KOLOKIUM
Oleh :
MOAMMAR QADAFI
NPM. 06230266
Persetujuan Pembimbing
ii
HALAMAN PENGESAHAN
Hamzanwadi Selong.
Disahkan Oleh
Ketua Program Studi Pendidikan Fisika
iii
ABSTRAK
iv
MOTTO
(Thomas A. Edison)
“Kerugian besar bagi suatu kaum bila para murid tidak menjadi lebih
pandai dari pada para gurunya.”
v
HALAMAN PERSEMBAHAN
Kedua orang tuaku yang tercinta dan kusayang, Ibundaku Jamalia dan
Ayahandaku Nurul Arifun (Alm). Karena dengan segala rasa cinta, kasih
sayang, perhatian, Do’a dan juga pengorbanan yang begitu besar yang
tak bisa anakda lupakan sehingga anakda bisa menyelesaikan tugas
dengan baek dan tepat waktu.
Wali kosku, yang kusayang seolah-olah tidak ada bedanya dengan Ibu
dalam mendidik dan selalu tampak ceria dan senang walaupun pada
selamanya.
vi
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan
DIFRAKSI.”
Penyusunan Kolokium ini tidak dapat lepas dari bantuan dan bimbingan
berbagai pihak, maka pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada
yang terhormat:
1. Bapak Kasnawi Al Hadi, M.Si, selaku Ketua Program Studi Pendidikan Fisika
terselesaikan.
4. Bapak Zainal Abidin, S.Pd, selaku Laboran Fisika yang telah membantu dalam
penelitian ini.
5. Rekan-rekan dan semua pihak yang telah membantu secara lahir dan bathin dalam
vii
Semoga segala amal kebaikan semua pihak tersebut mendapatkan imbalan
Penulis menyadari bahwa kolokium ini masih jauh dari sempurna, semoga
Penulis
viii
DAFTAR ISI
JUDUL ..................................................................................................................i
HALAMAN PERSETUJUAN............................................................................ii
HALAMAN PENGESAHAN............................................................................iii
ABSTRAK...........................................................................................................iv
MOTTO................................................................................................................v
HALAMAN PERSEMBAHAN.........................................................................vi
KATA PENGANTAR.......................................................................................vii
DAFTAR ISI.......................................................................................................ix
DAFTAR TABEL ...............................................................................................x
DAFTAR GAMBAR..........................................................................................xi
DAFTAR LAMPIRAN......................................................................................xii
BAB I. PENDAHULUAN....................................................................................1
A. Latar Belakang Masalah.........................................................................1
B. Identifikasi Masalah................................................................................5
C. Pembatasan Masalah...............................................................................5
D. Perumusan Masalah................................................................................5
E. Tujuan Penelitian.....................................................................................6
F. Manfaat Penelitian...................................................................................6
G. Definisi Operasional.................................................................................6
BAB II. KAJIAN PUSTAKA.............................................................................8
A. Kajian Teori .............................................................................................8
1. Warna dan Panjang Gelombang ....................................................8
2. Spektrum ..........................................................................................9
3. Cahaya ............................................................................................11
4. Lampu Neon ...................................................................................13
5. Kisi Difraksi ....................................................................................13
B. Kerangka berpikir ................................................................................18
ix
BAB III. METODOLOGI................................................................................20
A. Tempat dan Waktu Penelitian .............................................................20
B. Metode Penelitian ..................................................................................20
C. Desain Penelitian ..................................................................................20
D. Posedur Penelitian .................................................................................21
E. Teknik Pengumpulan Data...................................................................21
F. Teknik Analisis Data..............................................................................23
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN................................26
A. Data Hasil Penelitian ............................................................................26
B. Analisis Data Hasil Penelitian ..............................................................27
C. Pembahasan ...........................................................................................41
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN............................................................43
A. Kesimpulan ............................................................................................43
B. Saran.......................................................................................................43
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................45
LAMPIRAN ......................................................................................................46
x
DAFTAR TABEL
xi
DAFTAR GAMBAR
xii
DAFTAR LAMPIRAN
xiii
xiv
BAB I
PENDAHULUAN
lampau, ketika kebutuhan manusia akan penerangan pada malam hari muncul.
