Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PRAKTIKUM

KIMIA DASAR
LARUTAN
(Pembuatan Larutan HCl dan NaCl standar berbagai Konsentrasi)


DOSEN PEMBIMBING :
Zora Olivia, s.FARM.,M.FARM.,APT




GELLA APRILIA
G42141333


POLITEKNIK NEGERI JEMBER
JURUSAN KESEHATAN
PROGRAM STUDI D-IV GIZI KLINIK
2014 / 2015




KATA PENGANTAR


Rasa syukur kami panjatkan Kepada ALLAH atas ramat dan hidayah-Nya, kami dapat
menyelesaikan laporan praktikum yang berjudul Penggunaan Indikator Dalam Analisis.
Dan tidak lupa pula kepada dosen pembimbing mata kuliah Kimia Dasar ( Zora
Olivia, s.FARM.,M.FARM.,APT ) atas pengarah dan bimbingannya, sehingga kami dapat
menyelesaikan tugas ini. Serta tak lupa pula kami ucapkan terima kasih kepada rekan - rekan
yang telah banyak memberikan kontribusi dalam mewujudkan laporan ini sehingga kami
sebagi penulis dapat mengerjakan laporan ini dengan sebaik mungkin.
Laporan ini dibuat dan disusun sebagia bukti atas pembelajaran yang kami ikuti, dan
semoga laporan ini dapat memberikan kontribusi yang berarti dalam pembelajaran dan
penilain, amin.
Laporan yang kami buat dan susun ini tentu jauh dari kesempurnaan, untuk itu kami
mohon kerjasamanya untuk kesempurnaan laporan - laporan kami berikutnya.








Jember , Oktober 2014

Penyusun
BAB 1
PENDAHULUAN


1.1 Latar Belakang

Larutan adalah campuran homogen yang terdiri dari dua atau lebih zat. Zat
yang jumlahnya lebih sedikit di dalam larutan disebut (zat) terlarut atau solut,
sedangkan zat yang jumlahnya lebih banyak daripada zat-zat lain dalam larutan
disebut pelarut atausolven. Komposisi zat terlarut dan pelarut dalam larutan
dinyatakan dalam konsentrasi larutan, sedangkan proses pencampuran zat terlarut dan
pelarut membentuk larutan disebut pelarutan atau solvasi.
Indikator adalah zat yang ditambahkan untuk menunjukkan titik akhir titrasi
telah di capai. Umumnya indikator yang digunakan adalah indikator azo dengan
warna yang spesifik pada berbagai perubahan pH.
Dalam kehidupan sehari-hari akan ditemukan senyawa dalam tiga keadaan
yaitu asam, basa, dan netral. Ketika mencicipi rasa jeruk maka akan terasa asam
karena jeruk mengandung asam. Sedangkan ketika mencicipi sampo maka akan terasa
pahit karena sampo mengandung basa. Namun sangat tidak baik apabila untuk
mengenali sifat asam atau basa dengan mencicipinya karena mungkin saja zat tersebut
mengandung racun atau zat yang berbahaya.
Sifat asam dan basa suatu zat dapat diketahui menggunakan sebuah indikator.
Indikator yang sering digunakan antara lain kertas lakmus, fenolftalein, metil merah
dan brom timol biru. Indikator tersebut akan memberikan perubahan warna jika
ditambahkan larutan asam atau basa. Indikator ini biasanya dikenal sebagai indikator
sintetis. Dalam pembelajaran kimia khususnya materi asam dan basa indikator derajat
keasaman diperlukan untuk mengetahui pH suatu larutan. Karena itu setiap sekolah
seharusnya menyediakan indikator sintetis untuk percobaan tersebut. Tetapi pada
kenyataannya, tidak semua sekolah mampu menyediakan indikator sintetis. Oleh
karena itu diperlukan alternatif lain sehingga proses pembelajaran tetap berjalan
lancar indikator pH sintetis dapat diganti dengan alternatif lain berupa indikator pH
dari bahan-bahan alam atau tanaman.
Dengan didasari pemikiran bahwa zat warna pada tanaman merupakan
senyawa organik berwarna seperti dimiliki oleh indikator sintetis, selain itu mudah
dibuat juga murah karena bahan-bahannya mudah didapat serta menambah
pengetahuan tentang manfaat bunga tapakdara, jengger ayam dan tembelekan.
Karakteristik bunga yang baik digunakan sebagai indikator pH yaitu bunga yang
masih segar berwarna tua digunakan hanya mahkota bunga sedangkan benang sari
dan putik tidak digunakan. Pada pembuatan indikator cair bunga dicuci dengan air
mengalir agar bersih juga dimaksudkan agar pigmen warna bunga tidak ikut larut
dalam air. Bunga yang sudah dicuci kemudian dipotong kecil-kecil untuk memperluas
permukaan bunga sehingga proses pelarutan bunga lebih efektif. Semakin luas
permukaan bunga maka semakin banyak pigmen warna bunga yang larut pada proses
pelarutan.

