Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari-hari seringkali ditemui orang merokok dimana-mana, baik di
kantor, di pasar ataupun di tempat umum lainnya atau bahkan di kalangan rumah tangga
sendiri. Kebiasaan merokok dimulai dengan adanya rokok pertama. Umumnya rokok pertama
dimulai saat usia remaja. Sejumlah studi menemukan penghisapan rokok pertama dimulai
pada usia 11-13 tahun (Smet, 1994). Studi Mirnet (Tuakli dkk, 1990) menemukan bahwa
perilaku merokok diawali oleh rasa ingin tahu dan pengaruh teman sebaya. Modelling
(meniru perilaku orang lain) menjadi salah satu determinan dalam memulai perilaku merokok
(Sarafino, 1994).
Jika dilihat data-data mengenai keterlibatan remaja dalam berbagai perilaku negatif,
maka kita akan menemukan angka-angka yang mengejutkan dan mengkhawatirkan.
Kelompok Smoking and Health memperkirakan sekitar enam ribu remaja mencoba rokok
pertamanya setiap hari dan tiga ribu diantaranya menjadi perokok rutin (Stop, 2000).
Seseorang yang pertama kali mengkonsumsi rokok mengalami gejala-gejala seperti
batuk-batuk, lidah terasa getir dan perut mual, namun demikian, sebagian dari pemula yang
mengabaikan gejala-gejala tersebut biasanya berlanjut menjadi kebiasaan dan akhirnya
menjadi ketergantungan. Ketergantungan ini dipersepsikan sebagai kenikmatan yang
memberikan kepuasan psikologis. Gejala ini dapat dijelaskan dari konsep tobacco depency
(ketergantungan rokok). Artinya, perilaku merokok merupakan perilaku yang menyenangkan
dan bergeser menjadi aktivitas yang bersifat obsesif.
Di masa modern ini, merokok merupakan suatu pemandangan yang sangat tidak
asing. Kebiasaan merokok dianggap dapat memberikan kenikmatan bagi si perokok, namun
dilain pihak dapat menimbulkan dampak buruk bagi si perokok sendiri maupun orang orang
disekitarnya. Berbagai kandungan zat yang terdapat di dalam rokok memberikan dampak
negatif bagi tubuh penghisapnya.
Beberapa motivasi yang melatarbelakangi seseorang merokok adalah untuk mendapat
pengakuan (anticipatory beliefs), untuk menghilangkan kekecewaan ( reliefing beliefs), dan
menganggap perbuatannya tersebut tidak melanggar norma ( permissive beliefs/ fasilitative)
(Joewana, 2004). Hal ini sejalan dengan kegiatan merokok yang dilakukan oleh remaja yang
biasanya dilakukan didepan orang lain, terutama dilakukan di depan kelompoknya karena
mereka sangat tertarik kepada kelompok sebayanyaatau dengan kata lain terikat dengan
kelompoknya.

Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memberikan penjelasan mengenai
Merokok beserta Dampak dari Merokok.

Manfaat Penulisan
Manfaat dari penulisan ini adalah :
1. Secara teoritis, menambah khasanah keilmuan tentang merokok dan dampak
merokok bagi kesehatan.
2. Diharapkan tenaga kesehatan dapat memberikan informasi tentang bahaya
merokok bagi kesehatan, sehingga mengurangi perilaku merokok pada
masyarakat.




















BAB II
PEMBAHASAN

Gambaran Situasi di Indonesia
Berdasarkan data Susenas (Survei Sosial Ekonomi Nasional) yang dilakukan oleh
BPS (Badan Pusat Statistik) pada tahun 2001 & 2004 didapatkan kenaikan pada jumlah
perokok baik dewasa maupun anak-anak di Indonesia. Dimana kenaikan berarti terjadi pada
perokok perempuan (baik dewasa ataupun remaja) serta anak-anak. Pada tahun 2001 jumlah
perokok perempuan dewasa di Indonesia adalah 1,3 % yang kemudian pada tahun 2004
angka tersebut naik menjadi 4,5 % (naik 3,5x) kemudian untuk perempuan remaja (usia 15-
19 tahun) pada tahun 2001 sebanyak 0,2 % naik menjadi 1,9 % pada tahun 2004 (naik 9,5x).
Untuk perokok anak-anak sendiri (usia 5-9 tahun) pada tahun 2001 sebesar 0,4 % naik
menjadi 1,8 % pada tahun 2004 (naik > 4x).
Hal ini tentu menjadi keprihatinan bagi kita semua karena bila dilihat berdasarkan
statistik pengguna rokok tersebut didapatkan peningkatan jumlah perokok aktif dari waktu ke
waktu. Bisa dilihat bahkan anak-anak seusia 5 tahun pun sudah mulai mengenal rokok &
kemungkinan besar akan menjadi perokok aktif sepanjang hidupnya yang tentu saja akan
membuatnya lebih lama terkena bahaya rokok & lebih rentan pula untuk terkena penyakit
karena rokok.

