OLEH SELY SELLITA 270110110183 GEOLOGI A STRATIGRAFI INDONESIA
F A K U L T A S T E K N I K G E O L O G I U N I V E R S I T A S P A D J A D J A R A N J A T I N A N G O R 2 0 1 4
CIRI-CIRI BATUAN DAN HUBUNGAN STRATIGRAFI DAERAH PEMETAAN LANJUT
Daerah pemetaan lanjut terletak di daerah Parakan, Kecamatan Purwanegara, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah. Menurut Condon, dkk. (1996) dalam Peta Geologi Lembar Banjarnegara dan Pekalongan, Jawa dan Asikin, dkk. (1992) dalam Peta Geologi Lembar Kebumen, Jawa, Batuan yang tersingkap di daerah penelitian pemetaan diantaranya mencakup:Endapan Undals (Qt); 1. Anggota Breksi Formasi Ligung (QTlb); 2. Formasi Waturanda (Tmw); 3. Formasi Peniron (Tpp); 4. Formasi Totogan (Tomt); 5. Kompleks Lok Ulo (KTi); 6. Batuan Terbreksikan (KTm); 7. Serpentinite (Kose); 8. Grewake (KTs). Pada Anggota Breksi Formasi Ligung (QTlb) diendapkan breksi gunungapi (aglomerat) bersusunan andesit, lava andesit hornblends, dan tuf, merupakan bagian atas Formasi Ligung. Pada Formasi Waturanda diendapkan batupasir, breksi, konglomerat, lahar, dan sisipan batulempung. Batupasir wake, komponen bersusunan andesit dan basal, piroksen menonjol, kasar-kerikilan, terpilah buruk, menyudut tanggung, kesarangan sedang, pejal-berlapis, tebal 2-100 cm. Ke bagian lebih atas runtunan, breksi gunungapi, bersisipan batupasir wake, tuf gampingan, batulempung, konglomerat, dan lahar. Breksi anekabahan, berkomposisi andesit dan basal, 3 cm beberapa meter, umumnya 30 cm; matriks batupasir dan tuf, mengkasar kea rah atas. Sisipan batupasir wake, 50- 200 cm, sedang-sangat kasar, berkomponen plagioklas, piroksen, kaca, dan mineral bijih. Batulempung, mengandung foraminifera kecil, berumur Miosen Awal-Tengah. Struktur sedimen berupa perlapisan bersusun, perarian sejajar dan konvolut. Lingkungan pengendapan laut dalam, dengan sebagian batuan terendapkan oleh arus turbidit. Satuan batuan ini dtindih selaras oleh Formasi Penosogan, dan menindih selaras atau sebagian menjemari dengan Formasi Totogan. Harloff (1993) menyebutnya Eerste Breccie Horizont. Pada Formasi Peniron (Tpp) diendapkan breksi, bersisipan tuf; setempat mengandung sisa tumbuhan dan terkersikkan. Breksi anekabahan; komponen andesit piroksen, batulempung dan batugamping; matriks batupasir lempungan dan tufan; bersisipan batupasir, tuf, dan napal. Ke arah atas ukuran komponen mengecil. Setempat ditemukan sisa tumbuhan. Tuf, agak lapuk, berukuran lanau sampai pasir sedan, terpilah sedang, tebal 20cm. satuan berupa runtunan turbidit yang terendapkan di daerah kipas-atas bawahlaut (Suharyanto, 1982). Umur formasi diduga Pliosen (Suyanto dan Roskamil, 1975). Tebal satuan diduga 700m, satuan menindih tak-selaras Formasi Halang dan ditindih tak-selaras oleh Batuan Gunungapi Sumbing Muda. Lebih ke arah utara dikorelasikan dengan anggota Breksi Formasi Tapak (Tptb), Harloff (1933) menamakannya Derde Breccie Horizont. Pada Formasi Totogan (Tomt) diendapkan breksi, batulempung, napal, batupasir, konglomerat dan tuf. Bagian bawah satuan terdiri dari perselingan tak teratur breksi, batulempung tufan, napal, konglomerat; setempat