Anda di halaman 1dari 3

Samuel Edwardo S.

Kelompok C
Jakarta dan Potensi Besar Di Belakangnya
Apa yang terlintas di dalam benak anda ketika mendengar kota Jakarta ? Sebagian
besar pasti berpikir kota yang tak beraturan, tak tertata rapi, macet,banjir, panas, dll. Jakarta
memang mempunyai segudang masalah. Lantas adakah potensi dibalik semua kerumitan
kota Jakarta ? Jawabannya adalah ada.
Coba kita lihat kota Beijing, dengan kondisi kepadatan penduduk sebesar 11.500
orang per kilometer persegi (melebihi Jakarta yang berjumlah 10.500 orang per kilometer
persegi), Beijing masih tetap mampu menyedot perhatian wisatawan dari segala penjuru
dunia. Beijing pada tahun 2013 dikunjungi wisatawan asing sebanyak 4,5 juta orang, dua
kali lebih banyak daripada kota Jakarta yang dikunjungi 2,2 juta wisatawan asing. Lalu apa
yang menyebabkan hal tersebut terjadi ? Kemajuan ekonomi jelas menjadi salah satu faktor
yang mempengaruhi hal tersebut, tetapi hal yang paling penting adalah penataan kota yang
lebih teratur yang menjadi kunci keunggulan Beijing dibanding kota Jakarta.
Di masa globalisasi sekarang ini, wisata ke kota-kota modern adalah salah satu
hiburan yang sangat digemari. Wisatawan sekarang ini bukan hanya mencari obyek-obyek
wisata alam, tapi juga obyek-obyek wisata alternatif seperti wisata belanja dan wisata
kuliner. Kota-kota metropolitan seperti Singapura, Beijing, Tokyo, New york dll, memiliki
tempat-tempat belanja menarik untuk dikunjungi. Wisatawan pasti akan menyempatkan diri
pergi ke Orchard Road untuk berbelanja ketika di Singapura, sedangkan bila sedang di
Beijing wisatawan tidak ketinggalan memborong belanjaan di kawasan Wang Fu Jing. Lalu
apakah Jakarta memiliki hal-hal seperti kota-kota diatas ? Jawabannya sudah tentu iya.
Jakarta memiliki tempat-tempat perbelanjaan menarik, contohnya apabila anda ingin
mencari bahan pakaian berkualitas ekspor anda bisa mendapatkannya di Tanah Abang.
Kemudian di Jakarta terdapat pusat perbelanjaan barang-barang elektronik yaitu di Glodok.
Sayangnya pemerintah belum menggali potensi tempat-tempat perbelanjaan tersebut
dengan baik. Mungkin pembenahan yang paling terlihat baru terjadi di pasar Tanah Abang,
dengan pembenahan di sektor parkir, tapi itu pun masih belum terlalu menyentuh pada segi
infrastruktur bangunan tempat perbelanjaan.
Dibanding kota lain, Jakarta memiliki keunggulan yang sangat potensial untuk
dieksplor. Di pesisir utara Jakarta, terdapat gugusan pulau-pulau kecil dengan pantai
berpasir putih nan indah yang bernama Kepulauan Seribu. Coba kita bandingkan dengan
Beijing yang bahkan tidak mempunyai wilayah perairan laut, jelas ini berarti Jakarta
memiliki nilai tambah untuk dikunjungi wisatawan dibanding Beijing. Kepulauan Seribu
tidak hanya menawarkan wisata pantai, tapi kita juga dapat melakukan olahraga menyelam,
melihat penangkaran penyu, bahkan menikmati alam sambil bersepeda mengelilingi pulau.
Hal yang harus diperbaiki untuk meningkatkan kualitas wisata Kepulauan Seribu hanyalah
dalam segi transportasi, karena terkadang wisatawan harus menumpang kapal nelayan
untuk sampai di Kepulauan Seribu. Kemudian dalam segi penginapan yang masih jarang
terlihat di Kepulauan Seribu adalah faktor yang harus dibenahi.
Lalu hal-hal apa yang harus diperbaiki untuk membuat Jakarta setara dengan kota-
kota metropolitan dunia lainnya ? Pertama, perbaikan infrastruktur adalah hal yang mutlak
dilakukan. Infrastruktur paling krusial yang harus ditingkatkan adalah trotoar, hanya 20%
jalan raya di kota Jakarta yang memiliki trotoar, itu pun dari 20% tersebut hanya
seperlimanya yang dapat dikategorikan baik. Trotoar adalah sarana yang penting karena
trotoar dapat mempermudah akses para wisatawan untuk menikmati suasana kota, ditambah
trotoar juga menambah estetika dari sebuah kota. Infrastruktur lainnya yang perlu
ditingkatkan adalah taman kota. Taman kota dapat dimanfaatkan sebagai tempat
beristirahatnya wisatawan ketika mereka kelelahan mengelilingi kota.
Hal lain yang harus diperbaiki adalah transportasi. Jakarta adalah kota metropolitan
yang tidak mempunyai transportasi massal bagi penduduknya. Pembangunan transportasi
massal mutlak dilakukan untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi sekaligus menarik
minat wisatawan, karena dengan adanya transportasi massal dapat menambah mobilitas dan
kenyamanan wisatawan ketika berwisata. Konektivitas transportasi antara bandara,
terminal, pelabuhan dengan tempat-tempat wisata dan penginapan perlu dibangun.
Transjakarta yang selama ini menjadi andalan bagi transportasi di Jakarta belum dapat
dikategorikan transportasi massal karena hanya mengangkut kurang dari 8% warga Jakarta
per harinya. Transportasi massal yang dapat dibuat antara lain adalah monorail dan MRT.
Kemudian Jakarta juga harus memperbaiki kawasan-kawasan kumuh yang masih
menjalar di segala penjuru kota. Di Jakarta masih terdapat sekitar 1.584 hektar kawasan
kumuh. Jelas apabila hal ini tidak diperbaiki akan mengurangi niat wisatawan untuk
berkunjung ke Jakarta. Pembangunan rumah susun adalah salah satu cara yang efektif
untuk mengurangi jumlah pemukiman kumuh di Jakarta.
Masih banyak hal-hal lainnya yang sebenarnya dapat diperbaiki untuk menarik
minat wisatawan, tetapi saya pikir hal-hal yang telah saya sampaikan sebelumnya adalah
hal hal yang mendesak yang harus segera dibenahi apabila Jakarta mau disejajarkan
dengan kota-kota elit lainnya di seluruh dunia.

Referensi :
- http://www.beritasatu.com/pelayanan-publik/142406-hanya-20-jalan-di-jakarta-
miliki-trotoar.html
- http://ciptakarya.pu.go.id/bangkim/kumuh/main.php?module=home
- http://www.citymayors.com/statistics/largest-cities-density-125.html
- http://www.gatra.com/budaya-1/wisata/45036-2,29-juta-turis-asing-kunjungi-
jakarta-selama-2013.html
- http://www.forbes.com/fdc/welcome_mjx.shtml

Anda mungkin juga menyukai