Penemuan lampu pijar oleh penemu serba bisa Thomas Alva Edison, menjawab
persoalan itu. Berkat temuannya ini manusia di dunia bisa menikmati cahaya
pada malam hari. Penemuan brilian Edison ini kemudian diadaptasi oleh seorang
insinyur dan ahli kimia yaitu Georges Claude pada 1902. Pria kebangsaan
Prancis ini menemukan sinar cahaya melalui lampu neon untuk keperluan
periklanan. Berkat usahanya, seluruh dunia mulai mengenal neon (TL/ Tube
Pada 1902, insinyur dan ahli kimia Georges Claude ini berusaha
mengembangkan aliran listrik ke dalam tabung gas neon. Usahanya pun berbuah
manis. Ia berhasil membuat lampu neon (neon berasal dari bahasa Yunani neos,
yang berarti gas baru), berwarna merah. Merasa tertarik ia lalu menambah
jumlah tabung dan mengisinya dengan neon. Segera setelah itu ia mendapatkan
Claude, memiliki sebuah tabung kaca tertutup yang mengandung sangat sedikit
1
2
udara, sedikit air raksa, bubuk putih fosfor, dan dua elektroda (katoda dan anoda)
pada setiap ujung tabung. Selain itu terdapat transformer yang mengatur aliran
tabung. Aliran listrik tersebut meloncat (arc) dari katoda ke anoda sehingga
menguapkan air raksa menjadi ion. Gas air raksa mengeluarkan sinar ultraviolet
yang tidak tampak yang membentur bubuk putih fosfor sehingga menghasilkan
merah itu tak seperti sumber cahaya lainnya yang berguna untuk keperluan
umum sehari-hari, seperti menerangi rumah atau jalan tangga, akibatnya lampu
neon menjadi lembap. Pada waktu itu, para ilmuwan dan saintis menyebutkan,
kelemahan lampu neon pada waktu itu diakibatkan neon tak bisa di kompilasikan
dengan elemen lain pada tabung lainnya, artinya gas baru tak membutuhkan
katup gas.
bertahan di tengah siraman hujan dan kabut. Alhasil, temuan yang spektakuler
ini cukup efektif digunakan untuk iklan dan reklame. Hasil temuannya ini, ia
dikenal sebagai seorang jenius yang berhasil menemukan lampu neon yang
Lampu neon yang ditemukan oleh Georges Claude (1902) sudah akrab
sekali ditelinga kita dan bahkan sebagian besar penerangan yang digunakan oleh
masyarakat adalah lampu neon. Walaupun lampu pijar lebih dulu dikenal
dimasyarakat dari pada lampu neon tapi, tingkat penggunaan lampu neon lebih
besar dibandingkan dengan lampu pijar hal ini disebabkan lampu neon memiliki
kelebihan tersendiri dari pada lampu pijar diantaranya : 1. Lampu neon memiliki
usia 10 kali dari pada lampu pijar, 2. Lampu pijar sangat boros dalam efisiensi
energi dan cahayanya tidak cukup terang, sehingga di negara-negara maju lampu
Segala sesuatu yang ada didunia, baik yang alami lebih-lebih buatan
terdapat pada lampu neon ada pada kandungan merkuri pada lampu itu sendiri
ultraungu (UV light). Sinar ini kemudian diserap oleh fosfor yang melapisi
yang bisa dilihat dengan mata. Sifat-sifat cahaya ialah, cahaya bergerak lurus ke
Warna putih dari matahari terdiri dari warna merah, jingga, kuning, hijau, biru,
4
nila dan ungu. Warna-warna dalam cahaya putih matahari dapat dipecahkan
dengan menggunakan prisma menjadi jalur warna. Jalur warna ini dikenal
matahari dibiaskan oleh tetesan air hujan. Tetesan air hujan itu bertindak sebagai
disebut sebagai dualisme cahaya. Ini adalah teori modern yang menjelaskan
sifat-sifat cahaya, dan bahkan sifat-sifat partikel secara umum. Teori ini pertama
kali dijelaskan oleh Albert Einstein pada awal abad 20, berdasarkan dari karya
Lampu neon memiliki panjang gelombang yang berbeda dengan lampu pijar hal
yang mendasar inilah yang membedakan sifat dari kedua lampu tersebut. Lampu
neon memancarkan cahaya yang terdiri dari beberapa warna. Untuk menentukan
warna kita harus menggunakan sebuah alat diantaranya adalah kisi difraksi. Hal
B. Identifikasi Masalah
C. Pembatasan Masalah
berikut:
1. Panjang gelombang spektrum cahaya yang diukur adalah cahaya dari lampu
neon.
