berlebihan
dan
terkesan
mengabaikan
lingkungan.
Hal
ini
termasuk
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pengertian Limbah
Menurut Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang PengelolaanLingkungan Hidup, yang
dimaksud dengan pencemaran lingkungan hidup adalah: masuknya atau dimasukkannya
makhluk hidup, zat, energi, dan atau komponenlain ke dalam lingkungan hidup oleh kegiatan
manusia sehingga kualitasnyaturun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan lingkungan
hidup tidak dapat berfungsi sesuai dengan peruntukannya.Karena limbah industri pada umumnya
bersifat sebagai bahan berbahayadan beracun (B3), maka substansi atau zat beracun di
lingkungan yang sangatmenjadi perhatian ialah yang bersumber pada kegiatan manusia yang
dibuang kelingkungan sebagai limbah.Karena kajian toksikologi adalah bahan beracun, maka
obyek toksikologilingkungan ialah limbah kimia yang beracun, umumnya termasuk kelompok
limbah bahan berbahaya dan beracun (hazardous waste and toxic chemical).Sedangkan yang
dimaksud dengan toxicologi lingkungan adalah pengetahuan yang mempelajari efek substansi
toksik (beracun) yang terdapat dilingkungan alam maupun lingkungan binaan; mempelajari
dampak atau resikokeberadaan substansi tersebut terhadap makhluk hidup.Didalam Peraturan
Pemerintah R.I. Nomor 18 Tahun 1999 tentangPengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan
Beracun, yang dimaksud dengan B3dapat diartikan Semua bahan/ senyawa baik padat, cair,
ataupun gas yangmempunyai potensi merusak terhadap kesehatan manusia serta lingkungan
akibatsifat-sifat yang dimiliki senyawa tersebut.Limbah B3 diidentifikasi sebagai bahan kimia
dengan satu atau lebihkarakteristik :
mudah
meledak
mudah
terbakar
bersifat
reaktif
beracun
penyebab
infeksi
bersifat
korosif.
Limbah B3 dari kegiatan industri yang terbuang ke lingkungan akhirnyaakan berdampak pada
kesehatan manusia. Dampak itu dapat langsung darisumber ke manusia, misalnya meminum air
yang terkontaminasi atau melaluirantai makanan, seperti memakan ikan yang telah
menggandakan (biologicalmagnification) pencemar karena memakan mangsa yang tercemar.
2.2. Paradigma Kesehatan Lingkungan
Dalam paradigma Kesehatan Lingkungan ada 4 simpul yang berkaitandengan proses pajanan B3
yang dapat mengganggu kesehatan.
Simpul 1 : Jenis dan skala kegiatan yang diduga menjadi sumber pencemar atau biasa disebut
sebagai
sumber
emisi
B3.
Sumber emisi B3 pada umumnya berasal dari sektor industri, transportasi,yang mengeluarkan
berbagai bahan buangan yang mengandung senyawakimia yang tidak dikehendaki. Emisi
tersebut dapat berupa gas, cairan,maupun partikel yang mengandung senyawa organik maupun
anorganik.
Simpul
Media
lingkungan
(air,
tanah,
udara,
biota)
Emisi dari simpul 1 dibuang ke lingkungan, kemudian menyebar secara luasdi lingkungan sesuai
dengan kondisi media transportasi limbah. Bila melaluiudara, maka sebarannya tergantung dari
arah angin dominan dan dapatmenjangkau wilayah yang cukup luas. Bila melalui air maka dapat
menyebar sesuai dengan arah aliran yang sebarannya dapat sangat jauh. Komponen lainyang ikut
menyebarkan emisi tersebut adalah biota air yang ikut tercemar.
Simpul
Pemajanan
B3
ke
manusia
Di lingkungan, manusia dapat menghirup udara yang tercemar, minum air yang tercemar, makan
makanan yang terkontaminasi dan dapat pulakemasukan B3 melalui kulit. Pada umumnya titik
pemajanan B3 kedalamtubuh manusia melalui pernafasan, oral (mulut) dan kulit.
Simpul
Dampak
Kesehatan
yang
timbul
Akibat kontak dengan B3 atau terpajan oleh pencemar melalui berbagai caraseperti pada simpul
3, maka dampak kesehatan yang timbul bervariasi dariringan, sedang, sampai berat bahkan
sampai menimbulkan kematian,tergantung dari dosis dan waktu pemajanan. Jenis penyakit yang
ditimbulkan, pada umumnya merupakan penyakit non infeksi antara lain : keracunan,kerusakan
organ, kanker, hypertensi, asma bronchioli, pengaruh pada janinyang dapat mangakibatkan lahir
cacat (cacat bawaan), kemunduran mental,gangguan pertumbuhan baik fisik maupun psikis,
gangguan kecerdasan dll(Wijanto,___)Akibat yang ditimbulkan lebih jauh : biaya mahal, belum
tentu berhasil untuk pemulihan kesehatan, generasi yang tidak produktif, kehidupan sosial
yangtidak mapan bahkan depresi berkelanjutan.
