Anda di halaman 1dari 38

MEKANISME PENCARIAN,

PERTOLONGAN DAN EVAKUASI


KORBAN BENCANA
BIDANG KEDARURATAN DAN LOGISTIK
BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN LAMONGAN
LATAR BELAKANG
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 24 Tahun
2007 Tentang Penanggulangan Bencana pasal 52 dan
PP 21 Th 2008 pasal 48 huruf c menyatakan
bahwa penyelamatan korban bencana dilakukan
melalui upaya:

a. Pencarian korban
b. Pertolongan korban dan atau
c. Evakuasi korban
TUJUAN
1. Meningkatnya mobilisasi sumberdaya bantuan
dalam pencarian, pertolongan dan evakuasi

2. Terselamatkannya korban bencana secara
cepat, tepat, dan dapat dipertanggung jawabkan

3. Terselenggaranya proses pencarian,
pertolongan dan evakuasi sesuai dengan
prosedur dan mekanisme yang ditentukan
LANDASAN HUKUM
1. Undang-Undang Dasar RI Tahun 1945
2. Undang-Undang No 24 Th 2007 Ttg Penanggulangan Bencana
3. PP No 12 Th 2000 Ttg Pencarian dan Pertolongan
4. PP No 36 Th 2006 Tentang Pencarian dan Pertolongan
5. PP No 99 Th 2007 Ttg Badan SAR Nasional
6. PP No 21 Th 2008 Tentang Penyelenggaraan Penanggulangan
Bencana
7. PP No 22 Th 2008 Tentang Pendanaan dan Pengelolaan Bantuan
Bencana
8. PP No 23 Th 2008 Tentang Peran Lembaga Internasional dan
Lembaga Asing non Pemerintah dalam Penanggulangan Bencana
9. PP No 8 Th 2008 Tentang Badan Nasional Penanggulangan
Bencana
10.Kepmendagri No 46 Th 2008 Tentang Badan Penanggulangan
Bencana Daerah
11.Peraturan Kepala BNPB No 9 Th 2008 Ttg Prosedur Tetap TRC
BNPB
KEBIJAKAN
1. Dalam rangka pencarian, pertolongan dan evakuasi
korban bencana dilaksanakan secara terpadu dan
terkoordinasi yang melibatkan seluruh potensi
pemerintah, swasta dan masyarakat
2. Pelaksanaan pencarian, pertolongan dan evakuasi
korban bencana dilakukan dengan memanfaatkan ilmu
pengetahuan dan teknologi yang menghargai budaya,
adat istiadat, kearifan lokal dan pengetahuan
masyarakat setempat
3. Peranserta lembaga internasional dan lembaga asing
non pemerintah bersifat komplementer
STRATEGI
1. Pembentukan posko kedaruratan dan penetapan
organisasi komando penanganan darurat

2. Mobilisasi potensi sumber daya

3. Pemberdayaan masyarakat

4. Peran serta lembaga internasional dan lembaga
asing non pemerintah dalam pencarian,
pertolongan dan evakuasi dikoordinasikan oleh
Pemerintah c.q BNPB
KEWENANGAN BNPB
1. Menyingkirkan dan/atau memusnahkan barang atau benda
dilokasi bencana yang dapat membahayakan jiwa dan
dapat mengganggu proses penyelamatan

