Anda di halaman 1dari 15

Latar Belakang

Berat lahir amat sangat rendah (ELBW)


didefinisikan sebagai berat lahir <1.000 g.

ELBW telah dikaitkan dengan risiko utama untuk
kematian perinatal dan morbiditas, termasuk
peningkatan risiko retinopati prematuritas (ROP)

Dalam studi ETROP, pengobatan diperlukan
untuk 56.9% dari bayi dengan berat 750g;
35,5% bayi 750-999 g; dan hanya 7,6% bayi
1,000-1,250g.

METODE
Penelitian ini menggunakan studi prospektif. Studi ini
disetujui oleh komite etika University of Malaya Medical
Centre dan mematuhi prinsip-prinsip Deklarasi Helsinki.
Kriterian Inklusi pada penelitian ini adalah
1. Bayi yang lahir antara tanggal 1 Januari 2003 dan 31
Desember 2005, yang menjalani skrining ROP pada
perguruan tinggi (Universitas Malaya Medical Centre).
2. kehamilan usia 32 minggu.
3. Bayi berat lahir 1.250g.
4. bayi apapun, terlepas dari berat badan lahir atau usia
kehamilan, telah terventilasi minimal selama 1minggu
atau menerima oksigen tambahan selama lebih dari 30
hari

Metode
Penentuan usia kehamilan berdasarkan riwayat menstruasi, data obstetri,
dan penilaian fisik neonatal menggunakan New Ballard Score.
Semua pemeriksaan dilakukan oleh dokter spesialis mata.
Pengobatan dilakukan di Special Care Nursery.
Catatan klinis disahkan melalui standard pro forma
Temuan okuler disesuaikan dengan International Classification for
Retinopathy of Prematurity
Pada Penelitian ini, analisis statistik menggunakan SPSS12.0(SPSS Inc,
Chicago, IL).
Tingkat signifikan yang ditetapkan sebesar <0,05 untuk uji chi square, uji
Fisher, dan t-tests. Analisis multivariat dilakukan untuk menguji variabel
independen prediktif untuk pengobatan
Hasil pengukuran adalah ada atau tidak adanya ROP, tahap yang paling
parah dari ROP yang diamati, dan apakah pengobatan menggunakan laser
perlu dilakukan atau tidak.
Hasil
Dari total 188 bayi prematur yang menjalani
skrining ROP di University of Malaya Medical
Centre selama periode penelitian, 77 bayi
dengan berat lahir <1000 g yang masuk
kedalam kategori penelitian. Dari jumlah
tersebut, 7 tidak bertahan, sisanya 70 bayi
masuk kedalam kriteria untuk dianalisis.
Dalam kelompok 750 g, 11 dari 22 subyek (50%) yang berkembang menjadi ROP
membutuhkan pengobatan, sedangkan secara signifikan persentase yang lebih rendah
dari bayi pada kelompok 751-1000 g (12 dari 48 (25%); p= 0,04) berkembang menjadi
ROP membutuhkan pengobatan.
Di antara semua pasien yang memiliki ROP
berat, yang memerlukan pengobatan dengan
berat lahir <751 g diperlukan pemeriksaan lebih
sering dan durasi ventilasi yang lebih lama
sehingga lebih memungkinkan untuk memiliki
penyakit jantung (termasuk endokarditis infektif,
paten ductus arteriosus, dan defek septum
atrium.

Pasien dengan berat lahir 750 g dua kali lebih mungkin (OR, 2.04; p=0.038) untuk menjalani pengobatan
dibandingkan dengan berat lahir >750 g. Demikian juga, pasien dengan usia kehamilan 28 minggu 1,8 kali
lebih mungkin (OR, 1.79; p=0,001) memerlukan pengobatan dibandingkan kehamilan > 28 minggu. Secara
signifikan, juga meningkatkan peluang lain rasio, yaitu ventilasi tekanan positif intermiten > 1 minggu (OR,
1.51; p = 0.012); dan adanya perdarahan intraventrikular (OR, 2.45; p = 0.010).
Pembahasan
Tommiska dan rekan menemukan bahwa 211
dari 529 bayi ELBW (39,9%) bertahan hidup
Keith dan Doyle melaporkan peningkatan
ketahanan hidup selama periode 1977-1984
(34,5%) dan 1985-1992(53,7%).
Dalam sebuah penelitian di Brazil oleh Fortes
Filho dan rekan, elbw terdiri 88 dari 352(25%)
dari neonatus yang menjalani skrining selama
4 tahun
Dalam studi CRYO-ROP lebih dari 90% dari
pasien <750 g memiliki ROP, sedangkan lebih
dari 81% untuk bayi <1.000 g. 36,9%
berkembang pada ambang batas ROP.
Dalam studi ETROP kejadian ROP adalah 68%
untuk pasien <1251g; 27,1% pasien tipe 1 ROP.
Pada penelitian ini, 58,6% dari pasien <1000 g
dan72,7% pada pasien <751 g.
Penelitian ini juga menganalisis perbedaan dalam kelompok ELBW dengan
membandingkan kelompok <751g dengan kelompok 751-1000 g.
Durasi ventilasi secara signifikan lebih tinggi (49,5 30 hari vs 27,9
16,9hari, p = 0.047) pada kelompok <751 g.
Ketergantungan berkepanjangan pada oksigen telah memberi kontribusi
pada meningkatnya jumlah kasus yangmembutuhkan pengobatan laser.
Perbedaan signifikansi lainnya adalah adanya penyakitjantung (p = 0,05)
dalam kelompo kini, namun pada penelitian ini tidak bermakna.

Zona 1 hanya terlihat pada pasien < 751 g dalam
penelitian kami. Pada penelitian CRYO-ROP, zona
1 memiliki hasil yang jauh lebih buruk.
Katz dan rekan melaporkan 8 dari 20 mata (40%)
pada zona 1 ROP memiliki hasil yang buruk.
Dalam penelitian ini, ditemukan 3 pasien dari
kelompok < 751 masuk kedalam kategori zona 1
Dari 3 pasien, 2 pasien mengalami pergesaran
temporal disk pada satu matanya, tetapi tidak
terjadi ablasio retina

Pada kedua kelompok, tidak terdapat perbedaan yang
signifikan ketika membandingkan usia pasien ketika
terdeteksi pertama kali ROP, meskipun dalam kategori
berat yang lebih kecil, usia rata-rata yang terdeteksi
lebih muda, yaitu : 32.9 1.7 vs 34 2.0 minggu.
Pada penelitian CRYO-ROP 99% dari mata berkembang
menjadi awal ROP atau lebih buruk keadaanya pada
30.9 sampai 46.3 minggu
Temuan pada penelitian ini sama dengan yang
ditemukan oleh Subhani dan rekan, yaitu 33 minggu

Persentase yang membutuhkan pengobatan d
untuk pasien <750 g adalah 50% dibandingkan
dengan 25% untuk bayi 751-1,000 g. Pada
penelitian ETROP, persentase 56.9% dan
35,5% secara berurutan. ROP pada penelitian
ini sebanding dengan kohort pasien di ETROP.

Kesimpulan
Insiden ROP pada bayi ELBW di Malaysia
sebanding dengan yang terlihat di ETROP dan
CRYO-ROP studi. Dalam kelompok ini, berat
badan lahir <750 g dua kali lipat kemungkinan
bahwa pengobatan akan diperlukan
TERIMA KASIH..

Anda mungkin juga menyukai