sisipan batupasir. Breksi anekabahan; komponen menyudut, berupa batulempung, batusabak, batupasir, batugamping fosilan, basal, sekism granit, kuarsa, da rijang radiolarian; matriks batulempung tufan, gampingan, napal merah, coklat dan ungu; semen kalsium karbonat; umumnya terabak. Le arah atas runtunan, kepingan atau komponen breksi dan batupasir searah perlapisan. Konglomerat berkomponen basal, terpilah buruk, sisipan di dalam breksi. Bagian atas runtunan berupa perselingan batulempung, batupasir, dna tuf, berlapis baik; dijumpai kepingan kuarsa. Selain fosil foraminifera plangton yang menunjukkan kisaran umur Oligosen sampai Miosen Awal, dtemukan pula Uvigerina sp. Dan Gyroidina sp.. lingkungan pengendapan batial atas. Runtunan batuan secara keseluruhan merupakan endapan olistostrom. Tebal satuan 150 m, yang menipis kea rah selatan. Formasi ini ditindih tak-selaras oleh Formasi Penosogan dan Formasi Rambatan dan bagian bawahnya mejemari dengan bagian atas Satuan Batugamping Terumbu. Pada Kompleks Lok Ulo (KTi) diendapkan Bancuh, terdiri dari berbagai bongkahan yang tercampur secara tektonik dalam matriks serpih dan batulanau kelabu gelap yang terkoyakkan. Ukuran bongkah tak seragam, dan tersusun dari basal, rijang hitam dan merah, batuan basa dan ultrabasa (Kog), sekis dan filit (Km), grewake (KTs), granit tuf terkersikkan, batugamping merah dan kelabu. Umumnya bongkahan berbentuk lonkong. Setiap batas litologi merupakam sentuh tektonik. Rijang, memanjang searah perlapisan, berselingan dengan batulempung merah, terlipat kuat. Di beberapa tempat terlihat tenda-tenda pelongsoran. Batugamping merah mengandung radiolarian yang berumur Kapur. Batugamping merah dan rijang mungkin terendapkan secara biogen di lingkungan laut dalam. Basal umumnya menjemari dengan rijang, dan terdapat sebagai kepungan tektonik. Granit dan kuarsa porfir diduga berasal dari batuan beku. Di bagian yang dikuasai matriks, bongkahan membentuk struktur sepeti ikan. Ke arah utara, matriks lebih menonjol. Umur Kapur Akhir-Paleosen. Pada grewake (KTs) diendapkan grewake dan konglomerat. Grewake terdapat sebagai bongkah atau kepungan tektonik, berbutir halus-kasar, kelabu tua kehijauan, perlapisan bersusunan, tersusun dari kuarsa, feldspar, kalsit, kaca, kepingan batuan; setempat bentuk boudin, di banyak tempat merupakan kepingan dalam matriks yang menyerpih. Konglomerat aneka bahan. Terendapkan dalam palung yang mengalami penurunan cepat, bersama dengan batulempung hitam, batulanau, batulumpur sebagai sedimen turbidit. Umur Kapur Akhir Paleosen. Pada Batuan Terbreksikan (KTm) diendapkan kepingan batuan sedimen dan gunungapi terubah, granit, porfir plagioklas-kuarsa, gabbro, amfibolit, serpentinit, dan tuf; terbreksikan, tercampur aduk secara tektonika, dan tersesarkan sacara massa di atas batuan edimen berumur Kapur. Sebagian granit danporfir diduga berasal dari batuan beku, dan sebagian lagi berasal dari tuf terkresikkan dan batuan sedimen yang terkena proses metamorfosa. Pada Serpentinite (Kose) diendapkan serpentinite yang terbreksikan, umumnya menyudut, terdapat sebagai kepingan tektonik.