( )
(
Keterangan :
s = simpangan baku kedua kelompok (standar baku) penelitian
terkait adalah sebesar = 3.2
X1-X2 = perbedaan klinis yang diinginkan (clinical judgement), dalam
penelitian ini perbedaan klinis yang berarti adalah sebesar 4 jam.
Z = nilai simpangan baku standar sesuai dengan nilai alpha sebesar
0,05 (1,96)
Z = power yang diinginkan yaitu 90% (1.282)
Berdasarkan perhitungan di atas maka diperoleh nilai n1 dan n2 sebesar
13 orang.
4. Teknik Sampling
Teknik sampling yang digunakan adalah non probability (non random
sampling) jenis purposive sampling. Menurut Nursalam (2011), purposive
sampling yaitu suatu teknik penetapan sampel dengan cara memilih sampel
diantara populasi sesuai dengan yang dikehendaki peneliti (tujuan/masalah
penelitian). Menurut Setiadi (2012), purposive sampling yaitu teknik penentuan
sampel dengan pertimbangan tertentu sesuai yang dikehendaki peneliti. Pada
penelitian ini untuk kelompok experiment dilakukan pengambilan data pada
hari senin, selasa dan rabu sampai sample yang dinginkan peneliti terpenuhi,
sedangkan untuk kelompok kontrol dilakukan pengambilan data pada hari
kamis,jumat dan sabtu sampai sample yang diinginnkan terpenuhi. Apabila
sample pada kelompok experiment sudah terpenuhi maka pengambilan data
untuk kelompok kontrol akan dilakukan setiap hari dan apabila sample pada
kelompok control sudah terpenuhi maka pengambilan data untuk kelompok
eksperiment akan dilakukan setiap hari.
E. Jenis dan Cara Pengumpulan Data
1. Jenis Data yang Dikumpulkan
Berdasarkan cara memperolehnya, data yang dikumpulkan dalam
penelitian ini adalah data primer. Data primer dalam penelitian ini adalah data
yang diperoleh sendiri oleh peneliti dari hasil pengukuran, pengamatan, survey
dan lain-lain (Setiadi, 2012), yaitu hasil dari pengukuran lama pemulihan bising
usus pasien data yang dikumpulkan yaitu data rasio.
2. Cara pengumpulan data
Pengumpulan data merupakan kegiatan penelitian untuk mengumpulkan
data (Hidayat, 2009). Pada penelitian menggunakan Riset Asisten. Peneliti
dalam penelitian ini melakukan langkah pengumpulan data sebagai berikut :
a. Peneliti melakukan pengurusan ijin di Litbang RSUP Sanglah Denpasar
untuk memperoleh surat Ethical Clearance.
b. Setelah surat ijin dikeluarkan oleh Direktur RSUP Sanglah Denpasar dan
Kepala Litbang RSUP, maka dilakukan pendekatan formal terhadap Kepala
Ruang Angsoka RSUP Sanglah Denpasar untuk meminta ijin dan bantuan
dalam pengumpulan data di Ruang Angsoka RSUP Sanglah Denpasar.
c. Penelitian ini menggunakan enumerator penelitian/ peneliti akan dibantu
oleh beberapa orang yang telah dilakukan diskusi dan penyamaan persepsi
cara pengambilan data.
d. Melihat dan mengklarifikasi jadwal operasi pasien di IBS
e. Melakukan pendekatan terhadap pasien yang akan dilakukan operasi, pasien
pre operasi general anastesi diberikan informed consent untuk dilakukan
penelitian apabila setelah operasi memenuhi syarat. Pendekatan ini
dilakukan untuk menghindari adanya kemungkinan miskomunikasi antara
responden dan peneliti saat akan dilakukan penelitian
f. Setelah informed consent dilakukan, selanjutnya peneliti melakukan studi
dokumentasi catatan medic pasien untuk menentukan lama operasi.
