Anda di halaman 1dari 7

KEAMANAN DAN KERUSAKAN PADA MADU

Dosen pembimbing:
Dr. med. vet. drh. Hadri Latif, M.Si
oleh:
Kelompok 13
Melpa Susanti urba !"#11""1$
Mo%hamad &bnu ' !"#11""#$
(ianti 'ndari !"#11""#)
(iska 'malia * + !"#11""$,
(i-al (ahadian ( !"#11"11.
/rdina angestika !"#11"1.0
Kish1orr Karthike1an !"#11)""0
&1as Hafee- +affri !"#11)"13
BAGIAN KESEHATAN MASYARAKAT VETERINER
DEPARTEMEN ILMU PENYAKIT HEWAN DAN KESMAVET
FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2014
1 PENDAHULUAN
angan merupakan kebutuhan pokok manusia 1ang harus
dipenuhi untuk kelangsungan hidup. Menurut 2ndang32ndang *o. $
4ahun 1,,0 !ab 1 asal 1 pangan adalah segala sesuatu 1ang
berasal dari sumber ha1ati dan air, baik 1ang diolah maupun tidak
diolah, 1ang diperuntukkan sebagai makanan dan minuman bagi
konsumsi manusia, termasuk bahan tambahan pangan, bahan baku
pangan, dan bahan lain 1ang digunakan dalam proses pen1iapan,
pengolahan, dan atau pembuatan makanan atau minuman. 2ndang3
2ndang *o. $ 4ahun 1,,0 !ab 1 pasal # men1atakan bah5a
keamanan pangan adalah kondisi dan upa1a 1ang diperlukan untuk
men%egah pangan dari kemungkinan %emaran biologis, kimia, dan
benda lain 1ang dapat mengganggu, merugikan, dan
membaha1akan kesehatan manusia.
eraturan emerintah (epublik &ndonesia *o ,6 4ahun ."1.
tentang Kesehatan Mas1arakat 7eteriner dan Kese8ahteraan He5an
pasal 3 a1at .9a: 1ang dimaksud dengan ;roduk angan 'sal
He5an< adalah daging, susu, telur dan hasil turunann1a, serta
semua bahan 1ang berasal dari he5an 1ang dimanfaatkan untuk
konsumsi manusia misaln1a madu, sarang burung 5alet, dan gelatin.
Codex Alimentarius Comission 91,)3=1,)#: mendefinisikan madu
sebagai -at manis 1ang dihasilkan oleh lebah madu, berasal dari
nektar bunga 1ang berkembang atau disekresi oleh tanaman 1ang
dikumpulkan oleh lebah, kemudian dibentuk dan dikombinasikan
dengan -at khusus 1ang ada pada tubuh lebah, selan8utn1a disimpan
hingga masak pada sel3sel madu. >at khusus tersebut berasal dari
saliva lebah 1ang mengandung en-im hidrolase 1ang berfungsi
dalam proses peme%ahan gula madu.
Madu diberi nama menurut asal nektar. !erbagai 8enis madu
dihasilkan dari berbagai sumber nektar 1ang dikenal sebagai madu
flora, madu ekstraflora, serta madu embun 9honey dew: 9?inarno
1,).:. Madu flora dihasilkan dari nektar bunga. !ila nektar tersebut
berasal dari beraneka ragam bunga, maka madu 1ang dihasilkan
disebut poliflora dan bila dari satu 8enis tanaman disebut monoflora
misaln1a madu kopi, madu randu, dan madu klengkeng. Madu
ekstraflora adalah madu 1ang dihasilkan dari nektar 1ang terdapat di
luar bunga 1aitu bagian tanaman lain seperti %abang atau batang dan
daun. @ontoh madu ekstraflora adalah madu pakis dan madu 5ieleh.
Madu embun dihasilkan dari %airan hasil eksresi serangga famili
Lechanidae, Psylidae atau Lechnidae 1ang diletakkan eksudatn1a
pada bagian tanaman. @airan ini kemudian dihisap dan dikumpulkan
oleh lebah madu 9?inarno 1,).A Sihombing 1,,$:.
