Euthanasia Kelompok Tutorial C-2 Disusun oleh : Fia Melia (1110211009) Mianda Utami (1110211100) ella !a"ila #$% (111021111&) De"i U"aidillah (111021101') (ka )ulan #ari (10102110'*) Muli+ani ( Fahmi Faisal ,irda M$ -ahmat .kmal (1110211129) FAKULTAS KE!KTE"A# U#$%E"S$TAS PEMBA#&U#A# #AS$!#AL '%ETE"A# ' (AKA"TA K.T. %(!/.!T.- #e0ala pu1i dan s+ukur kita pan1atkan ke hadirat Tuhan 2M( dalam 3aktu +an0 relati4 sin0kat makalah ini dapat di selesaikan den0an tepat pada 3aktun+a$ Kami u5apkan terima kasih kepada semua pihak +an0 telah mem"antu hin00a terselesaikann+a makalah ini$ .khir kata6 kami mohon maa4 apa"ila masih "an+akn+a kekuran0an dalam pen+elesain makalah ini$ #emo0a makalah ini dapat memenuhi harapan dari semua pihak$ Kritik dan saran san0at kami harapkan untuk per"aikan pada makalah "erikutn+a$ %enulis BAB I PENDAHULUAN Seiring dengan perkembangan dunia yang semakin maju dan peradaban manusia yang gemilang sebagai refleksi dari kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, persoalan- persoalan norma dan hukum kemasyarakatan dunia bisa bergeser sesuai dengan kebutuhan dan aspirasi masyarakat yang bersangkutan. Kebutuhan dan aspirasi masyarakat menempati kedudukan yang tinggi. Apabila terjadi pergeseran nilai dalam masyarakat, interpretasi terhadap hukum juga bisa berubah. Hal tersebut di atas juga diakibatban oleh gerakan kebebasan, masyarakat barat yang menganut sistem demokrasi liberal dimana hak individu sangat dijunjung tinggi dan nilai- nilai moral telah terlepas dari poros agama, ditandai dengan berkembangnya paham sekularisme. Siapapun (termasuk pemerintah) tidak boleh menampuri dan mengganggu hak individu. !a"ues (#$%&) menyatakan bah'a pada saat ini terdapat akupan bioetika tentang kajian-kajian mengenai penanganan pasien yang tidak mungkin tertolong lagi, eutanasia, rekayasa,genetik, stem ell, dan banyak kajian lainnya. (an salah satu kajian dalam bioetika yang masih menjadi kontroversi pada saat ini adalah mengenai )utanasia. Eutanasia (*ahasa +unani, -e-, eu yang artinya .baik., dan thanatos yang berarti kematian) adalah praktek penabutan kehidupan manusia atau he'an melalui ara yang dianggap tidak menimbulkan rasa sakit atau menimbulkan rasa sakit yang minimal /asalah euthanasia telah lama dipertimbangkan oleh kalangan kedokteran dan para praktisi hukum di negara-negara barat. 0ro dan kontra terhadap euthanasia itu masih berlangsung ketika dikaitkan dengan pertanyaan bah'a menentukan mati itu hak siapa dan dari sudut mana ia harus melihat. (alam uraian yang akan disampaikan berikut ini akan disampaikan pembahasan mengenai euthanasia termasuk pandangan mengenai euthanasia dari berbagai aspek yaitu, aspek budaya, agama, dan hukum. BAB II PEMBAHASAN 1. Pengertian Euthanasia dan Macam-macamnya )uthanasia berasal dari kata +unani eu , baik dan thanatos , mati. /aksudnya adalah mengakhiri hidup dengan ara yang mudah tanpa rasa sakit. )uthanasia sering disebut , mercy killing (mati dengan tenang). )uthanasia bisa munul dari keinginan pasien sendiri, permintaan dari keluarga dengan persetujuan pasien (bila pasien masih sadar), atau tanpa persetujuan pasien (bila pasien sudah tidak sadar). Eutanasia dapat juga didefinisikan sebagai tindakan mengakhiri hidup seorang individu seara tidak menyakitkan, ketika tindakan tersebut dapat dikatakan sebagai bantuan untuk meringankan penderitaan dari individu yang akan mengakhiri hidupnya (0arikesit, 1&&2). Hadi'ardoyo (#$%$) menyatakan bah'a dahulu istilah euthanasia menunjukkan usaha tenaga medis untuk membantu para pasien supaya dapat meninggal dengan baik, tanpa penderitaan yang terlalu hebat. Apabila euthanasia dipandang sebagai bantuan medis pada pasien yang sudah mendekati akhir hidupnya, dengan ara yang sesuai dengan perikemanusiaan, maka tindakan tersebut baik motivasi atau aranya tidak bertentangan dengan rasa hormat terhadap martabat manusia. Hippokrates pertama kali menggunakan istilah .eutanasia. ini pada .sumpah Hippokrates. yang ditulis pada masa 3&&-4&& S/. Sumpah tersebut berbunyi, "Saya tidak akan menyarankan dan atau memberikan obat yang mematikan kepada siapapun meskipun telah dimintakan untuk itu". 0ada saat ini banyak sekali pertentangan terhadap praktek eutanasia. Ada pihak-pihak yang kontra terutama dari kalangan pemuka agama yang menganggap bah'a tindakan eutanasiamerupakan upaya pembunuhan baik yang dilakukan seara terenana ataupun tidak dan jugadipandang menyalahi aturan agama karena mendahului kehendak Allah S56. 