pada garis-A digunakan simbol ganda (mis. GM-GC atau SM-SC)
Kategori tentang gradasi butir (W-P) bergantung pada nilai koefisien Cu-Cc.
jika nilai Cu>4 (kategori G) dan nilai Cu>6 (kategori S) = gradasi baik (well-gradded)
jika nilai Cu antara 1-3 (kategori G dan S) = gradasi baik (well-gradded)
diluar nilai tersebut di atas, tergolong dalam gradasi buruk (poorly-gradded)
PI = u,7S(II 2u)
PI = u,9(II 8)
Garis-A memisahkan lempung inorganik
dan lanau inorganic berdasar persamaan:
Garis-U merupakan batas antas antara
indeks plastisitas PI dan batas cair LL.
Berdasar persamaan:

2. Untuk tanah berbutir halus (>50% lolos saringan No.200)
Untuk komposisi butir inorganic dan organik sepenuhnya berdasar grafik plastisitas. Uji
Atterberg limit dilakukan pada tanah yang lolos saringan No.40. bila LL>100 dan PI>60 maka
garis-A diperpanjang sendiri.
Untuk tanah yang terlihat organik, pengujian LL dilakukan lagi dengan dipanaskan pada suhu
110
O
C selama 24 jam. Jika harga LL berkurang lebih dari 25%, tanah dalam kategori O.
Bila hasil ploting LL vs PI nya jatuh tepat di garis-A maka tanah diklasifikasikan sebagai CL-
ML atau CL-OL (bergantung komposisi organik). Apabila mempunyai LL = 50 maka untuk
klasifikasi cenderung ke sifat plastis. Jadi bila LL = 50 dan PI = 22 maka tanah diklasifikasikan
sebagai CH-MH. Tetapi bila LL = 50 dan PI < 22 maka tanah diklasifikasikan sebagai ML-MH
atau OL-OH.
Untuk kategori Pt (gambut) dapat dilihat dari warna dan tekstur tanah (berwarna cokelat
tua-hitam dan berserat dengan bahan organik yang melimpah).

Gambar 4. grafik plastisitas Casagrande pada tanah berbutir halus (Holtz dan Kovack 1981)



Tabel 1. Klasifikasi USCS tanah berbutir kasar (http://202.154.59.182/ejournal/files/012xcj.pdf, modifikasi Holtz dan Kovack 1981, Das dan Braja 2008, dan Krebs 1971)

Tabel 2. Klasifikasi USCS tanah berbutir halus (http://202.154.59.182/ejournal/files/012xcj.pdf, modifikasi Holtz dan Kovack 1981, Das dan Braja 2008, dan Krebs 1971)




DAFTAR PUSTAKA
Anonim. Buku ajar pengantar rekayasa geotektonik. http://202.154.59.182/ejournal/files/012xcj.pdf
(tanggal akses 16 September 2014)
Das, Braja M.,1983, Advanced Soil Mechanics, Hemisphere Publishing Corporation,
Washington, USA.
Hardjowigeno, S. 1992. Ilmu Tanah. Edisi ketiga. PT. Mediyatama Sarana Perkasa. Jakarta.
H0ltz, R. D., and KOVACS, W.D., (1981), An Introduction To Geotechnical Engineering, 10
th

edition, Prentice-Hall Inc., NJ, USA.
Krebs, R.D., and WALKER, R.D., 1971, Highway Materials, McGraw-Hill Book Company, New
York, USA.

Anda mungkin juga menyukai