Anda di halaman 1dari 37

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Waramatullahi Wabarakatuh


Segala puja dan puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah S.W,T yang
5 telah memberikan rahmat dan hidayah kepada kita semua, terutama nikmat iman,
islam dan sehat sehingga kami dapat menyelesaikan makalah SOH ( Study Obyek
Historis ) yang bertema “ Klenteng Sam Poo Kong dan Lawang Sewu sebagai
tinjauan sosial budaya. Yang mana pelaksanaan SOH tersebut telah dilaksanakan dari
tanggal 3-7 Juli 2009.
10 Pada kesempatan ini kami ingin mengucapkan terima kasih kepada :
1. Dr. H. Edi Sukardi, selaku dekan di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan.
2. Dra. Lely Qadariah, M.Pd, selaku Kaprodi sejarah sekaligus ketua rombongan.
3. Dra. Suswandari, M.Pd, selaku dosen pembimbing yang telah setia memberikan
saran, masukkan dan arahan yang baik kepada kami.
15 4. Bapak / ibu dosen yang turut serta dalam kegiatan SOH yang telah memberikan
saran dan masukkan kepada kelompok kami.
5. Suami / istri / putra dan putrid kami yang telah memberikan semangat dan
dukungan kepada kami.
Kami sadar dalam pembuatan makalah ini belumlah sempurna, maka dari itu
20 kami mengharapkan kritik dan saran pada makalah kami agar menjadi lebih baik lagi.
Sekian dan terima kasih.
Wabilahi Taufiq Hidayah. Wassalamu’alaikum Waramatullahi Wabarakatuh.

25
Jakarta, Agusuts 2009

Penulis
30

i
DAFTAR ISI

Lembar pengesahan ......................................................................................... i


5 Kata pengantar ................................................................................................. ii
Abstrak ............................................................................................................ iii
Daftar isi ........................................................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .........................................................................
10 B. Kajian Teoritik .........................................................................
C. Metode Penelitian ....................................................................
BAB II DESKRIPSI DATA .......................................................................
BAB III ANALISIS DATA ..........................................................................
BAB IV PENUTUP
15 A. Kesimpulan ..............................................................................
B. Saran ........................................................................................
Daftar Pustaka

20

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
5 Posisi geografis kota Semarang terletak di pantai Utara Jawa Tengah, tepatnya
pada garis 6, 5’- 7, 10 LS dan 110, 35 BT. Luas wilayahnya mencapai 37.366838 Ha
atau 373,7 km . Letak geografis kota Semarang dalam koridor pembangunan Jawa
Tengah dan merupakan simpul empat pintu gerbang, yakni koridor pantai utara,
koridor selatan kea rah kota-kota dinamis seperti kabupaten Magelang, Surakarta
10 yang dikenal dengan koridor Merapi - Merbabu, koridor timur ke arah kabupaten
Demak / Grobogan dan barat menuju kabupaten Kendal.
Topografi wilayah Semarang terdiri dari dataran rendah dan dataran tinggi.
Dibagian utara yang merupakan pantai dan dataran rendah memiliki kemiringan 0-2
%, sedang ketinggian ruang bervariasi antara 0-3,5 m. Di bagian selatan merupakan
15 daerah perbukitan dengan kemiringan 2-40 % dan ketinggian 90-200 m diatas
permukaan air laut ( DPL ).

20

Sejarah Semarang berawal pada abad ke-8 M, yaitu daerah pesisir yang
25 bernama pragota ( sekarang menjadi bergota ), merupakan bagian dari Kerajaan
Mataram Kuno. Pada saat itu daerah tersebut merupakan pelabuhan yang terdapat
gugusan pulau-pulau kecil. Akibat pengendapan, gugusan tersebut menjadi daratan.
Pelabuhan tersebut diperkirakan didaerah pasar bulu sekarang dan memanjang sampai
ke pelabuhan Simongan tempat armada Laksamana Cheng Hoo bersandar tahun 1405
M. Ditempat itulah, Laksamana Cheng Hoo mendirikan klenteng dan masjid yang
disebut Klenteng Gedong Batu ( Sam Poo Kong ).

10

15
Dimasa dulu, ada seorang Kesultanan Demak bernama Pangeran Made
Pandan bersama dengan putranya Raden Pandan Arang, meninggalkan Demak
menuju ke daerah barat. Disuatu tempat itulah muncul pohon asam yang arang
( dalam bahasa Jawa: Asem Arang ). Penduduk sekitar memberi nama tersebut
20 menjadi Semarang. Kota lama adalah potongan sejarah, karena dari sinilah ibukota
Jawa Tengah berasal. Semarang dan kota lama seperti dua sisi mata uang yang tidak
dapat dipisahkan. Pada dasarnya area kota Semarang yang sering disebut Outstadt
atau Little Netherland mencakup daerah gedung-gedung yang dibangun sejak zaman
Belanda. Seiring berjalannya waktu istilah kota lama sendiri terpusat unutk daerah
25 dari sungai Mberok hingga menuju daerah Terboyo.
Dalam makalah ini, kami kelompok dua membuat tema:
1. Klenteng Sam Poo Kong.
2. Lawang Sewu.

30
KLENTENG SAM POO KONG
Semarang sebagai ibukota Jawa Tengah memiliki cagar budaya yang cukup
tua yakni Klenteng Sam Poo Kong atau Klenteng Sam Poo ThayDjien atau lebih
dikenal dengan sebutan Gedong Batu oleh warga Semarang Klenteng Sam Poo Kong
5 merupakan tempay pemujaan Laksamana Dinasti Ming ( 1368-1643 ) pada masa
pemerintahan Kaisar Yung Lo yang mendarat di cina tahun 1401. Pada awal
datangnya Cheng Hoo beserta awak kapalnya mencari tempat unutk singgah dan
mereka menemukan sebuah goa disekitar sungai Kaligarang dan dibuatlah pohon
untuk mengobati Wang Jing Ho yang saat itu sakit keras.
10 Goai ini dipercaya sebagai tempat awal mendarat dan markas Laksamana
Cheng Hoo beserta anak buahnya saat berkunjung ke pulau Jawa. Didalam goa
tersebut terdapat patung yang di percaya sebagai patung Sam Poo Thay Djien dan
juga terdapat altar dan makam orang-orang kepercayaan Laksamana Cheng Hoo di
Jawa.
15 Tempat pemujaannya diberi nama berdasarkan nama-nama yang ada didalam
kapal, yaitu:
1. Pemujaan Dewa Bumi/ Hok Pek Ching Shien/ Su Tek Ceng Shen.
2. Makam Juri Mudi kapal/ Wang Cing Hong/ Dampu Awang
3. Goa suci Sam POO Kong terletak di klenteng utama.
20 4. a. Kyai Jangkar.
b. Nabi Khong Hu Cu.
c. Rumah arwah / arwah Ho Ping.
5. Makam Juru Masak.
Pada klenteng Sam Poo Kong terdapat pintu utama yang menghadap ke
25 utara terdapat patung Sam Poo Kong terdapat di goa Samboo. Pada pintu masuk
klenteng Sam Poo Kong terdapat patung cina kilin ( duara pala ) yang dipercaya
sebagai pelindung/ penjaga. Sebelah kiri terdapat patung laki-laki, sebelah kanan
terdapat patung perempuan sebagai pelindung bola dunia. Pada klenteng Sam Poo
Kong terdapat binatang naga yang berarti lambing kekuasaan dan juga terdapat
30 warna hijau, beduk, dan kiblat yang merupakan kombinasi budaya. Pada
bangunan Sam Poo Kong terdapat bangunan tiga saf yang diperuntukkan unutk
raja dan yamg paling atas pada bangunan tersebut terdapat lambing binatang
dipercaya sebagai penolak bala / bahaya.
Pada bangunan utama terdapat 8 patung merupakan perwujudan dewa laut
5 Pak Sien, karena Laksamana Cheng Hoo berkeyakinan dapat berlayar sampai ke
pulau Jawa karena dibantu oleh dewa laut. Tahun 1704, patung Cheng Hoo pernah
mengalami kerusakan. Tahun 1724 diadakan upacara besar yang diperuntukkan
untuk Cheng Hoo. Agama mayoritas penduduk sekitar Sam Poo Kong adalah
Islam kejawen, tetapi sebenarnya Cheng Hoo sendiri beragama Islam. Klenteng
10 Sam Poo Kong sangat terkenal sampai ke mancanegara, sehingga pemerintah
Cina menetapkan klenteng Sam Poo Kong sebagai tujuan wisata bagi pelancong
asal Cina. Uniknya klenteng ini dipakai selain unutk pemujaan juga untuk
ramalan. Pada klenteng ini banyak terdapat budaya local bercampur dengan
budaya Tionghoa. Karena pencampuran kebudayaan tersebut, kami mengambil
15 tema sosial budaya Sam Poo Kong.