6etapi tidaksedikit juga yang menjadi kelompok yang pro akan tindakan eutanasia ini yang umumnya dianut terutama oleh kebanyakan pasien atau orang yang memiliki penyakit atau penderitaanyang tak berkesudahan dan kesempatan untuk sembuhnya tipis. /ereka merasa bah'a denganmelakukan eutanasia, selain tidak terlalu lama mengalami penderitaan, mereka juga tidakmerepotkan dan membebani pihak keluarga yang selama ini mengurus dan mengusahakandana pera'atan mereka. /enurut 7tomo (1&&$), dalam praktek kedokteran dikenal dua maam eutanasia yaitu, euthanasia aktif dan eutanasia pasif. Eutanasia akti ialah tindakan dokter memperepat kematian pasien dengan memberikan suntikan ke dalam tubuh pasien tersebut )uthanasia aktif atau euthanasia agresif adalah perbuatan yang dilakukan seara medik melalui intervensi aktif oleh seorang dokter dengan tujuan untuk mengakhiri hidup manusia. (engan kata lain, )uthanasia agresif atau euthanasia aktif adalah suatu tindakan seara sengaja yang dilakukan oleh dokter atau tenaga kesehatan lain untuk mempersingkat atau mengakhiri hidup si pasien. )uthanasia aktif menjabarkan kasus ketika suatu tindakan dilakukan dengan tujuan untuk menimbulkan kematian. /isalnya dengan memberikan obat-obatan yang mematikan kedalam tubuh pasien (suntik mati). )uthanasia aktif ini dapat pula dibedakan atas , )uthanasia aktif langsung (diret) )uthanasia ektif langsung adalah dilakukannnya tindakan medi seara terarah yang diperhitungkan akan mengakhiri hidup pasien, atau memperpendek hidup pasien. !enis euthanasia ini juga dikenal sebagai mercy killing. )uthanasia aktif tidak langsung (indiret) )uthanasia aktif tidak lamgsung adalah saat dokter atau tenaga kesehatan melakukan tindakan medis untuk meringankan penderitaan pasien, namun mengetahui adanya risiko tersebut dapat memperpendek atau mengakhiri hidup pasien. Eutanasia !asi adalah tindakan dokter berupa penghentian pengobatan pasien yang menderita sakit keras, yang seara medis sudah tidak mungkin lagi dapat disembuhkan. 0enghentian pemberian obat ini berakibat memperepat kematian pasien. Alasan yang la8im dikemukakan ialah karena keadaan ekonomi pasien yang terbatas, sementara dana yang dibutuhkan untuk biaya pengobatan ukup tinggi, sedangkan fungsi pengobatan menurut perhitungan dokter sudah tidak efektif lagi. Ada lagi upaya lain yang bisa digolongkan dalam eutanasia pasif, yaitu upaya dokter menghentikan pengobatan terhadap pasien yang menurut penelitian medis masih mungkin bisa sembuh. 9ontoh kasus dalam hal ini seseorang yang kondisinya sangat kritis dan akut karena menderita kelumpuhan tulang belakang yang biasa menyebabkan kelumpuhan pada kedua kaki dan kehilangan kontrol pada kandung kening dan usus besar. 0enderita penyakit ini senantiasa dalam kondisi lumpuh dan selalu membutuhkan bantuan khusus selama hidupnya. Atau penderita kelumpuhan otak yang menyebabkan keterbelakangan pikiran dan kelumpuhan badannya dengan studium beragam yang biasanya penderita penyakit ini akan lumpuh fisiknya dan otaknya serta selalu memerlukan bantuan khusus selama hidupnya. (alam keadaan demikian ia dapat saja dibiarkan tanpa diberi pengobatan yang mungkin akan dapat memba'a kematiannya. Adapun euthanasia yang dilakukan oleh seorang pasien yang menolak seara tegas dengan sadar untuk menerima pera'atan medis dan ia mengetahui bah'a hal ini akan memperpendek atau mengakhiri hidupnya. (ari penolakan tersebut ia membuat sebuah codicil (pernyataan tertulis tangan). Auto-euthanasia pada dasarnya adalah euthanasia pasif atas permintaan. (itinjau dari permintaan atau pemberian i8in, euthanasia dibedakan atas , )uthanasia diluar kemauan pasien, yaitu suatu tindakan euthanasia yang bertentangan dengan keinginan si pasien untuk tetap hidup. 6indakan seperti ini dapat disamakan dengan pembunuhan. )uthanasia voluntir atau euthanasia sukarela atau atas permintaan pasien, yaitu euthanasia yang dilakukan atas permintaan atau persetujan pasien itu sendiri seara sadar dan diminta berulang-ulang. )uthanasia involuntir atau euthanasia tidak sukarela atau tidak atas permintaan pasien, yaitu euthanasia yang dilakukan pada pasien yang sudah tidak sadar, biasanya keluarga pasien yang meminta. ni terjadi ketika individu tidak mampu untuk menyetujui karena faktor umur, ketidak mampuan fisik dan mental. Sebagai ontoh dari kasus ini adalah menghentikan bantuan makanan dan minuman untuk pasien yang berada di dalam keadaan vegetatif (koma). )uthanasia ini seringkali menjadi bahan perdebatan dan dianggap sebagai suatu tindakan yang keliru oleh siapapun juga. Hal ini terjadi apabila seseorang yang tidak berkompeten atau tidak berhak untuk mengambil suatu keputusan, misalnya hanya seorang 'ali dari pasien dan mengaku memiliki hak untuk mengambil keputusan bagi pasien tersebut. 0ada beberapa jenis euthanasia diatas, ada yang dapat digabung, misalnya euthanasia pasif voluntir, euthanasia aktif involuntir, dan euthanasia aktif langsung involuntir. Adapun suatu tindakan bantuan bunuh diri atau bunuh diri berbantuan yang sering diklasifikasikan sebagai salah satu bentuk euthanasia. . Hal ini terjadi ketika seorang individu diberikan informasi dan 'aana untuk membunuh dirinya sendiri. 0ihak ketiga dapat dilibatkan(misalnya dokter), namun tidak harus hadir dalam aksi bunuh diri tersebut. !ika dokter terlibat dalam euthanasia tipe ini, biasanya disebut sebagai :bunuh diri atas pertolongan dokter;. (i Amerika Serikat, kasus ini pernah dilakukan oleh dr. !ak Kevorkian. KONSEP TENTANG KEMATIAN Seara umum, kematian adalah suatu topik yang sangat ditakuti oleh publik. Hal demikian tidak terjadi di dalam dunia kedokteran atau kesehatan. (alam konteks kesehatan modern, kematian tidaklah selalu menjadi sesuatu yang datang seara tiba- tiba. Kematian dapat dilegalisir menjadi sesuatu yang definit dan dapat dipastikan tanggal kejadiannya. )uthanasia memungkinkan hal tersebut terjadi. 0erkembangan euthanasia tidak terlepas dari perkembangan konsep tentang kematian. 