Identitas Pasien Nama : Tn. A Jenis Kelamin : Laki-laki Umur : 26 tahun Alamat : Sukabumi Anamnesis Keluhan utama : Hidung kanan berair sejak 1 bulan SMRS. Keluhan tambahan : Demam, sakit kepala, sakit gigi. Riwayat Penyakit Sekarang Seorang pria berusia 26 tahun datang ke departemen THT di rumah sakit Syamsudin dengan keluhan utama hidung kanan berair sejak 1 bulan SMRS. Cairan pada hidung sebelah kanan berwarna bening, jumlah sedikit, berbau dan tidak ada darah. Riwayat pernah mimisan disangkal. Pasien juga mengalami nyeri pada pipi kanan. Sakit kepala, kepala terasa berat waktu sujud dan terasa seperti tertelan cairan di tenggorokan juga dialami oleh pasien. Demam juga dirasakan oleh pasien. Pasien juga mengeluh sakit gigi sejak 2 bulan yang lalu. Riwayat Penyakit Dahulu Pasien baru pertama kali mengalami keluhan seperti ini. Riwayat penyakit amandel disangkal. Riwayat alergi disangkal. Riwayat maag disangkal. Riwayat asma disangkal. Riwayat penyakit hipertensi, kencing manis, dan batuk-batuk lama disangkal.
Riwayat penyakit keluarga: Keluarga pasien tidak ada yang mengalami keluhan serupa seperti yang dialami oleh pasien.
Riwayat pengobatan: Pasien belum pernah mendapat pengobatan sebelumnya. Riwayat kebiasaan: Riwayat merokok dan minum alkohol disangkal oleh pasien.
Pemeriksaan Fisik Keadaan umum : Tampak sakit ringan Kesadaran : compos mentis Tanda vital a) Frekuensi Nadi : 92 x/mnt b) Tekanan Darah : 110/70 mmHg c) Frekuensi Napas : 22 x/mnt d) Suhu Tubuh : 36,4C
Status Generalis Kepala : normocephali Mata : CA -/-, SI -/- Leher : KGB tidak teraba membesar Thorax : dalam batas normal Abdomen : dalam batas normal Ekstremitas : dalam batas normal ADS : Normal/Normal CAE : hiperemis -/-, secret -/-, massa -/-, laserasi -/-, serumen -/- MT : intak/intak CN : hiperemis +/-, sekret +/-, massa -/-, septum nasi di tengah NPOP : faring hiperemis -/-, T1/T1 KGB : tidak teraba membesar Maksilofasialis : simetris, nyeri tekan di maksila (+) Pemeriksaan Fisik THT-KL Diagnosa Kerja Sinusitis maksilaris dentogen dekstra
DIAGNOSIS Banding Rhinitis Alergi Saran Pemeriksaan Gold standard: CT-Scan Foto polos posisi Waters, posteroanterior, dan lateral Tatalaksana Atasi masalah pada gigi Konservatif dengan obat (antibiotika, dekongestan, antihistamin, kortikosteroid) dan irigasi sinus Operasi (FESS, Caldwell-Luc, dll) Prognosis Ad vitam : ad bonam Ad fungsionam : ad bonam Ad sanasionam : ad bonam TINJAUAN PUSTAKA
1. Sinus frontal - terletak pada tulang frontal, biasanya bersekat-sekat dan tepi sinus berlekuk lekuk. 2. Sinus maksilaris adalah sinus paranasal terbesar. Ostium sinus maksila berada di sebelah superior dinding medial sinus dan bermuara ke hatus semilunaris melalui infundibulum ethmoid.
CATATAN KLINIS a. sinus maksilaris sangat berdekatan dengan akar gigi b. sinusitis maksila dapat menimbulkan komplikasi orbita c. pembukaan sinus maksila ini terletak lebih tinggi daripada dasar sinus, sehingga drainase hanya tergantung gerak cilia dan juga hanya melalui infundibulum yang sempit.
3. Sinus Etmoidal yang paling bervariasi dan akhir-akhir ini dianggap penting karena merupakan focus infeksi bagi sinus lainnya. Sinus ini berongga-rongga terdiri dari sel-sel yang menyerupai sarang tawon yang terletak di dalam massa bagian lateral os etmoid, antara konka media dan dinding medial orbita.
Dibagi menjadi sinus etmoid anterior dan posterior.
4. Sphenoid sinus terletak di tulang sphenoid, bagian dari atap rongga hidung
Definisi
Sinusitis adalah suatu peradangan mukosa sinus paranasal yang terjadi karena alergi atau infeksi virus,bakteri maupun jamur. Sinusitis bisa terjadi pada salah satu dari keempat sinus yang ada (maksilaris, etmoidalis, frontalis atau sfenoidalis). Sinusitis bisa bersifat akut (berlangsung selama 4 minggu atau kurang) , subakut 4 minggu- 3 bulan maupun kronis (berlangsung selama lebih dari 3 bulan tetapi dapat berlanjut sampai berbulan bulan).
