Anda di halaman 1dari 34

Mohammad Rivaldy

(270110130037) (A)
2
3
Pengertian Pemilu
Pemilihan umum merupakan sarana untuk mewujudkan
asas kedaulatan di tangan rakyat sehingga pada akhirnya
akan tercipta suatu hubungan kekuasaan dari rakyat, oleh
rakyat, dan untuk rakyat.

Dan, ini adalah inti kehidupan demokrasi.

Pemilu adalah suatu proses di mana para pemilih memilih
orang-orang untuk mengisi jabatan-jabatan politik
tertentu. Jabatan-jabatan yang disini beraneka-ragam,
mulai dari Presiden, wakil rakyat di berbagai tingkat
pemerintahan, sampai kepala desa.
Tujuan Pemilu
Pemilihan Umum diselenggarakan bukan hanya sekedar memilih wakil-wakil rakyat
untuk duduk dalam Lembaga Permusyawaratan/Perwakilan Rakyat, dan juga tidak
untuk menyusun Negara baru dengan dasar falsafah Negara baru, tetapi suatu
pemilihan wakil-wakil rakyat oleh rakyat yang mampu membawakan isi hati nurani
rakyat dalam melanjutkan perjuangan dan mengembangkan kemerdekaan Negara
Republik Indonesia yang bersumber pada Proklamasi 17 Agustus 1945, guna memenuhi
dan mengembangkan Amanat Penderitaan Rakyat.

Pemilihan Umum bagi suatu negara demokrasi sangat penting artinya untuk
menyalurkan kehendak asasi politiknya, antara lain sebagai berikut:
Untuk mendukung atau mengubah personel dalam lembaga legislatif.
Adanya dukungan mayoritas rakyat dalam menentukan pemegang kekuasaan
eksekutif untuk jangka waktu tertentu.
Rakyat (melalui perwakilan) secara periodik dapat mengoreksi atau mengawasi
eksekutif.

4
Asas Pemilu

Langsung : Yaitu rakyat pemilih mempunyai hak untuk
secara langsung memberikan suaranya, sesuai dengan
kehendak hati nuraninya tanpa perantara dan tanpa
tingkatan.
Umum : Pada dasarnya semua warga negara yang
memenuhi persyaratan minimal dalam usia, yaitu sudah
berumur 17 tahun atau telah pernah kawin, berhak ikut
memilih dalam Pemilu. Warga negara yang sudah
berumur 21 tahun berhak dipilih.
Bebas : Setiap warga negara yang memilih menentukan
pilihannya tanpa tekanan dan paksaan dari siapapun.
Dalam melaksanakan haknya setiap warga negara
dijamin keamanannya, sehingga dapat memilih sesuai
dengan kehendak hati nurani dan kepentingannya.

5
Rahasia : Yang berarti dalam memberikan suaranya,
pemilih dijamin bahwa pilihannya tidak akan diketahui
oleh pihak manapun dan dengan jalan apapun. Azas rahasia
ini tidak berlaku lagi bagi pemilih yang telah keluar dari
tempat pemungutan suara yang secara suka rela bersedia
mengungkapkan pilihannya kepada pihak manapun.
Jujur : Yang berarti bahwa penyelenggara/pelaksana,
pemerintah dan partai politik peserta Pemilu, pengawas,
dan pemantau Pemilu, termasuk pemilih serta semua pihak
yang terlibat secara tidak langsung harus bersikap dan
bertindak jujur sesuai dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
Adil : Berarti dalam penyelenggaraan Pemilu setiap pemilih
dan Parpol peserta Pemilu mendapat perlakuan yang sama
serta bebas dari kecurangan pihak manapun.

6
Landasan Pemilu
Pelaksanaan Pemilu di Indonesia didasarkan pada landasan
berikut :
landasan Ideal, yaitu Pancasila, terutama sila
kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan
dalam permusyawaratan/ perwakilan.
landasan Konstitusional; yaitu UUD 1945 yang termuat di
dalam :
1.Pembukaan Alinea ke empatBatang Tubuh pasal
1 ayat 2

2.Penjelasan umum tentang sistem pemerintahan
Negara landasan operasional; yaitu 3.GBHN yang
berupa ketetapan-ketetapan MPR serta
peraturan perundangan-undangan lainnya.