Definisi
Rokok adalah produk yang berbahaya & adiktif (menimbulkan ketergantungan)
karena didalam rokok terdapat 4000 bahan kimia berbahaya yang 69 diantaranya merupakan
zat karsinogenik (dapat menimbulkan kanker). Zat-zat berbahaya yang terkandung didalam
rokok antara lain : tar, karbon monoksida, sianida, arsen, formalin, nitrosamine dll.

Klasifikasi Rokok

Kandungan pada Rokok
Kebiasaan merokok memang mengasyikkan. Tanpa sadar berbagai macam racun
berbahaya dalam kandungan rokok masuk ke dalam tubuh, memicu menjangkitnya kanker
dan beberapa penyakit kronis lainnya.
Di dunia setiap tahunnya ditemukan 2,2 juta kematian akibat Penyakit Paru Obstruksi
Kronik (PPOK). Dan penyakit itu mereka dapat dari kebiasaan merokok yang sudah mereka
lakukan selama bertahun-tahun. Angka kematian akibat rokok ini setiap tahun akan terus
meningkat seiring dengan bertambahnya jumlah perokok.
Mengapa konsumsi rokok yang terus menerus bisa memicu timbulnya penyakit? Zat-
zat kimia apa saja yang sebernarnya terdapat di dalam sebatang rokok sehingga menimbulkan
efek yang mengerikan?
Jika Anda berpikir bahwa nikotin adalah satu-satunya kandungan rokok yang
berbahaya di dalam rokok itu sangatlah salah. Nikotin Ini adalah komponen adiktif tembakau.
Hal ini diserap ke dalam darah dan mempengaruhi otak dalam waktu 10 detik. Hal ini
menyebabkan perokok untuk merasa relax karena neurotransmitter. Ini juga menyebabkan
gelombang denyut jantung, tekanan darah, dan adrenalin (yang juga merasa baik). Akibatnya,
sifat ketergantungan nikotin pada otak dan tubuh untuk sementara hilang. Perokok merasa
lebih buruk jika mereka tidak merokok. Ini yang memperkuat keinginan untuk merokok lagi.
Secara keseluruhan rokok adalah campuran senyawa kompleks yang dihasilkan oleh
pembakaran tembakau dan adiktif. Terlepas dari stimulan nikotin biasa, asap rokok juga
mengandung tar yang terdiri dari lebih dari 4000 bahan kimia termasuk sekitar 60 bahan
kimia karsinogenik yang berbahaya. Hampir semua jenis zat tersebut mematikan. Zat-zat
inilah yang menyebabkan penyakit paru-paru, jantung, emphysema dan penyakit berbahaya
lainnya.
Beberapa zat kandungan rokok lainnya dikenal mempunyai efek yang merugikan
tulang dan kulit. Anda mungkin terkejut untuk menemukan nama beberapa bahan kimia
dalam asap rokok. Beberapa di antaranya adalah sebagai berikut:
Sianida adalah senyawa kimia yang mengandung kelompok cyano.
Benzene juga dikenal sebagai bensol merupakan senyawa kimia organik yang mudah
terbakar dan cairan tidak berwarna.
Cadmium sebuah logam yang sangat beracun dan radioaktif yang ditemukan baterai.
Metanol (alkohol kayu) adalah alkohol yang paling sederhana yang juga dikenal
sebagai metil alkohol.
Asetilena (bahan bakar yang digunakan dalam obor las) merupakan senyawa kimia
tak jenuh yang juga merupakan hidrokarbon alkuna yang paling sederhana.
Amonia ditemukan di mana-mana di lingkungan tetapi sangat beracun dalam
kombinasi dengan unsur-unsur tertentu.
Formaldehida cairan yang sangat beracun yang digunakan untuk mengawetkan
mayat.
Hidrogen sianida adalah racun yang digunakan sebagai fumigan untuk membunuh
semut. Zat ini juga digunakan sebagai zat pembuat plastik dan pestisida.

