a. Kalsifikasi. Klasifikasi shaft tibia sesuai topografi, misal 1/3 proximal, medial, distal dan sesuai tipe fraktur (transerse, spinal! obli"ue, #edge t$pe % komunikatif) b. Penatalaksanaan 1. &emeriksaan ' &emeriksaan fisik, look, feel, moe, measurement, status neuroaskuler ' &emeriksaan radiologi, foto (&/lat % lateral ie# 2. &enanganan a. )losed redu*tion (8.2+,) ' )losed redu*tion - long leg *ast ealuasi akseptabilitas hasil reposisi ' Kriteria akseptabilitas . angulasi anterior/posterior atau arus/algus /, + shortening / ,'1+ mm pada tipe komunitif % obli"ue tidak ada rotasi kontak fragmen fraktur 0 ,+1 ' 2ila tidak a**eptable, dilakukan reisi % #edging *ast b. 3pen fraktur ' dilakukan debridement dengan 4( ' immobiliasi sesuai dengan grade open fraktur 4rade 5 % 55 . 6emporar$ pinning - long leg *ast immediate, nailing tibia bila tipe fraktur memenuhi indikasi (1/3 tengah, tranerse t$pe) 4rade 555 . external fixasi *. 6indakan operasi (internal fixasi) (8.372) ' &ilihan, plating, nailing tibia ' 5ndikasi . lesi neuroaskuler fraktur tibia segmental dengan ipsilateral fraktur femur (floating knee) fraktur shaft tibia % intraartikuler tibia multitrauma fraktur tibia dengan fibula intak indikasi relatif penanganan komplikasi . malunion, dela$ed union, non union *. (fter *are 1. 6erapi konseratif ' skin tight 8'1+ hari paska reposisi ' ganti dengan &62 *ast setelah *lini*al union (- 7 minggu post trauma) dan bila sesuai indikasi ' pembukaan *ast setelah - 12 minggu ealuasi radiologi union ' 9obilisasi :alan ;<2 s/d ganti &62 *ast kemudian &<2 dengan &62 *ast ' fisioterapi 2. 6erapi operatif a.6emporar$ pining - *ast ' pelepasan pin setelah skin tight b. ;ailing ' eleasi tungkai dengan bantal di ba#ah lutut ' fisioterapi hari ke 1'2 pas*a bedah ' mobilisasi :alan ;<2 = minggu, dilan:utkan dengan &<2. &eningkatan beban &<2 sesuai dengan ealuasi klinis dan radiologis. &<2 setelah radiologi*al union ( - 3 bulan). *. &lating ' (fter *are sama dengan nailing tibia ' 9obilisasi :alan ;<2 7 minggu, dilan:utkan dnegan &<2. &eningkatan &<2 sesuai dengan ealuasi klinis dan radiologis. &<2 setelah radiologi*al union (- 3 bulan). ' (ff nail % plate setelah 18'2= bulan. d. >xternal fixasi ' 2isa sebagai terapi definitif atau temporer. ?efinitif pertahankan s/d union 6emporer ganti dengan internal fixasi bila luka baik. 2. 5solated fraktur fibula (823.2/3) a. Klasifikasi Klasifikasi sesuai topografi, *aput fibula, shaft fibula 1/3 proximal, 1/3 tengah, 1/3 distal b. &enatalaksanaan 1. &emeriksaan. ' &emeriksaan fisik, look, feel, moe, measurement status neuroaskular ' @adiologis, (&/ lat ie# ' Aingkirkan kemungkinan fraktur ankle pada setiap fraktur fibula. ' &eriksa status n. peroneous pada fraktur *aput fibula. 2. &enanganan a. )losed fraktur ' pasang elasti* bandage pada fraktur fibula 1/3 proximal dan 1/3 tengah ' immobiliasasi dengan belo# knee *ast pertahankan B= minggu b. 3pen fraktur ' debridement dengan 4( ' Fiksasi dengan intramedullar$ pining pada fibula 1/3 distal pertahankan = minggu. &enatalaksanaan fraktur tibial shaft pada anak ' Aelalu diupa$akan terapi konseratif dengan long leg *ast pas*a reposisi ' Kriteria akseptabilitas (@ang) . ' (fter *are sama seperti pada penderita de#asa ' 6erapi operatif diker:akan pada kasus open fraktur dengan temporar$ pining - *ast Kepustakaan . 1. 2ugholC, @<. et all . ?e*ision 9aking, 2) ?euter 5n*. 6oronto, 1D8=, p. ,7 2. Eea*h, @>. . Fra*ture of 6ibia % Fibula. ?alam @o*k#ood )(, % green, ?&. . Fra*ture in (dults, F2 Eipin*ott )o, &hiladelphia, 1D8=, pp. 1,D3'17,2 3. @ang, 9. . )hildren Fra*ture, F2 Eipin*ott )o, &hiladelphia, 1D83, p. 2D8'3+8