7saha manusia untuk memperpanjang kehidupan dan menghindari kematian dengan mempergunakan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam bidang kedokteran telah memba'a masalah baru dalam euthanasia, terutama berkenaan dengan penentuan kapan seseorang dinyatakan telah mati. *eberapa konsep tentang mati yang dikenal adalah , #. /ati sebagai berhentinya darah mengalir 1. /ati sebagai saat terlepasnya nya'a dari tubuh 4. Hilangnya kemampuan tubuh seara permanen 3. Hilangnya manusia seara permanen untuk kembali sadar dan melakukan interaksi soial. Konsep mati dari berhentinya darah mengalir seperti dianut selama ini dan yang juga diatur dalam 00. #% 6ahun #$%# menyatakan bah'a mati adalah berhentinya fungsi jantung paru, tidak bisa dipergunakan lagi Karena teknologi resusitasi telah memungkinkan jantung dan paru yang semua terhenti, kini dapat dipau untuk berdenyut kembali dan paru dapat dipompa untuk berkembang kempis kembali. Konsep mati terlepasnya roh dari tubuh sering menimbulkan keraguan karena misalnya pada tindakan resusitasi yang berhasil, keadaan demikian menimbulkan kesan seakan-akan nya'a dapat ditarik kembali. /engenai konsep mati, dari hilangnya kembali kemampuan tubuh seara permanen untuk menjalankan fungsinya seara terpadu, juga dipertanyakan karena organ berfungsi sendiri-sendiri tanpa terkendali karena otak telah mati. 7ntuk kepentingan transplantasi konsep ini menguntungkan, tetapi seara moral tidak dapat diterima karena kenyataannya organ-organ masih berfungsi meskipun tidak terpadu lagi. *ila dibandingkan dengan manusia sebagai makhluk soial, yaitu individu yang mempunyai kepribadian, menyadari kehidupannya, kekhususanya, lemampuannya mengingat, menentukan sikap, dan mengambil keputusan, mengajukan alasan yang masuk akal, mampu berbuat, menikmati, mengalami keemasan, dan sebagainya, kemampuan untuk melakukan interaksi soial tersebut makin banyak dipergunakan. 0usat pengendali ini terletak dalam batang otak. <leh karena itu, jika batang otak telah mati (brain stem death) dapat diyakini bah'a manusia itu seara fisik dan soial telah mati. (alam keadaan demikian kalangan medis sering menempuh pilihan tidak meneruskan resusitasi ((=>, do not resusitation). 0enentuan saat mati ini juga dibahas dan ditetapkan dalam 5orld /edial Asembly tahun #$?% yang dikenal dengan deklarasi Sydney. (isini dinyatakan bah'a penentuan saat kematian di kebanyakan =egara merupakan tanggung ja'ab sah dokter. (okter dapat menentukan seseorang sudah mati dengan menggunakan kriteria yang la8im tanpa bantuan alat-alat khusus, yang telah diketahui oleh semua dokter. Hal penting dalam penentuan saat mati disini adalah proses kematian tersebut sudah tidak dapat dibalikkan lagi (irreversible), meski menggunakan teknik penghidupan kembali apapun. 5alaupun sampai sekarang tidak ada alat yang sungguh- sungguh memuaskan dapat digunakan untuk penentuan saat mati ini, alat elektroensefalograf dapat diandalkan untuk maksud tersebut. !ika penentuan saat mati berhubungan dengan kepentingan transplantasi organ, keputusan saat mati harus dilakukan oleh dua orang dokter atau lebih, dan dokter yang menentukan saat mati itu tidak boleh ada kaitannya langsung dengan pelaksanaan transplantasi tersebut.
". Euthanasia Menurut Hukum Aturan hukum mengenai masalah eutanasia sangat berbeda-beda di seluruh dunia dan seringkali berubah seiring dengan perubahan norma-norma budaya dan tersedianya pera'atan atau tindakan medis. (i beberapa negara, tindakan ini dianggap legal, sedangkan di negara-negara lainnya dianggap melanggar hukum. *eberapa negara yang telah melegalkan tindakan eutanasia dengan beberapa persyaratan dan pertanyaan yang harus dipenuhi oleh pasien ataupun keluarganya, diantaranya *elgia, *elanda dan negara bagian <regon di Amerika. (i dalamnya juga disebutkan bah'a Senator 0hilippe /ahou@, dari partai sosialis yang merupakan salah satu penyusun ranangan undang-undang tersebut menyatakan bah'a seorang pasien yang menderita seara jasmani dan psikologis adalah merupakan orang yang memiliki hak penuh untuk memutuskan kelangsungan hidupnya dan penentuan saat-saat akhir hidupnya.Karena sensitifnya isu ini, pembatasan dan prosedur yang ketat selalu diterapkan tanpa memandang status hukumnya. /enurut Hilman (dalam !urnal 0ersi, 1&&?), A/embiarkan penderita meninggal seara alamiah, dengan alasankarena menurut logika medik tidak mungkin lagi dapat disembuhkan, seara etika dapat diterima dan bukan merupakan pelanggaranB. *erdasarkan hukum di Cndonesia, eutanasia merupakan sesuatu perbuatan yang mela'an Hukum. Hal ini diatur di dalam 77 Hukum 0idana (K7H0). 0rinsip umum dalam K7H0 yang berkaitan dengan masalah ji'a manusia adalah memberikan perlindungan, sehingga hak untuk hidup seara 'ajar sebagaimana harkat kemanusiaannya menjadi terjamin. (i dalam pasal 433 K7H0 dinyatakan , A*arang siapa menghilangkan ji'a orang lain atas permintaan orang itu sendiri, yang disebutkannya dengan nyata dan dengan sungguh- sungguh, dihukum penjara selama-lamanya #1 tahunB. *erdasarkan pasal ini, seorang dokter bisa dituntut oleh penegak hukum, apabila ia melakukan euthanasia, 'alaupun atas permintaan pasien dan keluarga yang bersangkutan, karena perbuatan tersebut merupakan perbuatan mela'an hukum. Ketentuan ini harus diingat kalangan kedokteran sebab 'alaupun terdapat beberapa alasan kuat untuk membantu pasien atau keluarga pasien mengakhiri hidup atau memperpendek hidup pasien, anaman hukuman ini harus dihadapinya. 