1.2 Rumusan Masalah

a. Bagaimana cara menentukan skala pH dari beberapa larutan ?
b. Bagaimana cara membuat indikator alami dari mahkota bunga ?
c. Bagaimana cara menentukan trayek perubahan pH ?

1.3 Tujuan Praktikum

a. Untuk menentukan skala pH dari beberapa larutan
b. Untuk membuat indikator alami dari mahkota bunga
c. Untuk menentukan trayek perubahan pH

1.4 Manfaat

Adapun manfaat dari penulisan makalah ini adalah untuk memperdalam
wawasan di dalam bidang kimia yang berhubungan dengan indikator asam basa, yaitu
fenolftalein. Selain itu, tema tulisan ini dapat digunakan sebagai bahan bacaan dan
tambahan ilmu yang sangat bermanfaat bagi calon guru untuk mengajar di sekolah
sesuai dengan materi ajar yang berhubungan dengan tema indikator asam basa.

BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA


Analisis memafaatkan perubahan besar dalam pH yang terjadi dalam titrasi, untuk
menetapkan kapan titik kesetaraan itu di capai. Terdapat banyak asam dan basa organic
lemah yang bentuk ion dan bentuk tak ter disosiasinya menunjukkan warna yang berlainan.
Molekul molekul semacam itu dapat digunakan untuk menetapkan kapan telah
ditambahkan cukup titran dan disebut indikator tampak ( visual indikator ). Seatu contoh
sederhana adalah p-nitrofenol, yang merupakan asam lemah dengan disosiasi sebagai berikut
: Cari gambar
Bentuk tak terdisosiasinya tak berwarna, namun anionnya, yang mempunyai system
rangkap tunggal selang seling ( system konjugasi ), berwarna kuning. Molekul atau ion
yang memiliki konjugasi semacam itu menyerap cahaya yang lebih panjang, panjang
gelombangnya daripada molekul pedanannya yang tak memiliki siatem konjugasi. Cahaya
yang diserap seringkali berada dalam bagian tampak dari spectrum, dan karenanya molekul
atau ion itu berwarna.
Indikator adalah zat yang memberikan perubahan warna yang mencolok dalam
medium asam dan basa (Chang, 2005). Indikator asam-basa berupa asam atau basa organik
lemah. Struktur molekul indikator asam-basa mengandung gugus pembawa sifat asam atau
basa dan struktur konjugasinya yang dapat menimbulkan perubahan warna.
Perubahan warna pada indikator asam-basa disebabkan oleh berubahnya struktur
konjugasi bentuk tak terion menjadi struktur konjugasi yang lain dari bentuk ionnya. Ionisasi
indikator asam-basa dipengaruhi oleh tingkat keasamaan larutan.
W. Oswald (dalam Bassett, et al., 1994) berpendapat bahwa asam indikator yang tak
berdisosiasi (Hin) atau basa indikator yang tak-berdisosiasi (InOH) mempunyai warna yang
berbeda dari warna ionnya. Keseimbangan-keseimbangan dalam larutan air dapat ditulis
sebagai berikut.
Hin H
+
+ In
-
atau
InOH OH
-
+ In
+

