Anda di halaman 1dari 7

Nama : Soraya Rizky Ananda

NIM : 03111003068
Tugas Khusus
Hubungan Konsentrasi dan Difusi
1. Konsentrasi
Konsentrasi adalah istilah umum untuk menyatakan banyaknya bagian zat
terlarut dan pelarut yang terdapat dalam larutan. Konsentrasi dapat dinyatakan
secara kuantitatif maupun secara kualitatif. Untuk ukuran secara kualitatif,
konsentrasi larutan dinyatakan dengan istilah larutan pekat (concentrated) dan
encer (dilute). Kedua isitilah ini menyatakan bagian relatif zat terlarut dan pelarut
dalam larutan. Larutan pekat berarti jumlah zat terlarut relatif besar, sedangkan
larutan encer berarti jumlah zat terlarut relatif lebih sedikit. Biasanya, istilah pekat
dan encer digunakan untuk membandingkan konsentrasi dua atau lebih larutan.
Dalam ukuran kuantitatif, konsentrasi larutan dinyatakan dalam g/mL (sama
seperti satuan untuk densitas). Namun, dalam perhitungan stoikiometri satuan
gram diganti dengan satuan mol sehingga diperoleh satuan mol/L. Konsentrasi
dalam mol/L atau mmol/mL dikenal dengan istilah molaritas atau konsentrasi
molar.
a. Molaritas
Molaritas atau kemolaran (M) adalah satuan konsentrasi larutan yang
menyatakan banyaknya mol zat terlarut dalam 1 liter larutan.Kemolaran (M)
sama dengan jumlah mol (n) zat terlarut dibagi volume (v) larutan.
b. Molalitas
Molalitas merupakan jumlah mol zat terlarut dalam 1 kg pelarut yang
dinyatakan dalam satuan mol/kg
c. Normalitas
Normalitas yang bernotasi (N) merupakan satuan konsentrasi yang sudah
memperhitungkan kation atau anion yang dikandung sebuah larutan.
Normalitas didefinisikan jumlah mol ekivalen zat terlarut dalam satu liter
larutan.
2. Difusi
Molekul memiliki tipe energi yang disebut gerak termal (panas atau kalor).
Salah satu hasil gerak termal adalah difusi (diffusion), pergerakan molekul zat

sehingga tersebar merata didalam ruang yang tersedia. Setiap molekul bergerak
secara acak, namun difusi populasi suatu molekul dapat memiliki arah tertentu.
Difusi merupakan salah satu peristiwa perpindahan massa yang prosesnya sering
juga dilakukan dalam industri-industri. Proses difusi minimal melibatkan dua zat,
salah satu zat berkonsentrasi lebih tinggi daripada zat lainnya atau dapat dikatakan
dalam kondisi belum setimbang, Keadaan ini dapat menjadi driving force dari
proses difusi. Difusi akan terus terjadi hingga seluruh partikel tersebar luas secara
merata atau mencapai keadaan kesetimbangan dimana perpindahan molekul tetap
terjadi walaupun tidak ada perbedaan konsentrasi. Contoh yang sederhana adalah
uap air dari cerek yang berdifusi dalam udara. Lambat laun cairan menjadi manis.
Contoh lain adalah pemberian gula pada cairan teh tawar.
Pada absorbsi gas, zat- terlarut terdifusi melalui fase gas ke antarmuka
antara kedua fase dan melalui zat cair dari antarmuka itu. Pada proses destilasi,
komponen yang bertitik didih rendah terdifusi melalui fase zat cair ke antarmuka
dan dari antarmuka ke fase uap. Komponen yang bertitik didih tinggi terdifusi
pada arah yang berlawanan dan berpindah melalui uap ke zat cair. Pada proses
ekstraksi zat cair , zat terlarut terdifusi melalui fase rafinat ke antarmuka, lalu ke
fase ekstrak. Pada proses kristalisasi, zat- terlarut terdifusi melalui cairan induk ke
kristal dan mengendap pada permukaan zat padat. Pada proses humidifikasi
(kelembaban) tidak ada difusi fase zat cair karena zat cairnya murni dan tidak
mungkin ada gradien konsentrasi di dalam zat cair itu, tetapi uapnya terdifusi ke
antarmuka zat cair- gas.
Walaupun penyebab difusi umumnya karena gradien konsentrasi, tetapi
difusi.dapat juga terjadi karena gradien tekanan, karena gradien suhu, atau karena
medan gaya yang diterapkan dari luar seperti pada pemisah sentrifugal. Proses
difusi itu terbagi ke dalam 3 jenis yaitu:
a. Difusi cair
Dikatakan difusi cair jika terjadi perpindahan molekul cairan dari konsentrasi
tinggi ke konsentrasi rendah. Contohnya yaitu ketika kita merendam kedelai
dalam air saat pembuatan tempe. Selama perendaman akan terjadi difusi air