7ntuk jenis euthanasia aktif maupun pasif tanpa permintaan, beberapa pasal ini perlu diketahui oleh dokter. Pasa# $$% &UHP Barang siapa dengan sengaja menghilangkan jiwa orang lain, diukur karena maker mati, dengan penjara selama-lamanya lima belas tahun. Pasa# $'( &UHP barang siapa dengan sengaja dan direncanakan lebih dahulu menghilangkan jiwa orang lain, dihukum, karena pembunuhan direncanakan (moord), dengan hukuman mati atau penjara selama-lamanya seumur hidup atay penjara sementara selama-lamanya dua puluh tahun. Pasa# $)* &UHP Barang siapa karena salahnya menyebabkan matinya orang, dihukum penjara selama-lamanya lima tahun atau kurungan selama-lamanya satu tahun. Selanjutnya, diba'ah ini dikemukakan sebuah ketentuan hukum yang mengingatkan kalangan kesehatanuntuk berhati-hati menghadapi kasus euthanasia. Pasa# $') &UHP Barang siapa dengan sengaja menghasut orang lain untuk membunuh diri, menolongnya dalam perbuatan itu, atau memberikan daya upaya itu jadi bunuh diri, dihukum penjara selama-lamanya empat tahun. 0asal ini mengingatkan dokter untuk, jangankan melakukan euthanasia, menolong atau memberi harapan kearah perbuatan itu saja pun sudah mendapat anaman pidana. (okter bisa diberhentikan dari jabatannya, karena melanggar kode etik kedokteran. Keputusan /enteri Kesehatan =omor , 343D/en.KesDSKDED#$%4 pasal #& menyebutkan , ASetiap dokter harus senantiasa mengingat akan ke'ajibannya untuk melindungi :hidup; makhluk insaniB. (i sini jelas sekali bah'a dari segi pandang hukum di Cndonesia tindakan euthanasia tidak diperkenankan. Ketua umum pengurus besar Ckatan (okter Cndonesia (C(C) Farid Anfasal /oeloek dalam suatu pernyataannya yang dimuat oleh majalah 6empo Selasa G <ktober 1&&3 menyatakan bah'a )utanasia atau .pembunuhan tanpa penderitaan. hingga saat ini belum dapat diterima dalamnilai dan norma yang berkembang dalam masyarakat Cndonesia. .)utanasia hingga saat ini tidaksesuai dengan etika yang dianut oleh bangsa dan melanggar hukum positif yang masih berlakuyakni K7H0 (5ikipedia, 1&&$). 7tomo (1&&$) mengutarakan bah'a dalam prakteknya, para dokter tidak mudah melakukan eutanasia ini, meskipun dari sudut kemanusiaan dibenarkan adanya eutanasia dan merupakan hak bagi pasien yang menderita sakit yang tidak dapat disembuhkan (sesuai dengan (eklarasi Hisboa #$%#). Akan tetapi dokter tidak dibenarkan serta merta melakukan upaya aktif untuk memenuhi keinginan pasien atau keluarganya tersebut. Hal ini disebabkan oleh dua hal, pertama, karena adanya persoalan yang berkaitan dengan kode etik kedokteran, disatu pihak dokter dituntut untuk membantu meringankan penderitaan pasien, akan tetapi dipihak lain menghilangkan nya'a orang merupakan pelanggaran terhadap kode etik itu sendiri. Kedua, tindakan menghilangkan nya'a orang lain dalam perundng-undangan merupakan tindak pidana , yang seara hukum di negara manapun, tidak dibenarkan oleh 7ndang-undang. Euthanasia Menurut Agama 1$ Da#am a+aran agama &at,#ik -,ma Sejak pertengahan abad ke-1&, gereja Katolik telah berjuang untuk memberikan pedoman sejelas mungkin mengenai penanganan terhadap mereka yang menderita sakit tak tersembuhkan, sehubungan dengan ajaran moral gereja mengenai eutanasia dan sistem penunjang hidup. 0aus 0ius ECC, yang tak hanya menjadi saksi dan mengutuk program-program egenetika dan eutanasia =a8i, melainkan juga menjadi saksi atas dimulainya sistem-sistem modern penunjang hidup, adalah yang pertama menguraikan seara jelas masalah moral ini dan menetapkan pedoman. 0ada tanggal G /ei tahun #$%& , kongregasi untuk ajaatnran iman telah menerbitkan (ekalarasi tentang eutanasia (.Declaratio de euthanasia.) yang menguraikan pedoman ini lebih lanjut, khususnya dengan semakin meningkya kompleksitas sistem-sistem penunjang hidup dan genarnya promosi eutanasia sebagai sarana yang sah untuk mengakhiri hidup. 0aus +ohanes 0aulus CC, yang prihatin dengan semakin meningkatnya praktek eutanasia, dalam ensiklik Cnjil Kehidupan (!angelium "itae) nomor ?3 yang memperingatkan kita agar mela'an .gejala yang paling mengkha'atirkan dari Ibudaya kematianJ dimana jumlah orang-orang lanjut usia dan lemah yang meningkat dianggap sebagai beban yang mengganggu.. 0aus +ohanes 0aulus CC juga menegaskan bah'a eutanasia merupakan tindakan belas kasihan yang keliru, belas kasihan yang semu, .*elas kasihan yang sejati mendorong untuk ikut menanggung penderitaan sesama. *elas kasihan itu tidak membunuh orang, yang penderitaannya tidak dapat kita tanggung. ()vangelium Kitae, nomor ??).
