Cara Mudah Untuk Bahagia

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 6

PENTING DIBACA DULU:

SEBAB CERPEN INI SEDANG DIIKUTKAN SEBUAH LOMBA,


DIMOHON UNTUK TIDAK NGESHARE ATAU MEMPUBLISH
CERPEN INI DALAM BENTUK APA PUN. GANBATTE!
=========================================================
CARA MUDAH UNTUK BAHAGIA
Cerpen Edi AH Iyubenu (Edi Akhiles)
Di kota kami yang selalu terlihat suram ini, setidaknya di mata kami yang lebih
suka berkeliaran di malam hari daripada siang hari, hanya ada dua cara untuk bisa merasa
hidup bahagia: berbuat baik pada orang lain atau berbuat baik pada diri sendiri. Dan,
tentu saja, aku memilih cara kedua.
Inilah cara termudah dan termurah untuk bisa merasa hidup bahagia, Erdem!
Cukup berpikir! Ya, berpikir bahagia, maka aku akan bisa merasa bahagia.
Erdem Bora, si lelaki pemurung yang jarang berbincang dengan laan jenis
kecuali !ysila Dilara yang berdagu lancip itu, mereguk kembali coffee latte"nya sambil
mengerutkan kening di hadapan kata"kataku. #esanannya selalu sama dengan pesanan
!ysila. $uga untuk malam ini. %atanya adalah elang, kendati aku sendiri lebih suka
menyebutnya mata burung camar yang mudah dijumpai di tepian selat Bosphorus ini,
semata karena aku ingin berpikir baha mataku jauh lebih bagus dari matanya.
!h, ternyata pikiran benar"benar sanggup mengubah kenyataan, bukan&
Boo'cada Ca(): sebuah coffee shop dengan space sempit ini, milik seorang
pemuda berusia *+"an asal kota Bursa, hanya menyediakan beberapa meja kecil yang
dikitari kursi"kursi kecil. $ika sudah leat pukul ,, malam, diiringi hempasan angin laut
yang kencang dari selat Bosphorus, hanya akan terlihat beberapa orang yang setia
menikmati kopi di bangunan berlantai dua ini. Ya, termasuk kami bertiga ini: aku, Erdem,
dan !ysila. Dan, biasanya, ada dua pasang kekasih pula yang mengisi kursi"kursi di
sekitaran kami- satu pasang duduk di dekat meja bartender dan satu pasang lainnya
duduk di dekat jendela kaca yang sengaja dikuak setengah.
Dari kaca lebar bening yang menjadi dinding pembatas antara ka(e ini dengan
selat itu, kami bisa begitu leluasa menyaksikan kerlip"kerlip lampu dari daratan Eropa.
$uga geliat lampu"lampu mobil dan bus pariisata yang tengah melintas di atas jembatan
Bosphorus yang tak seberapa panjang itu, yang menyatukan tanah Eropa dan !sia. $ika
kau melintasi jembatan itu dari arah Istanbul ini, tepat pada aspal yang agak menurun di
tengah jembatan itu, tolehkan kepalamu ke kanan, maka kau akan menemukan plang
dengan tulisan .Welcome to Europe/. 0ebaliknya, jika kau berangkat dari arah sana, di
bagian kirimu akan terlihat sebuah plang bertuliskan .Welcome to Asia/.
Di arah tenggara dari ka(e ini, kami bisa pula menatap lepas ajah 0ulaiman
Mosque yang menjulang dengan anggunnya. Dan, tentu saja, di baah sana, di tepian
dermaga yang menyimpan jejak"jejak tentara terbaik !l"1atih saat menaklukkan
2onstantinopel, di antara perahu dan kapal yang sandar untuk sejenak istirahat itu, kami
bisa dengan mudah menemukan para sejoli yang tengah menikmati angin laut sambil
berpelukan dengan hangatnya.
.2au terlalu Cartesian, #amuk,/ suara Erdem yang khas memaksaku menoleh
ke arahnya. .2au pearis logosentrisme !sristotelian. !pa"apa disandarkan pada kaidah
logika rasional tunggal, sehingga cara pandangmu tentang hidup ini hanya bermata
tunggal pula3./
.2an tidak salah untuk memutuskan pilihan, Erdem&/ sahutku sekenanya
sambil mencomot french fries yang kian beku diguyur angin malam.