7
Upaya untuk Meningkatkan
Peran Warga dalam Pemilu
Pendidikan merupakan hal yang sangat penting untuk menimbulkan efek pemilu
yang baik. dengan demikian peranan partai politik sangat besar dalam memberikan
pendidikan politik bagi anggotanya, sepanjang motivasi yang diberikan kepada para
peserta pemilu tidak hanya untuk kepentingan politik serta untuk mencari
kemenangan dalam pemilu tetapi memberikan pendidikan politik yang benar kepada
masyarakat dengan kualitas pemilu termasuk partisipasi masyarakat dapat
meningkat.
1. menjunjung tinggi nilai-nilai demokrasi dan melaksanakan Pemilu sesuai dengan asas-asas
Pemilu.
2. Kita sebagai masyarakat harus ikut berpartisipasi untuk mengkaji keputusan Mahkamah
Konstitusi dalam menyelesaikan kasus-kasus pemillu agar tidak menyimpang dari peraturan
hukum yang berlaku.
3. Calon-calon pada pemilu juga harus komitmen untuk benar-benar tidak melakukan praktek
money politik dan apabila terbukti melakukan maka seharusnya didiskualifikasi saja.
4. membentuk badan khusus independen untuk mengawasai calon-calon pemilu agar menaati
peraturan terutama untuk tidak melakukan money politic.