". Da#am a+aran agama Hindu 0andangan agama Hindu terhadap euthanasia adalah didasarkan pada ajaran tentang karma, moksa dan ahimsa. Karma adalah merupakan suatu konsek'ensi murni dari semua jenis kehendak dan maksud perbuatan, yang baik maupun yang buruk, lahir atau bathin dengan pikiran kata-kata atau tindakan. Sebagai akumulasi terus menerus dari .karma. yang buruk adalah menjadi penghalang .moksa. yaitu suatu ialah kebebasan dari siklus reinkarnasi yang menjadi suatu tujuan utama dari penganut ajaran Hindu. Ahimsa adalah merupakan prinsip .anti kekerasan. atau pantang menyakiti siapapun juga. *unuh diri adalah suatu perbuatan yang terlarang di dalam ajaran Hindu dengan pemikiran bah'a perbuatan tersebut dapat menjadi suatu fator yang mengganggu pada saat reinkarnasi oleh karena menghasilkan .karma. buruk. Kehidupan manusia adalah merupakan suatu kesempatan yang sangat berharga untuk meraih tingkat yang lebih baik dalam kehidupan kembali. *erdasarkan keperayaan umat Hindu, apabila seseorang melakukan bunuh diri, maka rohnya tidak akan masuk neraka ataupun surga melainkan tetap berada didunia fana sebagai roh jahat dan berkelana tanpa tujuan hingga ia menapai masa 'aktu dimana seharusnya ia menjalani kehidupan (9atatan , misalnya umurnya 'aktu bunuh diri #2 tahun dan seharusnya ia ditakdirkan hidup hingga ?& tahun maka 34 tahun itulah rohnya berkelana tanpa arah tujuan), setelah itu maka rohnya masuk ke neraka menerima hukuman lebih berat dan akhirnya ia akan kembali ke dunia dalam kehidupan kembali (reinkarnasi) untuk menyelesaikan .karma. nya terdahulu yang belum selesai dijalaninya kembali lagi dari a'al. $. Da#am a+aran agama Buddha Ajaran agama *uddha sangat menekankan kepada makna dari kehidupan dimana penghindaran untuk melakukan pembunuhan makhluk hidup adalah merupakan salah satu moral dalam ajaran *udha. *erdasarkan pada hal tersebut di atas maka nampak jelas bah'a euthanasia adalah sesuatu perbuatan yang tidak dapat dibenarkan dalam ajaran agama *udha. Selain daripada hal tersebut, ajaran *udha sangat menekankan pada .'elas asih. (.karuna.) /emperepat kematian seseorang seara tidak alamiah adalah merupakan pelanggaran terhadap perintah utama ajaran *udha yang dengan demikian dapat menjadi .karma. negatif kepada siapapun yang terlibat dalam pengambilan keputusan guna memusnahkan kehidupan seseorang tersebut. 3. (alam ajaran agama Cslam Cslam mengakui hak seseorang untuk hidup dan mati, namun hak tersebut merupakan anugerah Allah kepada manusia. Hanya Allah yang dapat menentukan kapan seseorang lahir dan kapan ia mati (LS 11, ??M 1, 134). <leh karena itu, bunuh diri diharamkan dalam hukum Cslam meskipun tidak ada teks dalam Al Luran maupun Hadis yang seara eksplisit melarang bunuh diri. Kendati demikian, ada sebuah ayat yang menyiratkan hal tersebut, .!anganlah engkau membunuh dirimu sendiri,. (LS 3, 1$), yang makna langsungnya adalah .!anganlahkamu saling berbunuhan.. (engan demikian, seorang /uslim (dokter) yang membunuhseorang /uslim lainnya (pasien) disetarakan dengan membunuh dirinya sendiri (5ikipedia1&&$). )utanasia dalam ajaran Cslam disebut #atl ar-rahmah atau taisir al-maut (eutanasia), yaitu suatutindakan memudahkan kematian seseorang dengan sengaja tanpa merasakan sakit, karenakasih sayang, dengan tujuan meringankan penderitaan si sakit, baik dengan ara positif maupunnegatif. 0ada konferensi pertama tentang kedokteran Cslam di Ku'ait tahun #$%#, dinyatakanbah'a tidak ada suatu alasan yang membenarkan dilakukannya eutanasia ataupunpembunuhan berdasarkan belas kasihan (mercy killing) dalam alasan apapun juga. Cslam sangat menghargai ji'a, lebih-lebih terhadap ji'a manusia. 9ukup banyak ayat Al- Lur;an maupun hadits yang mengharuskan kita untuk menghormati dan memelihara ji'a manusia (hi$%h al na$s). !i'a, meskipun merupakan hak asasi manusia, tetapi ia adalah anugerah Allah S56. (i antara firman-firman Allah S56 yang menyinggung soal ji'a atau Ana$sB itu adalah , N Surat Al-Hijr ayat 14 , Artinya , &Dan sesungguhnya benar-benar kami-lah yang menghidupkan dan mematikan, dan kami (pulalah) yang mewarisi'. N Surat Al-=ajm ayat 33 , Artinya , &Dan bahwasanya Dia-lah ((llah) yang mematikan dan menghidupkan'. 6indakan merusak maupun menghilangkan ji'a milik orang lain maupun ji'a milik sendiri adalah perbuatan mela'an hukum Allah. *egitu besarnya penghargaan Cslam terhadap ji'a, sehingga segala perbuatan yang merusak atau menghilangkan ji'a manusia, dianam dengan hukuman yang setimpal (#ishash atau diyat) (ari segi Cslam memang seara tegas melarang pembunuhan. Aspek tindakan sebagai unsur kedua sudah jelas ada. Karena biasanya upaya untuk mengurangi beban pasien dalam penderitaannya melalui suntikan dengan bahan pelemah fungsi saraf dalam dosis tertentu (neurasthenia). 6erjadinya euthanasia aktif tidak terlepas dari pertimbangan-pertimbangan berikut , #. (ari pihak pasien, yang meminta kepada dokter karena merasa tidak tahan lagi menderita sakit karena penyakit yang dideritanya terlalu ga'at dan sudah lama. 0asien juga mempertimbangkan masalah ekonomi. Atau pasien sudah tahu bah'a ajalnya sudah dekat, harapan untuk sembuh terlalu jauh, maka supaya matinya tidak merasa sakit, dia meminta jalan yang lebih AnyamanB yaitu melalui euthanasia. 1. (ari pihak keluargaD'ali, yang merasa kasihan atas penderitaan pasien. 4. AKemungkinan lainB bisa terjadi, bah'a pihak keluarga bekerjasama dengan dokter untuk memperepat kematian pasien. /asalahnya adalah sejauh mana atau dalam hal apa saja nya'a seseorang bisaDboleh dihabisi. 