Madu memiliki kandungan gi-i 1ang tinggi seperti karbohidrat,
protein, mineral, dan vitamin. Karbohidrat pada madu adalah fruktosa
dan glukosa 1ang berperan memper%epat proses oksidasi alkohol
pada hati, sehingga dapat menanggulangi kerusakan hati akibat
mengonsumsi minuman beralkohol. Madu mengandung vitamin ',
!1, !., !3, !6, !0, @, D, /, K, beta karoten, flavonoid, asam fenolik,
asam urat, dan asam nikotinat. Mineral pada madu diantaran1a
kalsium, kalium, -at besi, sulfur, magnesium, khlor, natrium, fosfor,
dan sodium. (ata3rata komposisi madu adalah 1$.1B air, )..#B
karbohidrat, ".6B protein, vitamin, dan mineral 9ar5arta ."1":.
Madu memiliki manfaat sebagai antibakteri, antiinflamasi,
antioksidan, agen antivirus, dan faktor 1ang memper%epat
persembuhan luka. Menurut Mundo et al. 9.""#:, ada beberapa
faktor 1ang men1ebabkan madu memiliki aktivitas antibakteri, antara
lain keasaman, tekanan osmotik, dan hidrogen peroksida. Komponen
tambahan pada madu seperti asam aromatik dan komponen fenol
8uga berperan dalam aktivitas antibakteri. 4aormina et al. 9.""1:
men8elaskan faktor non peroksida 8uga berperan dalam aktivitas
antibakteri madu. Komponen seperti liso-im, asam fenolik, dan
flavonoid terdapat dalam madu. Komponen fenolik lainn1a pada
nektar 8uga memiliki aktivitas antioksidan. 'ntioksidan fenolik
diketahui dapat menghambat pertumbuhan bakteri gram positif dan
gram negatif. Se%ara tradisional madu telah digunakan untuk
mengobati luka bakar, bisul, sinus pilonidal, vena dan ul%us pada
kaki penderita diabetes. Luka3luka tersebut dibersihkan dan diberikan
perban berlapis madu. Madu 8uga digunakan untuk mengurangi bau
busuk 1ang berasal dari luka 9?i8esinghe ."",:.
Kerusakan pada madu dapat disebabkan oleh adan1a
mikroorganisme perusak 1ang akan mengakibatkan perubahan
struktur fisik madu. erubahan struktur fisik 1ang ter8adi adalah
akibat dari proses fermentasi dan kristalisasi. Keberadaan
mikroorganisme patogen pada madu men8adi indikator madu tidak
aman dikonsumsi. Madu 1ang mengandung mikroorganisme patogen
dapat menularkan pen1akit kepada mas1arakat 1ang
mengonsumsin1a. en1akit karena mengonsumsi makanan 1ang
mengandung bahan mikrobiologi atau kimia 1ang men1ebabkan
infeksi dan intoksikasi disebut Foodborne disease. Foodborne
disease dapat ter8adi ketika agen pen1ebab pen1akit terdapat pada
makanan selama persiapan, pengolahan, atau produksi pangan.
Madu merupakan bahan pangan 1ang berpotensi sebagai salah satu
pen1ebab ter8adin1a foodborne disease 9(iemann dan Dean ."".:.
ers1aratan madu menurut S*& *o "1336#63.""# tentang
pers1aratan mutu madu 9!S* .""#: dapat dilihat pada 4abel 1.1
4abel 1.1 ers1aratan mutu madu
*o +enis 28i Satuan ers1aratan
1 'ktivitas en-im diastase,
min.
D* 3
. Hidroksimetilfurfural 9HMC:,
maks.
mg=kg 6"
3 'ir, maks. B b=b ..
# Dula pereduksi 9dihitung
sebagai glukosa:, min.
B b=b 06
5 Sukrosa, maks. % b/b 5
6 Keasaman, maks. ml NaOH
1 N/kg
50
7 adatan 1ang tak larut
dalam air, maks
% b/b 0.5
8 'bu, maks. % b/b 0.5
9 @emaran logam
4imbal 9b:, maks
4embaga 9@u:, maks.
mg/kg
mg/kg
1.0
5.0
10 @emaran arsen 9's:, maks. mg/kg 0.5
2 KEAMANAN PADA MADU
Madu merupakan salah satu bahan pangan asal he5an 1ang
dikonsumsi oleh manusia. Madu 1ang aman untuk dikonsumsi
adalah madu 1ang tidak mengandung baha1a biologis, kimia, dan
fisik atau bahan 1ang dapat mengganggu kesehatan manusia.
!aha1a kimia dan biologi pada madu lebih berisiko 8ika dibandingkan
dengan baha1a fisik. !aha1a fisik 8arang ditemukan pada madu.