2. Memerintahkan orang untuk keluar dari suatu lokasi atau
melarang orang untuk memasuki suatu lokasi

3. Mengisolasi atau menutup suatu lokasi baik milik publik
maupun pribadi, dan

4. Memerintahkan kepada pimpinan instansi/lembaga terkait
untuk mematikan aliran listrik, gas, atau menutup/membuka
pintu air
PENCARIAN
Tujuan
a. Memetakan kondisi cuaca, Geografis,
Topografis, dan keadaan awal bencana
b. Memetakan kondisi serta jumlah korban
c. Mengidentifikasi dan mengantisipasi
kebutuhan yang diperlukan dalam
pertolongan dan evakuasi korban
bencana
Sasaran
a.Korban bencana
b.Lokasi bencana
Fasilitas Pencarian:
1. Sarana Transportasi
2. Sarana Komunikasi
3. Alat-alat Pencarian
Tenaga Pencarian:
1. Bagian dari TRC
2. Tenaga terlatih dlm bidang
pencarian korban bencana dan
tenaga medis
3. Warga masyarakat setempat
LANGKAH-LANGKAH PENCARIAN
1. Tim pencari menuju lokasi bencana setelah mendapat
perintah dari Komandan lapangan (Incident
Commander)
2. Mengidentifikasi kebutuhan yang diperlukan dalam
pencarian korban bencana.
3. Menentukan lokasi bencana dan luas dampak
bencana denga membagi tiga wilayah (ring I, ring II,
dan ring III).
4. Menentukan kondisi korban bencana dengan
melakukan Triase (hujau, kuning, merah dan hitam).
5. Melaporkan kegiatan pencarian secara berkala (per 3
jam atau 6 jam, atau sesuai dengan kondisi)
PERTOLONGAN
Tujuan
a. Pertolongan sementara thdp korban TKP
b. Menghindarkan Korban bencana dari
sumber bencana
c. Mengurangi resiko sakit yg parah
d. Mencegah bertambahnya korban
meninggal
e. Mencegah memburuknya kondisi korban
Sasaran
a. Korban bencana yg sakit
b. Korban bencana yg selamat
Fasilitas Pencarian:
1. Sarana Transportasi
2. Sarana Yankes
3. Obat-obatan dan Alat
Kesehatan
Tenaga Penolong:
1. Bagian dari TRC
2. Tenaga terlatih dlm bidang
pertolongan, medis, psikologi,
pekerja sosial dibantu oleh
relawan.
3. Warga masyarakat setempat
LANGKAH-LANGKAH PERTOLONGAN
1. Tim menyusun rencana pertolongan
2. Tim penolong menuju lokasi bencana bersama dengan
tim pencari, dengan terlebih dahulu mempelajari batasan
klasifikasi wilayah penanggulangan yang telah ditetapkan
oleh tim pencari
3. Memberikan pertolongan kepada korban bencana di
tempat kejadian
4. Pengobatan sementara kepada korban bencana di
tempat kejadian
5. Melakukan rujukan
6. Melaporkan kegiatan pertolongan secara berkala (per 3
jam atau 6 jam, atau sesuai dengan kondisi)
EVAKUASI
Tujuan
a. Mencegah bertambahnya juml korban
meninggal
b. Mengurangi resiko sakit yg lebih parah
c. Mencegah memburuknya kondisi korban
(fisik dan psikis)
d. Menjauhkan korban dari sumber
bencana
Sasaran
a. Korban bencana yg selamat
b. Korban bencana yg sakit
c. Korban bencana meninggal
Fasilitas Evakuasi:
1. Sarana Transportasi
2. Alat-alat evakuasi
Tenaga Evakuasi:
1. Bagian dari TRC
2. Tenaga terlatih dlm bidang
evakuasi, tenaga medis,
pekerja sosial dan psikologi.
3. Warga masyarakat setempat
LANGKAH-LANGKAH EVAKUASI
1. Tim evakuasi menuju lokasi bencana bersama tim
pencarian dan tim penolong
2. Memindahkan korban bencana keluar dari sumber
bencana ketempat yang lebih aman untuk mendapat
tindakan selanjutnya.
3. Memberikan pengobatan sementara kepada korban
bencana selama dalam perjalanan
4. Memberikan dukungan sosial dan psikologis kepada
korban bencana
5. Melaporkan kegiatan evakuasi secara berkala (per 3
jam atau 6 jam, atau sesuai dengan kondisi)
ORGANISASI PELAKSANA
1. Pelaksana: TRC Penanggulangan Bencana
2. TRC PB terdiri dari: unsur BNPB/BPBD, Basarnas/Kantor
SAR, Departemen teknis/Dinas terkait, TNI/POLRI
3. Berdasarkan Struktur Organisasi Komando Tanggap
Darurat, TRC berada dibawah Bidang Operasi yang terdiri
dari Seksi TRC, Sub Seksi Pencarian, Sub Seksi
Pertolongan, dan Sub Seksi Evakuasi
4. Lembaga Internasional dan lembaga asing non pemerintah
dapat berperan dalam pencarian, pertolongan, dan
evakuasi dengan persetujuan Kepala BNPB, setelah
berkoordinasi dengan instansi/lembaga terkait dan dalam
operasinya berada dibawah Komando Komandan Tanggap
Darurat Bencana.
WAKTU PENCARIAN, PERTOLONGAN, DAN
EVAKUASI



1. Selama 7 (tujuh) hari
2. Dapat diperpanjang dengan pertimbangan
apabila ada indikasi korban bencana masih
dapat ditemukan dan/ atau diselamatkan
berdasarkan keputusan Kepala BNPB/BPBD
3. Penghentian pencarian, pertolongan, dan
evakuasi dinyatakan oleh Kepala BNPB/BPBD.
BANTUAN KEDARURATAN
PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR
KORBAN BENCANA
LATAR BELAKANG
Undang-Undang RI No. 24 Tahun 2007 pasal 26 ayat (2)
menyatakan bahwa setiap orang yang menjadi korban
bencana berhak mendapatkan bantuan pemenuhan
kebutuhan dasar.