20

25

30
B. Kajian Teoritik Sosial budaya
Dari Segi Sosial
Klenteng Sam Poo Kong lebih dikenal dengan nama Gedong Batu oleh
warga Semarang. Klenteng Sam Poo Kong merupakan tempat pemujaan
5 Laksamana Dinasti Ming.
Klenteng Sam Poo Kong sangat terkenal sampai ke mancanegara,
sehingga oleh pemerintah Cina klenteng Sam Poo Kong merrupakan tujuan
wisata bagi pelancong asal Cina. Pada klenteng Sam Poo Kong terjadi interaksi
antara masyarakat Indonesia dengan Cina. Pada pintu masuk terdapat toko yang
10 menjual peralatan sembahyang seperti hio, buku-buku doa, gambar patung Cheng
Hoo, souvenir juga menyewakan baju adat Cina yang akan dipergunakan untuk
foto bagi pelancong. Di luar klenteng Sam Poo Kong banyak penjual yang
menjajakan dagangannya seperti tukang foto keliling dan makanan, dengan
demikian terjadi interaksi sosial antara pelancong dengan pedagang setempat
15 sehingga menambah perekonomian bagi pemerintah Semarang umumnya dan
pedagang setempat khususnya.
Pada saat tertentu, missal pada malam Jum’at kliwon banyak pengunjung
yang datang dari luar daerah, untuk melakukan nyekar dan setiap perayaan
kedatangan Cheng Hoo, yayasan mengumpulkan warga setempat untuk
20 membersihkan klenteng dan yayasan memberikan imbalan atau upah bagi yang
membantu dan menjaga serta membersihkan klenteng. Dan setiap memperingati
ulang tahun kedatangan Cheng Hoo sekitar bulan Agustus ( 604 / 2009 ), warga
Tionghoa memberikan bantuan berupa uang / lampion dan lampion lama akan
disimpan apabila rusak dan akan dibuang dan juga bila ada yang meminta akan
25 diberikan.

Dari Segi Budaya


Bangunan inti dari klenteng Sam Poo Kong adalah goa batu dan
nerupakan tempat utama dari lokasi klenteng.Goa batu dipercaya sebagai tempat
30 awal mendarat dan juga merupakan markas Laksamana Cheng Hoo beserta anak
buahnya saat berkunjung ke pulau Jawa. Didalam klenteng pengunjung dapat
melihat patung yang
dipercaya sebagai patung Sam Poo Thay Djien. Dalam lokasi ini dapat
dijumpai altar dan makam orang-orang kepercayaan Laksamana Cheng Hoo saat
5 di Jawa dan sering dikunjungi oleh pengunjung untuk ziarah.
Pada bangunan fisik klenteng Sam Poo Kong banyak menggunakan warna
merah yang berarti melambangkan keagungan, kekuatan dan juga melambangkan
umur panjang dan keabadian ( Saraswati 2004 : 4 ). Pada awal berdirinya
klenteng Sam Poo Kong hanya untuk beribadah tetapi sekarang selain untuk
10 beribadah juga dipergunakan untuk meramal, untuk mencari berkat, pengobatan,
karir, jodoh dan penyembuhan penyakit. Para pelancong baik keturunan Tionghoa
atau bukan sangat menyukai ramalan, dan ada yang berhasil, sehingga klenteng
Sam Poo Kong tersebar dari mulut ke mulut.

15 C. Metode Penelitian
Langkah-langkah yang dipergunakan dalam menyusun makalah ini
sebagai berikut:
1. Dipergunakannya buku atau literature yang berhubungan tentang swjarah dan
peristiwa klenteng Sam Poo Kong.
20 2. Observasi lapangan dengan instrument. Kami melakukan pengamatan
langsung dan hasilnya direkam serta dianalisis dengan alat yang telah
disiapkan
3. Wawancara. Dilakukan didalam lingkungan klenteng Sam Poo Kong dari
narasumbernya adalah pemandu diluar dan didalam altar, pelancong.
25 4. Penulisan akhir hitiografi. Melalui langkah-langkah tersebut, kami melakukan
pendahuluan, pembahasan masalah,, sampai penulisan dan kami menyebarkan
maanfaat klenteng Sam Poo Kong.
5. Dokumentasi. Kami mengambil foto-foto yang berhubungan dengan makalah
kami yaitu klenteng Sam Poo Kong.
30
BAB II
DESKRIPSI DATA SUMBER SEJARAH

A. Sejarah Klenteng Sam Poo Kong


5 Sejarah Klenteng Sam Poo Kong erat kaitannya dengan kedatangan
armada Tiongkok ke Semarang, Jawa Tengah, pada pertengahan abad ke - 15.
Armada ini dipimpin oleh seorang Laksamana yang bernama Cheng Hoo alais
Sam Poo Thay Djien alias Sam Poo Bo alias Sam Poo Tao Lang. Armada ini
diutus oleh Kaisar Yung - Lo dari Dinasti Beng ( Ming ) untuk mengunjungi Laut
10 Selatan. Tujuan pelayaran diwarnai unsur politik. Cheng Hoo sendiri harus
memimpin peruntusan Tiongkok ke luar negeri untuk memulihkan hubungan
dagang dan hubungan politik dengan berbagai negara ( Mujana 2005 : 144).
Barang siapa yang mau takluk kepada kerajaaan Beng ( Ming ) maka ia akan
diberi anugrah, tetapi bagi yang tidak mau tunduk, maka ia akan ditaklukan
15 dengan kekuatan senjata ( Joe 2004 : 2 ). Menurut Liang Chi Cao, pelayaran
Cheng Hoo tidak lepas dari usaha-usaha: (1) Mencari hubungan dengan benua
Eropa, (2) Memajukan pelayaran masa itu, dan (3) Meneruskan politik luar negeri
baginda Hoong Boe ( Yayasan Klenteng Sam Poo Kong 1937 : 4 - 5).
Cheng Hoo sendiri adalah seorang muslim yang berasal dari Yunan. Sejak
20 muda ia telah menjadi seorang “ sida-sida “ yakni seorang laki-laki yang dikebiri
untuk dipekerjakan di lingkungan istana Kaisar. Prestasi dan loyalitasnya
menyakinkan Kaisar untuk mengangkat Cheng Hoo menjadi seorang Laksamana.
Kaisar mempercayai Cheng Hoo untuk menjalankan misinya ke Laut Selatan.
Pelayaran menuju Laut Selatan tak hanya sekali, tapi sampai tujuh kali pelayaran.
25 Pada pelayarannya kedua, turut serta seorang awak kapal yang bernama Wang
Jing Hong ( Ong King Hong ).
Ketika armada berlayar dimuka pantai utara Jawa, Wang Jing Hong
mendadak sakit keras. Cheng Hoo kemudian armadanya untuk singgah
dipelabuhan Simongan ( kemudian bernama Mangkang ), Semarang. Setelah
30 mendarat, Cheng Hoo dan awak kapalnya menemukan sebuah goa. Goa itu
dijadikan tangsi sementara dan dibuatlah sebuah pondok kecil diluar goa sebagia
tempat peristirahatan dan pengobatan bagi Wang. Cheng Hoo sendiri yang
merebus obat tradisional untuk Wang. Wang mulai membaik sakitnya. Sepuluh
hari kemudian Cheng Hoo melanjtkan pelayarannya ke Barat dengan
5 meninggalkan 10 awk kapal untuk menjaga kesehatan Wang, disamping sebuah
kapal dan perbekalan-perbekalan. Akan tetapi sesudah sembuh, Wang Jing Hong
menjadi betah tinggal di Semarang.