!aha1a3baha1a tersebut dapat dihindari dengan %ara penanganan
1ang baik mulai dari pemanenan sampai madu tersebut dikonsumsi.
2.1 Bahaya Kiia
!aha1a kimia merupakan baha1a 1ang disebabkan oleh
adan1a bahan kimia 1ang mengontaminasi pangan dan dapat
membaha1akan kesehatan manusia, seperti menimbulkan alergi dan
kera%unan. Mulai tahun 1,0031,$, bahan kimia berbaha1a 1ang
dapat mengontaminasi madu 1aitu organoklorin, karbamat,
organofosfat, piretroid, dan paparan pestisida. estisida sering
digunakan pada tanaman untuk mengendalikan, menolak, atau
membasmi organisme pengganggu dapat meninggalkan residu pada
madu. 'dan1a sen1a5a toksik men1ebabkan madu men8adi tidak
aman dikonsumsi 9(is%u dan !ura Marian ."13:.
Menurut 4anaki et al. 9.""6:, madu dapat terkontaminasi oleh
sen1a5a naftalena. Sen1a5a ini digunakan untuk melindungi lilin
madu dari ngengat. (esidu 1ang ditinggalkan oleh naftalena pada
konsentrasi tinggi akan men8adi substansi karsionogenik 1ang dapat
membaha1akan konsumen.
2.2 Bahaya Bi!"!#i
!aha1a biologi merupakan baha1a 1ang disebabkan oleh
mikroorganisme patogen dalam bahan pangan seperti bakteri, virus,
kapang, dan khamir. !aha1a tersebut dapat men1ebabkan gangguan
kesehatan pada manusia 1ang mengonsumsin1a, misaln1a
kera%unan, alergi, dan kematian. Menurut !EM 9.""#: tentang
produk makanan dan obat tradisional, ada tiga faktor 1ang dapat
men1ebabkan kera%unan pangan akibat mikroorganisme patogen,
1aitu kontaminasi, pertumbuhan, dan da1a hidup mikroorganisme.
Mikroorganisme dapat mengontaminasi madu dengan
berbagai %ara, diantaran1a melalui lingkungan, lebah madu, peker8a
pengolah madu, proses pengolahan dan pengemasan madu.
Menurut '1ansola et al. 9."1.: %ontoh madu pada beberapa
supermarket di *igeria mengandung bakteri heterotrof, %enda5an
heterotrof, dan koliform. Keberadaan koliform dan bakteri heterotrof
seperti Staphylococcus aureus dan Clostridium botulinum men8adi
suatu indikasi status tidak higiene dari madu 1ang di8ual untuk
dikonsumsi.
Staphylococcus aureus merupakan bakteri Dram positif
berbentuk bulat dan tersusun dalam rangkaian 1ang tidak beraturan
seperti anggur. S. aureus dapat bertahan dalam suhu kamar dan
suhu optimumn1a 3$
F
@

namun tidak tahan panas 9*atalia ."1.:.
Menurut (a-ak et al. 9."13:, S. aureus diperkirakan ."3$6B
ditemukan pada saluran pernapasan atas, muka, tangan, dan
rambut. 'pabila pada madu ditemukan S. aureus, menun8ukkan
bah5a madu terkontaminasi saat pengolahan dan pengemasan oleh
peker8a.
Clostridium botulinum merupakan mikroorganisme patogen
1ang dapat men1ebabkan foodborne disease. Foodborne disease
akibat mikroorganisme ini men1ebabkan kera%unan karena menelan
makanan 1ang mengandung spora C. botulinum. Spora C. botulinum
dapat ditemukan di dalam tanah, debu, dan lantai. C. botulinum
dapat bertahan dalam suhu kamar atau suhu dingin, tetapi tidak
tahan panas dan dapat diinaktifasi pada 1""
F
@ selama 1" menit
9*atalia ."1.:. ada kondisi tertentu, spora dapat bergerminasi
men8adi sel vegetatif 1ang dapat menghasilkan toksin 9Mari * et al.
.""0:.