Arsenik adalah bahan yang terdapat dalam racun tikus.

Sedangkan asap yang dihasilkan rokok mengandung tar. Tar itu sendiri mengandung
banyak bahan beracun ke dalam tubuh. Ini adalah substansi, tebal lengket, dan ketika
menghirup itu melekat pada rambut-rambut kecil di paru-paru. Organ ini melindungi paru-
paru dari kotoran dan infeksi, tapi ketika tertutup tar organ ini tidak dapat melakukan
fungsinya. Tar juga melapisi dinding sistem respirasi secara keseluruhan, mempersempit
tabung yang transportasi udara (yang bronchioles) dan mengurangi elastisitas paru-paru.
Yang pada akhirnya menyebabkan kanker paru-paru dan penyakit pernafasan kronis.
Selain itu asap ini juga mengandung karbon monoksida. Karbon monoksida adalah
bahan kimia beracun ditemukan dalam asap buangan mobil. Hal inilah yang kemudian bisa
menurunkan jumlah oksigen dalam darah dan menghalangi semua kinerja organ pensuply
oksigen di dalam tubuh. Karena tubuh kurang oksigen membuat jantung mengalami
penebalan dan bekerja lebih keras memompa darah. Inilah penyebab utama seorang perokok
bisa mengalami serangan jantung secara mendadak.
Sumber : Kandungan Rokok Penyebab Penyakit Kronis.
http://bahayamerokok.net/kandungan-rokok.html. Diakses pada 12 Maret 2012. Pada pukul
14.16 WIB.
Faktor Penyebab Remaja Merokok
1. Pengaruh 0rangtua
Salah satu temuan tentang remaja perokok adalah bahwa anak-anak muda yang berasal
dari rumah tangga yang tidak bahagia, dimana orang tua tidak begitu memperhatikan anak-
anaknya dan memberikan hukuman fisik yang keras lebih mudah untuk menjadi perokok
dibanding anak-anak muda yang berasal dari lingkungan rumah tangga yang bahagia (Baer
& Corado dalam Atkinson, Pengantar psikologi, 1999:294).
2. Pengaruh teman.
Berbagai fakta mengungkapkan bahwa semakin banyak remaja merokok maka semakin
besar kemungkinan teman-temannya adalah perokok juga dan demikian sebaliknya. Dari
fakta tersebut ada dua kemungkinan yang terjadi, pertama remaja tadi terpengaruh oleh
teman-temannya atau bahkan temanteman remaja tersebut dipengaruhi oleh diri remaja
tersebut yang akhirnya mereka semua menjadi perokok. Diantara remaja perokok terdapat
87% mempunyai sekurang-kurangnya satu atau lebih sahabat yang perokok begitu pula
dengan remaja non perokok (Al Bachri, 1991)
3. Faktor Kepribadian.
Orang mencoba untuk merokok karena alasan ingin tahu atau ingin melepaskan diri dari
rasa sakit fisik atau jiwa, membebaskan diri dari kebosanan. Namun satu sifat kepribadian
yang bersifat prediktif pada pengguna obat-obatan (termasuk rokok) ialah konformitas
sosial. Orang yang memiliki skor tinggi pada berbagai tes konformitas sosial lebih mudah
menjadi pengguna dibandingkan dengan mereka yang memiliki skor yang rendah
(Atkinson, 1999).


4. Pengaruh Iklan.
Melihat iklan di media massa dan elektronik yang menampilkan gambaran bahwa perokok
adalah lambang kejantanan atau glamour, membuat remaja seringkali terpicu untuk
mengikuti perilaku seperti yang ada dalam iklan tersebut. (Mari Juniarti, Buletin RSKO,
tahun IX,1991).

