Anda di halaman 1dari 46

PENANGANAN TERPADU

PENANGANAN TERPADU
BAGI ANAK AUTIS
BAGI ANAK AUTIS
Adriana S. Ginanjar
Perkembangan
Perkembangan
Autisme
Autisme
Autisme merupakan gangguan pada anak-anak yang
mendapat perhatian secara luas :
Jumlah anak autis meningkat cukup pesat. Di
Amerika diperkirakan 1:150 kelahiran. Di Indonesia
belum diketahui secara pasti.
Penanganannya melibatkan berbagai bidang ilmu
(medis, neurologi, pendidikan, psikologi).
Sampai saat ini masih belum diketahui dengan pasti
penyebabnya dan cara pencegahannya.
Perkembangan
Perkembangan
Autisme
Autisme
Istilah autistic berasal dari kata autos artinya self.
Digunakan oleh Bleuler untuk menjelaskan ciri
menarik diri dari penderita skizofrenia.
Autisme pertama kali diteliti oleh Leo Kanner (1943)
yang mengamati 11 anak dengan ciri-ciri khusus.
Disimpulkan bahwa 2 ciri penting anak autis
adalah extreme aloness dan keinginan untuk
mempertahankan kesamaan.
Penetapan
Penetapan
Diagnosis
Diagnosis
Berdasarkan DSM-IV-TR (Diagnostic and Statistical
Manual of Mental Disorder) autisme merupakan
salah satu Pervasive Developmental Disorder.
Tiga ciri utama autisme: gangguan pada interaksi
sosial, gangguan komunikasi, dan pola tingkah
laku/minat yang repetitif dan stereotip.
Gejala telah muncul sebelum anak berusia 3 tahun.
Gangguan
Gangguan
Interaksi
Interaksi
Sosial
Sosial
Gangguan yang jelas pada perilaku non-verbal
(kontak mata terbatas, ekspresi wajah datar,
tidak menoleh jika dipanggil)
Tidak bermain dengan teman sebaya dengan
cara yang sesuai
Tidak berbagi minat dengan orang lain
Kurang mampu melakukan interaksi sosial
timbal balik
Gangguan
Gangguan
Komunikasi
Komunikasi
Terlambat bicara atau tidak bisa bicara tanpa
kompensasi penggunaan gesture/isyarat
Mereka yang bisa bicara biasanya tidak dapat
memulai & mempertahankan percakapan
Penggunaan bahasa yang berulang, stereotipik
atau tidak dapat dimengerti
Perilaku
Perilaku
dan
dan
Minat
Minat
Terbatas
Terbatas
Minat yang terbatas dan abnormal dalam
intensitas dan fokus
Terikat secara kaku pada ritual yang kelihatannya
tidak memiliki fungsi khusus
Gerakan yang stereotipik dan berulang (flapping,
gerakan jari-jari, bertepuk tangan, menyentuh
benda-benda, rocking)
Preokupasi pada bagian dari benda
Autistic Spectrum Disorder (ASD)
Autistic Spectrum Disorder (ASD)
Setiap anak autis adalah unik. Masing-masing
menunjukkan sekumpulan gejala dengan kualitas
dan kuantitasnya berbeda.
Akhir-akhir ini istilah ASD sering digunakan untuk
menunjukkan bahwa autisme merupakan sebuah
spektrum dengan rentang yang luas.
Istilah gejala autis atau autis ringan sebaiknya
tidak lagi digunakan.
Ciri
Ciri
Lain
Lain
Autisme
Autisme
A. Respon abnormal terhadap stimuli
sensori
B. Perkembangan yang terlambat dan tidak
seimbang
C. Defisit dan kekuatan intelektual
A.
A.
Respon
Respon
abnormal
abnormal
terhadap
terhadap
stimuli
stimuli
Anak autis mengalami gangguan pada proses
penyaringan stimuli yang dapat muncul
dalam bentuk:
a. Sensitifitas berlebihan/kurang sensitif
b. Tidak dpt menggunakan lebih dari satu
indera secara bersamaan
c. Fokus pada detil
d. Sulit berpindah perhatian dari satu tugas
ke tugas lainnya
B.
B.
Perkembangan
Perkembangan
terlambat
terlambat
&
&
tidak
tidak
seimbang
seimbang
Perkembangan komunikasi, sosialisasi dan kognitif
terlambat tetapi perkem-bangan motorik kasar
tergolong normal
Urutan perkembangan pada satu area tertentu
juga unik. Misal: bisa membaca dan menulis kata-
kata tetapi tidak mengerti maknanya
Kemampuan yang telah dikuasai dapat menghilang
tanpa alasan yang jelas
C.