Dambar 1 Clostridium botulinum
Menurut beberapa laporan, spora C. botulinum telah
terdeteksi di dalam ekstrak madu dengan prevalensi 1ang bervariasi
mulai dari .B sampai .#B 9*evas .""6:. Madu 1ang terkontaminasi
oleh spora @. botulinum dapat membaha1akan konsumen terutama
pada ba1i. en1akit 1ang disebabkan oleh infeksi C. botulinum pada
ba1i disebut infant botulism. Infant botulism disebabkan adan1a
pen1erapan toksin 1ang dihasilkan C. botulinum pada saluran usus
ba1i. !a1i 1ang rentan dengan infeksi C. botulinum adalah ba1i 1ang
berusia kurang dari satu tahun. Hal tersebut dapat ter8adi karena
flora normal dalam usus ba1i belum %ukup untuk men%egah
perkembangbiakan C. botulinum. Selain ter8adi pada ba1i, botulism
dapat ter8adi pada orang de5asa 1ang mengalami gangguan dalam
sistem kekebalan tubuh 9immunocompromised:. De8ala klinis dari
infant botulism antara lain sembelit, kelemahan bulbar, kelemahan
dalam berteriak, kelemahan mengisap, dehidrasi, kelumpuhan saraf
kranial seperti lambatn1a refleks pupil, opthalmoplegia, kelemahan
5a8ah seperti kurangn1a kontrol kepala, leher, hipotonia, paralisis
simetris otot rangka dengan diikuti berkurangn1a gerakan spontan.
4emuan lain dari ge8ala klinis infant botulism 1aitu anhidrosis, mulut
dan tenggorokan kering, iritasi mukosa, ge8ala a5al faringitis,
hipertensi, takhiaritmia, dan atoni kandung kemih 9@agan ."1":.
Dambar . Kelemahan otot pada penderita infant botulism
$ KERUSAKAN PADA MADU
Mikroorganisme perusak merupakan mikroba 1ang dapat
menimbulkan perubahan dan kerusakan kualitas madu. erubahan
1ang ter8adi diantaran1a perubahan struktur fisik, kekentalan madu,
%ita rasa, dan bau. Madu selain merupakan sumber energi dan gi-i
bagi manusia 8uga digunakan sebagai sumber makanan bagi
perkembangan mikroorganisme. ertumbuhan mikroorganisme
perusak pada makanan 8uga dapat men1ebabkan perubahan kimia5i
1ang dapat membaha1akan dan tidak la1ak dikonsumsi oleh
manusia. 'pabila produk pangan di%emari oleh mikrooganisme
kemungkinan besar dapat men1ebabkan bahan pangan tersebut
rusak 9!u%kle et al. 1,)6:.
Menurut Mundo et al. 9.""#:, madu dapat menghambat
pertumbuhan mikroorganisme pembusuk seperti Alcaligenes
faecalis, Pseudomonas fluorescens, Aspergillus niger dan acillus
stearothermophilus. Sumber utama kontaminasi mikroba dalam
madu berasal dari serbuk sari, saluran pen%ernaan lebah madu,
debu, udara, tanah, dan bunga. Mikroba 1ang ditemukan dalam
madu antara lain bakteri atau ragi 1ang berasal dari lebah, bahan
baku 9nektar:, dan sumber eksternal 9+a1 1,,.:.
Menurut Suranto 9.""$:, kekentalan madu tergantung dari
komposisi madu, terutama kandungan airn1a. Semakin rendah kadar
air madu maka kekentalann1a semakin tinggi. Suhu 8uga
mempengaruhi kekentalan madu, sehingga semakin tinggi suhu
maka madu semakin kental. 4egangan permukaan madu bervariasi
tergantung sumber nektar dan kandungan -at koloidn1a. Sifat
tegangan permukaan 1ang rendah dan kekentalan 1ang tinggi
membuat madu memiliki %iri khas membentuk busa. Kerusakan pada
madu 1ang sering ditemukan 1aitu kristalisasi dan fermentasi.
Cermentasi pada madu disebabkan oleh aktivitas khamir 1ang
menghasilkan alkohol dan karbondioksida. 'lkohol dapat teroksidasi
men8adi asam asetat karena adan1a oksigen, hal ini dapat
men1ebabkan rasa asam pada madu 9*atalia ."1.:. Cermentasi
8uga dapat ter8adi akibat pertumbuhan khamir 1ang meningkat seperti
Aspergillus niger saat padatan madu men%air. 'lkohol 8uga dapat
terbentuk dari perubahan gula sederhana men8adi etanol 1ang
men1ebabkan madu mengalami perubahan viskositas, 5arna, dan
rasa 9?inarno 1,).:. ada pemanenan madu masih ban1ak
ditemukan madu 1ang belum masak. Hal ini men1ebabkan
kandungan air pada madu akan lebih tinggi sehingga madu akan
mudah mengalami fermentasi 9?inarno 1,)1:.