D. Perumusan Masalah
E. Tujuan Penelitian
F. Manfaat Penelitian
tidaklah hanya cahaya putih tapi terdapat beberapa warna cahaya yang lain.
G. Definisi Operasional
cahaya putih.
7
4. Neon (Ne) merupakan unsur gas mulia yang memiliki nomor atom 10 dan
5. Kisi difraksi adalah suatu kepingan dengan celah-celah kecil yang banyak
sekali.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
nm dan di atas 700 nm tidak dapat dilihat manusia. Cahaya disebut sebagai
sinarultraviolet pada batas frekuensi tinggi dan inframerah (IR atau Infrared)
pada batas frekuensi rendah. Walaupun manusia tidak dapat melihat sinar
inframerah kulit manusia dapat merasakannya dalam bentuk panas. Ada juga
dalam jangka paparan yang lama, hal ini dapat menyebabkan kulit terbakar
dan kanker kulit. Beberapa hewan seperti lebah dapat melihat sinar
2. Spektrum
8
9
Spektrum adalah sebuah kata dari bahasa Latin yang artinya “hantu”.
Misalnya, merah dan hijau dengan intensitas sama menjadi kuning. Jika
LED putih, putih layar komputer tersusun atas komposisi warna-warna yang
warna violet sampai merah dengan intensitas yang sesuai dengan pola radiasi
tertentu ada sedikit pelemahan, ini disebut garis Fraunhofer. Sedangkan, putih
saja yang dominan, yaitu biru sekian nanometer, hijau sekian nm, dan jingga
sekian nm. Ini menunjukkan bahwa lampu “neon” tidak berisi gas neon, tetapi
gas raksa.
10
Foto ini agak beda dengan kalau dilihat langsung, karena kameranya
hanya punya sensor cahaya merah, hijau, biru (RGB). Jadi warna kuning dan
ungu tidak tertangkap. Sebenarnya ada satu garis lagi di daerah jingga.
Bentuk dari suatu spektrum dapat kita lihat pada kehidupan sehari-
Pelangi merupakan salah satu contoh yang sudah tidak lagi asing
bagi kita. Pelangi adalah contoh spektrum yang terbentuk secara alamiah.
11
tetesan air hujan. Tetesan air itu hujan bertindak sebagai prisma yang
berbagai cahaya.
3. Cahaya
elekromagnetik yang bisa dilihat dengan mata. Cahaya juga merupakan dasar
ukuran meter: 1 meter adalah jarak yang dilalui cahaya melalui vakum pada
membuat makanan.
Buktinya adalah kita dapat melihat sebuah lampu yang menyala dari segala
penjuru dalam sebuah ruang gelap. Apabila cahaya terhalang, bayangan yang
banyak sekali efek optik khususnya difraksi dan interferensi sebagai teori fisis
yang sudah mapan. Usul Planck bahwa benda memancarkan cahaya dalam
bentuk kuanta yang terpisah pada tahun 1900 tidak bertentangan dengan
bahwa cahaya bergerak melalui ruang dalam bentuk foton, menimbulkan rasa
tak percaya pada rekan-rekannya termasuk Planck. Hal itu tidak bisa
tahun kemudian.
sumber seperti riak menyebar dari permukaan air jika kita menjatuhkan batu
Banyak sekali hipotesis fisis harus diubah atau dibuang jika hipotesis
membangun dua teori yang sangat berbeda untuk menerangkan suatu gejala
fisis. Di sini situasinya sangat berbeda dari kasus antara relativistik dengan
aproksimasi dari hal pertama. Tidak terdapat cara untuk menurunkan teori
13
kuantum cahaya dari teori gelombang cahaya atau sebaliknya, walaupun ada
4. Lampu Neon
Lampu ini tergolong lampu yang hemat energi dan tahan lama,
tidak cocok dijadikan lampu aksen atau spotlight. Sebab cahaya putihnya
5. Kisi Difraksi
lebar a yang sama dan yang antara pusat-pusatnya dengan jarak d yang sama,
centimeter. Sehingga jarak antara dua celah sangat kecil yaitu sekitar d =
1/5000 = 20000 A.