.4idak salah, tapi kau seharusnya mengerti pula baha hidup yang selalu
memuja rasio hanya akan membuatmu kehilangan makna sakralitas./
.5o!/ seruku, kaget. Oh my God! 0umpah, baru kali ini aku mendapati sosok
Erdem yang mengaku ganjil dengan segala ritual ini bicara tentang sakralitas.
.0ejak kapan kau termakan bujuk rayu sakralitas, Erdem&/ !ysila terkekeh
sampai bahunya yang terlindungi jaket tebal terguncang"guncang. 2alung monel dengan
bandul %enara Ei((el yang selalu dikenakannya, yang kuhadiahkan padanya tahun lalu
tanpa sepengetahuan Erdem, ikut bergoyang mengikuti guncangan bahunya. 0aat
terbahak begitu, !ysila sungguh terlihat lebih memikat. 6ebih seksi! %akanya dulu,
sambil memasangkan kalung itu ke lehernya di sebuah bangku taman di seberang 7agia
0ophia yang menggigil dicumbui musim dingin yang tak bersalju, aku berbisik di dekat
lehernya, .0ering"seringlah terbahak, !ysila, sebab itu membuatmu tampak lebih
seksi3./
!ysila menarik lehernya dengan cepat dari dekat bibirku dan mengeluh geli oleh
hempasan napasku yang berkabut. .Di mana"mana, lelaki selalu ingin melihat anita
tidak terbahak, #amuk. 2atanya, terbahak bukanlah simbol keanggunan. 4erbahak hanya
milik kaum bitchy!/ Ia terbahak. 6ihatlah! Ia memang terlihat sangat sensual dengan
bahakannya, bukan&
.!h, itu mitos!/ sahutku, nyengir.
.%itos yang diamini para lelaki, kan&/
.4idak termasuk aku. 4idak termasuk manusia rasional Cartesian macam aku
kok, Cantik3./
!ysila kian ngekeh. !h, ia makin membuatku mabuk kepayang, meski tentu saja
aku takkan pernah berani menganggapnya sebagai kekasihku.
Erdem mendengus, menjejalkan ujung rokoknya ke mulut asbak sampai mati.
0epertinya, ia tak begitu suka melihat kami tertaa gara"gara kata .sakralitas/ tadi.
.8rang Cartesian hanya akan hidup dengan kaca mata kuda. 0eperti kau ini,
#amuk3./ sergahnya kemudian.
!h, Erdem, si kaan (ilsu( kami ini! Ia benar"benar kelihatan tersinggung
dengan bahakan kami, rupanya.
.2alem, 2aan, nikmati coffee latte"mu lagi,/ kata !ysila sambil
menyorongkan cangkir kopi Erdem ke dekatnya.
.!ku tidak marah kalian tertaa begitu, tapi aku hanya perlu menunjukkan
pada #amuk, baha otaknya adalah otak Cartesian. Cogito ergo sum, aku berpikir maka
aku ada! Betapa konyolnya prasangka itu jika selalu dijadikan pegangan tunggal dalam
mengarungi kehidupan ini, #amuk./ Ia berdiri, melemparkan matanya ke arah jendela.
.6ihatlah laut di selat Bosphorus itu3./
2uikuti arah telunjuk Erdem. %engalihkan mata ke kaca bening yang
membanjar di seberang kursi kami. 0ebuah selat yang tak begitu luas, yang permukaan
airnya nyaris sejajar dengan tinggi talud yang berderet di tepian selat sepanjang kota ini,
tampak temaram memantulkan siluet ombak dan tubuh beberapa kekasih yang saling
memeluk di beberapa tepiannya.
.!da apa dengan Bosphorus& Dari dulu, sekarang, dan juga nanti tetap akan
begitu adanya,/ gumam !ysila.
Erdem tersenyum kecil, terkesan bernada agak melecehkan memang. .2au tahu
apa arna air laut Bosphorus di malam hari&/
.Biru!/ sergah !ysila.