B. Wujud Sosial
10 Mereka kemudian beinteraksi dengan penduduk lokal dan menikah
dengan wanita setempat. Berkat jerih payah wang Jing Hong dan anak buahnya,
kawasan sekitar goa tersebut berangsur-angsur menjadi ramai dan makmur,
sehingga semakin banyak orang Tionghoa yang datang dan bertempat tinggal
serta bercocok tanam disana ( Yuanzhi 2005 : 62).
15 Sebagaimana Laksamana Cheng Hoo, Wang Jing Hong pun seorang
muslim yang shaleh. Dia giat menyebarkan agama Islam dikalangan masyarakat
Tionghoa dan penduduk Semarang dan sekitarnya disamping dijarkan pula
bercocok tanam, dan sebagainya. Demi menghormati Laksamana Cheng Hoo
yang berjasa, Wang Jing Homh mendirikan patung Cheng Hoo di goa tadi untuk
20 disembah orang. Konon Wang meninggal dunia pada usia 87 tahun dan
jenazahnya dikuburkan secara Islam. Atas jasanya Wang diberi julukan Kyai Juri
Mudi Dampo Awang. Makam Kyai Juri Mudi Dampo Awang ini merupakan salah
satu bahan tersendiri dalam kompleks Klenteng Sam Poo Kong.
Sejak saat itu pada tanggal 1 dan 15 tiap bulan Imlek orang berbondong-
25 bondong untuk menyembah patung Sam Poo Kong di Goa Sam Poo dan sekaligus
berziarah ke makam Kyai Juri mudi Dampo Awang di Semarang.
Selain datang untuk nyekar mereka juga memohon berkah keberuntungan,
sembahyang bahkan mencari jodoh. Setiap malam Jum’at Kliwon mereka rutin
melakukan kegiatan nyekar untuk menabur bunga ditempat itu. Warga Tionghoa
30 sendiri setiap hari ada beberapa orang yang datang untuk bersembahyang atau
minta untuk diramal, tetapi yang ramai warga tionghoa mengunjungi Klenteng
Sam Poo Kong.
setiap tanggal 1 dan 15 kalender Cina, mereka biasa datang dengan
keluarga mereka, kebanyakan pengunjung datang dari daerah Demak, Lasem,
5 Kendal dan daerah lainnya. Pihak yayasan memberikan fasilitas gratis berupa
penginapan yang berada didalam komplek Klenteng, ada juga yang bermalam di
hotel-hotel, apalagi bila perayaan kedatangan Cheng Hoo, hotel-hotel akan
kebanjiran pengunjung. Dan pihak Klenteng juga menyediakan fasilitas dapur
bagi jemaat yang ingin memasak sendiri. Kegiatan nyekar ini dimaanfatkan oleh
10 penduduk setempat sebagai sarana komersil yaitu tiap malam Jum’at kliwon
mereka berdagang dihalaman Klenteng Sam Poo Kong dengan berbagai
dagangan, mulai dari pakaian sampai makanan kecil. Setiap Jum’at kliwon
pedagang itu tidak hanya dari penduduk sekitar, tapi juga dari luar daerah. Pada
hari -hari biasa tidak banyak pedagang yang berjualan disitu. Apalagi didalam
15 komplek klenteng hanya terdapat satu toko milik Yayasan Sam Poo Kong. Toko
ini menjual peralatan sembahyang seperti Hio Swa, lilin, buku doa, saouvenir
berupa gambar patung Cheng Hood an kaos yang bergambar bangunan Klenteng
Sam Poo Kong. Beberapa pekerja di Klenteng Sam Poo Kong antara lain juri
kunci, petugas keamanan, petugas kebersihan, mereka tentu saja memilki
20 keyakinan yang berbeda, toleransi keagamaan di klenteng Sam Poo Kong sangat
terjaga. Pihak yayasan memperbolehkan pegawainya yang beragama Islam untuk
melaksanakan sholat, walaupun mereka tidak menyediakan tempat khusus untuk
sholat tapi mereka menginjinkan sholat didalam bangunan klenteng. Memang ada
gedung-gedung yang dijaga kesuciannya yaitu di klenteng utama dan dimakam
25 Kyai Juri Mudi, bagi orang-orang yang tidak berkepentingsn dilarang masuk,
yang diperbolehkan masuk hanya yang mau melakukan sembahyang. Larangan
ini diberlakukan jika jemaat Tionghoa banyak yang sedang bersembahyang.
Larangan ini diberlakukan agar kekhusukan sembahyang kaum Tionghoa tidak
terganggu.
Konon dulunya tempat ini adalah tempat persinggahan Laksamana Cheng
Hoo ( seorang Panglima perang Tiongkok kelahiran Persia yang beragama
Islam ). Awal abad ke - 15 terbentuk sebuah koloni dari komunitas muslim
Tionghoa dan pribumi di muara Kaligaran. Saat itu pantai Semarang masih
5 terletak dikaki bukit.
Simongan dan pantai Semarang merupakan pelabuhan penting yang
banyak disinggahi para pedagang asing yang berasal dari Melayu, Cina dan
Belanda. Komunitas yang datang ke Semarang dipimpin oleh Sam Poo Thay
Djien atau dikenal dengan nama lain Zheng He ( a.k.a Cheng Hoo ), seorang
10 taykam Kaisar Cheng Zu ( dari Dinasti Ming ) penganut agama Islam yang diutus
untuk mencari mustika didaerah utara. Armada Zheng He adalah armada Cina
pertama yang mendarat di Semarang tahun 1401 AD

C. Wujud Material
15 Pada Klenteng Sam Poo Kong terdapat berbagai bangunan yang
digunakan sebagai tempat ziarah, bangunan-bangunan ini kental dengan unsur -
unsur cinta dan ada juga beberapa bangunan yang menunjukkan unsur kejawen.
Tempat iramai dikunjungi penziarah dan berbagai macam agama, seperti Islam,
Konghucu, Toisme maupun Buddha.
20 Beberapa tempat pemujaan yang serimg dikunjungi oleh penziarah di
Klenteng Sam Poo Kong Gedung batu adalah:
1. Tempat pemujaan Dewa Bumi atau Fu De Zheng Shen ( Hok Tek Cheng Sin
Hokkian ).
2. Tempat pemujaan Dewa Bumi disebut Klenteng Thao Tee Kong merupakan
25 tempat pemujaan untuk mengucapkan terima kasih atau memohon berkah dan
keselamatan hidup kepada Dewa yang menguasai bumi.
3. Tempat pemujaan Kyai Juri Mudi berupa makam Juri Mudi Kapal yang
ditumpangi Laksamana Zheng He.
4. Tempat pemujaan Sam Poo Kong ( Sam Poo Thay Djien ) berupa arca.
30 Tempat pemujaan Sam Poo Kong merupakan pusat seluruh kegiatan dalam
komplek Gedung Batu digunakan untuk sembahyang memohon doa restu
keselamatan, kesehatan, serta mengenang jasa Sam Poo Thay Djien dengan
mengadakan sembahyangan. Ditempat ini ada goa yang mempunyai sumber
air yang sering digunakan untuk mengobati keluarga yang sakit.
5. Tempat pemujaan Kyai Jangkar. Di ruang ini ada 3 tempat pemujaan yang
berdiri sendiri-sendiri;
5 6. Tempat sembahyang arwah Ho Ping. Digunakan untuk menyembah arwah
yang tidak bersanak keluarga yang mungkin belum memperoleh tempat
dialam baka.
7. Tempat pemujaan Nabi Khong Tju. Digunakan untuk mengenang dan
menghormati jasa Nabi Khong Tju ( peletak dasar ajaran moral Cina ).
10 8. Tempat pemujaan Mbah Kyai Jangkar. Digunakan sebagai alt konsentrasi
dalam sembahyang.
9. Tempat pemujaan Kyai Cundrik Bumi. Tempat ini merupakan tempat
penyimpanan pusaka atau senjata jaman Sam Poo Kong.
10. Tempat pemujaan Kyai dan Nyi Tumpeng. Tempat ini berupa prasasti dalam
15 bentuk makam yang digunakan untuk bersemedi atau memohon berkah serta
menempa diri. Tata cara bersembahyan gyaitu sebelum sembahyang harus
menyalakan lidi berupa dupa ( Hip ) untuk memohon perkenaan dari Tee
Khong atau Tuhan.
 Bangunan ini berukuran 30 X 40 meter.
20  Bangunan ini digunakan sebagai tempat sembahyang, pemujaan Sam Poo
Thay
11. Djien, sebagai tempat “ Ciam Shie “ yaitu untuk melihat suatu keberuntungan
Dimasa depan ( meramal )
Untuk melakukannya, penziarah membakar hio / dupa dan melemparkan
25 kepingan didepan altar sembahyang. Ruang suci utama klenteng terdiri dari :
a. Altar utama, dengan patung dewa utama kuil yang kadang-kadang diapit
oleh para Pendamping.
b. Meja altar, tempat persempahan diletakkan.
c. Lampu yang terus menyala.
30 d. Altar tambahan dengan dewa-dewa pembantu.
e. Wadah besi pasir tempat batang dupa ditancapkan oleh orang-orang yang
Sembahyang.
Dupa memberitahukan kehadiran para pemuja dan mengundang dewa-
dewa untuk mendengarkan doa mereka. Tiang altar dihiasi dengan ular naga.
Makhluk mitos ini digambarkan sedang memuntahkan mutiara kedalam altar.
Unsur - unsur tersebut juga dijumpai pada banguanan utama ( gerbang ) komplek
5 klenteng.

