Anda di halaman 1dari 4

TRAUMA TUNGKAI BAWAH

1. Fraktur tibial shaft (823.2/3)


a. Kalsifikasi.
Klasifikasi shaft tibia sesuai topografi, misal 1/3 proximal, medial, distal
dan sesuai tipe fraktur (transerse, spinal! obli"ue, #edge t$pe %
komunikatif)
b. Penatalaksanaan
1. &emeriksaan
' &emeriksaan fisik, look, feel, moe, measurement, status
neuroaskuler
' &emeriksaan radiologi, foto (&/lat % lateral ie#
2. &enanganan
a. )losed redu*tion (8.2+,)
' )losed redu*tion - long leg *ast ealuasi
akseptabilitas hasil reposisi
' Kriteria akseptabilitas .
angulasi anterior/posterior atau arus/algus /,
+
shortening / ,'1+ mm pada tipe komunitif % obli"ue
tidak ada rotasi
kontak fragmen fraktur 0 ,+1
' 2ila tidak a**eptable, dilakukan reisi % #edging *ast
b. 3pen fraktur
' dilakukan debridement dengan 4(
' immobiliasi sesuai dengan grade open fraktur
4rade 5 % 55 . 6emporar$ pinning - long leg *ast immediate,
nailing tibia bila tipe fraktur memenuhi indikasi (1/3 tengah,
tranerse t$pe)
4rade 555 . external fixasi
*. 6indakan operasi (internal fixasi) (8.372)
' &ilihan, plating, nailing tibia
' 5ndikasi .
lesi neuroaskuler
fraktur tibia segmental
dengan ipsilateral fraktur femur (floating knee)
fraktur shaft tibia % intraartikuler tibia
multitrauma
fraktur tibia dengan fibula intak indikasi relatif
penanganan komplikasi . malunion, dela$ed union, non
union
*. (fter *are
1. 6erapi konseratif
' skin tight 8'1+ hari paska reposisi
' ganti dengan &62 *ast setelah *lini*al union (- 7 minggu post
trauma) dan bila sesuai indikasi
' pembukaan *ast setelah - 12 minggu ealuasi radiologi
union
' 9obilisasi :alan ;<2 s/d ganti &62 *ast kemudian
&<2 dengan &62 *ast
' fisioterapi
2. 6erapi operatif
a.6emporar$ pining - *ast
' pelepasan pin setelah skin tight
b. ;ailing
' eleasi tungkai dengan bantal di ba#ah lutut
' fisioterapi hari ke 1'2 pas*a bedah
' mobilisasi :alan ;<2 = minggu, dilan:utkan dengan &<2.
&eningkatan beban &<2 sesuai dengan ealuasi klinis dan
radiologis. &<2 setelah radiologi*al union ( - 3 bulan).
*. &lating
' (fter *are sama dengan nailing tibia
' 9obilisasi :alan ;<2 7 minggu, dilan:utkan dnegan &<2.
&eningkatan &<2 sesuai dengan ealuasi klinis dan radiologis.
&<2 setelah radiologi*al union (- 3 bulan).
' (ff nail % plate setelah 18'2= bulan.
d. >xternal fixasi
' 2isa sebagai terapi definitif atau temporer.
?efinitif pertahankan s/d union
6emporer ganti dengan internal fixasi bila luka baik.
2. 5solated fraktur fibula (823.2/3)
a. Klasifikasi
Klasifikasi sesuai topografi, *aput fibula, shaft fibula 1/3 proximal, 1/3 tengah, 1/3
distal
b. &enatalaksanaan
1. &emeriksaan.
' &emeriksaan fisik, look, feel, moe, measurement status neuroaskular
' @adiologis, (&/ lat ie#
' Aingkirkan kemungkinan fraktur ankle pada setiap fraktur fibula.
' &eriksa status n. peroneous pada fraktur *aput fibula.
2. &enanganan
a. )losed fraktur
' pasang elasti* bandage pada fraktur fibula 1/3 proximal dan 1/3
tengah
' immobiliasasi dengan belo# knee *ast pertahankan B=
minggu
b. 3pen fraktur
' debridement dengan 4(
' Fiksasi dengan intramedullar$ pining pada fibula 1/3 distal
pertahankan = minggu.
&enatalaksanaan fraktur tibial shaft pada anak
' Aelalu diupa$akan terapi konseratif dengan long leg *ast pas*a
reposisi
' Kriteria akseptabilitas (@ang) .
' (fter *are sama seperti pada penderita de#asa
' 6erapi operatif diker:akan pada kasus open fraktur dengan
temporar$ pining - *ast
Kepustakaan .
1. 2ugholC, @<. et all . ?e*ision 9aking, 2) ?euter 5n*. 6oronto, 1D8=, p. ,7
2. Eea*h, @>. . Fra*ture of 6ibia % Fibula. ?alam @o*k#ood )(, % green, ?&. .
Fra*ture in (dults, F2 Eipin*ott )o, &hiladelphia, 1D8=, pp. 1,D3'17,2
3. @ang, 9. . )hildren Fra*ture, F2 Eipin*ott )o, &hiladelphia, 1D83, p. 2D8'3+8

Anda mungkin juga menyukai