.0elalu biru,/ sambungku. .Bahkan, 6aut %erah dan 6aut 7itam pun airnya
berarna biru, Erdem. !ku telah membuktikannya saat bertandang ke $eddah dua tahun
lalu./
.Itulah kalian si Cartesin, si 6ogosentris! !ku bisa bilang arna air di selat
Bosphorus itu hitam, bukan& 6ihatlah! 7itam, bukan&/ Erdem mengekeh. Biasalah, jika
obrolan kami sudah mulai serius begini, hentakan kecil akan sedikit meletup dari mulut
Erdem.
!ku pernah berbisik pada !ysila di suatu hari baha gaya meletup Erdem
mungkin saja menjadi pipa pelariannya untuk memuntahkan segala roman
kemurungannya. Dan !ysila hanya terbahak saat itu. 4entu, ia tampak begitu cantik saat
membahak.
.Differance, 2aan, buatlah penangguhan diri dari hukum"hukum sumir
rasionalitas! Berhentilah terus"menerus membiarkan diri kalian berada dalam posisi
berpikir yang benar adalah begini dan begitu saja. 7idup ini harus ditolong oleh keluasan
imajinasi, agar menjadi lebih kreati( dan berarna!/
.Derrida!/ seru !ysila sambil membahak.
.Barthes& 0artre& 2ierkegaard& 2ant& !taukah 1oucault yang ingin kau
ceritakan pada kami malam ini, Erdem&/ timpalku dengan mulut menyeringai.
Erdem tersenyum kali ini- sebentang garis datar saja di antara dua bibirnya.
0elalu begitu. 4ak pernah lebih. Dasar si pemurung!
.0ampai kapan pun, aku akan tetap Cartesian!/ tegasku.
.!ku juga!/ timpal !ysila.
Erdem menyeret senyumannya perlahan. 6alu menyimpannya rapat"rapat.
%atanya menelan ajah kami, satu"persatu. .Dan sampai mati pun, kalian akan terus
hidup dalam satu arna begitu. Ya, sampai mati! %enyedihkan3./
.2ami menyedihkan, Erdem, tapi kami bisa terbahak lepas. 0ebab kami bisa
merasa bahagia berkat pikiran kami. 2au tidak menyedihkan, Erdem, tapi kau selalu
murung. 0ebab kau menganggap kemurungan dan kebahagiaan adalah soal imajinasi
belaka./
!ysila terbahak mendengar kata"kataku. Begitu keras. 0ampai"sampai, sepasang
kekasih yang masih bertahan di meja dekat jendela yang setengah terkuak itu, yang kedua
tangannya saling bergenggaman sedari tadi, menoleh ke meja kami.
!ku tersenyum pada mereka, dan mereka pun tersenyum pada kami: para
kelelaar kota yang membalik siang menjadi malam dan malam menjadi siang.
.Ingat, Erdem, kata"katamu tentang 0artre kemarin malam, baha imajinasi
yang kau puja itu tetaplah hanya sebuah bayangan tentang sebuah kenyataan dari
ketiadaan. Bayangan, Erdem! Bagaimana pun, bayangan akan tetaplah maya3./
.4idak akan selalu maya jika aku yang berimajinasi berhasil meujudkannya
menjadi kenyataan, bukan&/ sergah Erdem. .2alian bacalah sejarah 9eton yang
menciptakan teori gra:itasi hanya sebab melihat apel jatuh! Ia berimajinasi dengan sangat
luas, bukan& 6alu ia berhasil mengubah sejarah dunia!/ Erdem kembali meneguk coffee
latte"nya. Berdehem"dehem kecil beberapa kali, mungkin untuk mempertontonkan
kecongkakannya pada kami, lalu berkata, .!lbert Einstein juga berhasil menciptakan
rumus E;mc< berkat imajinasinya. 4homas !l(a Edisson yang disebut bodoh oleh guru"
gurunya yang Cartesian berhasil mengubah ajah dunia berkat imajinasinya pula! %ar=
>uckerberg menciptakan Facebook juga dengan imajinasinya. 0emua bersumber pada
imajinasi, kalian tahu itu, kan&/
.6antas, kau sendiri berimajinasi apa, Erdem&/ %ataku dan mata !ysila saling
bertumbuk saat melontarkan kalimat yang nyaris serentak itu.
Erdem kehilangan kata"katanya. Beberapa jenak saja, tentunya. 0ebagai orang
pintar yang berbaur arogan, manalah mungkin ia akan memperlihatkan geragapnya.