10 Kolom Gambar

15

Pada sisi Timur bangunan ini, terdapat goa yang konon menjadi tempat
Cheng Hoo merawat Wang Jin Hong. Goa ini terletak dibawah tanah, pada mulut
goa dihiasi relif -relif gaya Cina, anak tangga dan bahan keramik. Di depan
20 klenteng ini berdiri patung Cheng Hoo, symbol kebesaran Klenteng Sam Poo
Kong, sedang didalamnya terdapat sejumlah perlengkapan sembahyang dan
pemuja yang lebih lengkap dan bangunan lain.
Klenteng utama ini bersusun tiga dengan tiang berukir dan dihiasi lampion
berwarna merah. Warna merah menjadi dominan di komplek ini. Warna merah
25 menyimpulkan keagungan dan kekuatan, warna merah juga melambangkan unsur
api, unsur api melambangkan umur panjang, pertumbuhan dan keabadiaan
( Saraswati 2004 ; 4 ). Goa Sam Poo Kong terletak disebelah Barat klenteng.
Dinding depan goa terdapat relief yang menceritakan perjalanan Cheng Hoo, dari
Tiongkok ke sejumlah kota di Indonesia yang menggunakan bahasa Indonesia,
30 Cina dan inggris.
Penjelasan yang terdapat didalam relief adalah sebagai berikut :
a. Ekspedi ke Samudrai Pasai
b. Gudang di Malaka.
c. Menumpas bajak laut Chen Thuyi 9 Tan Tjo Gie ).
5 d. Membantu mengatasi perang Samudera di Jawa Timur.
e. Menumpas pemberontakan Sun Ga La / Iskandar di Aceh.
f. Kylin / jerapah dan yang ( Cina ).
g. Persahabatan Cina dengan Malaysia.
h. Menyelamatkan Duta Besar Cina dengan sejumlah uang.
10 Kyai Juri Mudi adalah pendamping Sam Poo Thyai Djien yang bernama
Ong King Hong. Dia membangun kawasan Gedung Batu dan meninggal didaerah
ini pula. Dia dimakamkan secara Islam sesuai dengan agama yang dianutnya dan
kiri dan kanan meja persembahyangan disekat kain putih transparan ini terdapat
sebuah nisan yang dipercaya sebagai makam Ong King Hong, yang dijadikan
15 penziarah etnis Cina untuk berdoa disitu.
Kantor dan gudang pintu utara, merupakan pintu masuk yang utama dan
seluruh komplek karena bersebelahan dengan area utama pendopo. Sebagai
bangunan penerima hyang digunakan para pengunjung untuk tempat berteduh,
dibangun tahun 1980 berbentuk joglo bergaya Jawa. Didepannya berdiri dua
20 patung gupala sebagai patung selamat datang dan penjaga bangunan akulturasi
budaya Tionghoa dan jawa terdapat pada warna merah yang dugunakan segai
warna cat pendopo, parker utama, area parkir yang sedang diperbaiki dan
diperluas agar dapat berfungsi optimal. Gedung serbaguna berfungsi untuk
memberdayakan lahan sebagai uapaya memperoleh pemasukan tetap.
25 Plaza utama, merupakan pelataran terbuka yang telah ada sejak tahun
1980, dan dilistarikan sebagai ruang terbuka dengan area 1,6 Ha. Kuil Dewa
Bumi, Hok Tik Tjing Sin adalah Dewa bumi. Pengembangan kuil ini masih
direncakan. Tempat ini merupakan tempat pemujaan terhadap Dewa Bumi dan
menyediakan buku kumpulan doa-doa pemujaan terhadap Dewa Bumi. Kuil
30 Dewa Laut, Dewa Laut juga disebut Thian sanen Mu. Bangunan ini juaga masih
dalam tahap perencanaan. Pintu timur merupakan pintu masuk ketiga dan seluruh
komplek digunakan sebagai alternative pengunjung yang telah berumur lanjut
atau cacat, pertimbangannya karena dekat dengan aula tempat sembahyang di goa
Sam Poo Kong masih dalam tahap pembangunan dan belum difungsikan. Pintu
5 utara, merupakan pintu masuk yang utama dan seluruh kompleks karena
bersebelahan dengan area parkir utama.
Klenteng tempat pemujaan jangkar Cheng Hoo. Menurut juri kunci konon
merupakan jangkar kapal Cheng Hoo, tetapi pendapat lain mengatakan jangkar ini
adalah peninggalan VOC. Dilihat dari bentuk jangkar ini lebih mirip dengan
10 jangkar kapal Eropa. Klenteng Sam Poo Kong memiliki beberapa jenis ornament,
yang banyak digunakan adalah dalam bentuk binatang ( fauna ) dan tumbuhan
( flora ). Warna dan ornament adalah symbol yang diatur dalam kitab Young Zao
Fashi. Pada pintu gerbang Sam Poo Kong terdapat dua hiasan negara yang saling
berhadapan. Masyarakat Cina percaya negara memiliki tenaga, yang terkenal
15 terdiri dari 3 jenis yaitu : Liana, Lin dan Jiao. Sifat negara berubah-ubah dapat
dilihat dari symbol bentuk tubuhnya, yang terdiri dari beberapa bagian tubuh
bunatang, yaitu kaki naga. Mempunyai bentuk kaki ayam, badan naga yang
bersisik seperti tubuh ikan, ujung mulut naga seperti serangga, dan mulut
menyerupai mulut buaya ( Saraswati 2004 : 4 ). Binatang lain yang sering
20 ditampilkan sebagai ornament klenteng adalah Burung Hong, Burung Phonix,
Chimera, Binatang Kiwin dan binatang-binatang yang ada dalam shio.
Jenis flora yang dipakai dalam ornament seperti: bunga peoni, teratai,
sakura, cemara, bamboo dan beringin. Bentuk lain adalah gambar alam dan
bentuk geometri.
25
D. Wujud Budaya Material
Hasil budaya material terwujud dalam tradisi ritual di Klenteng Sam Poo
Kong. Upaya ritual yang setiap tahun digelar di klenteng ini seperti:
a. Upacara lahirnaya Cheng Hoo diperingati setiap tanggal 29 bulan Imlek atau
30 Capit Gwee 29 Imlek. Pada hari itu diadakan sembahyang bersama.
b. Upacara hari kedatangan Cheng Hoo ke Semarang, diperingati setiap tanggal
29 bulan 6 tahun Imlek atau lak Gwee 29 Imlek. Pada acara ini sejumlah
kesenian tradisional ditampilkan,seperti wayang kulit, barongsai Nagai Rai.
c. Arak-arakan barongsai dan hang-hang dari klenteng Gang Lombok ke
5 klenteng Sam Poo Kong, ssetiap tanggal 30 Lak Gwee pukul 05.00.
Perayaan yang paling meriah adalah perayaan kedatangan Cheng Hook ke
Semarang, perayaan ini dibanjiri oleh masyarakat, baik keturunan Tionghoa
maupun Jawa. Dalam perayaan ini peserta membawa peralatan berupa gendrang,
canang, cymbal dan tiruan senjata yang terbuat dari kayu. Tandu tempat
10 membawa Laksamana Sam Poo Kong merupakan tempat arwah laksamana itu
( Yuanzhi 2005 : 66 ). Perayaan diawali dari klenteng Gang Lombok Semarang
dan membawa patung yang diarak menuju Gedung Batu, iring-iringan yang dulu
dilakukan dengan cara menarik patung menggunakan kuda diganti menggunakan
kendaraan truk sampai mendekati klenteng kemudian baru dirak dengan kuda.
15 Setelah sapai di Gedung Batu, iring-iringan patung kembali dijadikan
rebutan masa yang datang untuk memikulnya menuju gerbang utara. Upacara
didepan pintu gerbang ini merupakan puncak perayaan Sam Poo Kong yang telah
berjalan ratusan tahun di Semarang. Perayaan ini dimeriahkan dengan
pertunjukkan lain seperti Barongsai, Jaran Emblek, Tari-tarian ( Tan Bondan ),
20 Akrobatik dan Shaolin dan Wushu. Khusus Akrobatik dan Wushu didatangkan
dari negeri Cina ( menurut bapak Ratman ). Perayaan hari-hari biasa diikuti
dengan bersembahyang. Berbagai sembahyang di klenteng ini seperti:
a. Sembahyang Sang Ang ( Pek Kong Naik ) yang dilakukan pada tanggal 24
Tjap Dji Gwee ( Desember Imlek ) yang merupakan sembahyang urutan,
25 sembahyang tahun baru menghormati Dewa dapur Zao Jun ( Tjauw Koen
Kong )
b. Sembahyang Niew Bwee ( penghabisan tahun ) yang dilakukan pada tanggal
30 Tjap Dj I Gwee ( desember Imlek ).
c. Sembahyang Sien Tjia ( Tahun Baru Imlek ).
30 d. Sembahyang Thauw Ge ( pembuakaan tahun baru dan bulan ).
e. Sembahyang Tjiek Ang ( Pek Kong Turun ).
f. Sembahyang Kin The Kong ( sembahyang Tuhan ).
g. Sembahyang Kin Thie Kong dilengkapi dengan sajian untuk Dewata Tertinggi
( Giok Hong Slag Tee ).
5 h. Sembahyang Goan Siauw ( sembahyang Cap Go Me, sembahyang yang
dilakukan pada tanggal 15 Tjie Gwee malam ( Januari Imlek ).
i. Sembahyang Tho Tee Kong ( Sing Djiet ) yang dilakukan pada tanggal 2 Djie
Gwee Imlek.
j. Sembahyang Pao Nie Tjik ( Pek Tjoen ) yang dilakukan pada tanggal 5 Go
10 Gween Imlek.
k. Sembahyang Pao Nie Tjik ( Pek Tjoen ) yang dilakukan pada tanggal 5 Go
Gween Imlek.
l. Sembahyang Sam Po Ha Hio ( kedatangan Sam Po Gedung Batu Semarang )
yang dilakukan pada tanggal 29 / 30 Lak Gwee ( Juni Imlek ).
15 m. Sembahyang King Hing Ping Besar untuk memperingati awal kapal armada
Cheng Cheng Hoo.
n. Sembahyang Sam Poo Thay Djien ( Sing Djeit ) sebagai perayaan lahir Sam
Poo Kong.
o. Sembahyang Tag Tjik ( Winter Soinstisce ) tanggal 21, 22, dan 23 Desember
20 imlek.
p. Sembahyang Bwee Gwee ( tutup tahanu ).
q. Sembahyang Kong Hu Tju ( Konfisius Yuanzhi 2004 : 68 ).

