BAGIAN ILMU KEDOKTERAN JIWA KhususKepanitraanKlinik
FAKULTAS KEDOKTERAN JIWA Tanggal 21 Agustus 2014 UNIVERSITAS HALU OLEO KENDARI
STATUS PASIEN
NAMA DOKTER MUDA : Alminsyah, S. Ked
NAMA PASIEN : Ny. Mutia Reni
2
No. Status / No. registrasi : 41 33 39 Masuk RS : 21 Agustus 2014
Nama : Mutia Reni JenisKelamin : Perempuan Tempat/ Tanggallahir : Rao (kabupaten pasaman, sumatera barat), 7 juli 1962 Status Perkawinan : Cerai/Janda Agama : Islam Warga Negara : Indonesia SukuBangsa : Padang Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga Alamat : Jl. Perumnas, BTN Kehutanan No. 3 DikirimOleh : Silvia (anak pasien) Dokter yang Mengobati : dr.Junuda RAF, M.Kes.,Sp.KJ
DiagnosaSementara : Depresi Berat GejalaUtama : Gelisah
3
LAPORAN PSIKIATRIK : I. RiwayatPenyakit : Keluhan utama dan alasan MRSJ : Pasien gelisah seminggu yang lalu 1. Riwayat gangguan sekarang : - Keluhan dan gejala : Pasien sangat sedih gelisah dan susah tidur sejak beberapa minggu lalu tepatnya setelah lebaran idul fitri, naman gejala bertambah berat sejak seminggu yang lalu. Pasien selalu merasa hidupnya tak berguna lagi dan ingin mengakhiri hidupnya. Pasien selalu mengingat masa lalunya dimana suaminya berselingkuh pada tahun 2004. Suaminya menikah lagi dengan mantan pacarnya waktu SMA dulu pada tahun 2011. Seteleh menikah pasien merasa diperlakukan tidak adil. Hingga pada tahun 2013 pasien diceraikan oleh suaminya sehingga pasien merasa sangat terpukul. Walaupun sudah bercerai hubungan komunikasi pasien dengan mantan suaminya masih baik dan kadang-kadang mantan suaminya masih mengirimkan uang untuk keperluan pasien. Pada bulan Juni 2014 pasien mengalami stroke karena pasien mendengar kabar bahwa suaminya dipenjara akibat proyek yang dia tangani bermasalah. - Hendaya/ disfungsi Hendaya sosial :Ada. Pasien sangat susah untuk berbaur dengan tetangganya karena pasien adalah tipe pendiam Hendaya Pekerjaan : saat ini pasien tidak biasa melakukan pekerjaan sebagai ibu rumah tangga. Pasien hanya membantu pekerjaan ringan dari 4
anaknya sendiri dan seminggu terakhir pasien tak bisa lagi bekrja seperti biasanya. Hendaya waktu senggang : Ada. Waktu senggang pasien digunakan untuk melakukan aktivitas ringan saja seperti senam lansia . - Faktor stressor psikososial : Stresor pasien adalah pasien tidak ikhlas menerima keadaannya sekarang. Pasien sangat bergantung pada suaminya sehingga ketika diceraikan pasien sangat syok dan terpukul selain itu pasien mendengar kabar suaminya dipenjara akibat proyeknya bermasalah. - Hubungan gangguan sekarang dengan riwayat penyakit fisik dan psikis sebelumnya: Pasien adalah penderita hipertensi sejak 4 tahun lalu, pasien juga menderita diabetes sejak 14 tahun lalu. Pasien juga menderita kista ovarium sehingga pada tahun 2010 pasien harus dioperasi angkat kandungan sehingga pasien sangat tertekan karena akan menjalani menopause dini. pada Bulan juni tahun 2014 pasien mengalami stroke karena mendengar suaminya bermasalah dengan pekerjaan dan dipenjara. 