dari lingkungan luar (yang kadar airnya tinggi) ke dalam kedelai (yang kadar
airnya rendah).
b. Difusi padat
Dikatakan difusi padat jika terjadi perpindahan molekul padatan dari
konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah. Contohnya yaitu ketika kita
melakukan perendaman buah dengan larutan gula dalam pembuatan manisan
buah. Selama perendaman selain terjadi difusi air dari lingkungan luar ke
dalam buah juga terjadi difusi molekul gula (molekul padatan) ke dalam buah
dan ini berarti difusi padatan juga terjadi dalam pembuatan manisan buah ini.
Selama ini batasan antara kapan terjadinya difusi air dengan difusi padatan
masih belum jelas karena prosesnya sering terjadi bersamaan dan susah untuk
dibedakan.
c. Difusi gas
Dikatakan difusi gas jika terjadi perpindahan molekul gas dari konsentrasi
tinggi ke konsentrasi rendah. Contohnya yaitu difusi O pada pengemas plastik.
Ketika kita menggunakan pengemas plastik untuk membungkus suatu bahan,
maka selama penyimpanan akan terjadi difusi oksigen dan uap air dari
lingkungan luar ke dalam plastik pengemas. Jumlah oksigen dan uap air yang
dapat masuk ke dalam plastik pengemas bervariasi tergantung permeabilitas
dari plastik pengemas tersebut. Semakin banyak jumlah oksigen dan uap air
yang dapat masuk ke dalam plastik pengemas berarti kualitas plastik
pengemasnya semakin buruk. Disini, difusi oksigen merupakan difusi gas dan
difusi uap air merupakan difusi cair.
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi difusi
Berlangsungnya proses difusi dari suatu zat ke zat lainnya dipengaruhi
oleh beberapa parameter proses. Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi
kecepatan suatu berdifusi ke zat lainnya. Faktor- faktor tersebut diantaranya
sebagai berikut:
a. suhu
Suhu yang lebih tinggi akan meningkatkan kecepatan difusi dibandingkan
dengan suhu yang rendah. Hal ini dikarenakan pada suhu yang tinggi, partikel

mendapatkan energi untuk bergerak lebih cepat sehingga transfer massa menjadi
lebih efektif.
b. ukuran partikel
Zat dengan partikel yang berukuran kecil lebih mudah bergerak
dibandingkan dengan zat yang memiliki partikel yang berukuran besar.
Akibatnya, kecepatan
difusi partikel yang kecil akan lebih cepat daripada partikel yang besar.
c. luas suatu area
Luas area kontak dari dua zat yang akan berdifusi menententukan
kecepatan difusinya. Semakin besar luas area, maka kecepatan difusi akan
semakin besar.
d. Jarak
Jarak antara dua zat yang akan berpindah massanya (difusi) harus
diperhitungkan. Hal ini dikarenakan jarak yang besar antara dua zat yang berbeda
konsentrasi akan menyebabkan rendahnya kecepatan difusi.
4. Hubungan konsentrasi dengan difusi
Jika suatu campuran gas terdiri dari dua atau lebih jenis molekuler yang
konsentrasinya relatif bervariasi dari satu titik ke titik lainnya, maka akan terjadi
suatu proses yang tampaknya alamiah yang cenderung akan mengurangi adanya
ketidaksamaan komposisi. Di dalam campuran gas yang renggang setiap molekul
zat terlarut berperilaku independen terhadap molekul zat terlarut lainnya karena
molekul-molekul tersebut jarang bertemu. Tumbukan antara molekul zat terlarut
dan molekul zat pelarut terjadi secara terus menerus. Sebagai akibat tumbukan-
tumbukan itu, molekul-molekul zat terlarut bergerak berkelok-kelok, kadang ke
daerah dengan konsentrasi yang lebih tinggi, namun kadang-kadang ke daerah
dengan konsentrasi yang lebih rendah.
Hukum-hukum perpindahan massa menunjukkan adanya hubungan antara
fluks dari substansi yang berdifusi dengan gradien konsentrasi yang menyebabkan
perpindahan massa ini. Dalam suatu campuran multikomponen, konsentrasi
spesies molekuler dapat dinyatakan dengan banyak cara. Gambar 1 menunjukkan
volume elemen dV yang terdiri dari campuran komponen-komponen termasuk

salah satunya spesies A.

