Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN PRAKTIKUM

GENETIKA

PEMERIKSAAN DARAH







Disusun oleh :

Kelompok 2
Henny Ernawati (1111016100027)
Tri Dewi Putri (11110161000)
Anggun Wicaktini (11110161000)
Ellisa Mahardini (11110161000)






PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
JURUSAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2013
A. TUJUAN
1. Untuk mengetahui golongan darah dengan system ABO
2. Untuk mengetahui terjadinya penggumpalan pada darah

B. BAHAN
Alat: Bahan:
- Kapas - anti serum A
- Tusuk gigi - anti serum B
- Blood lancet atau jarum - anti serum AB
- Plat tetes - alcohol
- lancing device

C. Cara Kerja
1. Menyiapkan plat tetes sebagai tempat untuk meletakkan darah.
2. Membersihkan ujung jari dengan menggunakan kapas yang dibasahi alcohol 70%
3. Melakukan penusukan pada jari dengan menggunakan lancing device yang sudah dipasangi
blood lancet steril.
4. Meneteskan darah pada tiga lubang plat tetes
5. Menetesi bagian A dengan anti A, bagian B dengan anti B,dan bagian C dengan anti AB
6. Mengaduk campuran darah dan zat anti dengan menggunakan tusuk gigi yang berbeda-
beda.
7. Mengulangi hal yang sama untuk orang lain.

D. Hasil Pengamatan

No Nama Golongan Darah
1 Rika Herlianisa A
2 Qorina Oktaviani A
3 Haryanto A
4 Resha Maulida A
5 Henny Ernawati A
6 Kartika Dewi A
7 Lisnawati A
8 Achla Ilfana B
9 Isti Anggraini B
10 Fitri Anggraini B
11 Ahmad M.A B
12 Reinaldi Idsya B
13 Mutia Ulfah B
14 Melia Noprianda B
15 Marlina Septianii B
16 Didi abdirahim B
17 Tri Dewi P. B
18 Tiara Ayu E. B
19 Aal Alviyah A
20 Dania Ramadani A
21 Nurul Suwarni AB
22 Muhammad Zar AB
23 Rahmatun Nazillah AB
24 Fatimah Salma O
25 Anggun Wicaktini O
26 Ellisa Mahardini O
27 Intan Cahyaning O
28 Lelyana purnamasari O
29 Arum Sundari O
30 Andini P.L. O
31 Dian Rahmaharani O
32 Dian W.S O
33 Regiani Y. O
34
35
36
37


E. Landasan Teori
Darah merupakan bagian dari cairan ekstrasel yang berfungsi untuk mengambil
O2 dari paru-paru, bahanbahan nutrisi dari saluran cerna, dan mengangkut hormon dari
kelenjar endokrin. Bahan-bahan tersebut diangkut ke seluruh sel dan jaringan, dimana
bahan-bahan tersebut akan berdifusi dari kapiler ke jaringan interstitial, masuk ke dalam
sel dan selanjutnya akan dipergunakan untuk semua aktifitas sel. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa darah mempunyai tiga peranan penting yaitu : fungsi transport, fungsi
regulasi dan fungsi pertahanan tubuh. Darah terdiri dari tiga jenis unsur sel khusus,
eritrosit, leukosit dan trombosit yang terendam dalam cairan kompleks plasma, dimana
masing-masing sel ini memiliki fungsi yang saling menunjang dalam melaksanakan kerja
dari darah tersebut (Siregar, 1995).
Darah adalah jaringan hidup yang bersirkulasi mengelilingi seluruh tubuh dengan
perantara jaringan arteri, vena dan kapilaris, yang membawa nutrisi, oksigen, antibodi,
panas, elektrolit dan vitamin ke jaringan seluruh tubuh. Darah manusia terdiri atas plasma
darah, globulus lemak, substansi kimia (karbohidrat, protein dan hormon), dan gas
(oksigen, nitrogen dan karbon dioksida). Sedangkan plasma darah terdiri atas eritrosit (sel
darah merah), leukosit (sel darah putih) dan trombosit (platelet) (Watson, 2002)
Pada Golongan darah A memiliki antigen permukaan A. Antigen A tersusun
dari 1 molekul fukosa, 2 molekul galaktosa, 1 molekul N-asetil galaktosamin, dan 1
molekul N-asetil glukosamin, pada Golongan darah B memiliki antigen permukaan B.
Antigen B ini sedikit berbeda dengan antigen A, dimana antigen ini tersusun dari molekul
Nasetil galaktosamin digantikan oleh 1 molekul galaktosa. Orang dengan golongan darah
AB memiliki dua macam antigen permukaan, yang merupakan kombinasi dari antigen A
dan antigen B, sedangkan golongan darah O semula dianggap tidak memiliki antigen
permukaan, namun terbukti bahwa golongan darah O masih memiliki ikatan karbohidrat
pada permukaan eritrositnya yang terdiri atas 1 molekul fukosa, 1 molekul N-asetil
glukosamin, dan 2 molekul galaktosa. Gugus ini tidak bersifat imunogenik, sehingga
anggapan golongan darah O tidak memiliki antigen permukaan masih bisa diterima
(Harper, 1971).


