Anda di halaman 1dari 7

1

BAB 1. PENDAHULUAN
Stratigrafi adalah cabang ilmu geologi yang mempelajari tentang perlapisan batuan, termasuk
didalamnya adalah cara terjadinya (genesa), diskripsi dan aplikasinya dalam geologi dan ilmu
teknik yang lain. Berdasarkan atas parameter pembentuknya stratigrafi dibagi menjadi: (1).
Lithostratigrafi, (2). Biostratigrafi, (3). Geochronologi dan, (4). Chronostraigrafi. Geochronologi dan
chronostratigrafi lebih bersifat ilmu murni dengan ruang lingkup regional, sedang lithostratigrafi dan
biostratigrafi lebih bersifat lilmu praktis dan bersifat lokal. Secara singkat lithostratigrafi adalah
stratigrafi yang penyusunannya di dasarkan atas variasi lithologi, sedang biostratigrafi disusun
berdasarkan atas variasi kandungan fosil yang ada pada lapisan batuan tersebut.
Dalam kuliah ini akan dibahas secara rinci yang berkaitan biostratigrafi, dan akan diulang sepintas
tentang lithostratigrafi.
1.1. LITHOSTRATIGRAFI
Lithostratigrafi adalah stratigrafi yang disusun berdasarkan atas variasi lithologi. Dengan
demikian maka anda akan selalu berhadapan dengan terminology yang berkaitan dengan
batuan sedimen. Walaupun demikian karena stratigrafi suatu daerah tidak hanya melibatkan
batuan sedimen, namun:
juga dapat merupakan kombinasi antara batuan sedimen dan batuan metamorf,
batuan sedimen dan batuan beku,
batuan sedimen dengan batuan beku dan batuan metamorf
batuan beku dengan batuan metamorf.



Gambar 1.1. Bagian lapisan tanah yang diharapkan mengandung fosil (gbr.kiri), contoh batuan yang
kemungkinan besar terdapat fosil (gbr.kanan)

2


Dalam aplikasinya, lithostraigrafi dipakai sebagai dasar untuk membuat peta geologi suatu
daerah. Timbul pertanyaan, mengapa lithostratigrafi yang dimanfaatkan, dan bagaimana
dengan biostratigrafi ?
Uraian berikut akan menjawab pertanyaan tersebut, mengapa lithostratigrafi dipakai sebagai
dasar untuk menyusun peta geologi. Dasar-dasar tersebut antara lain:
Terjadinya batuan baik itu batuan beku, batuan sedimen maupun batuan metamorf
cara terjadinya (genesanya) di seluruh dunia adalah sama. Dengan demikian sifat
fisiknya antara lain jenis batuan, ukuran butir, warna dan komposisi mineralogi dan
kimia bersifat universal.
Batuan baik itu batuan beku, batuan sedimen maupun batuan metamorf mempunyai
pelaparan secara lateral maupun secara vertikal. Dengan demikian dengan dasar
lithologi anda dapat menggambarkan pelamparan batuan secara lateral dan dapat
juga diketahui (secara tidak langsung) ketebalan dari batuan yang bersangkutan
(dengan membuat sayatan geologi ataupun dengan melakukan pemboran).
Variasi lithologi mudah dikenal dilapangan tanpa memanfaatkan alat bantu
mikroskop, sehingga pekerjaannya akan menjadi lebih sederhana.
Dengan mengenal macam lithologi, akan menjadi mudah untuk mengetahui potensi
sumberdaya alam yang ada ditempat tersebut. Potensi sumber daya alam dapat
meliputi potensi air tanah, potensi bahan galian yang meliputi bahan galian padat,
bahan galian gas ataupun bahan galian yang berbentuk cair.
Perlapisan batuan sedimen lebih sering tampak nyata adanya perlapisan. Dengan
adanya perlapisan tersebut dapat diketahui kemungkinan terjadinya struktur
perlipatan maupun struktur patahan.
Batuan mempunyai sifat fisik yang terkhususkan.
o Sifat fisik batuan dapat juga diketahui dengan memperhatikan sifat rambatan
gelombang (dengan geofisika seismik maupun geolistrik),
o Sifat kemagnitan batuan ( geomagnit),
o Berdasarkan atas variasi sifat dari berat jenis mineral penyusunnya (gravity).
Bagaimana dengan biostratigrafi ?. Sebelum membahas tentang biostratigrafi akan
lebih baik apabila anda mengingat kembali tentang:
Berbagai macam fosil berdasarkan atas taksonominya (klasifikasi kehidupan)
Berbagai macam fosil berdasarkan atas ukurannya (fosil mikro dan fosil makro)
Berbagai fosil berdasarkan atas pemanfaatannya antara lain fosil indeks untuk
umur, fosil indeks untuk kedalaman (fosil bathymetri), fosil indeks untuk
iklim, fosil indeks untuk lingkungan (marine, terestris, lagoon, open sea), fosil
horizon