2.3. Pengertian AMDAL dan ANDAL
Analisa Dampak Lingkungan (ANDAL) adalah telaah secara cermat danmendalam tentang
dampak penting suatu kegiatan yang direncanakan. Sedangkan,Analisa Mengenai Dampak
Lingkungan (AMDAL) adalah hasil studi mengenaidampak suatu kegiatan yang direncanakan
terhadap lingkungan hidup,yangdiperlukan bagi proses pengambilan keputusan. Selanjutnya
AMDAL dirumuskansebagai suatu analisis mengenai dampak lingkungan dari suatu proyek
yangmeliputi pekerjaan evaluais dan pendugaan dampak proyek dari bangunanya,
prosesnya maupun system dari proyek terhadaplingungan yang berlanjut kelingkungan
hidup.Berdasarkan Amdal dan Andal yang ada, umumnya dilatarbelakangi olehisu-isu yang
menjadi permasalahan dalam menanggapi keseimbangan lingkunganitu sendiri, diantaranya,:
1)Dampak perubahan bentang alam yang menyebabkan terjadinya gangguanestetika lingkungan.
2)Kemungkinan terjadinya penurunan kualitas udara akibat pengerukan dan penggalian oleh
penggunaan
alat
berat
yang
menyebabkan
penurunankesuburan
tanah.
3)Dampak peningkatan erosi tanah terhadap penurunan kualitas ekosistem perairan sungai.
4)Gangguan
satwa
liar
akibat
hilangnya
vegetasi
penutup
tanah.
dan
perairan.
6)Penuruan kualitas udara akibat pengoperasian alat-alat berat dan pengangkutan batubara yang
menyebabkan
penurunan
kesehatan
masyarakat.
7)Penurunan kualitas sungai yang pada gilirannya akan menimbulkan dampak sosial karena
masyarakat setempat sangat tergantung pada keberadaan sungaitersebut.
2.4. Pengertian Batubara
Batubara merupakan salah satu tambang bahan bakar fosil yang dimilikiIndonesia yang kaya.
Secara umum, batubara adalah batuan sedimen dalam tanahyang dapat terbakar, terbentuk dari
endapan
organic
utamanya
adalah
sisa-sisatumbuhan
dan
terbentuk
melalui
proses
ambang menimbulkan dampak lingkungan yang besar dan penting. Dampak besar dan penting
itulah yang selanjutnya dikaji didalamAMDAL.Kegiatan pertambangan selain menimbulkan
dampak lingkungan, jugamenimbulkan dampak sosial kompleks. Oleh sebab itu, AMDAL suatu
kegiatan
pertambangan
harus
dapat
menjawab
dua
tujuan
pokok
(World
Bank,
bahwa
pengendalian,
pengelolaan,
pemantauan
sertalangkah-langkah
perlindungan telah terintegrasi di dalam desain danimplementasi proyek serta rencana penutupan
tambang.
2.6. Ruang Lingkup Kegiatan Pertambangan
Di dalam AMDAL akan dikaji dampak yang ditimbulkan dari sutaukegiatan pada setiap tahapan,
tahap-tahapan tersebut seperti tahap pra konstruksi,konstruksi, operasi dan pasca operasi.
Didalam pertambangan tahapan-tahapantersebut adalah:Kegiatan pertambangan pada umumnya
memiliki tahap-tahap kegiatansebagai berikut:
Eksplorasi
Ekstrasi
Pembangunan infrastuktur, jalan akses dan sumber energi
Pembangunan
kamp
kerja
dan
kawasan
pemukiman
Untuk mengetahui kegiatan apa saja yang wajib untuk melakukan AMDALdapat dilihat pada
Lampiran PERMEN LH NO 11 tahun 2006 tentang JenisRencana Usaha dan/atau Kegiatan Yang
Wajib Dilengkapi Dengan AnalisisMengenai Dampak Lingkungan Hidup.
2.7.Dampak Penambangan Batu Bara Terhadap Kesehatan Masyarakat
Mekanisasi peralatan pertambangan telah menyebabkan skala pertambangan semakin membesar.
Perkembangan teknologi pengolahanmenyebabkan ekstraksi bijih kadar rendah menjadi lebih
ekonomis, sehinggasemakin luas dan dalam lapisan bumi yang harus di gali. Hal ini
menyebabkankegiatan tambang menimbulkan dampak lingkungan yang sangat besar dan bersifat
penting. US-EPA (1995) telah melakukan studi tentang pengaruhkegiatan pertambangan terhadap
kerusakan lingkungan dan kesehatan manusia pada 66 kegiatan pertambangan. Hasil studi
memperlihatkan bahwa pencemaranair permukaan dan air tanah merupakan dampak lingkungan
yang sering terjadiakibat kegiatan tersebut.Frekuensi terjadinya dampak lingkungan dari 66
kegiatan pertambangan.