g. Setelah itu, pasien yang telah memenuhi kriteria sampel dilakukan
pemberian perlakuan dan control.
h. Sebelum diberikan pemberian permen karet peneliti melakukan pengukuran
motilitas usus pada kelompok perlakukan dan kelompok kontrol.
i. Memberikan permen karet xylitol kepada kelompok perlakuan.
j. Mengukur motilitas usus pasien kelompok perlaqkuan post operasi 1 jam
sesudah diberikan permen karet dan pada mengukur motilitas usus pada
kelompok control setelah 1 jam 15 menit.
k. Peneliti mengumpulkan data yang telah didapat
l. Melakukan tabulasi dan analisis data
3. Instrumen Pengumpulan Data
Data dikumpulkan menggunakan Instrumen pada penelitian ini adalah
lembar observasi dengan menuliskan nama reponden, umur responden, jenis
anestesi, jenis operasi dan nilai motilitas usus pasien pre dan post pada
kelompok control dan perlakuan dengan menggunakan stetoskop.
F. Pengolahan dan Analisa Data
1. Teknik Pengolahan Data
Pengolahan data merupakan salah satu upaya untuk meprediksi data dan
menyiapkan data sedemikian rupa agar dapat dianalisis lebih lanjut dan
mendapatkan data siap untuk disajikan. Menurut Setiadi (2012), langkah-
langkah pengolahan data yang akan dilakukan yaitu
a. Editing
1) Dengan memeriksa kelengkapan jawaban responden pada kuesioner,
memperjelas, apabila ditemukan kejanggalan hasil kuesioner atau terdapat
kuesioner yang tidak diberi jawaban akan dilakukan klarifikasi dan
responden diminta untuk menjawab ulang.
2) Pengecekan logis
b. Scoring dan coding
Angket yang sudah terkumpul diperiksa kelengkapannya, kemudian
jawaban responden diberi skor sesuai dengan ketentuan dan diberikan kode
sesuai dengan ketentuan peneliti contoh : untuk umur : kode 1 untuk umur 20-
30 tahun, 2 untuk 31-40 tahun, dan seterusnya.
c. Entry
Kegiatan memasukkan data ke dalam program komputer untuk
mencegah risiko kehilangan data.
d. Tabulasi data
Melakukan tabulasi data ke dalam master tabel yang telah dibuat.
2. Analisis Data
a. Analisa Univariat
Data yang diperoleh terdiri dari intensitas nyeri sebelum dan sesudah
pada kelompok perlakuan dan kelompok kontrol. Gambaran tentang nilai
motilitas usus sebelum dan sesudah diberikan terapi mengunyah permen karet
dan terapi konvensional yang kemudian akan dianalisis menggunakan uji
statisti deskriptif, lalu hasilnya akan disajikan dalam bentuk narasi dan tabel
distribusi frekuensi.
b. Analisa Bivariat : Pengaruh mengunyah permen karet xylito terhadap
pemulihan motilitas usus pada pasien post operasi dengan general
anesthesia.
Data yang telah terkumpul diolah dengan menggunakan program komputer.
Data yang sudah terkumpul dilakukan analisis uji dengan bantuan program
computer. Uji yang akan digunakan yaitu :
1) Analisis pengaruh mengunyah permen karet terhadap pemulihan
motilitas usus pasien post operasi dengan general anestesia
Sebelum dilakukan pengujian statistik pengaruh mengunyah permen karet
terhadap pemulihan motilitas usus pasien post operasi dengan general
anesthesia, dilakukan uji normalitas data terhadap data sebelum dan sesudah
diberikan terapi mengunyah permen karet dengan menggunakan uji Shapiro
Wilk karena jumlah sampel kurang dari 50 orang , jika data berdistribusi normal
(p value>0,05), maka dilakukan uji statistik parametrik dengan uji t paired
sample tes, namun jika data tidak berdistribusi normal (p value<0,05) maka
dilakukan uji non parametrik dengan uji wilcoxon. Dalam penggunaan uji
statistik t paired sample test, jika nilai p atau nilai sig 2-tailed < (0,05), dan
nilai t hitung lebih besar daripada nilai t tabel, maka Ho ditolak yang berarti ada
perbedaan antara nilai motiltas sesudah diberikan perlakuan dengan sebelum
perlakuan. Ho ditolak dan Ha diterima berarti ada pengaruh pemberian
mengunyah permen karet terhadap pemulihan motilitas usus pasien post operasi
dengan general anesthesia. Sedangkan uji statistik menggunakan wilcoxon, jika
nilai p value < 0,05 berarti Ho ditolak dan Ha diterima berarti ada pengaruh
pemberian mengunyah permen karet terhadap pemulihan motilitas usus pasien
post operasi dengan general anesthesia.