Jika suatu kisi transmisi disinari dari belakang, tiap celah bertindak
sebagai suatu sumber cahaya koheren. Pola cahaya yang diamati pada layar
didifraksikan oleh sebuah kisi difraksi dan sebuah pola interferensi dibentuk
terdiri dari beberapa ribu celah. Jarak d di antara pusat-pusat dari celah-celah
bidang masuk secara normal pada kisi dari sisi kiri. Kita menganggap kondisi
15
medan jauh (kondisi fraunhofer) yakni, pola itu dibentuk pada sebuah layar
yang cukup jauh sehingga semua sinar yang muncul keluar dan pergi ke
dalam arah-arah yang sama seperti untuk pola dua celah. Ini adalah arah-arah
= sudut deviasi
m = garis-garis orde
= panjang gelombang
d
m = +2
Kisi
difraksi
m = +1
y
Sumber
cahaya m=0
x
m = -1
m = -2
16
Maka, jarak spektrum warna yang diukur dengan kisi dapat ditentukan
r2 = x2+ y2
d = m
m= d
=
= ( 2.2 )
Bila sebuah kisi yang mengandung ratusan atau ribuan celah disinari
oleh sebuah berkas sinar-sinar cahaya monokromatik yang sejajar, maka pola
itu adalah sederet garis-garis yang sangat tajam pada sudut-sudut yang
seterusnya. Jika kisi itu disinari oleh cahaya putih dengan distribusi panjang
cahaya yang dipancarkan oleh sebuah sumber, dan pengukuran ini dinamakan
Cahaya yang masuk pada sebuah kisi yang jarak celahnya diketahui
Bila suatu gas dipanaskan, maka gas itu memancarkan cahaya yang
tertentu yang membentuk gas itu. Pengukuran panjang gelombang ini akan
membolehkan kita untuk menentukan komposisi kimia gas itu. Satu dari
antara banyak pemakaian cara ini adalah pada bidang astronomi, di mana cara
itu digunakan untuk menguji kadar kimia dari bintang jauh dan awan gas.
B. Kerangka Berpikir
19
cahaya itu sendiri, beberapa sumber cahaya diantaranya adalah radiasi panas
(bola lampu, matahari, partikel padat dalam suhu tinggi), emisi spektral
atomik (laser, light emitting diode, lampu gas) dan lain-lain. Lampu neon
lain. Cahaya putih yang dihasilkan oleh lampu neon dapat dipecahkan
jarak antara kisi dengan layar dan jarak antara terang pusat dengan spektrum
masing-masing warna dan pada orde berapa warna-warna itu akan dihitung,
METODOLOGI
1. Tempat Penelitian
Selong.
2. Waktu Penelitian
B. Metode Penelitian
eksperimen.
C. Desain Penelitian
1. Alat
a) Kisi Difraksi
b) Tempat lampu
c) Kabel
d) Sumber tegangan
e) Jangka sorong
f) Lensa positif
20
21
g) Layar
2. Bahan
a) Lampu neon
D. Posedur Penelitian
1. Meletakkan kisi seperti pada gambar di bawah, engan jarak 16 cm dari layar (
x = 16 cm)
Sumber
Cahaya
Lampu
Neon
2. Menyalakan lampu
5. Mengukur jarak terang pusat dengan warna yang nampak pada kisi sebagai y,
dengan menyajikan setiap data yang diperoleh sesuai dengan prosedur penelitian
22
diatas dalam bentuk tabel. Format tabel yang direncanakan adalah sebagai
berikut:
1. 0,16
2. 0,17
3. 0,18
4. 0,19
5. 0,20
1. 0,16
2. 0,17
3. 0,18
4. 0,19
5. 0,20
23
1. 0,16
2. 0,17
3. 0,18
4. 0,19
5. 0,20
terang.
terkecil.