Dambar 3 Madu murni
Dambar # Madu 1ang mengalami fermentasi
Selain fermentasi, kerusakan madu 1ang dapat ter8adi 1aitu
kristalisasi. Kristalisasi madu ter8adi akibat pembentukan kristal
glukosa monohidrat. roses tersebut bergantung pada 8enis madu,
komposisi madu, penanganan paska panen, dan kondisi
pen1impanan madu. Selama kristalisasi, kandungan air dalam madu
tidak terikat dan mengakibatkan ter8adin1a fermentasi madu
9Sar5ono .""1:.
Dambar 6 Madu 1ang mengalami kristalisasi
4 %ARA PEN%EGAHAN DAN PENGENDALIAN
4.1 P&a'&'a' Ma()
emanenan madu merupakan salah satu faktor penting dalam
pen%egahan kontaminasi 1ang dapat merusak madu. emanenan
madu harus dilakukan se%ara baik dan benar. emanen madu 8uga
harus men8aga kebersihan dan lingkungan karena pemanen dapat
men8adi salah satu sumber kontaminasi. roses pemanenan madu
dilakukan dengan dua teknik, 1aitu tradisional dan modern. 4eknik
pemanenan tradisional dilakukan dengan %ara memanaskan sisiran
sarang lebah dengan bantuan air mendidih. 4eknik ini dipakai untuk
peternak 1ang memiliki 8umlah koloni lebah madu 1ang sedikit.
4eknik pemanenan madu modern dilakukan dengan %ara memutar
sisiran sarang lebah dengan proses ekstrasi dengan ekstraktor.
4eknik ini han1a dapat dilakukan pada sisiran sarang lebah madu
1ang dilengkapi dengan pondasi sarang 9Sihombing 1,,$ dalam
'nggraeni ."".:.
4.2 P&'#&a*a' Ma()
Menurut !adan Standardisasi *asional 9.""#: tentang madu,
madu dikemas dalam 5adah 1ang rapat dan aman selama
pen1impanan dan pengangkutan. Madu kemasan botol 1ang
dibiarkan dalam kondisi terbuka tanpa penutup akan meningkatkan
kadar air madu karena madu bersifat higroskopis 9men1erap air di
udara:. Kemasan madu sebaikn1a dipilih dari bahan3bahan 1ang
tidak merusak kualitas madu, misaln1a kemasan 1ang terbuat dari
ka%a atau plastik dari 8enis polietilena tereftala bukan polivinil klorida
97@:.
4.$ P&'yi+a'a' Ma()
Madu bersifat higrokopis sehingga pen1impanan madu harus
menggunakan tempat 1ang tidak tembus udara 9Sumoprasto5o dan
Suprapto,1,,3:. Madu disimpan di tempat kering, tidak lembab, dan
tertutup agar tidak dapat bereaksi dengan lingkungan sekitar. 'pabila
madu bereaksi dengan lingkungan sekitar, madu dapat mengalami
kerusakan karena kontaminasi dengan mikroba dan benda asing
lainn1a 9?inarno 1,)1:. Suhu ideal untuk pen1impanan madu adalah
sekitar ."F@ dengan kelembaban udara kurang dari 06B.
en1impanan madu di atas suhu .6F@ akan menurunkan kualitas
madu karena perubahan en-im dan kimia5i madu.
Kadar air 1ang rendah sangat penting bagi madu. 'pabila
madu disimpan dalam kondisi lingkungan 1ang lembab akan
meningkatkan kadar air. eningkatan kadar air tersebut men8adi
faktor pendukung pertumbuhan mikroba sehingga dapat merusak
madu. Sifat madu 1ang mampu menghantarkan panas dan memiliki
kekentalan 1ang tinggi men1ebabkan madu mudah mengalami
o!erheating 9kelebihan panas: sehingga ter8adi kerusakan pada
struktur madu. Eleh karena itu pengadukan dan pemanasan madu
harus dilakukan se%ara hati3hati.
DAFTAR PUSTAKA
'nggraeni S. ."".. 2mur simpan madu akasia pada suhu
refrigerator dan suhu ruang berdasarkan kadar air, 8umlah
khamir serta keasaman GskripsiH. !ogor 9&D:: &nstitut ertanian
!ogor.