1.2. UMUR GEOLOGI
Dalam ilmu geologi dikenal umur relatif dan umur absolute. Umur relatif ditentukan
berdasarkan atas fosil indeks untuk umur yang ditunjukkan dengan umur dalam skala waktu
geologi.

3



Gambar 1.2. Skala umur relatif berdasarkan atas waktu geologi
Timbul pertanyaan: apa itu umur absolute dan bagaimana caranya menentukan umur
absolute suatu lapisan batuan
Bila umur geologi relatif itu ditunjukkan oleh fosil indeks umur dan ditransformasikan pada
waktu geologi, maka umur absolute dinyakatan dengan hitungan angka. Cara menentukan
umur absolute suatu fosil dengan mengukur sifat radioaktivitas unsur yang ada dalam fosil itu
sendiri atau dengan mengukur radioaktivitas mineral yang ada disekitarnya. Metode
penentuan umur absolute ini dikenal dengan nama lain yaitu: Metode pertanggalan
Radioaktif. Metode ini perhitungannya berdasarkan atas:
(1). Teori peluruhan zat radioaktif yang mengikuti persamaan de Alembert atau dikenal
dengan istilah carbon dating. Dalam hal ini dipergunaan unsure C
14
yang terdapat pada fosil
atau pada batuan yang mengandung fosil tersebut. Teori pertanggalan ini berdasarkan
aktivitas C
14
yang masih terdapat pada material kuno yang akan dicari umurnya. Benda
(material) kuno yang akan dicari umurnya, bisa berupa tulang, kayu sisa bangunan, tanaman,
binatang dan alat-alat yang dipakai manusia (terutama dari kayu). Teori pertanggalan
radiocarbon (C
14
) berkembang sekitar tahun 1950 oleh JW.Libby yang merupakan kelanjutan
dari yang ia rintis sejak tahun 1930. Perhitungan umurnya mengikuti persamaan DAlembert
sebagai berikut:
A=A
o
e
-ct
Dengan notasi bahwa: A=aktivitas kandungan zat radioaktif C
14
pada saat ditemukan; A
o

=aktivitas kandungan zat radioaktif C
14
mula-mula; dan t= umur benda (material) yang dicari.
4

Dipilih C
14
sebagai dasar pertanggalan karena C
14
, walaupun termasuk golongan radiasi
primordial, namun C
14
berasal dari radinuklida kosmogenis yang jatuh ke bumi berdasarkan
reaksi inti:
N
14
+ n
1
C
14
+ p
1

Carbon C
14
setelah sampai di atmosfer bumi akan bereaksi dengan oksigen menjadi
carbondioksida (CO
2
). Selanjutnya carbondioksida melalui proses fotosintesis pada tanaman
akan menjadi karbohidrat. Jadi tanaman akan selalu mengandung karbohidrat yang
mengandung C
14
. Mekanisme reaksi yang terjadi adalah
C
14
+ O
2
C
14
O
2

Melalui fotosintesa dengan bantuan khlorofil daun akan terbentuk karbohidrat (glukosa).
Reaksinya adalah sebagai berikut:
6C
14
O
2
+ 6H
2
O + energy matahari C
14
6
H
12
O
6
+ 6 H
2
O
Melalui makanan C
14
6
H
12
O
6
(yang merupakan karbohidrat) yang ada C
14
nya akan masuk ke
dalam tubuh manusia atau hewan, sehingga secara internal manusia, hewan (hewan darat,
hewan laut) dan tanaman selalu akan mengandung C
14
. Manusia dan hewan selama masih
hidup akan selalu makan karbohidrat berarti juga selalu akan mengkonsumsi C
14
. Setelah
manusia dan hewan mati (dan juga tanaman), C
14
yang terkandung di tubuh manusia dan
hewan (dan juga tanaman) akan meluruh dengan waktu paro 5730 tahun. Apabila pada
suatu saat jasad manusia atau hewan (dan juga tanaman) yang membentuk fosil, maka lama
waktu fosil terpendam (sejak mati hingga ditemukan) dapat dihitung berdasarkan
persamaan:
A =A
o
e
-ct
e
-ct
= A/A
o