Catatan: Tidak termasuk pencemaran oleh emisi gas buang yang keluar darialat pengendali
pencemaran
udara.United
Nations
Environment
Programme
(UNEP,
1999)
c.Penggunaan bor batu dan mesin-mesin vibrasi dapat menyebabkankerusakan pada urat syaraf
serta peredaran darah, dan dapatmenimbulkan kehilangan rasa, kemudian jika ada infeksi yang
sangat berbahaya seperti gangrene, bisa mengakibatkan kematian.
d.Bunyi yang keras dan konstan dari peralatan dapat menyebabkanmasalah pendengaran,
termasuk kehilangan pendengaran.
e.jam kerja yang lama di bawah tanah dengan cahaya yang redup dapatmerusak penglihatan.
f. Bekerja di kondisi yang panas terik tanpa minum air yang cukup dapatmenyebabkan stres
kepanasan.
Gejala-gejala dari stres kepanasan berupa pusing-pusing, lemah, dan detak jantung yang cepat,
kehausanyang
sangat,
dan
jatuh
pingsan.2.Gangguan
Kesehatan
yang
Dialami
Masyarakata.Udara yang tercemar Penyakit paru-paru hitam (black lung diseases) disebabkan
oleh debu batu bara yang menyumbat paru-paru, menyebabkan masalah pernapasanyang sangat
serius dan permanen. Penambang-penambang batu bara bawahtanah, anak-anak dan perempuanperempuan yang bekerja memisahkan batudari batu bara, sering mengalami penyakit paru-paru
hitam ini.Debu dari pertambangan dapat membuat sulit bernapas. Jumlah debuyang banyak
menyebabkan paru-paru dipenuhi cairan dan membengkak.Tanda-tanda dari kerusakan paru-paru
akibat terpapar debu antara lain:
napas pendek, batuk-batuk, napas yang berdesah
batuk-batuk yang mengeluarkan dahak kuning atau hijau (lender dari paru- paru)
sakit leher
kulit membiru dekat kuping atau bibir
sakit dada
tidak ada nafsu makan
rasa lelah
b.Air yang tercemar
Pertambangan menggunakan air dalam jumlah yang banyak danmeninggalkan sejumlah besar
limbah yang mencemari sumber-sumber air dan orang-orang yang bergantung pada
pertambangan. Walaupun semuaoperasi tambang cenderung mencemari air, namun kebanyakan
masalahyang paling besar datang dari kegiatan perusahaan-perusahaan besar. Air permukaan dan
air tanah di lokasi-lokasi tambang dapat tercemar selama bertahun-tahun kemudian. Karena air
habis digunakan, lahan dapatmengalami kekeringan dan tidak dapat digunakan untuk pertanian
ataumenggembala ternak. Kerusakan jangka panjang akibat air yangterkontaminasi akan berakhir
jauh lebih lama dibanding keuntunganekonomis jangka pendek yang diperoleh dari kegiatan
pertambangan.
c.
Lahan
dan
tanah
menjadi
rusak
Rusaknya tanah akibat kegiatan pertambangan dapat menyebabkantanah menjadi tidak subur
sehingga tanaman menjadi sulit tumbuh didaerah tersebut. Hal ini dapat berdampak pada
terjadinya kesulitan pangandan kelaparan.d.Masalah-masalah sosialPertambangan berdampak
langsung pada kesehatan, yakni ketikaorang-orang bekerja dengan kondisi yang berbahaya dan
terpapar oleh bahan-bahan kimia beracun. Di samping itu pertambangan juga berdampak pada
kondisi kesehatan melalui masalah-masalah sosial yang dibawanya.Kota-kota dan perkampungan
tambang terbentuk cepat, dengan sedikit atautanpa perencanaan. Hal ini biasanya menimbulkan
banyak
masalah.