Dampak pada Kesehatan Remaja
Efek merugikan dari rokok ini memang tidak secara langsung dirasakan, pelan tapi
pasti bahaya mengancam tubuh perokok jika kebiasaan buruknya tidak segera dihentikan.
Menurut penelitian seseorang yang menghisap rokok setiap hari dapat meningkatkan
resiko terkena kanker laring, paru-paru, kerongkongan, rongga mulut, gangguan pembuluh
darah, gangguan kehamilan dan sakit jantung. Menurut riset seseorang yang secara rutin
merokok 3 hingga 4 batang sehari, delapan kali lebih beresiko terkena kanker mulut jika
dibandingkan orang yang tidak merokok. Bahkan hasil terbaru menunjukkan bahwa dalam
perkembangannya merokok akan mengakibatkan kanker pankreas.
Setiap tahun frekuensi penderita penyakit kronis akibat rokok semakin meningkat.
Meskipun banyak riset dan bukti otentik bahwa merokok ibarat bom waktu yang bisa
merusak kesehatan. Ini dikarenakan rokok memunculkan rasa kecanduan. Di dalam rokok
terkandung sebuah zat yang bernama nikotin. Zat ini bisa menimbulkan efek santai dan inilah
yang membuat kebiasaan merokok sulit untuk ditinggalkan.
Sumber : Bahaya Merokok bagi Kesehatan. http://bahayamerokok.net/bahaya-merokok-bagi-
kesehatan.html. Diakses pada tanggal 12 Maret 2012. Pada pukul 14. 19 WIB
Dampak Merokok bagi Wanita
20 persen dari 1 miliar penduduk wanita di seluruh dunia ternyata perokok aktif.
Seperti pria, mereka rentan terhadap kanker, penyakit jantung, dan pernafasan. Bedanya,
mereka juga berisiko terkena kanker spesifik wanita.
Selain itu pengaruh rokok terhadap sistem reproduksi wanita bukan tidak ada. Wanita
perokok memiliki risiko menjadi infertil (mandul) dan kemungkinan menopause lebih awal.
Bahkan sering terjadi hamil di luar kandungan, hingga bayi dengan berat badan rendah.
Bukan hanya itu wanita perokok juga sangat dimungkinkan terserang kanker mulut rahim,
pendarahan tekanan darah tinggi, dan berisiko mendapatkan bayi lahir cacat. Disisi lain
risiko penyakit jantung pada wanita perokok lebih tinggi, terutama pada mereka yang
menggunakan kontrasepsi oral.
Penelitian yang dilakukan oleh Dr. Olson juga menunjukkan bahwa para wanita yang mulai
merokok sebelum mengalami kehamilan pertama akan memiliki risiko terkena kanker
payudara setelah masa menopause. Sementara bagi wanita yang mengawali kebiasaan
merokok setelah melahirkan anak pertama tidak memiliki kecenderungan terkena kanker
payudara bila dibandingkan dengan mereka yang tidak pernah merokok.
"Hasil penelitian kami menunjukkan bahwa kanker payudara bisa dicegah saat wanita
memasuki masa remaja," jelas Dr. Janet E. Olson. Hasil penelitian Dr. Olson dipublikasikan
pada The Journal Mayo Clinic Proceedings.
Kenapa mereka merokok? Riset mengungkapkan sebanyak 54,59% remaja dan
perempuan merokok dengan tujuan mengurangi ketegangan dan stres. Lainnya beralasan
untuk bersantai 29,36%, merokok sebagaimana dilakukan pria 12,84%, pertemanan 2,29%,
dan agar diterima dalam kelompok 0,92%.
Sumber : Era Baru. 2010. Bahaya Rokok bagi Wanita. http://erabaru.net/kesehatan/34-
kesehatan/16805-bahaya-rokok-bagi-wanita. Diakses pada tanggal 12 Maret 2012. Pada
pukul 13.59 WIB.
Berdasarkan hasil penelitian, di dapat kesimpulan bahwa wanita perokok dihadapkan
pada berbagai macam masalah yaitu : beresiko tinggi terkena penyakit jantung bila
menggunakan pil kontrasepsi, menopause dini, dan kanker rahim. Resiko juga dapat terjadi
pada proses kelahiran seperti: komplikasi pada plasenta, ketuban pecah dini, bayi lahir
prematur dan berat lahir rendah, serta kematian bayi.
Pada bayi-bayi yang ibunya perokok memiliki resiko tinggi mengalami SIDS
(kematian mendadak), infeksi telinga, gangguan pernapasan, mendapat serangan asma, serta
serangan asma yang lebih berat bila sebelumnya sudah ada riwayat asma.
Penelitian mencatat bahwa semakin banyak merokok otomatis semakin berat pula efek
samping yang ditimbulkan, dan bila berhenti merokok maka secara dramatis akan langsung
mengurangi efek samping yang terjadi. Lebih buruk lagi, rokok berimplikasi terhadap 1200
kasus kanker rahim per tahunnya.