2) Analisis pengaruh pemberian terapi kompres panas terhadap
perubahan skala nyeri
Sebelum dilakukan pengujian statistik pengaruh pemberian terapi
konvensional (ambulasi dini) terhadappemulihan motilitas usus pasien post
operasi dengan general anesthesia, dilakukan uji normalitas data terhadap data
sebelum dan sesudah diberikan terapi konvensional dengan menggunakan uji
Shapiro Wilk karena jumlah sampel kurang dari 50 orang, jika data berdistribusi
normal (p value>0,05), maka dilakukan uji statistik parametrik dengan uji t
paired sample tes, namun jika data tidak berdistribusi normal (p value<0,05)
maka dilakukan uji non parametrik dengan uji wilcoxon. Dalam penggunaan uji
statistik t paired sample test, jika nilai p atau nilai sig 2-tailed < (0,05), dan
nilai t hitung lebih besar daripada nilai t tabel, maka Ho ditolak yang berarti ada
perbedaan antara intensitas nyeri sesudah diberikan perlakuan dengan sebelum
perlakuan. Ho ditolak dan Ha diterima berarti ada pengaruh pemberian terapi
konvensional ambulasi didni terhadap pemulihan motilitas usus pasien post
operasi dengan general anestesia. Sedangkan uji statistik menggunakan
wilcoxon, jika nilai p value < 0,05 berarti Ho ditolak dan Ha diterima berarti
ada pengaruh pemberian terapi konvensional terhadap pemulihan motilitas usus
pasien post operasi dengan general anesthesia.
3) Analisis perbedaan motilitas usus dengan pemberian mengunyah
permen karet xylitol dengan terapi konvensional (ambulasi dini).
Analisis perbedaan antara nilai motilitas usus pasien post operasi dengan
general anesthesia yang diberikan mengunyah permen karet xylitol dengan
terapi konvensional (ambulasi dini) dilakukan dengan membedakan selisih dari
nilai motilitas usus sebelum dan sesudah diberikan perlakuan. Selisih atau beda
nilai motilitas usus tersebut dilakukan uji normalitas data dengan menggunakan
uji statistik Shapiro Wilk karena jumlah sampel kurang dari 50 orang, jika data
berdistribusi normal (p value>0,05), maka dilakukan uji parametrik dengan
menggunakan uji t- test independent , namun jika data tidak berdistribusi
normal (pvalue<0,05) dilakukan dengan uji non parametrik dengan uji Man
Whitney. Dalam penggunaan uji t-test independent Jika nilai p atau nilai sig 2-
tailed < (0,05), dan nilai t hitung lebih besar daripada nilai t tabel, maka Ho
ditolak yang berarti ada perbedaan antara nilai motilitas usus yang diberikan
mengunyah permen karet xylitol dengan nilai motilitas usus yang diberikan
terapi konvensional. Sedangkan dalam penggunaan uji statistik Man Whitney,
jika nilai p value < ( 0,05), maka Ho ditolak dan Ha diterima berarti ada
perbedaan antara nilai motilitas usus yang diberikan mengunyah permen karet
xylitol dengan nilai motilitas usus yang diberikan terapi konvensional.