Oranglaki-laki
berdatangan
mencari
pekerjaan
di
tambang,
kaum
peremukan sebaiknya diberi bangunan penutup serta unit pengisap debu.Untuk menghindari
timbulnya getaran (ground vibration) dan lemparan batu (fly rock) yang berlebihan sebaiknya
diterapkan cara-cara peledakan yang benar, misalnya dengan menggunakan detonator tunda
(millisecond delaydetonator) dan peledakan geometri (blasting geometry) yang tepat.Lumpur
dari penirisan tambang tidak boleh langsung dibuang ke badan air (sungai, danau atau laut),
tetapi harus ditampung lebih dahulu di dalam kolam-kolam pengendapan (settling pond) atau
unit pengolahan limbah (treatment plant) terutama sekali bila badan air bebas itu dipakai untuk
keperluan domestik oleh penduduk yang bermukim disekitarnya.Segera melaksanakan cara-cara
reklamasi/ rehabilitasi/restorasi yang baik terhadap lahan-lahan bekas penambangan. Misalnya
dengan meratakan daerah-daerah penimbunan tanah penutup atau bekas penambangan yang telah
ditimbunkembali (back filled areas) kemudian ditanami vegetasi penutup (ground cover
vegetation) yang nantinya dapat dikembangkan lebih lanjut menjadi lahan pertanian atau
perkebunan. Sedangkan cekungancekungan bekas penambanganyang berubah menjadi
genangan-genangan air atau kolam-kolam besar sebaiknyadapat diupayakan agar dapat
dikembangkan pula menjadi tempat budi-daya ikanatau tempat rekreasi.
BAB III
PEMBAHASAN3
.
3.1 Deskripsi Tempat
PT. Kaltim Prima Coal merupakan perusahaan tambang batubara yangterletak di Kabupaten
Kutai Timur yang didirikan dengan akta No 28 tanggal 8Maret 1982 dan mendapatkan
pengesahan dari Menteri Kehakiman RI sesuaidengan Surat Keputusan No. Y.A.5/208/25 tanggal
16 Maret 1982 dan telahdiumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia tanggal 20 Juli
1982 No 61Tambahan Nomor 967. Sejak awal beroperasi pada tahun 1992, KPC merupakan
perusahaan modal asing (PMA) yang dimiliki oleh British PetroleumInternational Ltd(BP) dan
Conzinc Rio Tinto of Australia Ltd. (Rio Tinto) dengan pembagian saham masing-masing 50%.
Berdasarkan Akta No. 9 tanggal 6 Agustus 2003 dan Bukti Pelaporan dariMenteri Kehakiman
dan Hak Asasi Manusia RI No. C-UM 02 01.12927tertanggal 11 Agustus 2003, saham KPC
dimiliki oleh BP dan Rio Tingo telahdialihkan kepada Kalimantan Coal Ltd. Dan Sengata
Holding Ltd, dan yangselanjutnya pada tanggal 18 Oktober 2005, sesuai dengan Akta Notaris No
3tanggal 18 Oktober 2005, PT. Bumi Resources Tbk telah mengakusisi sahamKalimantan Coal
Ltd dan Sengata Holding Ltd. Berdasarkan akta notaris No 34tanggal 4 Mei 2007, pemegang
saham PT Kaltim Prima Coal mengalihkan 30%sahamnya kepada Tata Power (Mauritius) Ltd.
Berdasarkan Perjanjian Kontrak Karya Pengusahaan PertambanganBatubara (PKP2B) yang
ditandatangai pada tanggal 8 April 1982, pemerintahmemberikan izin kepada KPC untuk
melaksanakan eksplorasi, produksi danmemasarkan batubara dari wilayah perjanjian sampai
dengan tahun 2021.Wilayah perjanjian PKP2B ini mencakup daerah seluas 90.938 Ha di
KabupatenKutai Timur, Propinsi Kalimantan Timur.
3.2 Paradigma Kesehatan Lingkungan Proyek Batu-Bara.
Simpul 1 : Jenis dan skala kegiatan yang diduga menjadi sumberpencemar atau biasa
disebut sebagai sumber emisi B3.
Dalam hal ini adalah sumber emisi yang berasal dari kegiatan pertambangan batu bara. Kegiatan
pertambangan batu-bara yang menghasilkan sumber emisidiantaranya adalah:
1.Eksplorasi
Kegiatan eksplorasi tidak termasuk kedalam kajian studi AMDALkarena merupakan rangkaian
kegiatan survey dan studi pendahuluan yangdilakukan sebelum berbagai kajian kelayakan
dilakukan. Yang termasuk sebagai kegiatan ini adalah pengamatan melalui udara, survey
geofisika,studi sedimen di aliran sungai dan studi geokimia yang lain, pembangunan jalan akses,
pembukaan lahan untuk lokasi test pengeboran, pembuatanlandasan pengeboran dan
pembangunan anjungan pengeboran.
2.Ekstraksi dan Pembuangan Limbah Batuan
Diperkirakan lebih dari 2/3 kegiatan ekstaksi bahan mineral diduniadilakukan dengan
pertambangan terbuka. Teknik tambang terbuka biasanyadilakukan dengan open-pit mining, strip
mining, dan quarrying, tergantung pada bentuk geometris tambang dan bahan yang digali.E
kstrasi bahan mineral dengan tambang terbuka sering menyebabkanterpotongnya puncak gunung
dan menimbulkan lubang yang besar. Salahsatu teknik tambang terbuka adalah metode strip
mining (tambang bidang).Dengan menggunakan alat pengeruk, penggalian dilakukan pada suatu
bidang galian yang sempit untuk mengambil mineral. Setelah mineraldiambil, dibuat bidang
galian baru di dekat lokasi galian yang lama. Batuanlimbah yang dihasilkan digunakan untuk
menutup lubang yang dihasilkanoleh galian sebelumnya. Teknik tambang seperti ini biasanya
digunakan
untuk menggali deposit batubara yang tipis dan datar yang terletak didekat permukaan tanah.