Bantuan darurat bencana untuk pemenuhan kebutuhan
dasar korban bencana diberikan dengan memperhatikan
standar minimal kebutuhan dasar dan memperhatikan
prioritas kepada kelompok rentan
MAKSUD & TUJUAN
Menjadi panduan dalam melaksanakan
pemberian bantuan guna memenuhi kebutuhan
dasar korban bencana secara terkoordinasi,
efektif dan akuntabel.

Terselenggaranya pemberian bantuan sesuai
prosedur dan mekanisme yang telah
ditentukan.
KEBIJAKAN DAN STRATEGI
KEBIJAKAN
Memberikan penjaminan pemenuhan hak
masyarakat korban bencana terutama
pelayanan kebutuhan dasar secara adil
dan sesuai standar minimal
STRATEGI
Pemerintah memfasilitasi penyiapan dan
penyediaan sumber daya sedekat mungkin
dengan lokasi rawan bencana;

Mengupayakan terpenuhinya standar minimum
dalam pemenuhan kebutuhan dasar
JENIS BANTUAN
Bantuan tempat penampungan sementara
Bantuan pangan
Bantuan air bersih
Bantuan sanitasi
Bantuan sandang dan non pangan
Bantuan pelayanan kesehatan
BANTUAN TEMPAT PENAMPUANGAN
SEMENTARA
Kategori Bantuan:
Bantuan penampungan sementara diberikan dalam bentuk
tenda-tenda, barak, atau gedung fasilitas umum, seperti
tempat ibadah, gedung olah raga, balai desa, dan sebagainya
yang memungkinkan untuk digunakan sebagai tempat tinggal
sementara
Standar Minimum Bantuan:
Ukuran seluas 3 (tiga) meter persegi per orang.
Memiliki persyaratan keamanan dan kesehatan.
Memiliki aksesibilitas terhadap fasilitas umum.
Menjamin privasi antar jenis kelamin dan berbagai
kelompok usia.
BANTUAN PANGAN
Kategori Bantuan:
Bantuan diberikan dalam bentuk bahan makanan,
atau uang, atau masakan yang disediakan oleh
dapur umum (bagi kelompok rentan diberikan dalam
bentuk khusus).
Standar Minimum Bantuan:
Beras 400 gram/orang/hari atau bahan makanan
pokok lainnya dan bahan lauk pauk.
Makanan yang disediakan oleh dapur umum berupa
makanan siap saji (2 x sehari)
Setara dengan 2.100 kilo kalori (Kcal)
BANTUAN NON PANGAN
Peralatan Memasak & Makan
Standar Minimal:
Tiap Rumah Tangga dapat memperoleh bantuan berupa:
1. Piranti pokok terdiri dari, 1 panci besar dengan pegangan
dan penutup, 1 panci sedang dengan pegangan dan penutup,
1 baskom untuk penyiapan dan penyajian,1 pisau dapur, 2
centong kayu,
2. Sebuah ember tertutup kapasitas 40 liter, dan sebuah ember
terbuka kapasitas 20 liter;
3. Sebuah jerican kapasitas 20 liter.

Kategori Bantuan:
Peralatan memasak dan perlengkapan untuk makan
Tiap orang dapat memperoleh bantuan 1 piring makan, 1 sendok
makan dan 1 cangkir/gelas.