2. Riwayat gangguan sebelumnya: - Penyakit fisik : hepertensi dan Diabetes mellitus, Post Stroke dan Mioma uteri - Riwayat penggunaan psikoaktif: Tidak ada - Riwayat gangguan psikiatri sebelumnya: Pasien pernah masuk ke psikolog rumah sakit jiwa. 3. Riwayat kehidupan pribadi : - Riwayat prenatal dan natal : Pasien lahir normal dengan usia kandungan cukup bulan. Pasien dilahirkan dengan bantuan tenaga kesehatan (bidan) di Rao 5
selama ia dikandungan ibunya tidak menderita penyakit apapun dan tidak ada keluhan-keluhan berat yang dirasakan. Pasien lahir dengan berat badan lahir normal dan menangis pada saat dilahirkan. - Riwayat masa kanak awal (usia 1-3 tahun) : Masa kecilnya, pasien tinggal bersama kedua orang tuanya. Pasien sama dengan anak-anak normal seusia lainnya, tumbuh dan berkembang baik. Pasien sudah lupa dengan kelengkapan imunisasi yang didapatkan dan kedua orang tua pasien juga telah meninggal. Pasien bisa berbicara pada usia 1 tahun. Tidak ada riwayat trauma pada masa itu. - Riwayat masa kanak pertengahan (usia 4-11 tahun) : Masak anak pasien tidak melewati jenjang TK (Taman Kanak- kanak) dan masuk sekolah dasar pada umur 6 tahun. Pasien tidak pernah ketinggalan kelas dan pasien biasanya mendapatkan ranking pertengahan. - Riwayat masa kanak akhir remaja (usia 12-18 tahun) : Pasien mulai haid pada saat menginjak kelas 2 SMP, haid teratur dan normal. Pasien mulai pacaran pada waktu menginjak SMA. - Riwayat Masa Dewasa : a. Riwayat pendidikan :Pasien hanya tamat SMA, b. Riwayat pekerjaan : Pasien tidak bekerja. Setelah lulus SMA pasien lansung menikah dan setelah menikah hanya sebagai ibu rumah tangga. c. Riwayat pernikahan : Pasien telah menikah tahun 1980. Pasien menikah atas kemauan sendiri. 6
d. Riwayat kehidupan sosial : Pasien cenderung pendiam dan jarang berkomunikasi dengan tetangganya. Pasien sangat senang jalan-jalan dan menyanyi karena pasien sangat dimanjakan mulai dari uang belanja, perhiasan, mobil pribadi dan lain-lainya. e. Riwayat kehidupan spiritual : Pasien sering beribadah. f. Riwayat forensik : Tidak ada. - Riwayat kehidupan keluarga : Pasien mempunyai 5 anak : 4 anak laki-laki dan 1 orang anak perempuan. Anak pertama bernama silvia berumur 33 tahun sekarang tinggal bersama suaminya. Silvia bekrja sebagai PNS Anak kedua bernama Ronal berumur 30 tahun bekerja sebagai kontraktor Anak ketiga bernama andre berumur 23 tahun bekerja sebagai PNS Anak keempat dan kelima adalah kembar dan mereka berusia 19 tahun dan mereka lagi kuliah sekarang. Ketiga anak lelaki pasien berada di padang sedangkan anak perempuan dan anak bungsu laki-laki berada di kendari dan tinggal bersama. Pasien mempunyai 9 saudara kandung.