dinilai dari:
9
SUKSES PROSES
yaitu berjalan secara aman,
tertib, damai dan tepat waktu
setiap tahapan dan jadwal
SUKSES HASIL atau
SUBSTANSI
yaitu menghasilkan pemimpin
yang aspiratif
Kesuksesan sebuah Pemilu
setidaknya ditentukan oleh 3 (tiga) hal yaitu:
Proses penyelenggaraan
Menyangkut tentang penyelenggaranya, pesertanya, pemilih, tahapan,
logistik, keuangan dan distribusi serta pemantau
Aturan-aturan hukum
Terkait dengan sistem pemilu, metode pembagian dapil, metode
pencalonan, metode pemberian suara, metode penetapan pemenang dst
Penegakan hukum
Terkait dengan pengawasan dan penegakan hukum itu sendiri
10
PEMILUKADA YANG TELAH
DISELENGGARAKAN DI TAHUN 2010
224 DAERAH
222 daerah dari AMJ 2010 2 daerah dari AMJ 2011
229 GUGATAN
DARI 164 DAERAH DIAJUKAN KE MK
dengan
putusan sela
(12 gugatan)
26 permohonan pemohon dikabulkan (dari
25 daerah)
dikabulkan
seluruhnya
(5 gugatan)
dikabulkan sebagian
(9 gugatan)
11
NO
AMAR PUTUSAN MAHKAMAH
KONSTITUSI
KABUPATEN/KOTA
1
Penghitungan suara ulang dengan
rekapitulasi berdasarkan Formulir Model
C1-KWK
Kab. Sintang
2 Penghitungan surat suara ulang
1. Kab. Lamongan
2. Kota Surabaya
3. Kota Tomohon
3 Pemungutan suara bagi beberapa Pemilih Kab.Bangka Barat
4
Pemungutan suara ulang di beberapa TPS
di desa/kelurahan/kecamatan/distrik
1. Kota Tanjungbalai 7. Kab. Minahasa Utara
2. Kab. Gresik 8. Kota Tomohon
3. Kota Surabaya 9. Kab. Konawe Utara
4. Kab. Bangli 10. Kab. Buru Selatan
5. Kab. Sumbawa 11. Kab. Merauke
6. Kab. Sintang
5 Pemungutan suara ulang di seluruh TPPS
1. Kota Tebingtinggi 4. Kota Tangerang Selatan
2. Kab. Mandailing Natal 5. Kota Manado
3. Kab. Pandeglang 6. Kab. Konawe Selatan
6 Pemilukada ulang dari tahapan tertentu
1. Kota Jayapura
2. Kab. Yapen
7
Penetapan suara pasangan calon yang
mempengaruhi keikutsertaan di put. II
1. Kab. Supiori
2. Kab. Manokwari
8 Penetapan pasangan calon terpilih Kab. Bengkulu Selatan
9 Diskualifikasi pasangan calon terpilih Kab. Kotawaringin Barat
12
Keterlibatan birokrasi/
PNS (9 daerah)
Permohonan
Pemohon yang
dikabulkan
(25 daerah)
Faktor Petugas/
Penyelenggara Pemilu
(6 daerah)
Intimidasi, tekanan atau
kekerasan (1 daerah)
Praktik politik uang
(14 daerah)
DPT atau surat
pemberitahuan
(2 daerah)
Pemungutan/
penghitungan suara
(3 daerah)
Faktor
Pengawas Pemilu
(4 daerah)
Faktor Paslon/Pihak
Terkait/Incumbent
(19 daerah)
Pencalonan
(3 daerah)
Keterlibatan birokrasi/
PNS (9 daerah)
Permohonan
Pemohon yang
dikabulkan
(25 daerah)
Intimidasi, tekanan atau
kekerasan (1 daerah)
Praktik politik uang
(14 daerah)
DPT atau surat
pemberitahuan
(2 daerah)
Faktor Paslon/Pihak
Terkait/Incumbent
(19 daerah)
13
115 DAERAH AKAN MENYELENGGARAKAN
PEMUNGUTAN SUARA DI TAHUN 2011
55 DAERAH SUDAH PEMUNGUTAN SUARA
61 GUGATAN DARI 45 DAERAH DIAJUKAN KE MK
( 7 GUGATAN DARI 4 DAERAH BERASAL
DARI PEMUNGUTAN SUARA DI TAHUN 2010 )
dengan
putusan sela
(2 gugatan)
5 permohonan pemohon dikabulkan (dari 3
daerah)
dikabulkan
seluruhnya
(1 gugatan)
dikabulkan sebagian
(2 gugatan)
14
PEMILU YANG DEMOKRATIS
Penyelenggaraan Pemilu harus
memperhatikan HAK ASASI
MANUSIA yaitu pemenuhan hak
politik seseorang, baik hak untuk
dipilih maupun hak untuk
memilih.
Pemilu harus diselenggarakan
secara langsung, umum, bebas,
rahasia, jujur, dan adil.
Selain itu, Pemilu juga harus
diselenggarakan dengan taat pada
asas kepastian hukum, tertib
penyelenggara Pemilu,
kepentingan umum, keterbukaan,
proporsionalitas, profesionalitas,
akuntabilitas, efisiensi, dan
efektivitas.
15
16