E. Renovasi Klenteng dari Masa ke Masa


25 Untuk memperingati jasa Cheng Hoo, dibangunlah Klenteng Sam Poo Kong
oleh orang-orang Tionghoa. Mula-mula klenteng ini sangat sederhana. Dalam goa
tempat klenteng hanya terdapat patung Cheng Hoo semata. Pada tahun 1740 M goa
itu
Runtuh akibat angin ribut dan hujan lebat. Peristiwa ini menyebabkan sepasang
pengantin tewas tertimbun ketika sedang menuju kesitu. Tak lama kemudian goa yang
runtuh tadi digali dan dipulihkan seperti semula.
Pada tahun 172 M, diselenggarakan upacara besar untuk menyatakan terima
5 kasih kepada Sam Poo Thay Djien. Bersama dengan itu, dikumpulkan dana untuk
membangun sebuah tempat berteduh sehabis sembahyang. Dana ini kemudian juga
digunakan untuk pemugaran klenteng goa. Klenteng Sam poo kong dipugar oleh
masyarakat Tionghoa setempat pada tahun 1724 ( Yuanzhi 2005 : 62 ). Pada
pertengahn abad ke-19, kawasan Simongan ( disebut Gedung Batu ) dikuasai oleh
10 Johannes. Johannes adalah seorang tuan tanah berdarah Yahudi. Ia melihat kawasan
klenteng Sam Poo kong sebagai aset komersial. Ia menutup pintu akses menuju
klenteng. Masyarakat Tionghoa yang ingin sembahyang dikelenteng harus membayar
cukai yang sangat tinggi, untuk membayar buka pintu yang mencapai 2000 gulden.
Biaya tinggi ini membuat mereka hanya dapat bersembahyan gsekali dalam setahun.
15 Hari yang dipilih ialah 29 Lak Gwee untuk memperingati mendaratnya Sam Poo
Thay Djien di semarang ( Yayasan klenteng Sam poo kong 1937 : 15 0 ).
Meninggalnya Johannes tahun 1883 memberi harapan cerah bagi warga
Tionghoa. Pada tahun Guan Xu ke - 5 ( tahun 1879 ) terkabullah keinginan Oie Tjie
Sien, saeorang saudagar keturunan Tionghoa, untuk membeli kawasan suci itu
20 sebagai rasa syukurnya atas kemajuan usaha yang digerakkannya. Oie Tjie Sien
mewakafkan tanah Gedung Batu itu, untuk sepenuhnya digunakan sebagai tempat
ibadah kaum Tionghoa dan uang buka pintu dihapuskan. Dia berhasil membeli persil
Simongan dan dipugarlah unutk kepentingan Sam Poo Kong di Gedung Batu.
Bersama ini didirikan sebua tugu peringatan, yang sampai saat ini masih terdapat di
25 komplek kelenteng tersebut. Tugu memperingati huruf tersebut ditulis dengan huruf
Mandarin dan pernah disalin disalin dalam bahasa Indonesia.
Sehubungan dengan berkurangnya perhatian masyarakat Tionghoa terhadap
Klenteng Sam Poo Kong, tahun 1930 - an Lie Hoo Soen diberi kuasa untuk mengurus
perumahan dan tanah Oie Tiong Ham ( anak Oie Tjie Sien ) mengambil inisiatif
untuk menggalakkan arak-arakan seperti semula. Dengan beberapa rekannya,
didirikan
Komite Sam Poo Thay Djien ( Komite Kasim Sam Poo ). Berkat dorongan
komite tersebut, araka-arakan berlangsung meriah kembali setiap tahun. Ia juga
5 merenovasi Klenteng Sam Poo Kong. Klenteng dilengkapi dengan gapura, taman
suci, dan jalan untuk menghubungkan klenteng dengan makam Kyai Juri Mudi
Dampo Awang. Perbaikan ini dilakukan tahun 1937 berbarengan dengan berdirinya
Komite Sam Poo. Tahun1945 hingga 1950, keamanan Semarang labil, banyak
klenteng banyak mendapat kerusakan. Tahun 1950, penduduk Tionghoa di Indonesia
10 menggalakkan pengumpulan dana untuk perbaikan Sam Poo Kong.
Renovasi terakhir, dimulai dari tahun 2002 - sekarang. Tujuan renovasi yang
utama adalah melestarikan tempat ibadah dan memberi kenyamanan bagi para
penziarah. Renovasi dilakukan dengan meninggikan bangunan utama ( klenteng )
lebih tinggi 50 cm. Peninggian ini untuk mengantipasi bamnjir yang melanda
15 kawasan Simongan setiap tahun. Bangunan ini berupa goa suci dan rumah pemujaan
yang awalnya hanya 16 X 16 m sekarang dipeluas hingga 34 X 34 m. Lahan komplek
klenteng Sam Poo Kong sekitar 3,2 hektar terbuka sepenuhnya bagi masyarakat.
Klenteng ini bukan saja bagi mereka yang ingin beribadah, tetapi juga dapat
dinikmati oleh masyarakat luas.
20 Renovasi tahun 2002 ini berkaitan dengan 600 tahun kedatangan Sam Poo
Kong dikota Semarang. Perayaan tersebut diadakan Yayasan sam Poo Kong
bekerjasama dengan pemerintah Cina pada Agustus 2005. Pengembangan klenteng
dengan pembanguna penginapan bagi penziarah, pusat makanan, gazebo, danau
buatan dan taman-taman. Renovasi dan pengembangan komplek Klenteng Sam Poo
25 Kong yang dilakukan hampir 2 tahun tersebut didanai pihak yayasan dan didukung
beberapa donator.
BAB III
ANALISA DATA