1. Anak pertama pasien 2. Anak kedua anhar 3. Deswita 7
4. Alfian 5. Efika 6. Nasril 7. Hafnizah 8. Norma 9. Satria 10. Nita Semuanya adiknya berada di padang, 4 laki-laki dan 5 perempuan. Pasien adalah anak pertama. Sejak kecil pasien hidup dikeluarga yang sangat harmonis. Pasien tergolong sebagai anak yang pendiam dan disayang dikeluarganya. Pasien menikah atas inisiatif sendiri/berpacaran dan kehidupan rumah tangganya sangat sejahtera dan harmonis dan jarang ada pertengkaran yang serius. Pasien hanya bekerja sebagai ibu rumah tangga yang sangat tergantung pada suaminya (Aprika Salimu 55tahun) selain itu dirumah pasien semua pekerjaan dikerjakan oleh pembantu dan pasien biasa hidup senang. Suami pasien bekerja sebagai kontraktor yang pekerjaannya sering keluar kota. Pada tahun 2004 suami pasien mulai menunjukkan sikap aneh/mulai selingkuh dan jika ada yang menelpon suaminya sering menjauh dari pasien. Suami pasien menikah dengan pacar terdahulunya pada tahun 2011 dan bercerai dengan pasien pada tahun 2013. Setelah bercerai suami pasien tinggal bersama istri barunya dan pasien tinggal bersama anak-anaknya. - Riwayat kehidupan sekarang : Sejak diceraikan oleh suaminya tahun 2013 pasien tinggal bersama anak- anaknya dirumah di pandang. Pada tahun 2014 bulan Juni pasien menderita stroke dan dirawat di rumah sakit Bukit Tinggi selama 2 minggu. Anak pasien bernama silvia datang menjenguknya, setelah kembali kerumah dan beristrhat selama 1 minggu pasien diajak oleh anak perempuannya tinggal di kendari bersama anak laki-laki yang paling bungsu agar ada yang 8
memperhatikan dan mengurusnya. Dirumah anaknya pasien selalu merasa kesepian jika anak-anaknya pergi bekerja. Anak-laki-laki pasien sering berada dirumah tapi jarang untuk meluangkan waktunya untuk pasien. - Persepsi pasien tentang diri dan kehidupannya: pasien merasa sudah tak berguna lagi sejak dipoligamikan suaminya. Pasien merasa hidup ini tak adil dan sudah merepotkan anak-anaknya
II. Pemeriksaan Status Mental (Tanggal 24 Agustus 2012, Pukul 16.00 Wita) A. DeskripsiUmum : 1. Penampilan umum : Pasien datang memakai baju lengan panjang berwarna coklat, celana kain panjang berwarna hitam dan memakai kacamata dengan lensa bening, kulit putih, memakai lipstick merah 2. Kesadaran : Komposmentis 3. Perilaku dan aktivitas psikomotor : Hipoaktif 4. Pembicaraan : Relevan dan jelas namun kadang pembicaraan disertai tangisan dan airmata 5. Sikap terhadap pemeriksa : Kooperatif B. Keadaanafektif (mood), perasaan, dan empati : 1. Mood : Disforik 2. Ekspresia afektif : Depresif 3. Keserasian : Serasi 4. Empati : Dapat dirabasakan C. Fungsi intelektual : 1. Taraf pendidikan, pengetahuan umum, dan kecerdasan : cukup 2. Orientasi (waktu, tempat, dan orang) : a. Waktu : baik b. Tempat : baik 9
c. Orang : baik 3. Daya ingat : a. Panjang : cukup b. Sedang : baik c. Pendek : baik d. Segera : baik 4. Daya konsentrasi dan perhatian : tidak terganggu 5. Pikiran abstrak : jika sudah sembuh pasien ingin hidup dan mengakhiri sisa hidupnya dengan anak-anak dan cucu-cucunya 6. Bakat kreatif : ada, pasien sangat suka menyanyi dan suka jalan-jalan 7. Kemampuan menolong diri sendiri : baik hanya jika pasien ingin mandi dia harus diawasi karena dikhawatirkan ia terpeleset dikamar mandi D. Gangguan persepsi : 1. Halusinasi : (-) 2. Ilusi : tidak ada 3. Depersonaisasi : tidak ada 4. Derealisasi : tidak ada E. Proses berfikir : 1. Arus pikiran a. Produktivitas : cukup baik, pasien akan berbicara jika ditanya dan sedikit mengeluarkan kata-kata dan suaranya agak pelan. b. Kontinuitas : Pasien menjawab pertanyaan pemeriksa secara relevan, teratur dan sesuai topic pembicaraan. c. Hendaya berbahasa : tidak ada 2. Isi pikiran a. Preokupasi : pasien selalu memikirkan keadaan suaminya yang dipenjara 10
b. Gangguan isi pikiran : pasien merasa tak berguna lagi dan merasa selalu merepotkan anak-anaknya terkadang pasien ingin mengakhiri hidupnya. F. Pengendalian impuls : Baik G. Daya nilai dan tilikan 1. Norma social : baik 2. Uji daya nilai :baik 3. Penilaian realitas :baik 4. Tilikan 6 : mengerti kenyataan obyektif tentang suatu situasi atau keadaan tanpa kemampuan untuk menerapkan kemampuan itu dalam usaha untuk mengatasi situasi atau keadaan itu. H. Taraf dapat dipercaya : dapat dipercaya
III. Pemeriksaan Fisik dan Neurologi A. Status internus : TD: 160/100 mmHg N: 89x/ menit S : 35,9 c P : 21x/ menit B. Status Neurologis : kesan normal.