F. Pembahasan
Pada praktikum pemeriksaan tes darah dilakukan tes darah dengan system ABO oleh
beberapa praktikan dikelas. Tes darah darah dilakukan untuk mengetahui penggumpalan
darah yang terjadi akibat adanya aglutinogen dan aglutinin (anti bodi). Penggunaan anti
serum A, B, dan AB adah untuk melihat penggumpalan yang terjadi untuk penentuan
golongan darah. Beberapa jenis darah yang digunakan sebagai sample penentuan golongan
darah dapat mewakili semua jenis golongan darah yaitu golongan darah A, B, AB dan O.
Terdapat 9 orang dengan dengan golongan darah A, 11 orang dengan golongan darah B, 3
orang dengan golongan darah AB dan 10 orang bergolongan darah O.
Golongan darah A dimiliki oleh Rika herlianisa fitri, Qorina oktaviani, Harryanto,
Resha maulida, Henny ernawati, Kartika dewi, Lisnawati, Dania rahmadani dan Aal alviyah.
Golongan darah B dimiliki oleh Achla ilfana, Isti anggraini, Fitria anggraini
Ahmad miftahul khair, Reinaldi idsya, Mutia ulfah, Melia noprianda, Marlina septiana, Didi
abdirahim, Tri dewi putri dan Tiara ayu elpandari. Golongan darah AB dimiliki oleh Nurul
Suwarni, Rahmatun Nazillah dan Muhammad Zar. Sedangkan golongan darah O dimiliki
oleh Fatimah salma, Anggun wicaktini, Ellisa mahardini, Intan cahyaning, Lelyana
purnamasari, Arum sundari, Andini puji lestari, Dian rahmaharani, Dian nurmala wulansari
dan Regiani yunistika.
Penggolongan darah yang didasarkan pada jenis aglutinogen dan agglutinin yang
terdapat di dalam darah. Anglutinogen adalah antigen dalam eritrosit yang membuat sel pekat
terhadap aglutinasi (penggumpalan darah). Aglutinin (antibodi) adalah substansi dalam
plasma darah yang menyebabkan aglutinasi. Seseorang dikatakan memiliki golongan darah A
jika terjadi penggumpalan darah pada pemberian anti-A. Hal ini terjadi karena pada golongan
darah A memiliki aglutinogen A dan aglutinin B. Anti-A mengandung aglutinin yang dapat
menggumpalkan darah golongan A dan AB. Sedangkan bila ditetesi dengan serum anti B
darahnya tidak menggumpal, karena serum anti B dapat menggumpalkan darah B dan AB.
tetapi tidak ada pengaruhnya terhadap golongan darah A. Golongan darah B yang memiliki
aglutinogen tipe B dan menghasilkan anti bodi terhadap antigen A dalam serum darahnya
(aglutinin A) sehingga ketika ditetesi serum anti A darahnya tidak menggumpal. Karena
serum anti A tidak berpengaruh terhadap golongan darah B dan O. Sehingga apabila ditetesi
serum anti B darah nya akan menggumpal, karena kandungan aglutinin yang dapat
menggumpalkan darah B dan AB. Golongan darah AB memiliki antigen A dan B serta
plasma darah yang tidak mengandung anti body (aglutinin) terhadap antigen A maupun B
sehinggga menggumpal pada saat penetesan serum anti-A dan anti-B. Golongan darah O
tidak memiliki aglutinogen dalam eritrositnya dan hanya memiliki agglutinin A dan B
sehingga tidak menyebabkan penggumpalan pada serum A, B, ataupun AB. Sehingga
golongan darah Odisebut donor universal karena golongan darah O dapat memberikan
darahnya kesemua golongan darah. Hal ini terjadi karena sel-sel golongan darah O tidak
mengandung kedua aglutinogen sehingga sejumlah darah ini dapat ditransfusikan kehampir
setiap resipien tanpa terja direaksi aglutinasi dengan cepat. Sedangkan golongan darah AB
disebut resipien universal karena dapat menerima darah dari semua golongan darah. Akan
tetapi ,transfusi darah sebaiknya dilakukan antar golongan darah yang sama.

G. Kesimpulan
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan, bahwa:
1. Penentuan golongan darah berdasarkan pada kandungan aglutinogen dalam
eritrosit dan agglutinin dalam plasma darah.
2. Untuk mengetahui golongan darah dibutuhkan zat anti-A, anti-B dan anti-AB
3. Golongan darah A mengandung aglutinogen A dan aglutinin B
4. Golongan darah B adalah golongan darah yang mengandung aglutinogen B dan
aglutinin A
5. Golongan darah AB mengandung aglutinogen Adan B, tidak terdapat aglutinin
didalamnya
6. Golongan darah O adalah jenis golongan darah mengandung aglutin A dan B
tidak terdapat aglutinogen.







H. Daftar Pustaka
Harper H.1971. Review of Physiological Chemistry, Edisi 13. California: Lange Medical
Publication
Siregar, H., Yusuf, I. & Gani, A. 1995 Fisiologi Sel dan Cairan Tubuh. Universitas
Hasanuddin
Watson, Roger. 2002. Anatomi Fisiologi untuk Perawat. Jakarta : ECG


Ripka Tarigan.2011. Study Penggolongan Darah A, B, Ab, O Melalui Analisa Secara
Biokimiawi
Klinis.(http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/24139/3/Chapter%20II.pdf
) Diakses tanggal 25 Mei 2013 pukul 07.22 WIB
Zulkifli Tahir. Analisa Metode Radial Basis Function Jaringan Saraf Tiruan untuk
Penentua Morfologi Sel Darah Merah (Eritrosit) Berbasis Pengolahan Citra. 2012.
(http://repository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/2241/FORTEI2012_ZU
LKIFLI_TAHIR.pdf?sequence=1) Diakses 24 Mei 2013 pukul 11:21 WIB

Anda mungkin juga menyukai