Kolom Gabar
10

15

Bangunan dari klenteng ini adalah sebuah gua batu dan merupakan tempat
utama dari lokasi ini. Gua batu ini dipercaya sebagai tempat awal mendarat dan
20 markas Laksamana Cheng Hoo beserta anak buahnya saat berkunjung ke pulau Jawa.
Didalamnya, pengunjung bisa melihat patung yang dipercaya sebagai patung Sam
Poo Thay Djien.
Pengunjung juga sering melakukan ciamshie untuk dapat melihat suatu
keberuntungan penziarah dimasa depan. Untuk melakukannya penziarah membakar
25 hio/ dupa dalam gua batu dan melemparkan kepingan didepan altar sembahyang yang
ditandai dengan “ Im “ dan “ Yang “. Bila hasil lemparan tersebut salah satu keeping
terbuka dan salah satunya lagi tertutup, maka dipercaya akan memperoleh
keberuntungan. Hal lain, penziarah dapat bamboo secara acak dan apabila terdapat
batang bambu yang jatuh didepan altar sembahyang, maka batang bambu tresebut
30 tinggal diserahkan kepada petugas. Nantinya petugas / juri kunci akan mengambil
selembar kertas yang bernomor 1-28 disesuaikan dengan batang bambu yang jatuh.
Kertas tersebut berisi syair-syair dengan maknanya dan akan diterjemahkan oleh juri
kunci tersebut yang merupakan bagian dari peruntungan nasib kita dimasa depan.
Dilokasi ini juga bisa dijumpai altar makam kepercayan orang - orang
5 Laksamana Cheng Hoo saat di Jawa, yang sering pula dikunjungi pengunjung untuk
ziarah. Pemberian nama bangunan / gedung tersebut cukup unik mengingat
pemberian nama didasarkan pada benda yang berasal dari kapal tersebut. Sebagai
contoh, Mbah Kyai Cundrik Bumi merupakan tempat segala jenis persenjataan yang
digunakan untuk mempersenjatai awak kapal. Kyai / Nyai Tumpeng berkaitan dengan
10 urusan makanan dikapal dan Kyai Djangkar tempat meletakkan jangkar kapal.
Sedangkan Mbah Juri Mudi diduga / dipercaya makam dari juri mudi kapal.
Dalam banguna tersebut dihiasi dengan berbagai lukisan dan patung-patung yang
menggambarkan perjalan Cheng Hoo sampai ke Jawa termasuk pula dipermukaan 2
bangunan utama.
15 Klenteng Sam Poo Kong telah terkenal hingga ke mancanegara. Bahkan
kabarnya merupakan tempat yang telah ditetapkan oleh pemerintah Cina sebagai
tujuan wisata bagi pelancong asal Cina. Uniknya tujuan wisata ini kebanyakan oleh
warga Cina yang beragama muslim dan / atau bernuansa budaya Islam, bukan nuansa
budaya Cina yang dekat dupa atau lilin. Hal ini disebabkan oleh warga muslim Cina
20 dari provinsi Yunan sangat akrab dan mengenal baik serta menyakini bahwa
Laksamana Cheng Hoo sebagai panglima perang utusan Cina keturunan Persia yang
memiliki latar belakang Islam. Dari kenyataan itulah keberadaan Gedong Batu
menunjukkan hubungan erat antar bangsa Asia pada waktu lampau maupun hingga
saat ini, dan ini sangat jelas tertulus dalam prasasti yang ada di komplek klenteng.
25

30
Kolom gambar
5

10 Laksamana Tionghoa bernama Cheng Hoo, yang dulunya berlayar dan


singgah di Semarang ( tepatnya didaerah Simongan, barat daya Semarang ). Di
tempat singgahnya berdiri sebuah klenteng untuk memperingati Laksamana Cheng
Hoo bernama Klenteng Sam Poo Kong atau ada yang menyebutnya Klenteng Gedong
Batu ( karena berada di goa batu yang besar yang terletak disebuah bukit batu ).
15 Konon Laksamana Cheng Hoo adalah seorang nahkoda muslim dari Cina yang
tengah berlayar menjelajajah dunia untuk berdagang sambil menyebarkan ajaran
islam. Berhubung Cheng Hoo adalah seorang tokaoh yang berasal dari daratan Cina,
maka klenteng yan gberdiripun kini digunakan sebagai tempat kegiatan pemujaan dan
pencarian peruntungan sebagaimana tradisi-tradisi yang biasa dijalankan oleh
20 masyarakat keturunan Cina sehingga saat ini.
Disebut Gedong Batu karena bentuknya merupakan sebuah Goa Batu besar
yan gterletak pada sebuah kaki bukit. Karena kaburnya sejarah, orang Indonesia
keturunan Cina menganggap bangunan itu adalah sebuah klenteng, mengingat
bentuknya berasiktetur Cina sehingga lebih mirip klenteng. Sekarang tempat tersebut
25 dujadikan tempat peringatan dan tempat pemujaan atau bersembahyang atau tempat
untuk berziarah. Untuk keperluan tersebut,didalam goa batu itu diletakkan sebuah
altar serta patung-patung Sam Poo thay djien. Padahal Laksaman Cheng Hoo adalah
seoran gmuslim, tetapi oleh mereka dianggap dewa.
Menurut cerita, Laksaman Zheng He sedang berlayar melewati launt jawa ada
30 seorang awak kapal yang sakit, ia memerintahkan membuang sauh. Kemudian ia
merapat ke pantai utara Semarang dan mendirikan sebuah masjid di tepi pantai
sekarang telah berubah fungsi menjadi klenteng.
Klenteng Sam Poo Kong terletak dikota Semarang, selain merupakan tempat
sembahyang bagi sebagian orang, juga merupakan tempat wisata arsitektur yang
5 sangat menarik. Tempat ini dikenal juga dengan sebutan Gedung Batu. Ada yang
mengatakan nama ini dipakai karena asal muasal tempat ini adalah sebuah goa batu
besar yang terletak pada sebuah aki bukit. Tempat ini adalah tempat persinggahan
pertama Laksamana Zheng He ( Cheng Hoo ) atau dikenal juga dengan Sam Poo
Thay Djien, Letaknya di Samongan, sebelah barat daya kota Semarang.
10 Alkisah Cheng Hoo adalah laksamana dari negeri Cina yang sedang berlayar
melewati pulau jawa ketika seorang awak kapalnya sakit. Maka ia membuang sauh
dan menerunkan perahu menelusuri sungai Kaligarang sampai ke desa Simongan.
Didesa ini ia menemukan sebuah goa batu dan menjadikannya sebagai tempat
bersemedi dan berse,bahyang. Sementara awak kapalnya dirawat, maka seringgkali
15 melewatkan waktu malam berkumpul di goa mendengarkan kata- kata bijak dari
Chenf Hoo. Didalam klenteng terdapat, sebuah tempat pembakaran yang berbentuk
buah labu, Sebuah gambar moral didinding juga menggambarkan 2 ekor naga yang
bisa menyongsong di sisi kiri dan kanan arsitektur candi ataupun rumah Jawa dan
juga menggambarkan ekor naga dari balik gelagak embak di lautan mencoba menelan
20 sebuah bentuk bulat yang mungkin melambangkan matahari. “ Matahari “ terletak
tepat diatas pintu masuk kesebuah goa utama. Klenteng ini berhiaskan perjalanan
detail Cheng Hoo mengunjungi Jawa.
LAWANG SEWU
B. Kajian Teeoritik
Kita semua merasa kenal dengan sejarah. Bahkan mungkin setiap hari kita
5 menjumpai kata tersebut, di surat kabar, siaran radio, dan juga dalam percakapan
biasa. Sejarah terus ditulis dan dibaca, dipahami dianalisa dan dijadikan rujukan oleh
setiap manusia di semua peradaban disepanjang waktu. Oleh karena itu sejarah pasti
memainkan peran dalam kehidupan manusia didunia. Berbagai pernyataan
mengemukakan bahwa pembanguna masyarakat dan bangsa hendaknya berpijak pada
10 akar sejarah dan budaya bangsa. Jika dipahami secara mendalam, bahwa budaya
merupakan suatu prose yang berkesinambunagn, yaitu apa yang telah dilahirkan pada
masa lampau berkelanjutan pada masa kini, untuk selanjutnya menciptakan wujud
masa depan bangsa. Prinsip proses dalam asas kesinambungan inilah yang melahirkan
hasrat untuk mengetahui berita tentang peninggalan budaya yang telah diciptakan
15 pada masa lampau, sebagaimana telah diungkapan oleh Sartono Kartodirjo ( 1968 )
dalam lembaran sejarah bahwa sekarang ini sebenarnya tidak lain adalah kelanjutan
atau perpanjangan dari masa lampau, yang dalam berbagai bentuk masih terlihat
ditengah-tengah kita semua.

