Penyakit-penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi masih tetap merupakan
penyebab utama kematian. Program imunisasi tidak hanya berbicara tentang cakupan teteapi juga kualitas pelayanan harus terjamin. Salah satu kualitas pelayanan dalam program imunisasi adalah potensi vaksin yang cukup, yaitu melalui pengelolaan rantai dingin vaksin dari pabrik sampai kelapangan tetap dijaga dengan baik sesuai dengan ketentuan. Penyimpangan dari ketentuan yang ada dapat menyebabkan kerusakan vaksin sehingga menurunkan atau menghilangkan potensinya bahkan bila diberikan kepada sasaran dapat menimbulkan Kejadian Pasca Imunisasi (KIPI) yang tidak diinginkan. Karena itu perlu dilakukan peninjauan mengenai pengelolaan rantai vaksin (cold chain) di tingkat Puskesmas. Pengelolaan vaksin (cold chain) di Puskesmas Keramasan 1. Tempat penyimpanan vaksin Vaksin disimpan di dalam sebuah lemar es dan freezer dengan bentuk buka dari atas (top opening).
Gambar 1. Lemari es dan freezer dengan top opening
Vaksin BCG, DPT-HB, TT, DT, Hepatitis B dan Campak disimpan di dalam lemari es pada suhu + 2C s/d + 8C. Sedangkan vaksin polio disimpan di dalam freezer pada suhu -15 C s/d -25 C.
Gambar 2. Isi lemari es dan freezer Suhu lemari es dipantau menggunakan termostat atau pengukur suhu yang terdapat di bagian luar lemari es maupun di dalam.
(a)
(b) Gambar 3. (a) Pengukur suhu lemari es pada bagian dalam, (b) pada bagian luar.
Pemeriksaan suhu dilakukan 2 kali sehari setiap pagi dan sore kemudian dicatat pada grafik suhu. Bila suhu lemari es sudah stabil, yaitu antara +2 C s/d +8 C, posisi termostat tidak perlu dirubah-rubah.
Gambar 4. Grafik suhu lemari es
Vaksin didistribusikan langsung dari produsen ke provinsi sesuai alokasi yang tertera dalam kontrak. Distribusi dari Dinkes Provinsi dilakukan atas dasar permintaan resmi dari Dinas Kabupaten/ Kota, dengan mempertimbangkan stok maksimum kebutuhan dan daya tamping penyimpanan vaksin di Kabupaten/Kota. Distribusi dari Kabupaten/Kota ke Puskesmas dilakukan atas dasar permintaan resmi dari Puskesmas. distribusi dilakukan dengan cara pengambilan oleh petugas puskesmas. Puskesmas Keramasan mempunyai satu petugas imunisasi dan pelaksana cold chain, yaitu seorang perawat yang telah mendapat pelatihan. Petugas inilah yang mengambil vaksin di Dinkes Kota dengan jumlah vaksin yang sesuai dengan jumlah sasaran imunisasi. Vaksin didistribusi di dalam cold box (kotak pendingin).
Gambar 5. Cold box Saat pengambilan vaksin, petugas juga memperhatikan kondisi VVM dan kadaluarsa. Jumlah vaksin yang diterima harus sesuai dengan yang tercantum dalam SBBK dan dinyatakan dalam satuan ampul, vial atau dosis. VVM saat diterima pada kondisi A atau B. Thermos digunakan untuk membawa vaksin ke posyandu/lapangan yang transportasinya mudah dijangkau.
Gambar 6. Thermos penyimpan vaksin yang digunakan untuk kegiatan posyandu
Imunisasi di Puskesmas Keramasan didadakan setiap hari Kamis. Khusus untuk vaksinasi BCG dilakukan pada hari Kamis minggu pertama. Pasien datang berdasarkan jadwal yang sudah ditentukan atau atas pemberitahuan kader melalui kegiatan posyandu. Setelah vaksinasi, dilakukan pencatatan ke dalam kartu imunisasi.