3.Pembangunan infrastruktur jalan akses dan pembangkit energi
Kegiatan pembangunan infrastruktur meliputi pembuatan akses didalam daerah tambang,
pembangunan fasilitas penunjang pertambangan,akomodasi tenaga kerja, pembangkit energi baik
untuk kegiatan konstruksimaupun kegiatan operasi dan pembangunan pelabuhan. Termasuk
dalamkegiatan ini adalah pembangunan sistem pengangkutan di kawasantambang (misalnya :
crusher, ban berjalan, rel kereta, kabel gantung, sistem perpipaan atau konsentrat bijih).
Dampak lingkungan, sosial dan kesehatan yang ditimbulkan olehkegiatan ini dapat bersifat
sangat
penting
1.Letak
dan
dan
lokasi
dipengaruhi
tambang
terhadap
oleh
akses
faktor-faktor
infrastruktur
sebagai
dan
berikut
sumber
energi.
2. Jumlah kegiatan konstruksi dan tenaga kerja yang diperlukan sertatingkat migrasi pendatang.
3. Letak kawasan konsensi terhadap kawasan lindung dan habitat alamiah,sumber air bersih dan
badan air, pemukiman penduduk setempat dantanah yang digunakan oleh masyarakat adat.
4. Tingkat kerawanan kesehatan penduduk setempat dan pekerja terhadap penyakit menular
seperti malaria, AIDS, schistosomiasis.
4. Pembangunan Pemukiman Karyawan Dan Base Camp Pekerja
Kebutuhan tenaga kerja dan kualifikasi yang dibutuhkan untuk kegiatan pertambangan seringkali
tidak dapat dipenuhi dari penduduk setempat. Tenaga kerja trampil perlu didatangkan dari luar,
dengandemikian diperlukan pembangunan infrastruktur yang sangat besar.Jika jumlah
tersebut,
seperti
1.Terjadinya perubahan bentang alam dan krisis air akibat penggalianyang luar biasa besar
terhadap kerusakan bentang lahan dan kawasan air,sungai dan laut menjadi tercemar oleh limbah
tambang tangkapan air sehingga kandungan air tanah menurun , musim kemarau, susah air
danmusim hujan, terjadi banjir.
2. Air permukaan dan air tanah di lokasi-lokasi tambang dapat tercemar oleh logam berat
kegiatan
tambang
batu-bara
sehingga
warga
menjadikesulitan
mendapatkan
air.
3.Terjadinya air asam tambang.Drainase asam tambang terjadi ketika air dan udara bercampur
dengansulfur dari lapisan bawah tanah (sulfida) untuk membentuk cairan asamyang melarutkan
logam-logam berat dan limbah tambang beracun lainnya.
4.Dapat terjadi bencana banjir yang sangat berbahaya, dapatmenyebabkan rusak atau jebolnya
bendungan penampung tailing sertainfrastruktur lainnya.
B.Udara
Dari kegiatan proyek batu bara PT. Kaltim Prima Coal berdampak padakondisi udara di daerah
pertambangan tersebut, seperti :
berbahaya
bagi
kesehatan.
2.Polusi udara akibat dari flying ahses yang berbahaya bagi kesehatan penduduk dan
menyebabkan
infeksi
saluran
pernapasan.
3.Gas-gas yang terbentuk dari kegiatan batubara menghasilkan metan,karbon dioksida serta
karbon monoksida, dan gas-gas lain yang akanterperangkap di celah-celah batuan yang ada di
sekitar lapisan batubara.Yang dapat mencemari udara.
4.Gas-gas yang muncul di tambang dalam (underground) terbagi menjadi gas berbahaya
(hazardous gas) dan gas mudah nyala (combustible gas). Gas berbahaya adalah gas yang dapat
mempengaruhi kesehatan yang dapat menyebabkan kondisi fatal pada seseorang, sedangkan gas
mudah nyala adalah gas yang berpotensi menyebabkan kebakaran dan ledakan di dalam
tambang.
5.Pada tambang dalam, gas berbahaya yang sering ditemukan adalahkarbon monoksida (CO),
sedangkan yang dapat muncul tapi jarangditemui adalah hidrogen sulfida (H2S), sulfur dioksida
(SO2), dan nitrogen dioksida (NO2).