7ntuk ini Allah telah menggariskannya melalui firman-=ya dalam surat Al-Csra ayat 44 (juga Al-An;am , #G#). Artinya , &Dan jangan kamu membunuh jiwa yang diharamkan (llah, melainkan dengan suatu (alasan) yang benar'. Syeikh Ahmad /usthafa al-/araghi menjelaskan bah'a pembunuhan (mengakhiri hidup) seseorang bisa dilakukan apabila disebabkan oleh salah satu dari 4 sebab , 1. Karena pembunuhan oleh salah seseorang seara 8alim. ". !anda seara nyata berbuat 8ina, yang diketahui oleh empat orang saksi. $. <rang yang keluar dari agama Cslam, sebagai suatu sikap menentang jama;ah Cslam. Sakit adalah satu bentuk uji kesabaran, sehingga tidaklah tepat kalau diselesaikan dengan mengakhiri diri sendiri melalui euthanasia (aktif). Syeikh /uhammad +usuf al- Lardha'i mengatakan, bah'a kehidupan manusia bukan menjadi hak milik pribadi, sebab dia tidak dapat meniptakan dirinya (ji'anya). <leh karena itu ia tidak boleh diabaikan, apalagi dilepaskan dari kehidupannya. Cslam tidak membenarkan dalam situasi apapun untuk melepaskan nya'anya hanya karena ada musibah. Seorang mukmin diiptakan justru untuk berjuang, bukan untuk lari dari kenyataan. (alam hal ini Syeikh /ahmud Syaltut memberikan pembahasan yang ringkasnya bah'a para ahli fi"h berbeda pendapat mengenai suatu kejahatan disuruh sendiri oleh si korban atau oleh 'alinya. *ah'a perintah korban dapat menggugurkan "ishash terhadap pelaku. /emperepat kematian tidak dibenarkan. 6ugas dokter adalah menyembuhkan, bukan membunuh. Kalau dokter tidak sanggup, kembalikan kepada keluarga. '. Masa#ah Etika !ada Euthanasia 6uhan jelas melarang manusia membunuh dirinya sendiri, atau orang lain melakukannya. Hidup dan mati semuanya di 6angan 6uhan, meskipun manusia, termasuk dokter dan tenaga kesehatan lainnya dengan segala ilmu dan teknologi yang dikuasainya, berusaha menolong seorang pasien, tetapi semuanya 6uhan yang akan menentukan. (i dalam Kode )tik Kedokteran Cndonesia dan lafal sumpah (okter dinyatakan bah'a dokter mempunyai tugas dan ke'ajiban untuk melindungi hidup makhluk insani mulai dari saat pembuahan, dan dokter harus membaktikan hidupnya guna kepentingan perikemanusiaan. 0asien mempunyai hak untuk memperoleh informasi tentang penyakitnya, pengobatan dan prognosisnya, dan berdasarkan informasi menolak pertolongan atau pera'atan oleh seorang dokter. Antara etik kedokteran yang digunakan sebagai landasan tugas dan ke'ajiban dokter dan hak asasi pasien untuk memilih pera'atan kesehatannya tersebut, kadang-kadang menimbulkan masalah antara lain dalam masalah euthanasia ini sudah sejak lama terdapat masalah bagi dokter dalam menghadapi keadaan dari segi medis tidak ada harapan dalam situasi yang demikian ini, tidak jarang pasien meminta agar dibebaskan dari segala penderitaan dan tidak menginginkan diperpanjang hidupnya atau dilain keadaan pada pasien yang sudah tidak sadar, keluarga pasien yang tidak sampai hati melihat penderitaan pasien menjelang ajalnya meminta kepada dokter untuk tidak meneruskan pengobatan atau bila perlu memberikan obat yang memperepat kematian. (ari sinilah munul istilah euthanasia, yaitu melepas kehidupan seseorang agar terbebas dari penderitaan, atau mati seara AenakB menurut versi pasienDkeluarga pasien yang menginginkannya. /eskipun euthanasia ini berlaku untuk semua makhluk hidup, tetapi biasanya hanya yang berkaitan dengan pera'atan kesehatan, atau yang ada kaitannya dengan pera'atan manusia. (ari segi moral yang penting adalah bah'a penyebab kematian adalah penyakit yang diderita oleh pasien, dan bukan perbuatan keluarga dan tim pelayanan kesehatan. Aplikasi dari teknologi medis yang terus menerus berkembang menimbulkan masalah yang mengandung berbagai dilema etis. >espirator dan mesin dialisis tentu mahal, tetapi bagi orang yang ingin memperpanjang hidupnya terapi (pengobatan) semaam ini mungkin merupakan terapi yang biasa saja. (ilema etis moral lainnya adalah apakah boleh orang tidak melakukan sesuatupun, sedangkan diketahui bah'a sebagai akibatnya akan timbul keadaan yang memba'a kematian. (isini penting pula maksud pelaku , tidak memberikan pengobatan yang kurang berguna atau terlalu membebani keluarga dalam hal pembiayaan dan bukan bermaksud mengakibatkan kematian seara langsung. (ilema etis yang lain adalah adanya perbedaan antara berbuat sesuatu dan tidak berbuat sesuatu. Seringkali orang merasa bah'a menghentikan suatu terapi yang sudah dimulai adalah bertindak, sedangkan tidak memualai ksuatu terapi mirip dengan perbuatan yang tidak bertindak. 0ada umumnya dikatakan bah'a argumen moral untuk keduanya adalah jelas sama. Artinya alasan-alasan untuk tidak memulai dengan respirator seringkali sama dengan alasan-alasan untuk menghentikannya. 5alaupun sering kebanyakan orang akan lebih setuju mengenai sesuatu terapi yang tidak banyak bermanfaat bagi kesembuhan pasien, mungkin silang pendapat akan timbul tentang tepat tidaknya menghentikan terapi itu, karena orang lain yang tidak berbuat sesuatu untuk pasien. (isinilah akhirnya timbul masalah etik yaitu ketika mengevaluasi manfaat dan beban terapi bagi si pasien atau keluarganya. 0rofesi tenaga medis sudah sejak lama menentang euthanasia sebab profesi kedokteran adalah untuk menyembuhkan dan bukan untuk mematikan. 