DAFTAR PUSTAKA
Abi Sofyan Ghifari . 2012. Mengenal Xylitol Gula Langka yang Menyehatkan.
http://www.chem-is-try.org. ( akses online 25 desember 2012)
Alimul Hidayat, Aziz. 2009. Metode Penelitian Keperawatan dan Tekhnik
Analisis Data. Jakarta: Salemba Medika.
Ari Susanti, Yuni. 2012. Pengaruh Pemberian Anestesi Epidural Terhadap
Kadar Gula Darah Pada Operasi Sectio Caesaria. Laporan Hasil
Penelitian Karya Tulis Ilmiah, Program Pendidikan Sarjana Kedokteran
Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro 2012
Ayuningtyas. 2010. Permen Karet, Sejarah dan Perkembangannya.
http://hesti.blog.uns.ac.id. (akses online,27 november 2012)
Bambang Setyohadi. 2009. Inflammatory Bowel Disease Alur Diagnosis dan
Pengobatannya di Indonesia. Dalam : Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam
Jilid I. Edisi IV. Jakarta : Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit
Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia
Barclay, L & Vega, C. 2006. Gum Chewing May Speed Recovery From
Postoperative Ileus. Medscape medical news; archives of surgery 2006:
141:174
Christina Crainic. 2009. Comparison of Methods To Facilitate Postoperative
Bowel Function. Medsurg NursingJuly/August 2009Vol. 18/No. 4
235
Corwin, Elizabet J. 2009. Buku saku patofisiologi. Edisi ketiga. Jakarta: EGC
Dewi Fatiharani .2008. Pengaruh Konsumsi Permen Karet Yang Mengandung
Xylitol Terhadap Pembentukan Plak Gigi. Artikel Karya Tulis Ilmiah,
Bagian Ilmu Penyakit Gigi Dan Mulut Fakultas Kedokteran Universitas
Diponegoro Semarang 2008
E. P. Van Der Zanden. 2009. The Vagus Nerve As A Modulator Of Intestinal
Inflammation. Neurogastroenterol Motil (2009) 21, 617
Ganong, W. F. 2001. Fisiologi kedokteran. penerbit Buku Kedokteran EGC .
Jakarta
Golonka, NR, & Hayashi, AH. 2008. Early Sham Feeding Of Neonates
Promotes Oral Feeding After Delayed Primary Repair Of Major
Congenital Esophageal Anomalies. The American Journal of Surgery.
Vol. 195, pp. 659-662.
H. Randolph Bailey, MD. 2010. Colorectal Surgery.
http://www.expertconsultbook.com.(akses online, 23 Desember 2012)
Henrik Kehlet. 2008. Postoperative ileus an update on preventive techniques.
Section of Surgical Pathophysiology, 4074 Rigshospitalet, Copenhagen
University, Blegdamsvej 9, 2100 Copenhagen, Denmark
Khairunissa, Resti. 2010. Presentasi Kimia Pangan II. http://www.scribd.com.
(akses online,20 Oktober 2012)
KHI Abd, El-Maeboud. 2009. Gum Chewing Stimulates Early Return Of Bowel
Motility After Caesarean Section. BJOG 2009;116:13341339
Latief SA, surjadi K, Dachlan R. 2001 Petunjuk Praktis Anestesiologi. Bagian
anestesiologi Fakultas Kedoteran Universitas Indonesia.
Leier, Heather. 2007. Does Gum Chewing Help Prevent Impaired Gastric
Motility In The Postoperative Period. Journal Of The American
Academy Of Nurse Practitioners; Mar 2007; 19, 3; ProQuest Medical
Library pg. 133
Majid. 2011. Keperawatan Perioperatif. Penerbit : Gosyen Publishing :
Yogyakarta.