IV. Ikhtisar Penemuan Bermakna : Pasien wanita usia 52 tahun datang dengan keluhan susah tidur, cemas, nafsu makan berkurang dan gelisah sejak seminggu yang lalu. pasien datang dengan ditemani anak perempuannya yang bernama silvia. Sebelumnya pasien selalu merasakan hal ini yaitu setelah lebaran idul fitri namun gejalanya bertambah berat setelah seminggu yang lalu. Menurut anak pasien hal ini dipicu karena pasien mendengar kabar dari suaminya bahwa ia sedang di penjara Karena bermasalah dengan pekerjaannya sebagai kontraktor. Pasien selalu merasakan cemas dan rasa takut karena selalu sendirian dirumah jika anaknya pergi bekerja. Dari riwayat. Pasien adalah, penderita diabetes mellitus sejak tahun 2000, kista ovarium pada 11
tahun 2002, Penderita hipertensi sejak tahun 2010 dan. Pada tahun 2010 pasien operasi angkat kandungan. Pasien telah bercerai dengan suaminya pada tahun 2013. Pada bulan juni tahun 2014 pasien mengalami stroke dan harus dirawat inap di rumah sakit bukit tinggi selama 2 minggu. Pada pemeriksaan status mental didapatkan pasien bersifat kooperatif, mood : disforik afek : depresif, dimana pasien sangat sedih, menangis dan ingin bunuh diri. Keserasian: serasi, Empati: Dapat dirasakan, psikomotorik: hipoaktif, Preokupasi: selalu memikirkan mantan suaminya, gangguan isi pikir: Merasa tidak berguna dan menyusahkan anak-anaknya. Sedangkan pada pemeriksaan fisik didapatkan TD pasien : 160/100 mmHg
V. Evaluasi Multiaksial : - Aksis I : Berdasarkan hasil anamnesis pada pasien didapatkan bahwa pasien kehilangan minat dan kegembiraan atau selalu sedih dan menangis, wajah pasien menujukkan afek depresif selain itu juga pasien mudah merasakan rasa capek/aktivitas menurun. Maka dapat disimpulkan pasien mengalami Gangguan depresi (F32) Berdasarkan hasil anamnesa didapatkan bahwa pasien juga susah tidur, Nafsu makan kurang, pasien juga selalu merasa selalu menyulitkan orang lain dan tak berguna lagi selain itu juga pasien ingin mengakhiri hidupnya maka ini memenuhi 4 gejala tambahan dapat disimpulkan pasien mengalami Gangguan depresi berat Berdasarkan hasil anamnesa pasien tidak mengalami gejala menilai realitas sehingga dapat disimpulkan pasien mengalami Gangguan Depresi berat dengan tanpa gejala psikotik (F32.2) 12
DD : a. gangguan stress pasca trauma b. Gangguan campuran cemas dan depresi c. Gangguan penyesuaian d. Reaksi stress akut