C.
Defisit
Defisit
&
&
kekuatan
kekuatan
intelektual
intelektual
Inteligensi pada anak-anak autis amat beragam
(retardasi mental-superior)
Terdapat bakan-bakat dibidang membaca,
aritmatika, menggambar, mengeja, olah raga,
komputer
Sebagian anak autis mempunyai kemampuan
savant (ingatan jangka panjang, berhitung,
menggambar, memasang puzzle)
Asperger
Asperger
Syndrome
Syndrome
Salah satu gangguan yang termasuk dalam PDD,
sering disebut High Functioning Autism.
Ciri utama adalah gangguan pada interaksi sosial
dan minat yang terbatas.
Tidak ada keterlambatan bicara, tetapi cenderung
menggunakan bahasa formal.
Biasanya memiliki prestasi yang baik dibidang
akademik dan dapat memiliki kemampuan yang
amat menonjol pada bidang tertentu.
Asperger
Asperger
Syndrome
Syndrome
Anak Asperger amat kesulitan dalam menjalin
hubungan pertemanan:
a. Kaku dalam penerapan aturan sehingga
sering menjadi polisi bagi teman-teman yang
melanggar aturan
b. Emosi tidak stabil, bisa marah berlebihan
c. Minatnya sempit sehingga hanya bicara
tentang hal-hal tertentu
d. Memiliki pola pikir berbeda, merasa tidak bisa
masuk dalam kelompok teman sebaya
ADHD
ADHD
(Attention Deficit
(Attention Deficit
Hyperactivity Disorder)
Hyperactivity Disorder)
ADHD adalah gangguan neurobiologis yang ciri-
cirinya sudah tampak pada anak sejak kecil.
Anak ADHD mulai menunjukkan banyak masalah
ketika SD karena dituntut untuk memperhatikan
pelajaran dengan tenang, belajar berbagai
ketrampilan akademik, dan bergaul dengan
teman sebaya sesuai aturan.
Tiga
Tiga
Ciri
Ciri
Utama
Utama
ADHD
ADHD
1. Tidak bisa mempertahankan
perhatian
2. Impulsif
3. Hiperaktif
1.
1.
Tidak
Tidak
bisa
bisa
mempertahankan
mempertahankan
perhatian
perhatian
Melamun, mudah teralih perhatiannya
Tidak bisa belajar secara mandiri, harus terus
menerus diingatkan
Mudah bosan, sering tdk menyelesaikan tugas
Tidak bisa fokus saat membaca dan cenderung
menghindari tugas membaca
Seringkali lupa dalam kegiatan sehari-hari
Tampak malas untuk memulai tugas
2.
2.
Impulsif
Impulsif
Tidak mampu mengontrol diri
Cenderung agresif
Sering melanggar peraturan
Sering memotong pembicaraan orang lain
Bila mengingingkan sesuatu harus segera
memperolehnya
Tidak sabar menunggu giliran
Memberikan jawaban sebelum guru selesai
memberi pertanyaan
3.
3.
Hiperaktif
Hiperaktif
Tidak bisa diam saat duduk, berjalan-jalan di
dalam kelas
Bicara terus menerus
Sering menjatuhkan perlengkapan belajar,
sering mengalami kecelakaan, clumsy
Tidak menyelesaikan tugas, tidak membaca
instruksi dengan teliti
Suka mengganggu teman
Reaksi berlebihan terhadap frustrasi
Penyebab
Penyebab
Gangguan
Gangguan
Autistik
Autistik
Penyebabnya multifaktor yaitu genetik, biologis dan
lingkungan.
Gangguan pada otak : pola pertumbuhan otak dan
neurotransmitter berbeda dengan anak normal.
Gangguan metabolisme tubuh yang kompleks: alergi
makanan, kekebalan tubuh rendah, kadar logam
tinggi.
Penanganan
Penanganan
Autisme
Autisme
Saat ini banyak sekali penanganan yang ditujukan
untuk menyembuhkan gangguan autistik.
Penanganan yang banyak diterapkan:
1. Penanganan Biomedis
2. Medikamentosa
3. Terapi Sensory Integration
4. Terapi ABA
5. Pendidikan khusus
Penanganan
Penanganan
Biomedis
Biomedis
Diperkenalkan oleh Paul Shattock, PhD dari
universitas Sunderland, Inggris.
Hasil penelitian : anak ASD tidak dapat
mencerna casein (protein susu) dan gluten
(protein gandum) dengan sempurna sehingga
menjadi peptide yang efeknya seperti opioid.
Tujuan : memperbaiki metabolisme tubuh dgn
mengatur pola makan.
