Quantitative Estimation of Piperine in Piper nigrum and Piper longum Using
High Performance Thin Layer Chromatography
KELOMPOK II : 1. I Nyoman Gde Waisnawa (1108505016) 2. I Putu Krisnantara Wijana Putra (1108505017) 3. Fatwa Pranata Karso (1108505019) 4. I Kadek Samiantara (1108505021) 5. Yuni Muftihatin (1108505023) 6. Komang Ayu Paramita Widhiastuti (1108505024)
JURUSAN FARMASI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS UDAYAN 2014 Pada jurnal Quantitative Estimation of Piperine in Piper nigrum and Piper longum Using High Performance Thin Layer Chromatography membandingkan metode yang digunakan untuk ekstraksi Piper nigrum dan Piper longum yaitu sokletasi dan SFE (Supercritical Fluid Extraction). Esktraksi yang dilakukan bertujuan untuk mendapatkan senyawa alkaloid yaitu piperin. Piperin merupakan alkaloid yang bersifat basa lemah yang memiliki kelarutan hampir tidak larut atau sedikit larut dalam air tetapi mudah larut dalam alkohol dan eter (Vasavirama and Upender, 2014). Piperin merupakan senyawa yang tahan panas dimana suhu maksimum ekstraksinya adalah 60 0 C (Yamaguchi et al., 2011). Sokletasi merupakan ekstraksi dengan bantuan panas yang menggunakan pelarut yang selalu baru yang umumnya dilakukan dengan alat khusus sehingga terjadi ekstraksi kontinyu dengan jumlah pelarut yang relatif konstan dengan adanya pendingin balik (kondensor). Sedangkan Supercritical Fluid Extraction (SFE) adalah suatu metode ekstraksi dengan prinsip memisahkan komponen diatas titik kritis tekanan dan suhu suatu fluida, yaitu fluida yang berada dalam fase keseimbangan antara bentuk gas dan bentuk cair. Pada kondisi ini daya larut fluida sangat tinggi dan lebih selektif daripada bentuk cair atau pun bentuk gas. Pada SFE digunakan fase gerak berupa karbon dioksida (CO 2 ) karena baik digunakan untuk berbagai molekul organik. Selain itu CO 2 memiliki sifat tidak beracun, tidak berbau, tersedia mudah, dan ,urah bila dibandingkan dengan fase gerak untuk kromatografi. Selain fase gerak juga ditambahkan kosolven yaitu metanol untuk meningkatkan efisiensi ekstraksi dengan memperluas jangkauan ekstraksi (Sairam et al., 2012). Berdasarkan sifat fisikokimia dari piperin, esktraksi piperin dapat dilakukan dengan sokletasi maupun SFE karena piperin merupakan senyawa yang tahan panas. Namun terdapat perbedaan jumlah ekstrak menggunakan kedua metode tersebut yaitu pada metode SFE diperoleh hasil ekstrak 8,76% b/b untuk Piper nigrum dan 4,96% b.b untuk Piper longum. Sedangkan pada metode sokletasi diperoleh hasil 8,13 % b/b untuk Piper nigrum dan 4,32% b/b untuk Piper longum. Dari segi waktu ekstraksi diperoleh bahwa ekstraksi dengan SFE memiliki waktu yang lebih singkat yaitu 5 jam sedangkan pada sokletasi 8 jam. Hal ini menunjukkan bahwa metode SFE lebih efisien dan menghemat waktu ekstraksi jika dibandingkan dengan sokletasi. Selain itu dapat dilihat dari jumlah esktrak yang diperoleh yaitu lebih besar pada metode SFE. Pada metode ekstraksi dengan sokletasi maupun SFE digunakan pelarut metanol karena kelarutan dari piperin yaitu mudah larut dalam alkohol. Sebelum dilakukan esktraksi juga dilakukan pengecilan ukuran partikel untuk memperluas kontak pelarut dengan sampel yang diekstraksi.
DAFTAR PUSTAKA
Hamrapurkar, P. D., K. Jadhav, S. Zine. 2011. Quantitative Estimation of Piperine in Piper nigrum and Piper longum Using High Performance Thin Layer Chromatography. Journal of Applied Pharmaceutical Science. Vol. 01(03). 117-120. Sairam, P., S. Ghosh, S. Jena, K. N. V. Rao, D. Banji. Supercritical Fluid Extraction (SFE)-An Overview. Asian J. Res. Pharm. Sci. Vol. 2 (3). 112-120. Vasavirama, K. and M. Upender. 2014. Piperine: A Valuable Alkaloid from Piper Species. International Journal of Pharmacy and Pharmaceutical Science. Vol. 6 (4). Yamaguchi, T., K. Kamezawa, K. Iwaya, Y. Sato, T. Miyaji, M. Bounoshita, D. J. Tognarelli, M. Saito. 2011. Analysis of Piperine in Peppers Using On-Line SFE-UHPLC With Photodiode Array Detection. American Laboratory.