Pemberian botol susu bayi untuk kasus-kasus tertentu.
BANTUAN NON PANGAN
Kompor, Bahan Bakar & Penerangan
Kategori Bantuan:
Sarana memasak seperti kompor dan pasokan
bahan bakar, serta alat penerangan
Standar Minimal:
Masing-masing rumah tangga memiliki kompor
dan bahan bakar yang tersedia secara rutin,
tempat penyimpanan bahan bakar yang aman,
dan alat penerangan (lampu lentera, lilin atau
penerangan lain yang memadai)
BANTUAN NON PANGAN
Alat-alat dan Perkakas
Kategori Bantuan:
Alat-alat dan perkakas untuk memperbaiki hunian
sementara
Standar Minimal:
Korban bencana memperoleh kemudahan untuk
mendapatkan bantuan alat-alat dan perkakas yang
dibutuhkan seperti martil, gergaji, cangkul, sekop,
kampak, dan parang, dan gerobak kayu.
Korban bencana memperoleh pelatihan dan
bimbingan dalam penggunaan alat-alat tersebut.
BANTUAN NON PANGAN
Perlengkapan Pribadi
Standar Minimum :
Anak sekolah setidaknya memiliki satu pasang sepatu/alas kaki yang
digunakan untuk sekolah.
Setiap orang memiliki pakaian khusus untuk beribadah sesuai agama
dan keyakinannya.
Setiap orang memiliki satu pasang alas kaki.
Bayi dan anak-anak dibawah usia 2 tahun harus memiliki selimut
dengan ukuran 100 X 70 cm.
Setiap korban bencana harus memiliki alas tidur yang memadai dan
terjaga kesehatannya.
Setiap kelompok rentan : bayi, balita, ibu hamil, ibu menyusui,
penyandang cacat, orang sakit, dan orang lanjut usia memiliki pakaian
sesuai kebutuhan masing-masing.
Kategori Bantuan :
Perlengkapan pribadi untuk perlindungan diri dari iklim,
memelihara kesehatan serta mampu menjaga privasi dan
martabat
BANTUAN SANDANG
Perlengkapan Pribadi
Standar Minimum :
Korban bencana memiliki satu perangkat lengkap pakaian dengan
ukuran yang tepat sesuai jenis kelamin masing-masing, dan
peralatan tidur yang memadai sesuai standar kesehatan serta
martabat manusia.
Perempuan dan anak-anak setidaknya memiliki dua perangkat
lengkap pakaian dengan ukuran yang tepat sesuai budaya, iklim, dan
musim.
Perempuan dan anak-anak gadis setidaknya memiliki dua perangkat
lengkap pakaian dalam dengan ukuran yang tepat sesuai budaya,
iklim, dan musim.
Anak sekolah setidaknya memiliki 2 stel seragam sekolah lengkap
dengan ukuran yang tepat sesuai jenis kelamin dan jenjang sekolah
yang diikuti.
Setiap kelompok rentan memiliki alat bantu sesuai kebutuhan (seperti
tongkat untuk lansia dan penyandang cacat)
BANTUAN SANDANG
Kebersihan Pribadi
Kategori Bantuan :
Bantuan sabun mandi dan barang lainnya untuk menjaga
kebersihan, kesehatan, serta martabat manusia
Standar Minimum :
250 gram sabun mandi/orang/bulan.
200 gram sabun cuci/orang/bulan.
Setiap perempuan dan anak gadis yang telah menstruasi akan
dibantu bahan pembalut.
Setiap bayi dan anak-anak di bawah dua tahun akan dibantu 12
popok cuci sesuai kebiasaan di tempat yang bersangkutan.
1 sikat gigi & pasta gigi/orang sesuai kebutuhan.
BANTUAN AIR BERSIH & SANITASI
Air Bersih
Kategori Bantuan:
Dalam bentuk air yang kualitasnya memadai untuk
kebersihan pribadi maupun rumah tangga tanpa
menyebabkan risiko yang berarti terhadap kesehatan.
Bantuan air bersih diberikan dalam bentuk sumber air
beserta peralatannya.
Standar Minimum :
7 liter 3 hari pertama, selanjutnya 15 liter/orang/hari.
Jarak terjauh tempat penampungan sementara dengan
jamban keluarga adalah 50 meter.
Jarak terjauh sumber air dari tempat penampungan
sementara dengan titik air terdekat adalah 500 meter.
BANTUAN AIR BERSIH & SANITASI
Air Minum
Kategori Bantuan:
Air yang dapat diminum langsung atau
air yang memenuhi persyaratan
kesehatan untuk dapat diminum.
Standar Minimum Bantuan:
2,5 liter/orang/hari.
Rasa air minum dapat di terima dan kualitasnya
cukup memadai untuk diminum tanpa
menyebabkan resiko kesehatan.
Kategori Bantuan:
Diberikan dalam bentuk pelayanan kebersihan dan kesehatan lingkungan
yang berkaitan dengan saluran air (drainase), pengelolaan limbah cair dan
limbah padat, pengendalian vektor, serta pembuangan tinja.
BANTUAN AIR BERSIH & SANITASI
Standar Minimum :
1 buah tempat sampah ukuran 100 liter untuk 10 keluarga atau barang
lain dengan jumlah yang setara
penyemprotan vektor dilakukan sesuai kebutuhan
1 jamban keluarga untuk maksimal 20 orang
Letak jamban keluarga dan penampung kotoran sekurang-kurangnya
30 meter dari sumber air bawah tanah
Dasar penampung kotoran sedikitnya 1,5 meter di atas air tanah.
Pembuangan limbah cair dari jamban keluarga tidak merembes ke
sumber air manapun, baik sumur maupun mata air, sungai, dan
sebagainya.
1 tempat untuk mencuci pakaian dan peralatan rumah tangga, paling
banyak dipakai oleh 100 orang.
BANTUAN PELAYANAN KESEHATAN
Pelayanan Kesehatan Umum
- Pelayanan Kesehatan Dasar.
- Pelayanan Kesehatan Klinis
Standar Minimal
Didasarkan pada prinsip-prinsip pelayanan kesehatan primer yang
relevan
Mendapat informasi pelayanan kesehatan
Diberikan dalam sistem kesehatan pada tingkat yang tepat (keluarga,
puskesmas, RS, dan RS rujukan)
Menggunakan teknologi yang tepat dan di terima secara sosial budaya
Jumlah, tingkat dan lokasi sesuai kebutuhan
Tiap klinik memiliki staf dengan jumlah dan keahlian yang memadai (1
staf/50 pasien/hari)
Memperoleh obat-obatan sesuai kebutuhan
Korban meninggal di perlakukan dan dikuburkan secara bermartabat
sesuai dengan keyakinan, budaya dan praktek kesehatan.
BANTUAN PELAYANAN KESEHATAN
Pengendalian Penyakit Menular
Standar Pengedalian Penyakit Menular:
Pencegahan Umum, Pencegahan Campak, Diagnosis dan pengelolaan
kasus, Kesiapsiagaan kejadian luar biasa, Deteksi KLB, penyelidikan
dan tanggap HIV/AIDS
Standar Minimal:
Vitamin A bagi bayi 6 bulan 59 bulan
Semua bayi yang di Vaksinasi Campak saat 6-9 bulan menerima vaksinasi
ulang 9 bulan kemudian
Anak 6 bulan 15 tahun diberikan imunisasi campak
Korban bencana memperoleh diagnosis dan perawatan efektif dari penyakit
menular yang berpotensi menimbulkan kematian atau sakit yang berlebihan
Diambil tindakan untuk persiapan dan respon terhadap berjangkitnya
penyakit menular
Berjangkitnya penyakit menular di deteksi, diinvestigasi, dan di kontrol
Korban bencana memperoleh paket pelayanan minimal untuk pencegahan
HIV/AIDS
PENYELENGGARAAN PEMBERIAN BANTUAN
Pengorganisasian
- Dikoordinasikan oleh BNPB/BPBD sesuai
kewenanggannya.
- Diberikan berdasarkan hasil penilaian
cepat (rapid assessment).
PENYELENGGARAAN PEMBERIAN BANTUAN
Pelaksana Pemberian Bantuan
Tim Pelaksana Pemberi Bantuan dipimpin oleh seorang
Koordinator Lapangan yang dibantu oleh :
Petugas Administrasi.
Petugas Medis.
Petugas Keamanan.
Petugas Dapur Umum Lapangan.
Pekerja Sosial
Psikolog
Petugas teknis sesuai kebutuhan, seperti teknisi pendirian
tenda, teknisi air bersih, teknisi sanitasi, teknisi
penerangan, teknisi komunikasi.
Tim pelaksana pemberi bantuan dapat berasal dari :
Pemerintah setempat, Instansi pemerintah, TNI/POLRI, LSM, PMI,
Perguruan Tinggi, dan anggota masyarakat lainnya.
PENYELENGGARAAN PEMBERIAN BANTUAN

PELAKSANAAN PEMBERIAN BANTUAN
Penyusunan daftar penerima bantuan
Penilaian kebutuhan
Penentuan jumlah bantuan
Pendistribusian bantuan
Pencatatan dan pelaporan
JANGKA WAKTU PEMBERIAN
BANTUAN
Jangka waktu pemberian bantuan Pemenuhan
Kebutuhan Dasar disesuaikan dengan masa
tanggap darurat bencana sesuai eskalasi
bencana.
Jangka waktu pemberian Bantuan Pemenuhan
Kebutuhan Dasar dapat ditetapkan oleh
Bupati/Walikota, Gubernur, atau Presiden.
Jangka Waktu Pemberian Bantuan Pemenuhan
Kebutuhan Dasar sekurang-kurangnya diberikan
selama 3 hari dan dapat diperpanjang sesuai
dengan kondisi kedaruratan.

Anda mungkin juga menyukai