0rofesi medis adalah untuk mera'at kehidupan dan bukan untuk merusak kehidupan. Sumpah Hipokrates jelas-jelas menolaknya, ASaya tidak akan memberikan racun yang mematikan ataupun memberikan saran mengenai hal ini kepada mereka yang memintanya.' Sumpah ini kemudian menjadi dasar sumpah seluruh dokter di dunia, termasuk di Cndonesia. /ungkin saja sumpah ini bukan Hipokrates sendiri yang membuatnya. (alam pasal $, bab CC Kode )tik Kedokteran Cndonesia tentang ke'ajiban dokter kepada pasien, disebutkan bah'a seorang dokter harus senantiasa mengingat akan ke'ajiban melindungi hidup makhluk insani. Cni berarti bah'a menurut kode etik kedokteran, dokter tidak diperbolehkan mengakhiri hidup seorang yang sakit meskipun menurut pengetahuan dan pengalaman tidak akan sembuh lagi. 6etapi apabila pasien sudah dipastikan mengalami kematian batang otak atau kehilangan fungksi otaknya sama sekali, maka pasien tersebut seara keseluruhan telah mati 'alaupun jantungnya masih berdenyut. 0enghentian tindakan terapeutik harus diputuskan oleh dokter yang berpengalaman yang mengalami kasus-kasus seara keseluruhan dan sebaiknya hal itu dilakukan setelah diadakan konsultasi dengan dokter yang berpengalaman, selain harus pula dipertimbangkan keinginan pasien, kelurga pasien, dan kualitas hidup terbaik yang diharapkan. (engan demikian, dasar etik moral untuk melakukan euthanasia adalah memperpendek atau mengakhiri penderitaan pasien dan bukan mengakhiri hidup pasien. Sampai saat ini, belum ada aturan hukum di Cndonesia yang mengatur tentang euthanasia. 0asal-pasal K7H0 justru menegaskan bah'a euthanasia aktif maupun pasif tanpa permintaan dilarang. (emikian pula dengan euthanasia aktif dengan permintaan. Hakikat profesi kedokteran adalah menyembuhkan dan meringankan penderitaan. )uthanasia justru bertentangan radikal dengan hakikat itu. =amun, beberapa ahli hukum juga berpendapat bah'a tindakan melakukan pera'atan medis yang tidak ada gunanya seara yuridis dapat dianggap sebagai penganiayaan. Cni berkaitan dengan batas ilmu kedokteran yang dikuasai oleh seorang dokter. 6indakan di luar batas ilmu kedokteran tersebut dapat dikatakan di luar kompetensi dokter tersebut untuk melakukan pera'atan medis. Apabila suatu tindakan dapat dinilai tidak ada gunanya lagi, dokter tidak lagi berkompeten melakukan pera'atan medis. ). Pr, dan &,ntra Euthanasia /asalah euthanasia menimbulkan pro dan kontra. Ada sebagian orang yang menyetujui euthanasia ini. Sebagian pihak lain menolaknya. (alam hal ini tampak adanya batasan karena adanya sesuatu yang mutlak berasal dari 6uhan dan batasan karena adanya hak asasi manusia. 0embiaraan mengenai euthanasia tidak akan memperoleh suatu kesatuan pendapat etis yang seragam.Seara sederhana, perdebatan euthanasia dapat diringkas sbb, atas nama perhormatan terhadap otonomi manusia, manusia harus mempunyai kontrol seara penuh atas hidup dan matinya sehingga seharusnya ia mempunyai kuasa untuk mengakhiri hidupnya jika ia menghendakinya demi pengakhiran penderitaan yang tidak berguna. Apakah pengakhiran hidup maam itu bisa dibenarkanO Pr, Euthanasia Kelompok ini menyatakan bah'a tindakan euthanasia dilakukan dengan persetujuan, dengan tujuan utama menghentikan penderitaan pasien. Salah satu prinsip yang menjadi pedoman kelompok ini adalah pendapat bah'a manusia tidak boleh dipaksa untuk menderita. !adi, tujuan utamanya adalah meringankan penderitaan pasien. Argumen yang paling sering digunakan adalah argumen atas dasar belas kasihan terhadap mereka yang menderita sakit berat dan seara medis tidak mempunyai harapan untuk pulih. Argumen pokok mereka adalah pemahaman bah'a kematian menjadi jalan yang dipilih demi menghindari rasa sakit yang luar biasa dan penderitaan tanpa harapan si pasien. Argumen kedua adalah perasaan hormat atau agung terhadap manusia yang ada hubungannya dengan suatu pilihan yang bebas sebagai hak asasi. Setiap orang memiliki hak asasi. (i dalamnya termasuk hak untuk hidup maupun hak untuk mati. &,ntra Euthanasia Setiap orang menerima prinsip nilai hidup manusia. <rang-orang tidak beragama pun, yang tidak menerima argumen teologis mengenai kesuian hidup, setuju bah'a hidup manusia itu sangat berharga dan harus dilindungi. /ereka setuju bah'a membunuh orang adalah tindakan yang salah. *agi mereka, euthanasia adalah suatu pembunuhan yang terselubung. *agi orang beragama, euthanasia merupakan tindakan immoral dan bertentangan dengan kehendak 6uhan. /ereka berpendapat bah'a hidup adalah semata-mata diberikan oleh 6uhan sendiri sehingga tidak ada seorang pun atau institusi manapun yang berhak menabutnya, bagaimanapun keadaan penderita tersebut. (ikatakan bah'a manusia sebagai makhluk iptaan 6uhan tidak memiliki hak untuk mati. 0enolakan euthanasia ini berkaitan erat dengan penolakan abortus atas dasar argumen Akesuian hidupB. Karena kehidupan itu sendiri berharga, maka hidup manusia tidak pernah boleh diakhiri dalam keadaan apa pun juga. *anyak orang menolak euthanasia langsung atau aktif karena takut akan Amenginjak lereng liinB (the slippery slope). !ika kita boleh membunuh orang yang sedang dalam proses meninggal dunia atau pasien koma yang irre!ersible maka bisa jadi kita akan memperluas pengertian dan mulai membunuh bayi yang baru lahir, mereka yang sakit ji'a, anak aat mental, orang yang tidak produktif atau seara sosial tidak diinginkan. *egitu batas-batas untuk membunuh diperluas, tidak ada lagi orang yang aman. Argumen yang lain adalah