Gambar 7. Kartu imunisasi Jumlah anak dan bayi yang diimunisasi dicatat dan kemudian disajikan di dalam laporan hasil cakupan imunisasi rutin. Laporan hasil cakupan imunisasi dibuat tiap bulan. Puskesmas Keramasan juga membentuk tim-tim kecil yang terdiri dari empat orang untuk berkunjung ke posyandu tiap harinya. Tim tersebut membawa serta vaksin yang nantinya dapat digunakan pada bayi maupun anak yang belum mendapatkan imunisasi. Melalui kegiatan posyandu inilah, petugas puskesmas memberikan edukasi kepada masyarakat tentang pentingnya imunisasi.
Analisis Pengelolaan Vaksin Puskesmas Keramasan Pengelolaan vaksin (cold chain) di Puskesmas Keramasan sudah cukup baik. Pendistribusian vaksin dari Dinas Kesehatan dilakukan sesuai prosedur, yaitu menggunakan cold box/vaccine carrier agar suhu vaksin tetap optimal. Saat pengambilan vaksin petugas melakukan pengecekan terhadap tanggal kadaluarsa maupun VVM vaksin. Saat penerimaan vaksin, petugas memastikan VVM pada kondisi A atau B. Khusus vaksin BCG, indikator paparan panas menunjukkan jendela C dan D masih putih. Puskesmas Keramasan memiliki satu buah lemari es yang digunakan untuk menyimpan vaksin Lemari es memiliki pintu bukaan ke atas (top opening). Bentuk lemari es yang seperti ini lebih cocok dan baik untuk menyimpan vaksin jika dibandingkan lemari es dengan pintu bukaan depan. Pada saat pintu dibuka keatas, maka suhu dingin dari atas akan turun kebawah dan tertampung sehingga suhu lebih stabil. Saat terjadi pemadaman listrik, suhu dalam lemari es dengan top opening dapat bertahan lebih lama. Selain itu, jumlah vaksin yang ditampung lebih banyak. Pemantauan suhu juga dilakukan setiap hari sebanyak dua kali, yaitu pada pagi dan sore hari yang kemudian dicatat pada grafik suhu. Membuka-tutup lemari es juga dibatasi agar suhu di dalamnya tetap stabil. Perawatan lemari es di Puskesmas Keramasan sudah baik, bagian luar dan dalam lemari es tampak bersih. Selain itu tidak tampak bunga es pada dinding lemari es. Vaksin disusun tidak terlalu rapat, sehingga ada sirkulasi udara, dan berdasarkan prinsip FEFO. Sebelum menggunakan vaksin, selalu dilakukan pengecekan tanggal kadaluarsa dan VVM. Imunisasi di Puskesmas Keramasan dilakukan setiap minggu pada hari Kamis. Pemberian imunisasi BCG dan Campak dilakukan pada hari Kamis minggu pertama. Vaksin disimpan di dalam termos dan dibawa ke dalam ruangan imunisasi. Jumlah anak dan bayi yang datang untuk imunisasi dicatat yang kemudian akan di rangkum dalam Laporan Hasil Cakupan Imunisasi Rutin. Begitu juga dengan jenis vaksin yang digunakan dicatat pada kartu imunisasi. Petugas juga selalu memberi tahu ibu waktu imunisasi selanjutnya dan imunisasi apa saja yang masih dibutuhkan anak. Selain itu, ibu juga diedukasi mengenai efek dari imunisasi yang mungkin timbul seperti demam, dan cara mengatasinya. Bagi ibu yang membawa anak pada jadwal yang tidak ditentukan atau usia anak belum cukup untuk imunisasi tertentu, maka ibu diberi penjelasan atau dianjurkan untuk datang ke posyandu. Puskesmas Keramasan memiliki kegiatan di 23 Posyandu Balita yang dijalankan setiap hari oleh tim yang terdiri dari tiga sampai empat orang. Selain melakukan pemantauan status pertumbuhan dan perkembangan anak, petugas juga memberikan imunisasi. Distribusi vaksin dari puskesmas ke lokasi posyandu dilakukan menggunakan termos. Edukasi tentang pentingnya imunisasi juga selalu diberikan kepada ibu-ibu yang datang ke posyandu. Mereka juga diinformasikan mengenai jadwal imunisasi di puskesmas dan umur berapa saja anak mereka membutuhkan imunisasi.