6.Untuk gas mudah nyala pada tambang batubara, sebagian besar adalahgas metan (CH4). Metan
adalah gas ringan dengan berat jenis 0,558, tidak berwarna, dan tidak berbau. Gas ini muncul
secara alami di tambang batubara bawah tanah sebagai akibat terbukanya lapisan batubara dan
batuan di sekitarnya oleh kegiatan penambangan. Dari segi keselamatan tambang, keberadaan
metan harus selalu di kontrol terkait dengan sifatnya yang dapat meledak. Gas metan dapat
terbakar dan meledak ketika kadarnya di udara sekitar 5-15 persen dengan ledakan paling hebat
pada saat konsentrasinya 9,5 persen pada saat terdapat sumber api yangmemicunya.
C.Tanah
Tidak hanya air dan udara yang tercemar, tanah juga mengalami pencemaran akibat
pertambangan batubara ini, yaitu:
1. .Kondisi fisik, kimia dan biologis tanah menjadi buruk, seperti contohnya lapisan tanah
tidak berprofil, terjadi bulk density (pemadatan), kekurangan unsur hara yang penting, pH
rendah, pencemaran oleh logam-logam berat pada lahan bekas tambang, serta penurunan
populasi mikroba tanah.
Di lingkungan, manusia dapat menghirup udara yang tercemar, minum air yang tercemar, makan
makanan yang terkontaminasi dan dapat pulakemasukan B3 melalui kulit yang bersal dari
kegiatan pertambangan batu- bara. Pada umumnya titik pemajanan B3 kedalam tubuh manusia
melalui pernafasan, oral (mulut) dan kulit.Pencemaran air, tanah dan udara akibat dari kegiatan
pertambangan batu- bara ini masuk ke dalam tubuh manusia melalui pernafasan, oral dan kulit :
1. .Untuk pencemaran udara yang penyebabnya dimulai dari pembakaranhutan untuk
membuka lahan pertambangan, gas-gas yang terbentuk darikegiatan pertambangan batu
bara sepeti metan, karbon dioksida, karbonmonoksida sampai gas gas yang muncul di
dalam tambang (gas berbahaya dan mudah menyala) masuk ke dalam tubuh manusia
melalui pernapasan, terhirup oleh pekerja yang tidak menggunakan masker atauterhirup
oleh masyarakat sekitar yang beresiko, umumnya adalahmasyarakat yang daerah
bermukimnya paling dekat dengan lokasitambang.
2. Untuk pencemaran tanah dan air dapat masuk ke dalam tubuh manusiamelalui oral
(mulut). Tanah yang tercemar berakibat terhadap tercemarnyaair tanah dan permukaan
serta ditambah dengan adanya air asam tambangmengakibatkan kualitas air menurun
untuk dikonsumsi setiap harinya.Bahan berbahaya dan beracun yang terkandung
didalamnya dapat terikutmasuk melalui makanan dan minuman.
3. Debu, tumpahan bahan kimia, serpihan logam-logam berat, panggangan sinar matahari
dan radiasi dapat memapar pekerja melaluikontak dengan kulit.
Dampak kesehatan yang ditimbulkan akibat kegiatan pertambangan batu baraterhadap kesehatan
manusia. Akibat kontak dengan B3 atau terpajan oleh pencemar melalui berbagai cara seperti
pada simpul 3, maka dampak kesehatan yang timbul bervariasi dari ringan, sedang, sampai berat
bahkansampai menimbulkan kematian, tergantung dari dosis dan waktu pemajanan.
Pada pertambangan di PT. Indominco Mandiri yang mengalami paparandari kegiatan proyek
batubara, diantaranya adalah :
2. Debu dari kegiatan tambang batubara dapat menyebabkan penyakit paru-paru hitam
(black lung diseases). Di samping itu debu dari silikamenyebabkan silikosis (silicosis).
Penderita penyakit paru-paru hitam atausilikosis memiliki resiko yang tinggi untuk
mengidap penyakit lainnyaseperti: tuberkulosis (TBC), bronkitis kronis, penyakit
jantung, kanker paru-paru, radang paru-paru, asma, rematik arthritis, lupus,
radangrematik, dan sklerosis.
3. Pencemaran air membuat orang, tanaman, ikan dan hewan-hewanmenjadi sakit.Bahkan
asam sulfur Jika dicampur dengan air dan logam berat akanmembentuk drainaise asam
tambang. Asam sulfur berbau seperti telur busuk. Kontak dengan asam sulfur akan
menyebabkan kulit terbakar, butaatau bahkan kematian.
4. Pertambangan juga berdampak pada kondisi kesehatan melaluimasalah-masalah sosial
yang dibawanya. Kota-kota dan perkampungantambang terbentuk cepat, dengan sedikit
atau tanpa perencanaan. Hal ini biasanya menimbulkan banyak masalah. Orang laki-laki
berdatanganmencari pekerjaan di tambang, kaum perempuan yang membutuhkan
penghasilan menjadi pekerja seks, dan kombinasi ini dapat menjadi sumber yang dapat
dengan cepat menyebarkan infeksi HIV/AIDS dan penyakit kelamin menular lainnya.