Memilih pemimpin yang kapabel secara
demokratis:
1.Memperdalam proses demokrasi
(deepening democracy) di
Indonesia.
2.Mendekatkan hubungan pemimpin
dan rakyat.
GUBERNUR DIPILIH SECARA
LANGSUNG
KEUNGGULAN KELEMAHAN
1. Mencerminkan
perwujudan hak dan
kedaulatan rakyat
2. Partisipasi rakyat dalam
pilkada
3. Memperkuat legitimasi
4. Mendekatkan hubungan
antara pemimpin dengan
rakyat
5. Pendidikan politik rakyat
6. Melembagakan proses
pendalaman demokrasi.
7. Menjamin terpilihnya
pemimpin yang Kapabel
dan akseptabel.
1. Terjadinya politisasi
birokrasi
2. Biaya tinggi
3. Rawan konflik
4. Belum siapnya pranata
demokrasi.
5. Menimbulkan problematik
dalam pelaksanaan peran
Gubernur sebagai wakil
pemerintah pusat.
17
18
KONDISI EMPIRIK
1
Partai politik gagal melaksanakan fungsinya sebagai pilar
demokrasi.
2
Kesadaran politik rakyat pemilih belum memadai
3
Isu netralitas KPU Prov dan KPU Kab/kota serta
Panwas
4
Politisasi Birokrasi
5
Politik uang/transaksional dan politik kekerabatan
19
Peserta/calon
Fasilitator (Negara)
Kepala
Daerah
Terpilih
Rakyat
Pemilih
Penyelenggara Pengawas
Calon KDH
KERANGKA PIKIR MEWUJUDKAN
PEMILUKADA BERKUALITAS
Proses
Elektoral
PERAN
PENYELENGGARA PEMILU
Kesuksesan penyelenggaraan dapat tercapai bila Penyelenggara
Pemilu:
Memiliki integritas dalam menjalankan tugas & wewenangnya
Memiliki pemahaman terhadap peraturan perundang-
undangan
Memiliki kemampuan manajerial dalam mengelola proses
pemilu
Memiliki kemampuan untuk melibatkan peran serta
masyarakat dalam setiap tahapan
20
PERAN
PESERTA PEMILU
Menjamin pelaksanaan demokrasi dengan memiliki
mekanisme yang transparan dan akuntabel dalam
penyaringan bakal calon.
Menjunjung nilai-nilai fairness .
Mengikuti setiap tahapan sesuai aturan perundang-
undangan.
Melakukan kampanye dengan santun, aman, dan
damai sesuai dengan waktu & tempat yang
ditentukan serta memperhatikan hal-hal apa saja
yang boleh dan tidak boleh dilakukan dalam
kampanye.
Menghindari praktik money politics.
21
22
PERAN PENGAWAS PEMILU
Memperlakukan Peserta Pemilu secara adil dan
setara.
Menjaga netralitas, kejujuran, keterbukaan dan
asas-asas Penyelenggara Pemilu lainnya dalam
melakukan pengawasan penyelenggaraan
Pemilu.
Menindaklanjuti seluruh bentuk pengaduan
atau pelanggaran yang disampaikan oleh
masyarakat sesuai dengan peraturan
perundang-undangan.
PERAN MASYARAKAT
Penyusunan regulasi
Mencermati, mengamati & memberikan masukan
terhadap keputusan KPU Prov/Kab/Kota sesuai
ketentuan perundang-undangan.
Pembentukan badan penyelenggara & pengawas
Pemilu adhoc
Mencermati & mengamati proses seleksi.
Memberikan masukan atau menyampaikan keberatan
terhadap calon & persyaratan.
Ikut serta dalam proses seleksi.
23
lanjutan
Sosialisasi & penyampaian informasi
Mencermati, mengamati &
memastikan sosialisasi &
penyampaian informasi yang
dilakukan KPU Prov/Kab/Kota beserta
jajarannya tidak memihak.
Ikut serta secara aktif
mensosialisasikan & menyampaikan
informasi penyelenggaraan
Pemilukada di lingkungan terdekat.
Mengajak peran serta seluruh
komponen masyarakat sekitar untuk
berpartisipasi dalam setiap tahapan.
24
lanjutan
Tahapan pemutakhiran dan penetapan daftar pemilih
Mencek tercantum/tidaknya nama mulai dari DPS hingga
ditetapkan menjadi DPT.
Mencermati proses pemutakhiran sampai dengan penetapan
DPT.
Menyampaikan kepada PPDP/PPS apabila ada nama yang
memenuhi syarat tapi belum tercantum atau yang tidak
memenuhi syarat tapi tercantum.
25
lanjutan
Tahapan pendaftaran dan penetapan pasangan
calon
Memberikan masukan terhadap bakal pasangan
calon yang diusung partai politik/gabungan partai
politik lewat mekanisme internal parpol.
Memberikan masukan tentang persyaratan bakal
calon ke KPU Prov/Kab/Kota setelah didaftarkan
baik melalui jalur parpol maupun perseorangan.