24
adalah
= dengan = r,
=
y = mg x
dari percobaan.
Dimana :
= panjang gelombang
26
m = garis-garis orde
27
BAB IV
= dengan = r,
=
y = mg x
29
Setelah kita mendapatkan persamaan di atas, kita akan menganalisa data dari
1. 0,0216 0,161451417
2. 0,0233 0,171589306
4. 0,0261 0,19178428
5. 0,0274 0,201868175
∑ yi = 0,1227 ∑ xi = 0,908326022
30
Data perhitungan
No.
xi2 yi2 xiyi
1. 0,02606656 0,00046656 0,003487351
Besarnya nilai m
31
Besarnya nilai Sy
Besarnya nilai m
32
m
33
K = 100% - KR
K = 100% - 22,4%
K = 77,6%
e. Laporan
hijau adalah :
m
34
Besarnya nilai m
Besarnya nilai Sy
36
Besarnya nilai m
K = 100% - KR
38
K = 100% - 22,5%
K = 77,5%
e. Laporan
hijau adalah :
1. 0,0300 0,162788206
2. 0,0320 0,172985548
4. 0,0360 0,193455317
5. 0,0384 0,203709818
∑ y = 0,1702 ∑ x = 0,916029713
39
Data perhitungan
No. 2
xi ( m ) yi2 ( m ) xiyi ( m2 )
1. 0,02650000 0,00090000 0,00488365
Besarnya nilai m
40
Besarnya nilai Sy
Besarnya nilai m
41
m
42
K = 100% - KR
K = 100% - 22,4%
K = 77,6%
e. Laporan
43
hijau adalah :
C. Pembahasan
panjang gelombang spektrum cahaya biru kemudian hijau dan yang terahir
dengan layar yang mana dimulai dari jarak 16 cm, 17 cm, 18 cm, 19 cm, dan 20
cm. Kisi yang digunakan adalah kisi 300 garis/mm yang berarti jarak antar garis
dalam kisi adalah 1/3 × 10-5 m. Pada saat mengganti jarak antar kisi dengan
pada layar. Pada saat layar disinari oleh neon melalui kisi terdapat warna
spektrum yang tampak berupa warna biru, hijau dan jingga. Dari hasil analisis
Tabel 4.10 Tabel Nilai Panjang Gelombang Spektrum Cahaya Hasil Analisa
Data
neon pada tabel di atas tidak jauh berbeda dengan yang ada pada teori. Dalam
teori panjang gelombang untuk warna-warna yang tampak seperti biru, hijau dan
A. Kesimpulan
1. Warna cahaya yang tampak oleh lampu neon ketika melalui kisi difraksi
6,8 x 10-7 m.
B. Saran
akurat diantaranya adalah alat ukur dan kisi difraksi. Alat ukur dengan ketelitian
yang baik akan mendapatkan hasil yang lebih teliti. Sedangkan dalam
45
46
yang sesaui dengan panjang gelombang cahaya apa yang diukur. Misalkan, pada
cahaya yang sulit untuk diukur karena warna-warna cahaya tidak terlalu jelas.
47
DAFTAR PUSTAKA
Erlangga.
LAMPIRAN – LAMPIRAN
49
2009
No. Keterangan Maret April Mei Juni Juli Agustus
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Pengajuan
1
Judul
2 Penelitian
Konsultasi &
3
Bimbingan
4 Ujian
5 Revisi
6 Penjilidan
50
y (m )
x=r= (m)
0,161 0,0214
0,172 0,023
0,182 0,0246
0,192 0,0258
0,202 0,0276
y (m )
x=r= (m)
0.16216337 0.0264
0.17229045 0.028
0.18232115 0.029
0.19257715 0.0314
0.2027533 0.0333
y (m )
x=r= (m)
0.16279 0.03
0.17299 0.032
0.18309 0.0338
0.19346 0.036
0.20371 0.0384