20 C. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam laporan Study Obyek Histori
(SOH), sebagai berikut :
1. Pengamatan langsung ke obyek penelitian.
Yaitu dengan mengadakan kunjungan ke tempat yang menjadi obyek penelitian
25 yaitu Lawang Sewu yang berada di kota Semarang Jawa Tengah.
2. Literatur.
Yaitu dengan cara membaca literature tentang sejarah kota Semarang dan sejarah
Pembangunan gedung Lawabg Sewu yang menjadi obyek penelitian.
3. Sumber lain
Yaitu dengan cara mencari berbagai sumber referensi yang berhubungan dengan
penelitian yang sedang dilakukan yaitu dengan cara mencari data lewat
internet/vcd.
BAB II
5 DESKRIPSI DATA SUMBER SEJARAH

Deskripsi data sumber sejarah ada 2, yaitu:


A. Data Primer
Mengadakan pengamatan langsung ke tempat obyek penelitian yaitu Lawang
10 Sewu di kota Semarang Jawa Tengah.
Arsitektur bangunan Lawang Sewu khas bergaya Belanda yang ditunjukkan
dengan bentuk kubah diatas gedung dan ornament yang menghiasi sisi ruangan-
ruangan bekas peninggalan sebagai sebuah markas militer dapat dilihat dari slogan -
slogan yang ditulis di kubah Lawang Sewu.
15

20
Lawang Sewu menyimpan sejumlah daya tarik bagi pengunjungnya, tempat
ini menjadi salah satu tujuan wisatawan, baik lokal maupun mancanegara, namun
kenyamanan wisatawan tampaknya mulai terganggu dengan kondidi dinding dan atap
5 gedung yang terlihat mulai rusak serta kebersihan didalam gedung yang tidak terwat.
Didalam gedung Lawang Sewu terdapat ruangan bawah tanah yang bisa
dicapai melalui salah satu ruangan yang terdapat pada bangunan bagian belakang
sebelah kanan pintu masuk, ruangan tersebut memiliki tangga dari kayu jati dan
masih asli, kesan pertama yang dirasakan setelah masuk area tersebut gelap dan
10 angker.
Benar - benar gelap gulita, tidak ada penerangan dan terdapat genangan air
kurang lebih 5 - 10 cm. Ruangan bawah tanah Lawang Sewu berbentuk persegi dan
melewati jalur utama bangunan Lawang Sewu, atau bisa disebut sebagai pondasi dan
saluran air. Pada jalur yang dilewati terdapat pipa air peninggalan Belanda yang
15 masih terlihat kokoh sampai saat ini. Ruang bawah tanah bagian tengah terdiri dari
ruangan yang bersekat-sekat tanpa pintu dengan ketinggian tembok sekitar ½ meter.
Kegunaan bangunan tersebut merupakan tempat tahanan.

20

25

30
B. Data Sekunder
Didapatkan dari wawancara secara langsung kepada sumber-sumber yang
5 dapat dipercaya sehubungan dengan obyek penelitian, membaca literatur-literatur
yang berhubungan dengan obyek penelitian, juga mencari sumber-sumber data dari
internet, vcd kemudian masukkan dari dosen pembimbing.
Gedung ini oleh warga semarang lebih dikenal dengan sebutan Lawang Sewu,
mengapa banguna tua ini oleh warga Semarang lebih dikenal dengan nama itu ?
10 Karena ciri khas bangunan megah yang merupakan sebuah perkantoran ini memiliki “
lawang “ atau pintu dalam bahasa Jawa, sedangkan “ sewu “ dalam bahasa Jawa
artinya seribu sebagai arti kiasan banyak, karena memang jumlah pintunya menurut
bahasa Indonesia mempunyai banyak pintu.
Lawang Sewu dibangun tahun 1930 yang dikerjakan oleh arsitek Belanda
15 Profesor Klinkkaner dan Quendaag. Lokasi yang dipilih adalah lahan seluas 18.232 m
diujung jalan Dr. Sutomo. Tampaknya posisinya mengilhami kedua arsitek dari
Belandamembuat gedung bersayap terdiri atas gedung induk, sayap kiri dan sayap
kanan.

20

25

Lawang Sewu resmi digunakan tanggal 1 Juli 1907. Dalam perkembangannya


30 Lawang Sewu terkait dengan sejarah pertempuran lima hari di Semarang, yang
terpusat di kawasan Proliman ( Simpang Lima ), yang saat ini dikenal sebagai Tugu
Muda. Saat meletus pertempuran lima hari di semarang 14 - 19 Agustus, Lawang
Sewu dan sekitarnya menjadi pusat pertempuran antara tentara Indonesia dan tentara
Jepang. Pada peristiwa bersejarah itu gugur Angkatan Muda Kereta Api ( AMKA ),
5 lima diantaranya dimakamkan dihalaman depan gedung Lawang Sewu, mereka
adalah:
1. Noersam
2. Salamoen
3. Roesman
10 4. Rm Soetarjo
5. Rm Moenardi
Untuk memperingati mereka disebelah kiri pintu masuk ( gerbang ) didirikan
sebuah tugu. Peringatan bertuliskan nama para pejuang Indonesia yang gugur.
Perusahaan kereta api kemudian menyerahkan halaman depan seluas 3.542,40 m pada
15 pemda kodya Semarang. Sedangkan makam lima jenazah dihalaman itu, pada tanggal
2 Juli 1975 dipindahkan ke Taman Makam Pahlawan Giri Tunggal.

20
BAB III
ANALISA DATA

5
A. Sejarah Berdirinya Gedung Lawang Sewu
Nama Lawang Sewu memang sudah tidak asing lagi bagi warga Semarang,
bangunan bersejarah itu merupakan salah satu tetenger ( pertanda ) kota selain Tugu
Muda, Museum mandala Bakti, Pasar Bulu, Balai Kota. Nama Lawang Sewu tidak
10 hanya terkait dengan peristiwa heroic pertempuran lima hari di Semarang. Lebih dari
itu, bangunan unik tersebut tidak bisa terlepas dari sejarah perkeretaapian di
Indonesia.
Menurut rangkuman sejarah yang disusun PT KA, semula Lawang Sewu
milik NV Nederlandsch Spoorweg Mastshappij ( NIS ), yang merupakan cikal bakal
15 perkereta apian di Indonesia Saat itu ibukota negeri jajahan itu memang ada di
Jakarta, namun pembanguan kereta api di mulai di Semarang, jalur pertama yang
dilayani saat itu adalah Semarang-Yogyakarta, pembanguna jalur itu dimulai 17
Agustus 1864, ditandai dengan pencangkula pertama oleh Gubernur Jendral Hindia
Belanda Sloet Van Den Beele. Tiga tahun kemudian yaitu 19 Juli 1868 kereta api
20 yang mengangkut penumpang umum sudah melayani jalur sejauh 25 km dari
Semarang ke Tanggung.

25

30
Dengan beroperasinya jalur tersebut, NIS membutuhkan kantor untuk
melaksanakan pekerjan-pekerjaan administratif. Lokasi yang dipilih kemudian adalah
ujung jalan Bojong ( kini jalan Pemuda ). Lokasi itu merupakan perempatan jalan
5 Pandanaran, jalan Dr. Soetomo dan jalan Siliwangi ( kini jalan Soegijappranoto ).
Saat itu arsitek yang mendapat kepercayaan untuk membuat desain adalah Ir. Pd.
Rieu.

10

15

20
Ada beberapa cetak biru pada bangunan itu, antara lain A 387 Ned, Ind.
Spooweg Maatschppij yang dibuat Februari 1902, A 388 E Idem Lengtedoorsnede
ulan September 1902, dan A 541 Nism Semarang Voorgevel Langevlene yang dibuat
tahun 1903. Ketiga cetak biru tersebut dibuat di Amsterdam. Namun sampai Sloet
25 Van Den Beele meninggal, pembangunan gedung itu belun dimulai. Pemerintah
Belanda kemudian menunjuk Prof. Jacob K. Klinkhmerdi Delft dan Bj. Oudang untuk
membnagun gedung NIS di Semarang dengan mengacu arsitek gaya Belanda.
Lokasi yang dipilih adalah lahan seluas 18.232 meter persegi di ujung jalan
Bojong, berdekatan dengan jalan Pandanaran dan jalan Dr. Soetomo. Tampaknya
posisi tersebut untuk membuat gedung bersayap, terdiri atas gedung induk, sayap kiri
dan sayap kanan.
Sebelum pembangunan dilakukan calon lokasi pembangunan gedung tersebut
dikeruk sedalam 4 meter, selanjtnya galian itu diurug dengan pasir vulkanik yang
5 diambil dari gunung Merapi. Pondasi pertama dibuat 27 Februari 1904 dengan
kontruksi beton berat dan diatasnya kemudian didirikan sebuah dinding dari batu
belah. Semua material penting didatangkan dari Eropa, kecuali batu bata, batu
gunung, dan kayu jati ( semua pekerja dari Indonesia ).
Setiap hari ratusan orang pribumi menggarap gedung ini. Lawang Sewu resmi
10 digunakan tanggal 1 Juli 1907 dalam perkembangannya Lawang Sewu juga terkait
dengan sejarah pertempuran lima hari di Semarang yang terpusat dikawasa Proliman (
Simpang Lima ), yang saat ini dikenal dengan nama Tugu Muda. Pada peristiwa
bersejarah yang terjadi pada tanggal 14 Agustus 1945 - 19 Agustus 1945 itu, gugur
puluhan Angkatan Muda Kereta Api ( AMKA ). Lima diantaranya dimakamkan di
15 halaman depan Lwang Sewu. Mereka adalah : Noersam, Roesman, Rm Soetarjo, dan
Rm Moenardi.
Kereta api kemudian menyerahkan halaman depan seluas 3.542,40 meter
persegi pada Pemda Kota Semarang, sedangkan makam lima jenazah dihalaman itu,
pada tanggal 2 Juli 1975 dipindahkan ke Taman Makam Pahlawan Giri Tunggal
20 dengan Inspektur Upacara Gubernur Jawa Tengah Soeparjo Roestam. Kini lahan
Lawang Sewu tinggal 14.689,60 meter persegi.

