Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PENDAHULUAN
Hampir semua wanita pernah mengalami gangguan haid selama masa hidupnya.
Gangguan ini dapat berupa kelainan siklus atau perdarahan. Masalah ini dihadapi
oleh wanita usia remaja, reproduksi dan klimakterik.
1,2,3,4
Haid yang tidak teratur pada masa 3- tahun setelah menars dan pramenopause
!3- tahun menjelang menopause" merupakan keadaan yang la#im dijumpai. $etapi
pada masa reproduksi !umur 2%-4% tahun", haid yang tidak teratur bukan merupakan
keadaan yang la#im, karena selalu dihubungkan dengan keadaan abnormal.
&erdarahan abnormal dari uterus tanpa disertai kelainan organik, hematologik,
melainkan hanya merupakan gangguan 'ungsional disebut sebagai perdarahan uterus
dis'ungsional.
1,2,3,4,,(,),*,+,1%,11,12,13,14
,erdasarkan gejala klinis perdarahan uterus
dis'ungsional dibedakan dalam bentuk akut dan kronis.
1,3
-edangkan se.ara kausal
perdarahan uterus dis'ungsional mempunyai dasar o/ulatorik !1%0"
k
dan
ano/ulatorik !)%0".
1,3,11
&erdarahan uterus dis'ungsional akut umumnya dihubungkan dengan keadaan
ano/ulatorik
1,2,3,),*,1%,12,14,1,1(
, tetapi perdarahan uterus dis'ungsional kronis dapat terjadi
pula pada siklus ano/ulatorik. 1alaupun ada o/ulasi tetapi pada perdarahan uterus
dis'ungsional ano/ulatorik ditemukan umur korpus luteum yang memendek,
memanjang atau insu'isiensi. &ada perdarahan uterus dis'ungsional ano/ulatorik,
akibat tidak terbentuknya korpus leteum akti' maka kadar progesteronnya rendah
dan ini menjadi dasar bagi terjadinya perdarahan.
1,3
&enderita perdarahan uterus dis'ungsional akut biasanya datang dengan
perdarahan banyak
1,3,(,*
, sehingga .epat ditangani karena merupakan keadaan gawat
darurat dan memerlukan perawatan di rumah sakit. -edangkan perdarahan uterus
dis'ungsional kronis dengan perdarahan sedikit-sedikit dan berlangsung lama bukan
merupakan keadaan gawat darurat. Meskipun tidak darurat tetapi perdarahan uterus
dis'ungsional kronis justru memerlukan perhatian yang sungguh-sungguh
sehubungan dengan dampak jangka panjang yang ditimbulkannya seperti anemia
sekunder, yang dapat menganggu 'ungsi reproduksi.
3
-e.ara klinis perdarahan uterus dis'ungsional bukan merupakan masalah baru
lagi karena penanggulangannya dapat dilakukan menurut gejala yang ditemukan.
2asar penanggulangannya adalah memperbaiki keadaan umum, menghentikan
perdarahan dan mengembalikan siklus haid menjadi normal. $etapi selama ini
pengobatan terhadap perdarahan uterus dis'ungsional hanya bersi'at simtomatis,
sedangkan sesungguhnya pilihan pengobatan yang rasional adalah yang bersi'at
kausal dan berdasar pada pato'isiologinya.
3
Hingga kini berbagai sediaan hormonal telah dipakai. 2ari berbagai jenis sediaan
hormonal tersebut, estrogen telah lama digunakan untuk pengobatan perdarahan
uterus dis'ungsional akut. 2iketahui bahwa pemberian estrogen dosis tinggi serta
dilatasi dan kuretase pada perdarahan uterus dis'ungsional akut telah teruji se.ara
bermakna meng hentikan perdarahan. $etapi pemakaian estrogen tunggal jangka
panjang untuk perdarahan uterus dis'ungsional akan berdampak negati' antara lain
perdarahan lu.ut estrogen yang dapat berlangsung lama dan banyak. &ada pihak lain,
pemakaian estrogen dan progesterone se.ara tersendiri atau gabungannya ternyata
mampu melenyapkan gejala klinis perdarahan uterus dis'ungsional kronis.
3,(
$elah dikemukakan bahwa perdarahan pada perdarahan uterus dis'ungsional
kronis disebabkan oleh kadar progesterone yang turun
3,1)
karena o/ulasi diikuti
dengan insu'isiensi kurpus luteum atau karena ano/ulasi !korpus luteum akti' tidak
terbentuk".
1,3,(,1)
3tas dasar ini maka untuk perdarahan uterus dis'ungsional kronis
pilihan terhadap sediaan progesteron dipikirkan lebih tepat dalam menghentikan
perdarahan.
3
4enis progesterone yang tersedia .ukup beragam.
1,3
Masing-masing
punya kekurangan dan kelebihan sendiri-sendiri. &engaruh sampingan yang
di.emaskan pada pemberian jangka panjang adalah dampak maskulinisasi, jika yang
diberi adalah progesterone turunan testosteron. 5leh karena itu ke.enderungan
sekarang adalah memilih jenis progesterone alamiah.
Gangguan haid sering dialami wanita usia perimenars dan perimenopause. 3ngka
kejadian yang sebenarnya di masyarakat jauh lebih tinggi daripada yang diajukan
oleh beberapa penulis. Hal ini berhubungan dengan keengganan penderita, terutama
2
pada usia perimenars untuk menjalani pemeriksaan. -elain itu sebagian perdarahan
uterus dis'ungsional dapat berhenti atau sembuh sendiri tanpa pengobatan.