Sumber : Kuliah Bidan. 2008. Rokok dapat Merusak Sistem Reproduksi.
http://kuliahbidan.wordpress.com/2008/09/11/rokok-dapat-merusak-sistem-reproduksi/.
Diakses pada tanggal 12 Maret 2012. Pada pukul 14.07 WIB
Dampak Merokok bagi Pria
Studi tentang rokok dan reproduksi yang dilakukan sepanjang 2 dekade,
berkesimpulan bahwa merokok dapat menyebabkan rusaknya sistim reproduksi seseorang
mulai dari masa pubertas sampai usia dewasa.
Banyak sekali efek buruk yang ditimbulkan akibat merokok yang sangat merugikan :
50%-60% merupakan efek yang merusak kesehatan, sisanya dapat menyebabkan kematian,
demikian menurut Dr. Sinead Jones, direktur The British Medical Assosiations Tobacco
Control Resource Centre. Itu sebabnya masalah reproduksi pria maupun wanita perlu
mendapat sorotan tersendiri
Pada penelitian yang dilakukan Dr. Jones ditemukan bahwa wanita yang merokok
memiliki kemungkinan relatif lebih kecil untuk mendapatkan keturunan. Menurut Dr. Jones
lagi, pria akan mengalami 2 kali resiko terjadi infertil (tidak subur) serta mengalami resiko
kerusakan DNA pada sel spermanya. Sedangkan hasil penelitian pada wanita hamil terjadi
peningkatan insiden keguguran.
Penelitian tersebut mengatakan dari 3000 sampai 5000 kejadian keguguran per tahun
di Inggris, berhubungan erat dengan merokok. 120.000 pria di Inggris yang berusia antara 30
sampai50 tahun mengalami impotensi akibat merokok.

Penanganan
Adapun cara penanganan bagi para perokok yang ingin berhenti merokok, diantaranya
adalah sebagai berikut :
1. Bersihkan dan buang. Bersihkan dan buang semua rokok yang anda miliki.
2. Buat catatan dan peringatan. Tulis catatan seperti Anda sekarang bukan perokok
dan tempelkan pada tempat-tempat yang sering anda kunjungi di tempat tidur, atas
meja dsb
3. Lakukan terus-menerus. Tetaplah berhenti merokok pada hari yang telah anda
tentukan untuk berbuat demikian. Jangan terputus-putus melakukannya.
4. Pusatkan perhatian pada pekerjaan sehari-hari untuk mengalihkan keinginan merokok.
5. Berpikir positif. Pikirkan diri anda sebagai seorang yang bukan perokok. Apabila ada
tawaran merokok dari teman, katakan kepada teman anda itu dengan tegas Saya
tidak merokok.
6. Mintalah dukungan dari keluarga, kawan dekat dan rekan sekerja untuk membantu
anda membuang kebiasaan merokok ini.
7. Pahami ketertarikan yang dapat ditimbulkan oleh rokok. Terkadang remaja melihat
rokok sebagai suatu bentuk pemberontakan atau sebagai cara untuk dapat diterima
oleh teman-temannya. Untuk mengetahui lebih jelas ajaklah anak berdiskusi
mengenai rokok termasuk pandangannya mengenai rokok tersebut.
8. Berikan contoh yang baik. Anak biasanya akan meniru tindakan orang terdekatnya,
jadi apabila orang tua melarang anaknya untuk merokok, sebaiknya mereka pun juga
tidak mengkonsumsi rokok.
9. Rokok bukanlah hal yang keren. Tunjukkan pada anak bahwa merokok bukanlah
sesuatu hal yang keren atau dapat dibanggakan. Rokok dapat membuat nafas menjadi
bau, membuat gigi menjadi kuning, menyebabkan batuk & kehilangan tenaga untuk
dapat melakukan aktifitas olahraga ataupun kegiatan lain.
10. Rokok membuang uang. Merokok merupakan hal yang mahal. Bantu anak untuk
menghitung pengeluaran yang harus dilakukan apabila mengkonsumsi rokok selama
seminggu, sebulan ataupun setahun. Bandingkan uang tersebut dengan barang
elektronik ataupun barang lain yang dapat diperoleh apabila tidak merokok.
11. Pahami tekanan dari teman sebaya. Adanya teman yang merokok dapat
mempengaruhi anak. Berikan mereka kepercayaan diri untuk dapat bersosialisasi
dengan teman mereka tanpa merokok.
12. Tangani kecanduan akibat rokok dengan serius. Banyak remaja yang percaya bahwa
mereka dapat berhenti merokok kapanpun mereka mau, tetapi kenyataannya nikotin
dapat membuat mereka menjadi kecanduan sama seperti pada orang dewasa.
13. Berikan gambaran mengenai masa depan mereka. Anak-anak cenderung percaya
bahwa mereka tidak akan terkena dampak buruk dari rokok. Tetapi masalah kesehatan
seperti kanker, serangan jantung & stroke sangat beresiko dialami oleh mereka yang
merokok. Berilah contoh orang yang anda kenal yang menderita karena rokok.
14. Awasi penggunaan produk bertembakau lainnya Banyak jenis produk bertembakau
lainnya yang dianggap lebih aman daripada rokok. Tetapi sebenarnya produks
tersebut sama saja dengan rokok, dapat menimbulkan ketergantungan serta bahaya
kesehatan yang sama.
15. Ikut terlibat secara aktif. Aktiflah untuk ikut terlibat dalam kegiatan pencegahan
rokok baik di sekolah ataupun lingkungan rumah.
16. Melawan keinginan untuk merokok, diantaranya dengan melakukan hal-hal sebagai
berikut :
Mengalihkan perhatian ketika anda ingin merokok. Katakan pada diri anda
Nanti!! dan lakukan hal-hal positif lainnya.
Menarik nafas panjang. Tarik nafas panjang selama lima detik dan lepaskan
perlahan-lahan.
Minum air yang banyak. Hindari minuman yang mengandung kafein seperti
kopi, teh atau cola.
Sibukkan diri anda dengan aktivitas. Ini penting supaya anda tidak selalu
terpikir untuk merokok. Aktivitas yang bisa dilakukan misalnya berkebun,
membaca buku dsb.
Melakukan olahraga sekurang-kurangnya tiga kali seminggu selama 20 menit
setiap sesi.
Membasuh tangan atau mandi ketika anda ingin merokok.
Kunyah sesuatu seperti permen karet, dsb.
Berdoa semoga anda diberi kekuatan dan keinginan yang tetap untuk berhenti
merokok