- Aksis II : cemas dan schizoid Berdasarkan hasill anamnesis dari anak pasien yang bernama silvia dan dari pasien sendiri didapatkan bahwa pasien adalah orang dengan tipe Pendiam/schizoid (F60.0) Berdasarakan hasil anamnesis didapatkan pasien selalu merasakan Kecemasan (F60.6) jika berada sendiri dirumah. Pasien juga adalah tipe kepribadian Histrionik (F60.4) karena suka jalan-jalan dan menyanyi - Aksis III : HT, DM, Stroke - Aksis IV : lingkungan keluarga (diceraikan oleh suaminya) - Berdasarkan hasil anamnesa didapatkan masalah yang membuat sehingga pasien mengalami gangguan adalah pasien tidak ikhlas menerima keadaannya sekarang setelah diceraikan oleh suaminya, - Stressor DM, HT, Post Stroke, Post histerektomi - Aksis V : (60-51) Gejala sedang dan disabilitas sedang
VI. Daftar Problem : Organobiologik : Ada ketidakseimbangan neurotransmitter di otak maka perlu diberikan psikofarmaka dan Psikoterapi 13
Psikologik: pasien tidak ikhlas menerima suami menikah lagi, penyakit DM, HT, Post stroke, Post Histerektomi Sosiologik: pasien adalah orang Pendiam dan jarang berkomunikasi dengan tetangga
VII. Prognosis Faktor pendukung : Factor ekonomi dimana ia masih sering dikirimkan uang untuk biaya hidup dan anak-anaknya oleh mantan suaminya seehingga untuk pengobatan dan kebutuhan sehari-hari cukup Factor keluarga dan lingkungan dimana kondisi keluarga dan lingkungan rumanya mendukung untuk kesembuhan pasien Pada hasil wawancara didapatkan bahwa factor herediter tidak ditemukan sehingga dimungkinkan tidak terkait dengan factor genetic Keinginan pasien untuk sembuh menjadikan proses penyembuhan akan lebih optimal Factor pencetus yang jelas sehingga akan lebih mudah diterapi terhadap keluhan pasien Faktor penghambat : Pasien selalu sendirian dirumah sehingga dia sering merasa cemas dan takut. Maka dapat disimpulkan prognosisnya baik
VIII. Rencana Terapi : a. Psikofarmaka : Alprazolam 25mg (0-0-1), Maproptilin 50mg (0-0-1), Risperidin (0-0-1), Glibenklamid 2,5mg 2x1, Amlodipin 5mg 1x1, b.Psikoterapi : Supportif, CBT dan Family Theraphy c. Sosioterapi : Terapi kerja dan Terapi Seni ( pasien dibiasakan untuk kerja dalam hal ini pasien sebaiknya dibiasakan membantu pekrejaan rumah yang ringan dan menjaga anak/cucunya agar ia tidak 14
memikirkan masa lalunya lagi. sedangkan untuk terapi seni pasien selalu diajak menyanyi karena hobi pasien adalah menyanyi hal ini bertujuan untuk membangkitkan kembali minat/gairah dan kegembiraan pasien dalam menjalani kehidupan.
IX. PemeriksaanPenunjang a. Fisik-biologis : tidak ada b.Psikometi : MMPI
X. Diskusi Pembahasan
Berdasarkan beberapa gejala diatas seperti, nafsu makan yang berkurang, rasa tak berguna, susah tidur, selalu merasa sedih serta berkurangnya aktivitas dari pasien serta adanya ide-ide dari pasien untuk mengakhiri hidupnya/bunuh diri, maka dapat disimpulkan bahwa pasien mengalami depresi berat tanpa gejala psikotik. Selain itu pasien selalu merasa cemas dan takut bila berada dirumah sendirian.