G!EM (&H !adan emeriksa Ebat dan Makanan (epublik
&ndonesia. .""#. "eracunan pangan a#ibat ba#teri patogen.
Sentra &nformasi Kera%unan *asional: !EM (&.
G!S*H !adan Standardisasi *asional. .""#. Mutu Madu. S*& 36#6.13
.""#. +akarta 9&D:: !S*.
!u%kle K', /d5ards (', Cleet DH, ?ootton M. 1,)6. Ilmu Pangan.
urnomo H, 'diono, pener8emah. +akarta 9&D:: Direktorat
+enderal endidikan 4inggi. 4er8emahan dari: Food Science.
Hamad S. .""$. $erapi %adu. +akarta 9&D:: ustaka &man.
+a1 +M.1,,.. %odern Food %icrobiology. #
th
edition. 2nited States of
'meri%a 92S:: Springer S%ien%e I !usiness Media, &n%.
Mulu ', 4essema !, Debie C. .""#. &n vitro assesmentof the
antimi%robial potential of hone1 on %ommon human patogens
/thiop. & 'ealth (e!. 1)9.::1"$3111.
Mundo M', Elga &, adilla, >akour, ?orobo (?. .""#. Dro5th
inhibition of food pathogens and food spoilage organisms b1
sele%ted ra5 hone1s. & of %icrobiology. ,$ : 13).
*atalia L', riadi. ."1.. !otulismus: atogenesis, diagnosis, dan
pen%egahan. & )arta*oa. ..93::1.$31.)
ar5ata E, (atna1ani K, List1a '. ."1". 'ktivitas antiradikal bebas
serta kadar beta karoten pada madu randu 9Ceiba pentandra:
dan madu kelengkeng 9+ephelium longota L.:. & "imia.
#91::6#30..
(iemann H, Dean E@. ."".. Foodborne (iseases .
nd
/dition.
London 92K:: '%ademi% r.
(is%u ', !ura M. ."13. 4he impa%t on hone1 bees and hen%e on
humans. Scientific Papers: 'nimal S%ien%e and
!iote%hnologies. #09.::.$.
Sar5ono !. .""1. Lebah %adu. +akarta 9&D:: 'gro Media ustaka.
Sihombing D4H. 1,,$. Ilmu $erna# %adu. Jog1akarta 9&D:: Da8ah
Mada 2niversit1 r.
Sudhanshu S, Sat1endra D, 'run S. ."1". Mi%robial de%ontamination
of hone1 of indian origin using gamma radiation and its
bio%hemi%al and organolepti% properties. & Food Science.
$691::1,3.$
Sumoprasto5o. 1,,3. eterna# Lebah %adu %odern. +akarta 9&D::
!hratara.
Suranto, '. .""$. $erapi %adu. +akarta 9&D:: enebar lus. hlm : .$3
.), 3"33..
4anaki @, 'ndreas 4, /mmanouel K, 'nastasia >. .""0.
@ontamination of hone1 b1 %hemi%als applied to prote%t
hone1bee %ombs from 5aK3moth 9Dalleria mellonela L.:.
Junani 9D(/:. & Food Additi!es and Contaminants. .39.::
16,L103.
4aormina +, *iemira !', Larr1 (!. .""1. &nhibitor1 a%tivit1 of hone1
against foodborne pathogens as influen%ed b1 the presen%e of
h1drogen peroKide and level of antioKidant po5er. & Food
%icrobiology. 0,:.1$3..6.
?i8esinghe M, ?eatherall M, errin K, !easle1 (. ."",. Hone1 in the
treatment of burns: a s1stemati% revie5 and meta3anal1sis of
its effi%a%1. & + , %ed. 1.. 91.,6::#$30".
?inarno CD.1,)1. %adu, $e#nologi, "hasiat, dan Analisa. !ogor
9&D:: usbangtepa.
?inarno CD. 1,).. %adu- $e#nologi, "hasiat, dan Analisa. !ogor
9&D:: usbangtepa.
Jugo !(, '-i- D, 'sterina. ."1.. erbandingan efek antibakteri
madu asli sikabu dengan madu lubuk minturun terhadap
.scherichia coli dan Staphylococcus aureus se%ara &n 7itro. &
"esehatan Andalas.

Anda mungkin juga menyukai