B. Sekilas Gedung Lawang Sewu


Bahan bangunan yang digunakan dalam pembangunan gedung Lawang Sewu
25 merupakan bahan yang berkualitas tinggi dan didatangkan langsung dari Eropa. Pada
bangunan induk terdapat dua buah menara, orang menyebutnya menara kembar.
Bangunan induk ini berlantai tiga, lantai satu dan dua pada masa
penggunannya dipakai sebagai kantor dan lantai tiga sebagai gudang. Di gedung
sayap kanan mempunyai ruang bawah tanah yang difungsikan sebagai saluran /
30 resapan air. Namun pada waktu zaman penjajahan Jepang ruang bawah tanah dipakai
sebagai penjara. Ada dua kategori penjara yaitu penjara berdiri yang ukurannya kira-
kira 1X1 meter diisi oleh 4-5 orang, penjara jongkok yang setiap ruangan / kamar
diisi 8-10 orang.

10

15

20
Disebelah timur ada dua buah bangunan yaitu satu buah rumah sampai saat ini
masih ditempati dan satu buah berbentuk cukup ( untuk menutupi sumur ). Sumur ini
konon dalamnya 1 km. Sebelah depan kana nada sebuah tugu untuk mengenag
gugurnya Angkatan Muda Kereta Api dalam pertempuran lima hari di semarang.
25 Jumlah kamar dalam bangunan Lawng Sewu seluruhnya ada 53 kamar.

C. Peamaanfatan Gedung
Gedung Lawang Sewu yang kuno dan megah berlantai tiga ini pernah
dimaanfaatkan antara lain :
1. Tahun 1907 – 1942, digunakan sebagai Kantor Pengatur Perjalanan Kereta Api
NV Nederlandsch Spoorweg Matshappij ( NIS ).
2. Tahun 1942 – 1945, digunakan sebagai Markas Tentara Jepang.
3. Tahun 1945 – 1950, kosong.
5 4. Tahun 1950 – 1996, sebagai Kantor Prasarana Komando Daerah ( KODAM ) IV
Diponegoro dan Kantor Wilayah ( Kanwil ) Departemen Perhubungan Jawa
Tengah
5. Tahun 1996 – sekarang, kosong.

10 D. Kondisi Gedung Sekarang


Kondisi bangunan secara umum menurut kami masuk dalam katagori sangat
memperhatinkan. Kaca jendela sesah banyak yang pecah, beberapa pintu rusak, lantai
kotor dan kusam, kusen – kusen kusam. Hal ini terjadi karena gedung tersebut masih
milik PT KAI, sebab PT KAI tidak mempunyai dana untuk biaya perawatan gedung
15 ini,
sedangkan Pemda Semarang sampai saat ini belum memberikan kontribusi
terhadap pemeliharaan dan perawatan gedung, padahal Pemda Semarang telah
menetapkan Lawang Sewu sebagai benda cagar budaya.
BAB IV
PENUTUP

5 A. Kesimpulan
Sejak zaman pemerintahan Belanda, Semarang sebagai kota besar salah satu
buktinya adanya sebuah perusahaan kereta api ( Term ) milik Belanda yang
menempatkan kantor pusatnya. Kantor pusat Nederlandsch Indische Spoowerg
Naatschappij atau lebih dikenal dengan NIS ini menempati sebuah gedung megah
10 bergaya art deco yang bercirikan eksluksif dan berkembang pada era 1850 – 1940 di
bnua Eropa.
Tidaklah sulit untuk mencapai lokasi gedung tua ini karena letaknya
berdekatan dengan monument Tugu Muda dan sebagai salah satu sudut kota
Semarang. Bangunan monumental dan indah ini didesain mengikuti kaidah arsitektur
15 morfologi bangunan sudut yaitu dengan menara kembar model gotik disisi kanan dan
kiri pintu gerbang utama ini dan bangunan gedumg memanjang kebelakang yang
mengesankan kokoh, indah, dan besar.
Bangunan ini salah satu karya dua arsitek Belanda ternama saat itu, yaitu :
Prof. Jacob F. Klinkhamer dan B.J Queendag. Gedung ini lebih dikenal oleh warga
20 Semarang dengan sebutan Gedung Lawang Sewu. Disebut Lawang Sewu karena cirri
khas bangunan megah yang merupakan sebuah perkantoran ini memiliki pintu atau “
lawang “ dalam bahasa Jawa. Sedang “ sewu “ artinya seribu sebagai kiasan dari
banyak. Atau arti dalam bahasa Indonesia adalah “ pintu seribu “. Kira –kira ingin
menunjukkan bahwa gedung kantor pusat kereta api Belanda ini punya banyak sekali
25 pintu.
Sebenarnya gedung tersebut hanya memiliki 999 pintu dan 127 ruangan.
Setiap ruangan paling banyak 6 pintu bahkan ada beberpa yang mempunyai 8 pintu.
Antara satu ruangan dengan ruangan yang lain juga terdapat pintu tembusan.
Gedung kuno ini menurut catatan sejarah dibangun pada tahun 1903, dan
30 selesai atau diresmikan pada tanggal 1 Juli 1907. Bangunan kuno danmegah berlantai
dua ini setelah kemerdekaan dipakai sebagai Kantor Badan Prasarana Komando
Daerah Militir ( KODAM ) IV Diponegoro dan Kantor Wilayah ( KANWIL )
Departemen perhungan Jawa Tengah.
Pertama masuk kedalam gedung ini, terdapat kaca patri dengan gambar dua
5 orang wanita yang katanya adalah istri dan anak dari gubernur Belanda pada masa
penjajahan Jepang, gedung ini direbut untuk dijadikan benteng mereka, istri dan anak
gubernur Belanda ini hendak diperistri tetapi tidak mau dan bunuh diri dengan
menjatuhkan diri mreka dari lantai tiga.
Interior gedung hampir mirip dengan museum bank Mandiri di Jakarta,
10 terutama model tangga dan kaca patrinya. Pada masa perjuangan, gedung ini
memiliki catatan sejarah tersndiri yaitu ketika berlangsung peristiwa pertempuran
lima hari di Semarang, digedung tua ini menjadi lokasi pertempura yang hebat antara
pemuda AMKA atau Angkatan Pemuda Kereta aoi melawan kompetai dan Kido Buati
Jepang. Pada masa itu ada disuatu tempat dibawah tanah yang dipergunakan oleh
15 Jepang sebagai penjara bawah tanah. Penjara bawah ini memilik penjara bawah tanah
yang mirip sekali penjara bawah di museim Fahilah. Museum Batavia yang terdapat
didaerah kota, Jakarta. Ruang bawah tanah ini sering dipakai sebagai tempar eskskusi
para pemuda di indonesiyang melakukan perlawanan terhadap Jepang.

20 B, Saran
Wisata angker saat ini, Lawang Sewu dikenal oleh penduduk setempat sebagai
gedung yang sangat angker dan kono sering terlihat makhlus halus pada malam hari.
Menurut kami dari sudut pariwisata kesan tersebut sebenarnya merupakan peluang
untuk menarik lebih banyak wisatawan baik lokal maupun asing, khususnya mereka
25 yang menyukai tantangan berbau misti dan angker. Kami yakinkan apabila potensi ini
dioptimalkan maka akan lebih banyak wisatawan yang berkunjungke Indonesi dan
tentunya tambahan devisa bagi negara.
DAFTAR PUSTAKA

1. Panduan Study Obyek Historis.


5 2. Internet.
3. Brosur.

Anda mungkin juga menyukai