3.3 Penanganan Kegiatan Pertambangan Batu-Bara
Sebelum disetujuinya pelaksanaan proyek pertambangan batu-bara, para pengusaha harus tunduk
pada hukum yang berlaku :
1. Hukum
yang
lebih
tegas
3. Adanya pengawasan secara efektif dari aparat pemerintahArtinya tidak ada sikap raguragu dari aparat pemerintah ketika melihat pelanggaran hukum.
yangkotor.
Menggunakan
masker
debu
(dust
masker)
agar
meminimalkan
Reklamasi
Reklamasi adalah kegiatan yang bertujuan memperbaiki atau menatakegunaan lahan yang
terganggu sebagai akibat kegiatan usaha pertambangan,agar dapat berfungsi dan berdaya guna
sesuai peruntukannya, diantaranyaadalah :
1.Revegetasi
Perbaikan kondisi tanah meliputi: perbaikan ruang tubuh, pemberiantanah pucuk dan
bahan organik serta pemupukan dasar dan pemberiankapur.
Secara ekologi, spesies tanaman lokal dapat beradaptasi dengan iklimsetempat tetapi
tidak untuk kondisi tanah. Untuk itu diperlukan pemilihan spesies yang cocok dengan
kondisi setempat, terutama untuk jenis-jenis yang cepat tumbuh, misalnya sengon, yang
telah terbuktiadaptif untuk tambang.
Dengan penanaman sengon minimal dapat mengubah iklim mikro padalahan bekas
tambang tersebut. Untuk menunjang keberhasilan dalammerestorasi lahan bekas
tambang, maka dilakukan langkah-langkahseperti perbaikan lahan pra-tanam, pemilihan
spesies yang cocok, dan penggunaan pupuk.
Produksi air asam sulit untuk dihentikan sama sekali, akan tetapi dapatditangani untuk
mencegah dampak negatif terhadap lingkungan. Air asam diolah pada instalasi pengolah
untuk menghasilkan keluaran air yang aman untuk dibuang ke dalam badan air.
Penanganan dapatdilakukan dengan bahan penetral misalnya batu gamping, yaitu air
asamdialirkan melewati bahan penetral untuk menurunkan tingkat keasaman.
3.Pengaturan Drainase
Drainase pada lingkungan pasca tambang dikelola secara seksama untuk menghindari
efek pelarutan sulfida logam dan bencana banjir yangsangat berbahaya, dapat
menyebabkan rusak atau jebolnya bendungan penampung tailing serta infrastruktur
lainnya.
Arah aliran yang tidak terhindarkan harus meleweti zona mengandungsulfida logam,
perlu pelapisan pada badan alur drainase menggunakan bahan impermeabel. Hal ini untuk
menghindarkan pelarutan sulfidalogam yang potensial menghasilkan air asam tambang.
4.Tataguna Lahan Pasca TambangPekembangan suatu wilayah, lahan pasca tambang dapat
dipergunakanuntuk pengembangan pemukiman atau kota. Lahan bekas tambang bauksit sebagai
salah satu contoh, telah diperuntukkan bagi pengembangan kota TanjungpinangUntuk para
pekerja tambang yang memiliki resiko paling besar terpapar,secara khusus dapat dilakukan :
Para penambang memerlukan tempat untuk mengganti baju mereka yang berdebu dan
tempat untuk mandi sebelum meninggalkan lokasitambang, serta tempat lainnya untuk
menyimpan pakaian bersih.Pengusaha tambang juga harus bertanggung jawab untuk
Basahi dulu permukaan yang akan digali atau dibor untuk menghindaridebu beterbangan.
Tebarkan batu kapur gerus untuk menghindari silika atau debu tambang beterbangan di
udara.
Tutup daerah yang akan diledakkan dan digiling dengan selimut basahatau terpal untuk
mengendapkan debu. Sesudah diledakkan ataudigiling, semprot lokasi itu dengan air.
Kenakan pakaian dan peralatan pelindung. Masker yang terbaik bagi penambang terbuat
dari karet respirator yang terpasang ketat di mukadan berisi saringan (filter) yang dapat
menyaring debu dari jenistambang yang Anda kerjakan. Penambang harus diberi
pelatihan caramemilih masker, menggunakannya dan memeliharanya. Jika masker debu
tidak tersedia, gunakan kain basah di sekitar mulut dan hidungAnda, dan cuci kain setiap
hari. Kacamata atau goggles (alat pelindungmata) akan melindungi mata Anda (untuk
informasi lanjut tentang peralatan pelindung.