Sumber: James R. Welty et al., 2002
Gambar 1. Volume elemen mengandung campuran multikomponen
Karena setiap molekul dari setiap spesies memiliki massa, maka konsentrasi
massa untuk campurannya dapat ditentukan. Untuk setiap A, konsentrasi massa,

A,
didefinisikan sebagai massa A per satuan volume campuran. Konsentrasi atau
densitas, , massa totalnya adalah massa total campuran yang berada dalam
volume campuran tersebut atau dengan kata lain:

.......................................... (1)
di mana n adalah jumlah spesies dari campuran. Sedangkan konsentrasi molekuler
spesis A, c
A
, didefiniskan sebagai jumlah mol A yang ada per satuan volume dari
campuran. Satu mol spesies mengandung massa yang ekivalen dengan berat
molekulnya. Konsentrasi massa dan konsentrasi molar dihubungkan dengan
persamaan berikut:

.......................................(2)
di mana M
A
adalah berat molekuler dari spesies A. Sedangkan untuk fase gas,
konsentrasi seringkali dikaitkan dengan tekanan parsial. Pada kondisi di mana
hukum gas sempurna, konsentrasi molar sebagai berikut:

................................... (3)
di mana
A
adalah tekanan parsial dari spesies A di dalam campuran, n
A
adalah
jumlah mol spesies A, V adalah volume gas, T adalah temperatur absolut, dan R
adalah konstanta gas.
Hubungan dasar untuk difusi molekuler erat kaitannya dengan hukum
pertama Fick yang menyatakan bahwa fluks berbanding lurus dengan gradien
konsentrasi. Fluks adalah kuantitas vektor yang menyatakan banyaknya spesies

yang melalui suatu luas satuan dalam waktu tertentu. Menurut hukum Fick, suatu
spesies dapat mempunyai kecepatan relatif terhadap kecepatan rata-rata massa
atau rata-rata molarnya hanya jika terdapat gradien-gradien di dalam
konsentrasinya. Untuk difusi dalam arah x, laju Fick dinyatakan dalam persamaan
berikut:

................................... (4)
di mana J adalah fluks molar, dC/dx adalah gradien konsentrasi dalam arah x, dan
D adalah koefisien difusi. Tanda negatif pada persamaan di atas menunjukkan
bahwa difusi terjadi dalam arah yang berlawanan dengan kenaikan konsentrasi.
Difusi akan berhenti jika tidak terdapat lagi gradien konsentrasi. Penelitian-
penelitian eksperimental awal tentang difusi molekular tadinya tidak dapat
membuktikan hukum Fick tentang difusi. Hal ini disebabkan oleh kenyataan
bahwa massa seringkali ditransfer secara simultan akibat dari beda konsentrasi
seperti yang dipostulatkan Fick serta beda konveksi yang timbul akibat beda
densitas yang dihasilkan dari variasi konsentrasi. Steffan (1872) dan Maxwell
(1877) dengan menggunakna teori kinetik gas membuktikan bahwa fluks massa
relatif terhadap suatu koordinat yang tetap merupakan hasil dari dua kontribusi,
yaitu gradien konsentrasi dan gerakan bulk.













DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2014. Konsentrasi Larutan. Online: http://www.chem-is-
try.org/materi_kimia/kimia_sma1/kelas-2/konsentrasi-larutan/ (Diakses
23 Maret 2014)
Hanum, Hamidah. 2012. Laju Reaksi. Online:
http://batalyonchamistry.blogspot.com/2012/08/font-definitions-font-
face-font.html (Diakses 23 Maret 2014)
J.R, Welty, Wicks, C.E, Wilson, R.E. 2001. Fundamental of Momentum, Heat and
Mass Transfer. New York : John Wiley & Sons Inc
Paembongan, Yustin. 2013. Difusivitas. Online:
http://yustinabel.blogspot.com/2013/08/difusivitas.html (Diakses 23
Maret 2014)

Anda mungkin juga menyukai