Gejala utama depresi (F32)
a. Afek depresif b.Kehilangan minat dan kegembiraan dan c. Berkurangnya energy yang menuju meningkatnya keadaan yang mudah lelah ( rasa lelah yang nyata sesudah kerja sedikit saja) dan menurunnya aktivitas. Beberapa gejala tambahan a. Konsentrasi dan perhatian berkurang b. Harga diri dan kepercayaan diri berkurang c. Gagasan rasa bersalah dan tidak berguna 15
d. Pandangan masa depan yang suram dan pesimistis e. Gagasan atau perbuatan yang membahayakan diri atau bunuh diri f. Tidur terganggu g. Nafsu makan yang berkurang
Pedoman diagnostic depresi berat tanpa gejala psikotik (F32.2)
a. Semua gejala utama depresi harus ada b. Ditambah sekurang-kurangnya 4 dari gejala lainnya dan beberapa diantaranya harus berintensitas berat c. Bila ada gejala penting (misalnya agitasi atau retardasi psikomotor) yang mencolok maka pasien mungkin tidak mau atau tidak mampu untuk melaporkan banyak gejala secara rinci. Dalam hal demikian penilaian secara menyeluruh terhadap episode depresif berat dapat dibenarkan d. Episode depresif biasanya harus berlansung sekurang-kurangnya 2 minggu akan tetapi jika gejala amat berat dan beronset sangat cepat maka masih dibenarkan untuk menegakkan diagnosis dalam kurun waktu kurang dari 2 minggu e. Sangat tidak mungkin pasien akan mampu meneruskan kegiatan social pekerjaan atau urusan rumah tangga kecuali pada taraf yang sangat terbatas. Diferensial Diagnosa Pedoman diagnostic Gangguan Campuran Anxietas dan Depresi (F41.2) a. Terdapat gejala-gejala anxietas maupun depresif, dimana masing-masing tidak menunjukkan reangkaian gejala yang gejala yang cukup berat untuk menegakkan diagnosis tersendiri. Untuk anxietas, beberapa gejala otonomik 16
harus ditemukan walaupun tidak terus menerus, disamping rasa cemas atau kekhawatiran berlebihan b. Bila ditemukan anxietas berat disertai depresi yang lebih ringan maka harus dipertimbangkan kategori gangguan anxietas lainnya atau gangguan fobik c. Bila ditemukansindrom depresi dan anxietas yang cukup berat untuk menegakkan masing-masing diagnosis, maka kedua diagnosis tersebut harus dikemukakan dan diagnosis gangguan campuran tidak dapat digunakan. Jika karena sesuatu hal hanya dapat ikemukakan satu diagnosis maka gangguan depresif harus diutamakan d. Bila gejala-gejala tersebut berkaitan erat dengan stress kehidupan yang jelas maka harus gunakan kategori F43.2 gangguan penyesuaian
Pedoman Diagnostik Gangguan Penyesuain (F43.2) a. Diagnosis tergantung pada evaluasi terhadap hubungan antara: 1. Bentuk, isi dan beratnya gejala 2. Riwayat sebelumnya dan corak kepribadian dan 3. Kejadian, situasi yang stressful atau krisis kehidupan b. Adanya factor ketiga diatas (3) harus jelas dan bukti yang kuat bahwa gangguan tersebut tidak akan etrjadi seandainya tidak mengalami hal tersebut c. Manifestasi dari gangguan bervariasi dan mencakup afek depresif, anxietas, campuran anxietas, gangguan tingkah laku, disertai adanyadisabilitas dalam kegiatan rutin sehari-hari. Tidak ada satupun dari gejala tersebut yang spesifik untuk mendukung diagnosis. d. Onse biasanya terjadi dalam 1 bulan stelah terjadinya kejadian yang stressful, dan gejala-gejala biasanya tidak bertahan melebihi 6 bulan, kecuali dalam hal reaksi depresif yang berkepanjangan. Pedoman Diagnostik Stres Pasca Trauma (F43.1) 17
a. Ditegakkan bilaman gangguan ini timbul dalam kurun waktu 6 bulan setelah kejadia traumatic berat ( masa laten berkisar antara beberapa minggu sampai beberapa bulan, jarang sampai melampaui 6 bulan) Kemungkinan diagnosis masih dapat ditegakkan apabila tertundanya waktu mulai saat kejadian dan onset gangguan melebihi waktu 6 bulan, asal saj manifestasi klinisnya adalah khas dan tidak diapat alternatif kategori gangguan lainnya. b. Sebagai bukti tambahan selain trauma, harus didapatkan baying-bayanag atau mimpi-mimpi dari kejadian traumatic tersebut secara berulang-ulang kembali c. Gangguan otonomik, gangguan afek dan kelainan tingkah laku semuanya dapat mewarnai diagnosis tapi tidak khas d. Suatu sequele menahun yang terjadi lambat setelah stress yang luar biasa, misalnya saja beberapa puluh tahun setelah trauma, diklasifikasikan dalam kategori F62.0 (perubahan kepribadian yang berlansung lama setelah mengalami katastrofa)