Pemeriksaan
Pemeriksaan
Sebelum melakukan diet dapat dilakukan
pemeriksaan berikut :
1. Urin : jumlah peptide
2. Feses : jamur, bakteri, pencernaan
3. Darah : alergi makanan, sistem keke-
balan tubuh
4. Rambut : logam berat
Tahapan
Tahapan
Intervensi
Intervensi
TAHAP 1 : GENCATAN SENJATA
Diet casein dan gluten (GFCF).
Dimulai dengan diet susu dan makanan yang
mengandung susu (3 minggu).
Dilanjutkan dengan diet makanan yang
mengandung gandum, barley, oats, rye (3 bulan).
Bila tdk ada kemajuan bisa dihentikan.
Tahapan
Tahapan
Intervensi
Intervensi
TAHAP 2 : MENILAI MASALAH
Membuat buku harian makanan, menemukan
makanan lain yang efeknya buruk bagi anak.
Anak sering sangat suka pada makanan yang
sebenarnya dilarang.
Pemeriksaan jamur & parasit pada usus.
Tahapan
Tahapan
Intervensi
Intervensi
TAHAP 3 : REKONSTRUKSI
Tujuan akhir : anak dapat mengkonsumsi makanan
senormal mungkin.
Pemberian suplemen : EPO, asam amino, enzym,
L- Glutamine.
Jenis dan dosis suplemen harus disesuaikan
dengan kebutuhan masing-masing anak.
Medikamentosa
Medikamentosa
Adanya abnormalitas anatomi dan kimia otak
pada penyandang autisme.
Terapi obat ditujukan unt mengurangi
hiperaktifitas, stimulasi diri, menarik diri,
agresifitas, gangguan tidur.
Pemberian antipsikotik dalam dosis rendah
dapat membantu.
Terapi
Terapi
Sensory Integration
Sensory Integration
Banyak anak autis yang mengalami gangguan dalam
pengolahan input sensorik yaitu sekumpulan gejala
yang merupakan respon aversif thd stimuli yg
tidak berbahaya.
Amat menghambat penyesuaian diri dan
perkembangan kognitif.
Reaksi yang muncul : hipersensitif atau
hiposensitif.
Terapi
Terapi
Sensory Integration
Sensory Integration
Terapi SI dikembangkan oleh DR. Ayres
Disfungsi pada mekanisme SI menyebabkan
perilaku dan cara belajar yang maladaptif.
Mekanisme SI terjadi di batang otak dan thalamus
yang bertugas menyaring input-input sensorik
sebelum mengirim ke cortex untuk fungsi luhur.
Terapi
Terapi
Sensory Integration
Sensory Integration
Terapi ini dilakukan dalam ruang khusus dengan
berbagai alat yang akan memberi input sensorik,
mendukung terjadinya respon adaptif,
memperbaiki fungsi batang otak dan thalamus.
Latihan perlu juga dilakukan di rumah berupa
berbagai aktifitas yang disarankan oleh terapis.
Disfungsi
Disfungsi
Sensorik
Sensorik
TACTILE
Sensitifitas berlebihan terhadap sentuhan: tidak
suka digendong, tidak suka pakaian tertentu
Kurang peka terhadap rasa sakit dan temperatur:
tidak kesakitan saat jatuh, memakai baju tipis saat
musim dingin
Tingkah laku yang muncul: mengusap-usap objek,
mencubit/menggaruk/ menampar diri sendiri
Disfungsi
Disfungsi
Sensorik
Sensorik
VESTIBULAR
Sistem ini bertugas mempertahankan tekanan
otot, menegakkan kepala, mengkoordinasi
gerakan
Anak tampak hiperaktif, loncat-loncat, rocking,
berayun-ayun, dan postur tubuhnya tidak baik
Kesulitan dalam ketrampilan yang menuntut
koordinasi gerakan: basket, piano, berdansa
Disfungsi
Disfungsi
Sensorik
Sensorik
PROPRIOCEPTION
Sistem ini memungkinkan anak untuk merasakan
letak tubuh dan batas-batasnya
Anak kesulitan untuk melakukan dan
mempertahankan gerak sehingga cepat lelah,
tampak malas-malasan, sering menabrak
benda/orang lain
Muncul tingkah laku flapping, menyandar, jinjit,
tidak dapat duduk tenang
Disfungsi
Disfungsi
Sensorik
Sensorik
ORAL
Gangguan pada sistem oral bisa menyebabkan
anak hanya suka makanan tertentu (crunchy atau
lunak)
Anak butuh stimulasi pada mulut sehingga suka
menggigiti benda/kuku, makan permen karet,
mengemut
Disfungsi
Disfungsi
Sensorik
Sensorik