Daftar pustaka

Atkinson (1999). Pengantar Psikologi. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Direktorat Kesehatan Jiwa Masyarakat (2001). Buku Pedoman Umum Tim Pembina, Tim
Pengarah & Tim Pelaksana Kesehatan Jiwa. Direproduksi oleh Proyek Peningkatan
Kesehatan Khusus APBD 2002.

Hurlock, E.B (1998). Perkembangan Anak. Alih bahasa oleh Soedjarmo & Istiwidayanti.
Jakarta: Erlangga.

Kozier, B (1991). Fundamental of Nursing : Concept, Process, and Practice. Fourth Edition.
California : Addison-Wesley Publishing Company.

Mappiare, A. (1992). Psikologi Remaja. Surabaya: Usaha Nasional.

Stuart & Sundeen (1998). Principle and Practice of Psychiatric Nursing. 6 th. Ed.
Philadelphia: The C V Mosby.

Azwar, S. 2002. Sikap Manusia, Teori Dan Pengukurannya. Yogyakarta. Pustaka Pelajar
Offset

Kaplan dan Sadock.1997. Sinopsis Psikiatri Ilmu Pengetahuan Perilaku Psikiatri Klinis (Edisi
ke 7, Jilid 1). Jakarta. Binarupa Aksara.

BKKBN. 2001. Remaja Mengenai Dirinya. Jakarta. BKKBN

Dep. Kesehatan RI. 1997. AIDS di Tempat Kerja. Jakarta

UNESCO and UNAIDS. 2002. HIV/AIDS and Education: A Too/kit for Ministries of
Education


















BAB III
KESIMPULAN dan SARAN
Kesimpulan
Perilaku merokok adalah perilaku yang dipelajari. Proses belajar terjadi sejak masa
anak-anak, sedangkan proses menjadi perokok dimulai sejak masa remaja. Proses belajar atau
sosialisasi tampaknya dapat dilakukan melalui tansmisi dari generasi sebelumnya yaitu
transmisi vertical dari lingkungan keluarga, lebih spesifik sikap permisif orang tua terhadap
perilaku merokok remaja.

Anda mungkin juga menyukai