Sinusitis Epidemiologi Prevalensi sinusitis tinggi di masyarakat. Di bagian THT RSCM Jakarta, pada tahun 2008 didapatkan sekitar 25% pasien dengan ISPA menderita sinusitis maksila akut, dan pada sub bagian Rinologi didapatkan data dari sekitar 496 penderita rawat jalan, 249 orang terkena sinusitis (50%). Fisiologi Sebagai pengatur udara (air conditioning). Peringan cranium. Resonansi suara. Membantu produksi mukus. Rongga tersebut berisi udara dan dilapisi oleh mukosa bersilia dan palut lendir. Pada keadaan normal sinus tidak mengandung organisme atau bakteri. Di dalam sinus silia bergerak secara teratur untuk mengalirkan lendir menuju ostium alamiahnya pada rongga hidung mengikuti jalur pola yang telah ditentukan. Jadi mucus tersebut dapat dikeluarkan dan udara dapat bersirkulasi dengan baik
Aspek Klinis Anatomi Sinus Maksila Dasar sinus maksila dan akar gigi rahang atas (premolar, molar, kadang caninus) hanya dipisahkan tulang yang tipis, bahkan akar-akar gigi tersebut dapat menonjol ke dalam sinus sehingga infeksi gigi-geligi mudah naik ke atas sinusitis Aspek Klinis Anatomi Sinus Maksila Sinusitis maksilaris dapat menimbulkan komplikasi orbita. Ostium sinus maksila terletak lebih tinggi dari dasar sinus, sehingga drainase hanya tergantung dari gerak silia melalui infundibulum yang sempit. Anatomi Gigi dan Sinus Maksila Etiologi Sinusitis Maksila Odontogenik Penjalaran infeksi periapikal gigi maksila dari kaninus sampai gigi molar tiga atas Ekstraksi gigi : gigi atau akar gigi terdorong saat dicabut atau terbukanya dasar sinus Pemasangan implan gigi Penjalaran penyakit periodontal (infeksi dari membran periodontal melalui tulang spongiosa ke mukosa sinus) Trauma, cth : fraktur maksila Etiologi Sinusitis Maksila Odontogenik Hub langsung gigi maksila dan sinus maksila, terutama pada gigi molar tiga terpendam. Benda asing dalam sinus : fragmen akar gigi dan bahan tambalan akibat pengisian saluran akar yg berlebihan. Osteomielitis akut dan kronis pada maksila Kista dentogen yg meluas ke sinus maksila Neoplasma yg menginfiltrasi sinus maksila Patofisiologi 1. Infeksi gigi kronis jaringan granulasi di dalam sinus maksilaris menghambat gerakan mukosilier drainase terhambat 2. Kuman menyebar secara langsung/ hematogen/limfogen dari granuloma apikal atau kantung periodontal gigi ke sinus maksila Patofisiologi Infeksi bakteri (anaerob) menyebabkan terjadinya karies profunda sehingga jaringan lunak gigi dan sekitarnya rusak pulpa terbuka kuman masuk dan mengadakan pembusukan pada pulpa gangren pulpa meluas ke selaput periodontium periodontitis jika berlangsung lama terbentuk abses periodontal yg dpt meluas ke tulang alveolar (dasar sinus maksila) inflamasi mukosa sinus Gejala Klinis Sinusitis Maksila Odontogenik Unilateral, sekret mukopurulen kadang dapat keluar dari hidung dan berbau busuk Demam, malaise, nyeri kepala Wajah terasa bengkak, penuh, dan gigi terasa nyeri pd gerakan kepala mendadak, misalnya sewaktu naik-turun tangga Seringkali terdapat nyeri pipi khas yg tumpul dan menusuk serta nyeri di tempat lain (reffered pain) Diagnosis Anamnesa Pemeriksaan fisik : Palpasi nyeri tekan sinus Rhinoskopi anterior gambaran mukosa edema, sekret mukopurulen Rhinoskopi posterior melihat koana (mukosa hipertrofi dan hiperplasia) Transiluminasi tampak suram/gelap Nasal endoscopy PEMERIKSAAN SINUS PARANASAL Inspeksi Yang diperhatikan ialah adanya pembekakan pada muka: Pembengkakan di pipi sampai kelopak mata bawah yang berwarna kemerah-merahan mungkin menunjukan sinus maksila akut. Pembengkakan di kelopak mata atas mungkin menunjukkan sinusitis frontal akut. Sinus etmoid akut jarang menyebabkan pembengkakan di luar, kecuali bila telah terbentuk abses.
Palpasi Nyeri tekan pada pipi dan nyeri ketuk di gigi menunjukkan adanya sinusitis maksila. Pada sinusitis frontal terdapat nyeri tekan di dasar sinus frontal, yaitu pada bagian medial atap orbita. Sinusitis etmoid menyebabkan rasa nyeri tekan di daerah kantus medius.
Pemeriksaan Penunjang Foto polos posisi Waters, posteroanterior, dan lateral batas udara cairan (airfluid level) pada sinusitis maksila CT-Scan : gold standard hasil foto rontgen (waters) Sinunitis maxilaris kanan
2.CT Scan adalah pemeriksaan pencitraan terbaik dalam kasus sinusitis.
Terapi Atasi masalah pada gigi Konservatif dengan obat (antibiotika, dekongestan, antihistamin, kortikosteroid) dan irigasi sinus Operasi (FESS, Caldwell-Luc, dll)
Radikal operasi Cadhwell-luc.
Non Radikal operasi BSEF / FESS Operasi Cadhwell-luc
Non Radikal
Bedah Sinus Endoskopik Fungsional (BSEF). Prins ipnya dengan membuka dan membersihkan daerah kompleks ostiomeatal.
Komplikasi Komplikasi orbita : edema palpebra selulitis orbita abses subperiostal abses orbita thrombosis sinus kavernosus Mukokel : kista yg mengandung mukus Komplikasi Intra Kranial (meningitis akut, abses dural, abses subdural, abses otak) Komplikasi Komplikasi paru (sinobronkitis) Bronkitis kronik Bronkiektasi Osteomielitis sinus maksila fistula oroantral atau fistula pada pipi Prognosis Tergantung tindakan pengobatan dan komplikasi penyakit. Jika drainase sinus membaik dengan terapi antibiotik atau terapi operatif maka prognosisnya baik.