Mangku. 2000. Standar Pelayanan dan Tatalaksana Anestesia-Analgesia dan
Terapi Intensif. RSUP Sanglah Fakultas Kedokteran Universitas
Udayana Denpasar.
Martha. 2012. 4 Manfaat Mengunyah Permen Karet. http://health.okezone.com
( akses online,27 november 2012)
Mattei, P. 2006. Review of the Pathophysiology and Management of
Postoperative Ileus. Word journal of Surgery
Mehmet Ibrahim, Harma. 2009. Gum-Chewing Speeds Return Of First Bowel
Sounds But Not First Defecation After Cesarean Section. Anatolian
Journal Obstetric and Gynecology 2009; 1: 1
Miranda K.Y. 2007. Use of Chewing Gum in Reducing Postoperative Ileus
After Elective Colorectal Resection: A Systematic Review. Dis Colon
Rectum
Mohamad, Judha. 2008. Anatomi Dan Fisiologi (Buku Saku). Penerbit :
Salemba Medika
Norteliffe, dkk. 2003. Prention Of Postoperative Nausea and Vomiting After
Spinal Morphine for Caesarean Section: Comparison of Cyclizine,
Dexametasone and Placebo. British journal of anesthesia 2003;90:665-
70
Notoadmodjo, S. 2003. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : PT. Rineka
Cipta
Nursalam. 2008. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu
Keperawatan, Jakarta : Salemba Medika.
Nursalam. 2011. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu
Keperawatan. Edisi II. Salemba Medika. Jakarta
Otah, E. 2005. Ileus Medscape Referemce Drugs, Diseases & Prosedures.
http://www.emedicine.com. ( akses online 20 Oktober 2012)
Papacoenstantinou, dkk. 2005. Chewing gum accelerates dhischarge of patients
from the hospital after colon resection.
Patolia D.s, Hilliard, R. L.M, toy, E.C, & Baker, B. 2001. Early Feeding After
Cesarean: Randomized Trial. The American College of Obstertriction
And Gynocologis. Elsevier science. Vol 98, no 1
Potter & Perry. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan : Konsep, Proses
& Praktek. Edisi 4. Vol 1. Jakarta : EGC
Rachima, Soraya. 2008. Pengaruh Permen Karet dengan Pemanis Xylitol
terhadap pH Plak .Universitas Diponegoro.
Ronald D, Miller. 2009. Miller's Anesthesia 7th edition. Churchill Livingstone
ISBN 978-0-443-06959-8
Sabiston, David C. 1992. Buku Ajar Bedah. Jakarta. EGC
Setiadi. 2012. Konsep & Penulisan Riset Keperawatan. Yogyakarta: Graha
Ilmu.
Siahaan. 2000. Anestesi Lokal Dan Regional. Medan: Universitas Sumatra
Utara Press
Sugiyono. 2012. Metode penelitian pendidikan. Bandung . Alfabeta
Suzanne C. Smeltzer, Brenda G. Bare . 2001. Brunner and Suddart. Buku Ajar
Keperawatan Medikal Bedah. Edisi 8.Jakarta: EGC.
Syamsuhidayat, Wim de Jong. 2005. Buku Ajar Ilmu Bedah, Ed.2. Jakarta :
EGC
Tjay, T.H., Rahardja, K. 2002. Obat-obat Penting : Khasiat, Penggunaan, dan
Efek-Efek Sampingnya. Edisi VI. Jakarta: Penerbit PT. Elex Media
Komputindo
Wahyuningsih, 2011. hal Yang Harus Dilakukan Jika Menelan Permen Karet.
http://www.ahliwasir.com. (akses online,20 november 2012)
Windiarto. 2010. Differences of Recovery time of Intestinal Peristaltic on
Surgical Patients with General Anesthesia Taken with Early Ambulation
of Active and Passive ROM in Wira Bhakti Tamtama Hospital
Semarang
Yantau. 2010. Seputar permen karet. http://m.epochtimes.co.id (akses online,26
november 2012)