e
ct
= A
o
/A sehingga didapat t=1/c ln (A
o
/A)
dengan catatan:
A =aktivitas C
14
saat ditemukan
A
o
=aktivitas C
14
semula (pada waktu masih hidup)
C= konstanta peluruhan C
14
+ 0,693/t =0,693/5730 = 12,o9.10
-5
tahun
-1

t = waktu (lama terpendam) yang dicari
Untuk memudahkan perhitungan aktivitas C
14
dihitung dalam disintegrasi per menit per gram
carbon. Dari hasil analisis beberapa tanaman yang masih hidup dan bagian tubuh (jaringan)
hewan/manusia yang masih hidup, diperoleh harga A
o
atau harga C
14
yang ada per gram
5

carbon sebesar = 13,56 + (kurang lebih 0,07 dpm. Dengan demikian harga t (umur benda
kuno/fosil) sama dengan:

t= (1+c) ln (A
o
/A)
t=[1/ (12,09.10
-5
)] ln (13,56/A) tahun
t= (19,03x10
3
) log (13,56/A) tahun
Bila sampel benda/fosil kemudian dicuplik dan dianalisis untuk mengetahui A-nya. Setelah A-
nya diketahui, maka umur fosil tersebut segera bisa dihitung berdasarkan persamaan di atas.
(2). Teori pertumbuhan dan pernbandingan radionuklida dalam batuan atau mineral. Teori
pertanggalan terdiri atas beberapa metode, yaitu:
a. Pertanggalan dengan metode K-A
b. Pertanggalan dengan metode perbandingan Ar
40
/Ar
39

c. Pertanggalan dengan metode RB-Sr
d. Pertanggalan dengan metode Sm-Nd
e. Pertanggalan dengan metode Lu-Hf
f. Pertanggalan dengan metode Re-Os
g. Pertanggalan dengan metode K-Ca
h. Pertanggalan dengan metode U, Th-Pb
i. Pertanggalan dengan metode Fission track
j. Pertanggalan dengan metode deret U
Dengan cara tersebut diatas maka umur absolute semua fosil dapat dihitung. Nomor absolute
fosil (indeks) tersebut kemudian ditransformasikan ke umur geologi secara relatif (lihat skala
waktu geologi), dan terketahui umur dari fosil indeks
Timbul pertanyaan: adalah syarat tertentu yang mencirikan fosil indeks itu ?
Syarat fosil indeks adalah:
Mempunyai penyebaran vertikal (dalam skala waktu geologi) pendek, serta
mempunyai penyebaran lateral secara luas.
Mudah dikenal dan ditemukan dalam jumlah banyak.
Untuk dapat menyebut nama fosil indeks hingga pada taksonomi terkecil (genus atau
species/subspecies) fosil harus dijumpai dalam keadaan lengkap (dapat diidentifikasi).
Makin rendah tingkatan nama fosil, makin singkat umur geologi fosil yang
bersangkutan. Oleh sebab kemampuan melakukan determinasi fosil sangat
diperlukan.
Timbul pertanyaan :
6

Pada batuan sedimen jenis yang mana kemungkinan dijumpai fosil ?
Bagaimana dengan pada batuan metamorf ?
Bagaimana dengan pada batuan beku ?
Bagaimana dengan pada batuan pyroklastik berbutir halus ?


Gambar 1.3. Batuan breksi (gbr.kiri), conglomerate (gbr.kanan)
Mana yang mungkin ada fosil ?


Gambar 1.4. Batupasir (gbr.kiri), serpih (gbr.tengah), dan batulempung (gbr.kanan)
Mana yang mungkin ada fosil ?

Gambar 1.5. Calcirudite (gbr.kiri), calcarenite (gbr.tengah), calcilutite (gbr.kanan)
Mana yang mengandung fosil yang baik dan dapat diidentifikasi ?


Gambar 1.6. Batuan gneiss (gbr.kiri), batuan phylite (gbr.tengah), batuan schist
(gbr.kanan)
7

Mana yang kemungkinan mengandung fosil ?



Gambar 1.7. Batuan slate (gbr.kiri), batuan marmer (gbr.tengah), batuan beku (gbr.kanan)
Jenis batuan yang mana kemungkinan terdapat fosil ?

Catatan kerja

Anda mungkin juga menyukai