(warna 1) (warna 2)
Apabila indikator tersebut merupakan asam lemah, maka adanya ion H
+
berlebih
dalam larutan asam akan menekan ionisasi dengan adanya efek ion sekutu, sehingga
menyebabkan konsentrasi In
-
akan sangat kecil dan warna akan merupakan warna dari bentuk
yang tak terionisasi. Apabila dalam suasana basa, penurunan konsentrasi H
+
akan
mengakibatkan ionisasi indikator lebih lanjut, [In
-
] akan naik, dan warna dari bentuk
terionisasi menjadi nampak. begitu pula sebaliknya dengan indikator yang merupakan basa
lemah.
Warna sesungguhnya dari indikator yang bergantung pada angka banding dari
konsentrasi bentuk terionisasi dan bentuk tak terionisasi, sangat berkaitan langsung dengan
konsentrasi ion hidrogen dalam larutan.
A. Indikator Phenolptalein

Indicator phenolptalein yang dikenal baik adalah asam dwiprotik dan tak
berwarna. Phenolptalein termasuk indicator asam basa golongan ftalein.
Phenolptalein merupakan senyawa yang memiliki gugus fenol, sehingga bersifat
sebagai asam lemah ( Sukarta, 1999 ). Mula-mula phenolptalein ini berdisosiasi
menjadi suatu bentuk tak berwaran kemudian, dengan kehilangan proton kedua,
menjadi ion dengan system konjugasi; timbullah warna merah. Jingga metil, suatu
indicator yang luas pemakaiannya, adalah suatu basa dan berwarna kuning dalam
bentuk molekulnya. Penambahan ion hydrogen akan menghasilkan kation yang
berwarna merah muda.
Fenolftalein dapat dibuat melalui reaksi kondensasi, menggunakan fenol dan ftalat
anhidrida.


BAB 3
METODE PRAKTIKUM


3.1 Waktu dan Tempat

Praktikum ini dilaksanakan pada :
Tanggal : 06 Oktober 2014
Waktu : 14.00 - 16.00 WIB
Tempat : Laboratorium Analisis Gizi
Di Politeknik Negeri Jember

3.2 Bahan dan Alat

3.2.1 Bahan

a. HCl 0,1 M / H
2
SO4 0,05 M
b. CH
3
COOH
c. Asam Borat 2 %
d. NaCl 5 %
e. NaHCO
3
5 %
f. Na
2
CO
3

g. Indikator Universal
h. Alkohol atau aseton
i. Mahkota bunga sepatu
j. Penolptalein
k. Metil merah

3.2.2 Alat

a. Mortar dan Penumbuk
b. Tabung reaksi
c. Spatula
d. Botol semprot
e. Pipet tetes
f. Plat tetes
g. Gelas kimia

3.3 Cara Kerja

3.3.1 Percobaan 1
a) Menyiapkan 6 buah tabung reaksi.
b) Memberi label 1 sampai 6.
c) Memberi isi 2 ml larutan yang telah di sediakan.
d) Memeriksa larutan dengan menggunakan kertas pH.

3.3.2 Percobaan 2
a) Menyiapkan mahkota bunga sepatu
b) Menimbang mahkota bunga sepatu sebanyak 1-2 gram
c) Memotong kecil kecil mahkota bunga sepatu
d) Menghaluskan dengan menggunakan mortar dan penumbuk.
e) kemudian masukkan ke dalam gelas kimia.
f) Lalu menambahkan 5 ml alkohol
g) Mengaduk sampai zat warna terekstrak sebanyak mungkin.
h) Kemudian hasil ekstrak di saring dan dapat di gunakan sebagai
indikator.

3.3.3 Percobaan 3

a) Menyiapkan 3 buah plat tetes.
b) Setiap plat tetes di tetesi masing-masing 2 tetes 6 larutan baku yang
telah di ketahui nilai pH nya.
c) Jangan sampai larutan yang terdapat pada masing - masing plat
tercampur 1 dengan yang lain.
d) Pada plat 1 tambahkan 1 tetes indikator phenolptalein pada masing -
masing tetesan yang ada dalam plat.
e) Plat 2 tambahkan 1 tetes indikator metal merah pada masing - masing
tetesan yang ada dalam plat.
f) Plat 3 tambahkan 1 tetes indikator ekstrak mahkota bunga sepatu pada
masing - masing tetesan yang ada dalam plat.
g) Kemudian nilai pH di catat sesuai perubahan warna yang terjadi.
h) Tentukan trayek pH indikator yang di gunakan

BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN


4.1 HASIL PENGAMATAN





BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN


5.1 KESIMPULAN

Anda mungkin juga menyukai