Anda di halaman 1dari 4

Universitas Gadjah Mada 1

BAB X PEMERIKSAAN SISTEM MUSKULOSKELETAL



A. PENDAHULUAN

Komponen penting dalam sistem muskuloskeletal meliputi otot dan perlekatannya,
tulang dan sendi. Fungsi utama sistem ini adalah mendukung tubuh dalam berbagai cara
untuk menampilkan gerakan dan postur yang normal. Selain dari pada itu struktur tulang
tertentu juga terlibat dalam beberapa fungsi tertentu, seperti respirasi, mastikasi, urinasi
dan defekasi.
Beberapa penyakit otot, tulang atau sendi akan memiliki gejala klinis utama berupa
lokomosi yang abnormal (pincang) dan atau postur yang mengalami perubahan. Gangguan
lokomosi akan ditemukan pada saat hewan bergerak atas kemauan sendiri atau bilamana
hewan tersebut diberi perlakuan dengan suatu latihan. Gangguan fungsi lokomosi dapat
muncul akibat adanya penyakit pada sistem syaraf dan juga penyakit-penyakit lain yang
tidak mengenai alat gerak. Penyakit sistemik yang sangat berat sering menimbulkan
kelemahan otot, tremor, inkoordinasi akibat terjadinya toksemia. Demikian pula halnya,
perubahan postur tubuh berupa kyphosis dapat terjadi akibat adanya nefritis akut.
Pada bab X ini akan dibicarakan tentang pemeriksaan klinis terhadap otot, tulang,
persendian dan foot pada hewan besar dan kecil. Bahan ajar ini akan disajikan selama 2
jam tatap muka. Tujuan instruksional bab ini adalah bahwa setelah mengikuti kuliah ini
mahasiswa mampu mengerjakan pemeriksaan klinis terhadap otot, tulang, sendi dan
teracak pada pasien.

B. PENYAJIAN
Otot
Otot-otot bagian superfisial diperiksa dengan methoda inspeksi dan palpasi. Fungsi
dan tonus otot dapat dievaluasi dengan methoda tersebut. Untuk keperluan pemeriksaan
otot sebaiknya juga dilakukan observasi pada saat hewan menjalani latihan. Suatu
perubahan ukuran lokal pada otot secara mudah dapat ditemukan bilamana dapat
dilakukan pembandingan suatu atau sekelompok otot pada satu sisi dengan sisi tubuh yang
lain. Penurunan ukuran suatu otot (atrophy) dapat terjadi akibat penggunaan otot yang
terbatas, seperti pada kasus kelumpuhan syaraf radial yang persisten, rasa sakit berlebihan
pada tulang dan sendi yang menimbulkan keterbatasan gerakan, dan pada kasus ankylosis.
Selain dari pada itu, kerusakan pada otot dapat pula dievaluasi dengan pemeriksaan
ekskresi kreatin dalam urin, pemeriksaan kadar serum glutamic oxalacetic transaminase
(SGOT) dan pemeriksaan histopatologik.

Universitas Gadjah Mada 2

Peningkatan tonus otot mungkin bersifat kontinyu (spasmus tonik) sebagaimana
pada kasus tetanus atau bersifat intermittent (spasmus klonik) seperti pada kasus
keracunan strychnine. Peningkatan tonus ini dapat pula berkembang menjadi sangat berat
dan bersifat menyeluruh sehingga hewan yang menderita akan mengalami ambruk rebah
lateral dan opisthotonus (ekor dan kepala yang mengarah keatas, punggung mengalami
depresi dan kaki mengalami ekstensi). Bilamana spasmus otot meningkat hebat, dapat
ditemukan adanya otot yang kaku dan keras pada saat palpasi dan otot-otot superfisial
akan dapat dilihat dengan jelas secara individual. Spasmus otot juga dapat menimbulkan
adanya eksitasi dan peningkatan respirasi. Tremor, suatu kontraksi otot volunter yang
berulang-ulang, mudah diamati dan dapat diketahui secara palpasi. Gangguan dapat terjadi
akibat adanya dehidrasi, ketidakseimbangan elektrolit tubuh dan gangguan fungsi syaraf.
Berbagai perubahan patologik/penyakit yang mengenai otot antara lain myopathy,
myositis, muscular hypertrophy dan berbagai defek perkembangan.