Mencermati & mengamati proses pendaftaran,
verifikasi sampai dengan penetapan pasangan calon
& mengklarifikasi apabila mendapatkan adanya
dugaan pelanggaran.
26
lanjutan
Tahapan kampanye
Melakukan kampanye dengan santun, aman, dan damai
sesuai dengan waktu & tempat yang ditentukan serta
memperhatikan hal-hal apa saja yang boleh dan tidak
boleh dilakukan dalam kampanye.
Mengajak masyarakat untuk mencermati visi, misi &
program Pasangan Calon.
Mengajak masyarakat untuk tidak terbujuk dengan praktik
money politics.
Menyampaikan pengaduan (laporan) atas pelanggaran-
pelanggaran yang dilakukan Pasangan Calon beserta tim
kampanyenya.
27
lanjutan
Tahapan pemungutan & (rekapitulasi) penghitungan suara
Mencermati & mengamati jalannya proses pemungutan dan
penghitungan suara sesuai dengan ketentuan perundang-
undangan.
Termasuk halnya ketika
rekapitulasi penghitungan
suara di tingkat PPK &
KPU Kab/Kota atau
KPU Prov.
Menyampaikan keberatan
atau masukan apabila ada
ketidaksesuaian proses atau
terjadi pelanggaran.
28
PERAN MEDIA
Sebagai alat kontrol terhadap proses penyelenggaraan
Pemilu baik kepada KPU, Peserta Pemilu maupun Pengawas
Pemilu.
Sebagai sarana pendidikan politik masyarakat.
Menjaga netralitas
dan obyektifitas dalam
pemberitaan dan
penyiaran.
29
Memperbesar alokasi anggaran untuk sosialisasi
dan pendidikan pemilih, baik dalam APBN
maupun APBD
Menjaga netralitas birokrasi dan PNS serta
mensosialisasikannya sampai aparat paling
bawah.
Ikut serta melaksanakan sosialisasi Pemilu.
30
PERAN
KEPOLISIAN &
TNI
Menjaga keamanan dan
ketertiban selama proses
tahapan penyelenggaraan
Pemilu.
Menjaga netralitas dan tidak
berpihak kepada Peserta Pemilu
dalam melaksanakan tugas dan
wewenangnya.
Menindaklanjuti pengaduan atau
pelanggaran pidana Pemilu sesuai
dengan peraturan perundang-
undangan.
Membantu distribusi logistik.
31
KESIMPULAN
Pemilihan umum yang selanjutnya disebut Pemilu adalah sarana pelaksanaan
kedaulatan rakyat dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan
Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945.
Dalam pembagian tipe demokrasi modern, saat ini Negara Republik Indonesia
sedang berada dalam tahap demokrasi dengan pengawasan langsung oleh rakyat.
Pengawasan oleh rakyat dalam hal ini, diwujudkan dalam sebuah
penyelenggaraan pemilu yang demokratis.
Disusunnya undang-undang tentang pemilu, partai politik, serta susunan dan
kedudukan lembaga legislatif yang baru menjadikan masyarakat kita lebih mudah
untuk memulai belajar berdemokrasi.
Cepat atau lambat, rakyat Indonesia akan dapat memahami bagaimana caranya
berdemokrasi yang benar di dalam sebuah republik.
Pemahaman ini akan timbul secara bertahap seiring dengan terus dijalankannya
proses pendidikan politik, khususnya demokrasi di Indonesia, secara konsisten.
32
SARAN
Untuk mencapai cita-cita bangsa sebagaimana yang tercantum dalam
Pembukaan UUD 1945 Alinea ke 4, diperlukan beberapa faktor penting
demi tercapainya cita-cita luhur tersebut. Salah satu faktornya ialah
pemimpin yang amanah. Untuk menciptakan pemimpin tersebut
diperlukan pemilu yang harus sesuai dengan azas-azas yang telah kita
ketahui bersama. Oleh karena itu, sebagai seorang mahasiswa dan
generasi penerus bangsa kita harus bersikap kritis terhadap para calon
pemimpin bangsa ini.
Jangan sampai kita hanya termakan bujuk rayu dan janji-janji palsu
saat kampanye mereka saja. Kita harus cermat dengan menimbang
kualitas dan kuantitas pemimpin kita tersebut. Jika saat kampanye
saja sudah black campaign bagaimana mungkin negara ini akan bangkit
dan menggapai cita-citanya. Diperlukan sekali azas jujur dan adil
dalam setiap pemilu yang menentukan arah bangsa dan negara
Indonesia tercinta ini. Mari tegakkan bersama azas luber jurdil .

33
34

Anda mungkin juga menyukai