.0ebuah hiper"realitas, dan itu adalah bagian dari proses imajinasi yang akan
mengubah ajah dunia, setidaknya ajah hidupku,/ ucapnya kemudian. 9adanya agak
lirih. Bahkan, nyaris tak terdengar diringkus oleh suara kursi yang berderit diseret sang
aitress yang murah senyum itu.
.Baudrillard!/ sergah !ysila.
!ku terkekeh.
.Benar, bukan&/ timpal Erdem.
.Erdem, mending kau alihkan energi imajinasimu yang sanggup menciptakan
hiper"realitas itu untuk berpikir kapan kau akan memiliki kekasih, seperti pemuda di
sebelah itu,/ bisik !ysila dengan kepala sedikit ditekuk mendekati ajah Erdem. .!da
tangan yang bisa kau pegang, ada ajah yang bisa kau pandang, ada canda yang bisa
menghapus muka murungmu, pasti hidupmu akan bahagia./
.0etuju! 2au boleh saja memuja 1oucault kok, tapi tidak perlulah kau turut
meniru ajah murungnya saat berimajinasi tentang arkeologi pengetahuan sampai tak ada
aktu untuk mencintai anita,/ timpalku sambil terbahak. 9gikik.
.6alu kau ujungnya akan mencintai #amuk, Erdem3.&/ !ysila kembali
memperdengarkan bahakannya yang tak lamat.
Dengusan Erdem merobek bahakan kami. .0udahlah, sekarang silakan terbahak
puas begitu, mentertaakan aku. 2elak, kalian akan membenarkan kata"kataku, baha
dunia ini akan kian berantakan sebab adanya orang"orang macam kalian yang hanya
melihat bahagia dengan cara usang cogito ergo sum!/ Erdem kembali memamerkan muka
murungnya yang ditingkahi ucapan bernada sinis itu. .!sal kalian tahu, orang Cartesian
takkan pernah sanggup membahagiakan orang lain. 4ahu kenapa& 0ebab Cartesian hanya
berpikir tentang dirinya, dirinya, dan dirinya! 4entang aku, aku, dan aku belaka. 8rang
lain& %asa bodohlah! Dan hukum semesta telah mengatakan baha hanya orang yang
bisa membuat orang lain tertaalah yang akan bisa tertaa pula dalam hidupnya. 4itik!/
!ku terhenyak, kali ini. Deg! Ia menembak jitu prinsipku baha dengan
berpikir bahagia maka aku akan bahagia. 0ialan!
2ulihat Erdem bangkit dan melangkah gontai ke toilet yang nyempil di lorong
kecil yang bersisian dengan posisi duduk sang aitress di dekat galon air itu. 4ampak ia
berbicara sekilas pada sang aitress itu, lalu menyelinap ke dalam toilet.
.7ei3./ desisku pada !ysila.
.Ya&/ sahutnya pelan.
.$adi&/
!ysila menjaab dengan senyumannya saja.
.7ei, terbahaklah, aku suka lihat kau terbahak./
.2au gila!/
!ku terkekeh, tetapi buru"buru kutelan kembali kekehan itu saat Erdem muncul
dan mendekat ke arah meja kami. Ia kembali duduk di kursinya, meneguk minumannya,
lalu melemparkan mata elangnya ke arah kaca lebar yang menjadi dinding ka(e ini.
%alam kian beranjak tua dihajar dentang aktu. 0ekitar lima belas menit lagi,
Boo'cada Ca() ini akan tutup. !ngin laut yang melindap melalui jendela yang setengah
terkuak di lantai dua ini terasa lebih dingin dari biasanya. Di ujung langit Eropa sana,
bulan yang suram terkulai begitu kelelahan. 2ulihat !ysila mulai sering menguap.
%atanya agak merah.
2upanggil aitress yang tampak mulai diserang kantuk itu, yang terduduk
terantuk"antuk di dekat galon air, di sebelah meja bartender. 4ak lama, ia datang sambil
menyodorkan sehelai kertas billing. Cukup *? 6ira untuk malam panjang yang dijejali
suara Derrida hingga 0artre! 2ali ini giliranku yang membayar billing.