Tulang
Pemeriksaan klinis terhadap tulang dapat dilakukan dengan cara inspeksi dan
palpasi pada bagian tubuh tempat tulang muncul ke superfisial tubuh dan tidak tertutup oleh
massa otot. Beberapa penyakit tulang dapat menyebabkan hewan memiliki postur tubuh
dan cara berjalan yang khas dan perubahan-perubahan pada tulang yang dapat ditemukan
pada saat palpasi seperti abnormalitas konsistensi, bentuk dan sensitifitas. Dengan inspeksi
dan palpasi dapat pula diambil suatu kesimpulan tentang penyakit tulang yang terjadi
apakah bersifat lokal pada suatu tulang atau bersifat umum/menyeluruh. Selain dari pada
itu, pemeriksaan radiologik terhadap tulang dapat pula memberikan informasi yang sangat
bernilai karena pemeriksaan ini dapat mengungkap struktur tulang yang diperiksa.
Beberapa perubahan patologik/penyakit tulang yang sering ditemukan pada hewan
antara lain berupa defek perkembangan tulang, degenerasi tulang yang berkaitan dengan
faktor nutrisi, agen toksik dan keturunan, penyakit keradangan dan penyakit proliferatif.


Universitas Gadjah Mada 3

Sendi
Pemeriksaan klinis terhadap sendi dilakukan dengan cara yang sama sebagaimana
yang digunaan untuk pemeriksaan tulang. Inspeksi dan palpasi sendi tulang-tulang
apendikular dapat pula ditambah dengan observasi rentang fleksi dan ekstensi sendi-sendi
yang bersangkutan selama latihan atau dapat pula dilakukan dengan cara-cara manual.
Pada hewan-hewan yang kecil pemeriksaan sendi-sendi pada tulang belakang dapat pula
dilakukan dengan cara palpasi secara tidak langsung tehadap columna vertebralis. Dengan
inspeksi yang dilakukan pada scat hewan istirahat dan latihan dan palpasi dapat
dimungkinkan untuk menemukan abnormalitas contour, bentuk dan fungsi sendi.
Sebagaimana pada pemeriksaan tulang, pemeriksaan radiologik terhadap sendi
mempunyai makna yang cukup besar. Bilamana diketahui adanya timbunan cairan di
dalam rongga sendi, maka dapat dilakukan pengambilan cairan sendi unuk keperluan
pemeriksaan kimiawisitologik/mikroskopik dan mikrobiologik.

Gangguan/penyakit sendi yang dapat dijumpai pada hewan antara lain defek
kongenital (seperti scoliosis, torticolis, ankylosis, arthrogryosis), arthritisinflamatorik, dan
arthropati degenerativ yang berkaitan dengan abnormalitas postur atau defek strukturan
seperti pada kasus rakhitis, osteomalacia, osteodistrofia dan defisiensi nutrisi.

Foot
Dengan cara inspeksi dan palpasi dapat dilakukan pemeriksaan terhadap kuku,
kulit daerah interdigiti, bantalan kaki (pada anjing/kucing) dan metakarpal pada kaki depan
atau metatarsal pada kaki belakang. Pada saat palpasi metakarpal/metatarsal perlu
diperhatikan adanya kesakitan, krepitasi dan abnormalitas pada persendiaannya.
Disamping dengan inspeksi, pemeriksaan kuku pada hewan besar (kuda dan sapi) dapat
Pula dilakukan dengan palpasi dan menjepit kuku yang bersangkutan dengan tang (visiter
tang). Pemeriksaan radiologik mempunyai arti yang cukup penting untuk meneguhkan
adanya beberapa perubahan patologik pada bagian tubuh ini.
Gangguan patologik/penyakit yang mengenai bagian telapak kaki antara lain
laminitis, fibroma interdigital dan pododermatitis/footrot infeksiosa.


Rangkuman
Pemeriksaan terhadap muskuloskeletal meliputi pemeriksaan terhadap otot, tulang,
sendi dan foot. Metoda yang digunakan antara lain adspeksi, palpasi, radiologik, dan
pemeriksaan kimia klinik. Bilamana diketahui ada cairan di dalam kantung sendi maka
perlu dilakukan pemeriksaan cairan sendi (fisik, mikroskopik dan mikrobiologik). Selain itu

Universitas Gadjah Mada 4

pemeriksaan histopatologik (biopsi) dapat memberi arti yang penting dalam pemeriksaan
pada organ ini.

C. PENUTUP
Latihan
1. Jelaskan pemeriksaan klinis terhadap otot!
2. Terangkan cara pemeriksaan fisik terhadap sendi dan tulang belakang!
3. Terangkan pemeriksaan fisik terhadap teracak!

Anda mungkin juga menyukai