argumen berdasarkan ih'al mengasihi diri sendiri. Ch'al mengasihi diri sendiri seara bertanggung ja'ab melarang euthanasia. A/emberikan kehidupan sebagai hadiah dan korban bagi kehidupan orang lain dapat dibenarkan, sementara menyebabkan kematian seara langsung karena kesulitan pribadi tidak dibenarkanB. (asar bagi larangan tersebut adalah panggilan Allah atas manusia agar me'ujudkan potensi dirinya dan menapai kepenuhan diri. /anusia juga harus terbuka terhadap hori8on makna ini, juga dalam situasi kemalangan, sakit, penderitaan, yang dapat mendorongnya untuk melakukan bunuh diri, karena kehidupan fisik manusia selalu ditopang dan dilindungi Allah yang menjamin makna hidup. BAB III PENU.UP A. &esim!u#an *erdasarkan uraian terdahulu, maka dapatlah ditarik kesimpulan sebagai berikut , #. +ang berhak mengakhiri hidup seseorang hanyalah Allah S56. <leh karena itu, orang yang mengakhiri hidupnya dengan ara dan alasan yang bertentangan dengan ketentuan agama (tidak bilha#), seperti euthanasia aktif, adalah perbuatan bunuh diri, yang diharamkan dan dianam Allah dengan hukuman neraka selama-lamanya. 1. )uthansia dalam kode etik para ahli kesehatan ini merupakan suatu dilema etik dan moral.(imana para tenaga medis dihadapkan dengan pilihan sulit, antara menyelamatkan pasien dan permintaan dari pihak pasien seara langsung dan tidak langsung. 6api tetap saja tindakan euthanasia ini tidak diperkenankan menurut kode etik tenaga kesehatan profesi apapun 4. )uthanasia sampai sekarang masih belum ada titik temu baik dari segi pandang agama, hukum, maupun etika. (alam hal ini boleh tidaknya tindakan euthanasia dilakukan masih diperbinangkan oleh para ahli dibidangnya masing - masing, baik yang mengatakan pro maupun yang kontra. B. Saran 7ntuk menghadapi beberapa masalah yang berkaitan dengan adanya euthanasia ini, perlu kiranya dikemukakan saran-saran berikut , #. !ika pertimbangan kemampuan untuk memperoleh layanan medis yang lebih baik tidak memungkinkan lagi, baik karena biaya maupun karena rumah sakit yang lebih lengkap terlalu jauh, maka dapat dilakukan dua ara , a. /enghentikan pera'atanDpengobatan, artinya memba'a pasien pulang ke rumah. b. /embiarkan pasien dalam pera'atan seadanya, tanpa ada maksud melalaikannya, apalagi menghendaki kematiannya. 1. 7mat Cslam diharapkan tetap berpegang teguh pada keperayaannya yang memandang segala musibah (termasuk menderita sakit) sebagai ketentuan yang datang dari Allah. 4. 0ara dokter diharapkan tetap berpegang pada kode etik kedokteran dan sumpah jabatannya, sehingga tindakan yang mengarah kepada perepatan proses kematian bisa dihindari. (aftar pustaka A#-/ur0an Al-LurJan Karim, (amaskus, (ar Cbn Katsir, #3&3. H 6opo Santoso, )enggagas *ukum +idana ,slam, *andung, Asy-Syamil 0ress, 1&&#. +anggo, 9hu8aimah 6. dan A. Hafi8 Anshary AP, +roblematika *ukum ,slam -ontemporer edisi ke-3 edisi revisi, !akarta, 06. 0ustaka Firdaus, 1&&1. Abdul !amali, dkk, .anggung jawab *ukum Seorang Dokter dalam menangani +asien, !akarta, Ckhtiar *aru, #$$&. Adji, <emar Seno, tika +ro$esional dan *ukum +ertanggungjawaban +idana Dokter, +ro$esi Dokter, !akarta, )rlangga, #$$#. Amri Amir, Bunga /ampai *ukum -esehatan, !akarta, 5idya /edika, #$$2. (joko 0rakoso, dan (jaman Andhi =ir'anto, uthanasia *ak (sasi )anusia dan *ukum +idana, !akarta, Qhalia Cndonesia, #$%3. F.6engker, )engapa uthanasia0 -emampuan )edis 1 -onsekuensi 2uridis, *andung, =ova, t.t. >. Soesilo, -itab undang-undang hukum pidana ( K7H0) serta komentarnya lengkap pasal demi pasal, *ogor, 0oliteia, #$$?. Ali Akbar, tika -edokteran Dalam ,slam, !akarta, 0ustaka Antara, #$%%. 9arm, 0iet Qo <, uthanasia Beberapa Soal tis (khir *idup )enurut 3ereja -atolik, /alang, Analekta Keuskupan /alang, #$%$. )nsiklopedi Cndonesia (!akarta, Ckhtiar *aru-Kan Hoeve, #$%2), Kol.1 , $2%, (rtikel uthanasia Qu'andi !, -umpulan -asus Bioethics 1 Biolaw, !akarta, Fakultas Kedokteran 7niversitas Cndonesia, 1&&&. Cmron Halimi, uthanasia cara mati terhormat orang modern, Solo, 9K. >amadhani, #$$&. Kartono /ohamad, .eknologi )odern Dan .antangannya .erhadap Bioetika, !akarta, Qramedia 0ustaka 7tama, #$$1. Karyadi, 0etrus +oyo, uthanasia dalam +respekti$ *ak (sasi )anusia, +ogyakarta, /edia 0ressindo, 1&&#. Sudibyo Soepardi, -ode tik -edokteran ,slam (,slamic code o$ medical ethics), !akarta, Akademika 0ressindo, 1&&#. Samil, >atna Suprapti, ed, -ode tik -edokteran ,ndonesia, !akarta, /etro Kenana, #$%&. Shannon, 6homas A,+engantar Bioetika, alih bahasa. K *artens, !akarta, Qramedia, #$$G. Sudarmo, H.>. Sis'o, uthanasia Bagaimana Sikap Seorang Dokter, /akalah pada seminar sehari, (borsi dan uthanasia ditinjau dari segi medis, hukum dan psikologis. +ogyakarta, FK/0+, #$$&. 5idyana, !. 9hr 0ur'a, "uthanasia" beberapa soal moral berhubungan dengan #uantum, Antropologi 6eologis CC, #$23. !a"ues, 6.0. #$%&. )this, 6heory and 0ratie. Qlenoe 0ublishing o., Cn. )nino. 9alifornia. Hadi'ardoyo, A.0. #$%$. )tika /edis. +ustaka 4ilsa$at. 0enerbit Kanisius. +ogyakarta. 0arikesit, A.A. 1&&2. )uthanasia dan Kematian *ermartabat. Suatu .injauan Bioetika. Hilman, C. 1&&?. /embiarkan /ati Seara Alamiah (5etting Die 6aturally) 0ada 0asien +ang Seara /edis 6idak /ungkin Hagi (apat (isembuhkan. !urnal 0ersi Kol &?.