AUDITORY
Banyak anak autis yang sangat sensitif terhadap
suara, bahkan sejak masih bayi sehingga sering
menangis
Bisa menyebabkan anak mengamuk secara tiba-tiba
atau menutup diri dari stimulasi luar
Kesulitan untuk membedakan suara dg latar
belakang sehingga tidak bisa memahami instruksi
atau percakapan
Disfungsi
Disfungsi
Sensorik
Sensorik
VISUAL
Terlalu sensitif terhadap lampu, tidak bisa
memperhatikan dua stimulus secara bersamaan,
sulit mengadakan kontak mata
OLFACTORY
Terganggu dengan bau-bau tertentu vs mencium
benda di sekitarnya
Floor Time
Floor Time
Kegiatan interaksi/bermain dengan anak yang
difokuskan pada minat anak dan biasanya dilakukan
di lantai/karpet
Ditekankan pada spontanitas dan suasana yang
menyenangkan. Orangtua/terapis mengikuti
pengarahan dari anak sekaligus menciptakan
interaksi dan komunikasi yang berkesinambungan
Tujuan
Tujuan
Floor Time
Floor Time
1. Mendorong terbentuknya perhatian dan
keintiman: anak yang bebas mengeksplorasi
dunianya akan lebih tertarik untuk
memperhatikan anda
2. Komunikasi dua arah : mendorong anak untuk
berdialog, menggunakan emosi, wajah dan
tubuhnya untuk mengkomunikasikan keinginan
dan tujuan
Tujuan
Tujuan
Floor Time
Floor Time
3. Mendorong ekspresi danpengguaan perasaan
serta ide-ide : menciptakan permainan make
believe dimana anak dapat mengekspresikan
perasaan dan keinginannya
4. Pemikiran logis : membantu anak untuk
menghubungkan ide dan pikiran menjadi
pemahaman logis tentang dunia
Terapi
Terapi
ABA
ABA
Dikembangkan oleh Ivar Lovaas, psikolog dari
Amerika.
Merupakan terapi yang didasarkan pada
pendekatan behavioristik, melibatkan peran aktif
orangtua di rumah.
Diberikan sejak anak usia dini, 30-40 jam/ minggu,
one-on-one.
Prinsip
Prinsip
Dasar
Dasar
ABA
ABA
Tujuan terapi adalah mementuk tingkah laku yang
dapat diterima lingkungan dan
menghilangkan/mengurangi tingkah laku
bermasalah
Rangkaian tingkah laku
A antecedent : hal yang mendahului TL
B tingkah laku
C akibat setelah melakukan TL
Kelebihan
Kelebihan
Terapi
Terapi
ABA
ABA
a. Terstruktur : menggunakan teknik
modifikasi tingkah laku yang jelas (DTT, shaping,
reward).
b. Terarah : ada kurikulum yang jelas dengan
cara pelaksanaan yang detil.
c. Terukur : ada patokan tentang
keberhasilan/kegagalan anak.
Faktor
Faktor
Penentu
Penentu
Keberhasilan
Keberhasilan
a. Dilaksanakan sejak usia dini (<3 th)
b. Intensif (sekitar 40 jam seminggu)
c. Dilakukan dimanapun anak berada secara
konsisten
d. Hubungan yang dekat secara emosinal antara
anak dengan terapis
e. Kreativitas dalam bentuk materi dan cara
penyampaiannya
Kurikulum
Kurikulum
ABA
ABA
Kemampuan memperhatikan
Meniru
Memasangkan
Bahasa reseptif
Bahasa ekspresif
Ketrampilan bina diri
TEACCH
TEACCH
TEACCH (Treatment and Education of Autistic
and related Communication handicapped
Children) mulai dikembangkan tahun 1972
Menciptakan situasi belajar yang sesuai dengan
kondisi anak autis: kemampuan visual baik,
perhatian mudah teralih, membutuhkan struktur
yang jelas.
Orangtua perlu menerapkan juga terapi di rumah,
15 menit 1 jam setiap harinya
Pengajaran
Pengajaran
Terstruktur
Terstruktur
1. Struktur Fisik: disain fisik kelas dibuat jelas agar
anak memahami kegunaan setiap area
2. Rutinitas: membantu anak mengetahui tugas awal
dan akhir tugas secara jelas sehingga
menghindarkan kebingungan
3. Jadwal harian: memberitahu secara visual
kegiatan apa yang akan dilakukan. Bentuknya
sesuai dengan tingkatan kemampuan anak
4. Sistem kerja individual: cara sistematis bagi anak
untuk memahami instruksi

Anda mungkin juga menyukai