Cuci tangan dan muka sebelum makan, minum, atau merokok, danselama bekerja serta
setelah selesai bekerja.
Cuci peralatan sesering mungkin. Jangan menepuk tas-tas yangdiselimuti debu, hal ini
akan membuat debu menjadi tersebar di udara,lebih baik dicuci saja. Jika harus ditepuk,
perhatikan arah angin agar debu menjauhi Anda. Tas kain dapat menangkap banyak debu,
gunakantas plastik jika mungkin.
6.Untuk menghindari debu tambang masuk ke dalam rumah warga pemukiman sekitar tambang :
Bersihkan lantai dengan kain pel basah untuk membersihkan debu.Menyapu lantai akan
menyebabkan debu beterbangan.
Jika di luar banyak debu, tutuplah pintu dan jendela rumah. Jika rumahtidak ada pintu
atau jendela yang dapat ditutup, gantungkan kain penutup atau daun pisang yang lebar di
pintu
dan
jendela.
Dibangun jauh dari sumber-sumber air atau saluran pembuangan daerah-daerah aliran
sungai.
Jika operasi tambang selesai, kolam penampungan limbah harus ditutupdan limbah
beracun
dikosongkan.
>Kontribusi yang telah dilakukan oleh PT. Kaltim Prima Coal adalah :
1. Kaltim Prima Coal (KPC) mengalokasikan dana US$5 juta setiap tahun bagiaksi
corporate social responsibility (CSR) yang berbentuk tujuh programuntuk masyarakat
sekitar lokasi usahanya. CSR (Corporate SocialResponsibility) merupakan bentuk peran
serta dan kepedulian perusahaan terhadap aspek sosial dan lingkungan.
2. Dari alokasi dana tadi diatas PT. Kaltim Prima Coal mengelompokkan program
pengembangan masyarakat ke dalam tujuh bidang, yaitu pengembangan agribisnis,
kesehatan dan sanitasi, pendidikan dan pelatihan, pembangunan infrastruktur,
pengembangan usaha kecil dan menengah(UKM), pelestarian alam dan budaya, serta
penguatan kapasitas masyarat dan pemerintah. Program-program pemberdayaan
masyarakat PT KPC tersebutdiarahkan kepada pengembangan sumber daya alam (SDA)
yang terbarukanserta diselaraskan dengan program pemerintah Kabupaten Kutai Timur.
3. Untuk program agribisnis, KPC membangun 300 hektare untuk penanamankakao.
Masyarakat setempat diberikan bibit, pupuk sampai kepada pelatihanmengenai
penanaman itu.
4. Untuk program agribisnis ini juga dibuatkan kolam udang untuk masyarakatdi Desa
Muara Bengalon.
5. Program agribisnis lainnya adalah membangun perkebunan pisang dan peternakan ayam
di Kampung Kabo.
6. KPC juga memberikan kredit mikro kepada masyarakat Bengalon dengantotal peminjam
tak kurang dari 700 orang.
7. Pembangunan infrastruktur telah dilakukan program irigasi di Desa Sepaso,dan
pembangunan jalan.
8. Masyarakat setempat juga dimanjakan dengan fasilitas olah raga berupa pembuatan
lapangan sepakbola.Sampai saat ini program CSR yang telah dijalankan oleh PT.
KaltimPrima Coal belum sepenuhnya efektif, karena secara keseluruhan masih terdapat
beberapa variable dibawah rata-rata kesenjangan. Ini mengidikasikan bahwamasyarakat
sebagai penerima manfaat masih belum puas dengan kinerja program CSR yang telah
dijalankan pihak PT. Kaltim Prima Coal, sehinggakinerja program CSR harus lebih
ditingkatkan lagi.
BAB IV
PENUTUP
5.1Kesimpulan
1. PT. Kaltim Prima Coal merupakan perusahaan tambang batubara yang terletak di
Kabupaten Kutai Timur yang didirikan dengan akta No 28 tanggal 8 Maret1982. KPC
merupakan perusahaan modal asing (PMA) yang dimiliki olehBritish Petroleum
International Ltd(BP) dan Conzinc Rio Tinto of AustraliaLtd. (Rio Tinto) dengan
pembagian saham masing-masing 50% dengan luas90.938 Ha.
2. Paradigma kesehatan lingkungan daerah pertambangan PT. Kaltim PrimaCoal adalah
simpul 1, simpul 2, simpul 3 dan simpul 4.
3. Penanganan dampak dan akibat dari kegiatan pertambangan batu-baradilakukan secara
umum dan khusus oleh PT. kaltim Prima Coal.
5.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2009. Potensi Bahaya Tambang Batubara Bawah Tanah .http://www.kamusilmiah.com
Tanggal
akses
07
Mei
2010.
mbien.http://docs.google.comTanggal
akses
07Mei
2010.
Tanggal
akses
07
Mei
2010.