2i 3merika serikat dan inggris, perdarahan uterus dis'ungsional merupakan 1%0
dari kunjungan rumah sakit
3
. dan +%0 dari kasus perdarahan uterus abnormal
.
,erdasarkan golongan usia 3-40 perdarahan uterus dis'ungsional terjadi pada
remaja. 2alam hubungannya dengan siklus haid, perdarahan uterus dis'ungsional
lebih sering ditemukan pada siklus ano/ulatorik yaitu sekitar *-+%0.
2i 6ndonesia belum ada angka yang menyebutkan kekerapan perdarahan uterus
dis'ungsional ini se.ara menyeluruh. 7ebanyakan penulis memperkirakan
kekerapannya sama dengan diluar negeri, yaitu 1%0 dari kunjungan ginekologik. 2i
8-9M: ;7<6 pada tahun 1+*+ ditenukan 3+0 kasus perdarahan uterus
dis'ungsional dari kunjungan poliklinik endokronologi dan reproduksi.
3
2alam re'rat ini penulis akan mengulas kembali terutama mengenai penggunaan
progesterone dalam pengobatan perdarahan uterus dis'ungsional kronis pada masa
reproduksi.
II. PERDARAHAN UTERUS DISFUNGSIONAL
&erdarahan abnormal dari uterus baik dalam jumlah, 'rekuensi maupun lamanya,
yang terjadi didalam atau diluar haid sebagai wujud klinis gangguan 'ungsional
mekanisme kerja poros hipotalamus-hipo'isis-o/arium, endometrium tanpa kelainan
organik alat reproduksi, seperti radang, tumor, keganasan, kehamilan atau gangguan
sistemik lain.
1,3,(
&erdarahan uterus dis'ungsional dapat berlatar belakang kelainan-kelainan
o/ulasi, suklus haid, jumlah perdarahan dan anemia yang ditimbulkannya.
,erdasarkan kelainan tersebut maka perdarahan uterus dis'ungsional dapat dibagi
seperti table 1
3
$abel 1. =atar belakang kelainaan perdarahan uterus dis'ungsional !&<2" dan bentuk kelainannya.
3
2asar kelainan ,entuk klinis
5/ulasi &<2 o/ulatorik
&<2 ano/ulatorik
-iklus Metroragia
&olimenorea
5ligomenorea
3menorea
4umlah perdarahan Menoragia
&erdarahan ber.ak prahaid
&erdarahan ber.ak paskahaid
3nemia &<2 ringan
&<2 sedang
&<2 berat
&erdarahan uterus dis'ungsional biasanya berhubungan dengan satu dari tiga
keadaan ketidak seimbangan hormonal, berupa> estrogen breakthrough bleeding,
estrogen withdrawal bleeding dan progesterone breakthrough bleeding.
,(,*
&ada perdarahan uterus dis'ungsional o/ulatorik perdarahan abnormal terjadi
pada siklus o/ulatorik dimana dasarnya adalah ketidakseimbangan hormonal akibat
umur korpus luteum yang memendek atau memanjang, insu'isiensi atau persistensi
korpus luteum.
3
&erdarahan uterus dis'ungsional pada wanita dengan siklus
ano/ulatorik mun.ul sebagai perdarahan reguler dan siklik.
&erdarahan uterus dis'ungsional dikatakan akut jika jumlah per darahan pada
satu saat lebih dari *% ml,
3,(,1(
terjadi satu kali atau berulang dan memerlukan
tindakan penghentian perdarahan segera. -edangkan perdarahan uterus dis'ungsional
kronis jika perdarahan pada satu saat kurang dari 3% ml terjadi terus menerus atau
tidak tidak hilang dalam 2 siklus berurutan atau dalam 3 siklus tak berurutan, hari
perdarahan setiap siklusnya lebih dari * hari, tidak memerlukan tindakan
4
penghentian perdarahan segera, dan dapat terjadi sebagai kelanjutan perdarahan
uterus dis'ungsional akut.
DIAGNOSA
2iagnosa &<2 se.ara umum ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan
'isik dan pemeriksaan penunjang. Hal yang pertama yang penting dilakukan adalah
menyingkirkan adanya kelainan - kelainan organi., sistemik, imunologi, keganasan
dan kehamilan.
1. 3namnesis
8iwayat penyakit perlu diketahui usia menar.he. -iklus haid setelah menar.he, lama dan
jumlah darah haid, serta latar belakang kehidupan keluarga dan latar belakang
kepribadian.
2. &emeriksaan
a. &emeriksaan 'isik
&emeriksaan ini ditujukan untuk menilai kemungkinan adanya sebab lain yang
dapat menimbulkan &<2. &erlu dinilai adanya hipo:hipertiroid dan gangguan
hemostasis seperti petekie.
b. &emeriksaan ginekologik
$ujuan pemeriksaan ini adalah untuk menyingkirkan adanya kelainan organik
seperti
perlukaan genitalia, erosi:radang atau polip ser/iks, mioma uteri, dll. &ada wanita
usia pubertas biasanya umumnya tidak diperlukan kerokan. &ada wanita
premenopause perlu dilakukan untuk memastikan ada tidaknya keganasan.
.. &emeriksaan penunjang
7elainan organik yang ke.il pada genitalia interna seringkali sulit dinilai apalagi
pada
wanita yang belum menikah, penilaian yang dilakukan per re.tal lebih sulit.
<ntuk itu dianjurkan penggunaan alat bantu diagnosti., seperti >
1. ,iopsy endometrium !pada wanita yang sudah menikah"
2. =aboratorium darah dan 'ungsi hemostasis
3. <ltrasonogra'i !<-G"