6alu kami menuruni tangga besi sempit yang melingkar"lingkar bak ular ini.
4ak lupa, sebelumnya, kulambaikan tangan kepada sepasang kekasih yang masih
menghabiskan tegukan terakhirnya di meja dekat jendela yang terkuak setengah itu.
2ami berjalan dengan langkah pendek"pendek menyusuri pedestrian yang kian
senyap ini. !ngin laut begitu setia berkejaran. Beberapa kapal dan perahu yang
ditinggalkan pemiliknya yang pastilah tengah mendengkur tampak terayun"ayun dijilati
ombak"ombak Bosphorus. 0eorang penjual roti bulat"bulat mirip donat tanpa misis
terduduk di kursi plastiknya dengan kepala kulai dan mata pejam. Dengkurannya
berkelindan ke telinga kami.
Di langit Eropa, di seberang selat yang pernah ratusan tahun dikuasai orang
@omai ini, bulan yang muram kian terlihat kusam dengan arna kekuningannya yang
kian pikun.
9yaris pukul tiga dini hari, kami sampai di gerbang apartemen !ysila. 0ambil
melingkarkan lengan kanannya ke pundakku, !ysila menatap Erdem. . Erdem, pagi ini
kupinjam #amuk ya untuk membantuku membenahi kabel"kabel yang bermasalah di
kamarku./
4ak ada suara dari bibir Erdem. %atanya beralih ke ajahku. 4entu, dengan
tatapan elangnya.
.!yo, #amuk, masuk3/ kata !ysila sambil menarik pundakku.
2upegang lengan !ysila, kutatap ajah Erdem, lalu berkata, .!orry, !ysila,
pagi ini aku sudah janjian akan tidur di apartemen Erdem. 0oal kabel"kabelmu, nanti
kubereskan ya./
%ata !ysila sontak melompat. 4ajam. @ibuan anak panah melesat dari baliknya
dan menghunjami ajahku.
.%asuklah, !ysila, sudah sepi begini,/ kataku sambil melepas lengannya, dan
beralih menggandeng lengan Erdem. 4anpa menoleh lagi, kuayunkan kaki beriringan
dengan gontai kaki Erdem. 6antas kami menghilang di sebuah tikungan, mengarah ke
kiri, lalu membelah beberapa rumah yang terkapar diterkam lelap, lalu masuk ke sebuah
gang kecil di distrik Besiktas yang di ujungnya ada sebuah apartemen dengan dominasi
cat merah menyala.
Erdem berdiri di depan apartemennya, menyantap sekujur tubuhku dengan mata
elangnya yang kelihatan lebih mengkilat. .#amuk, kau serius mau menginap di sini
bersamaku&/
!ku terbahak. %engekeh. .Erdem, Erdem, kau pikir aku akan benar"benar
membantumu menjadi 1oucault&/
Erdem tersenyum. Ya, senyum kecil saja, sebagaimana biasa, diiringi mata
elangnya yang meredup.
.Baiklah, Erdem, aku pulang3/ kataku sambil membalikkan badan, mengayun
gontai membelah beberapa gang yang kusam, berbelok beberapa kali. 6alu, dengan
ayunan terbaik yang bisa kulakukan, kuarahkan badanku ke apartemen !ysila.
0emoga !ysila belum tidur, gumamku sambil memencet nomer telponnya. "es!
4erdengar suaranya di gagang telponku.
.Buka pintu, !ysila3./
.2au serius, #amuk&! Bukankah tadi kau begitu kejam mempermalukanku dan
memilih tidur bersama Erdem&!/
.8h, no! 0ejak kapan aku menjadi si homoseks, hah&/
.7aaaaaa3/ !sysila memperdengarkan kekehannya yang membuatku semakin
tak sabar menunggu pintu apartemennya terkuak. .2au memang cerdik, #amuk!
4epatnya licik! %elebihi siapa pun. Bahkan, kaan (ilsu( kita si Erdem itu pun berhasil
kau kecoh3./
.Cogito ergo sum!/ kekehku sambil mematikan telpon. 0esungguhnya, dalam
hati, aku ingin mengatakan baha sejuta taktik pun akan kupikirkan demi membuatku
bahagia, !ysila3.
!"#$% & 'k(!ber )*+,

Anda mungkin juga menyukai