Anda di halaman 1dari 11

1

BAB I
PENDAHULUAN


1.1 Latar Belakang
Pergaulan adalah salah satu kebutuhan hidup dari manusia, sebab manusia
adalah makhluk sosial yang dalam kesehariannya membutuhkan orang lain.
Hubungan antar manusia perlu dibina melalui suatu pergaulan (interpersonal
relationship). Pergaulan juga merupakan hak asasi setiap individu yang harus
dibebaskan dan tidak boleh dibatasi, apalagi didiskriminasi, sebab hal tersebut
dapat melanggar Hak Asasi Manusia. Jadi, pergaulan antar manusia memang
seharusnya bebas, asalkan tetap mematuhi norma hukum, norma agama, norma
budaya, serta norma bermasyarakat yang berlaku.
Akan tetapi, melihat berbagai fakta yang terjadi saat ini, tidak sedikit para
pemuda dan pemudi yang terjerumus ke dalam pergaulan bebas. Salah satunya
adalah perzinahan (free sex), yang disebabkan terlalu jauhnya kebebasan remaja
dalam bergaul. Faktor utama penyebabnya adalah kurangnya pemahaman remaja
saat ini terhadap batas-batas pergaulan antara pria dan wanita. Disamping itu, arus
modernisasi yang telah mengglobal dan lemahnya benteng keimanan
mengakibatkan mudahnya seseorang terjerat seks bebas.
Pergaulan bebas tidak hanya berkisar pada masalah perzinahan saja.
Masalah lainnya seperti penyalahgunaan obat-obatan terlarang, minuman keras,
dan aborsi juga merupakan masalah lain yang hingga kini semakin marak di
kalangan remaja.

1.2 Rumusan Masalah
1. Apa itu pergaulan bebas?
2. Apa penyebab terjadinya pergaulan bebas?
3. Apa saja bahaya dari pergaulan bebas?
4. Cara mengatasi pergaulan bebas.
2


1.3 Tujuan Penulisan
Dilihat dari rumusan masalah di atas, maka tujuan pembuatan makalah ini
adalah untuk memberikan pengetahuan sejak dini kepada para remaja tentang
bagaimana pergaulan bebas itu, serta bahaya yang ditimbulkan akibat pergaulan
bebas. Selain itu, akan dipaparkan pula cara mengatasi pergaulan bebas di
kalangan remaja.

1.4 Manfaat Penulisan
1. Dapat membuka pikiran pembaca untuk mengetahui dan sadar akan
dampak dari pergaulan bebas, serta menjadikan pembaca lebih berpikir positif
dalam menghadapi masa depan.
2. Pembaca dapat mengetahui bahaya dari pergaulan bebas sehingga
nantinya mereka mampu meningkatkan antisipasi dalam bergaul sehingga dapat
memilih antara pergaulan yang membawa ke arah positif dan negatif.


















3


BAB II
PEMBAHASAN


2.1 Pengertian Pergaulan Bebas
Pergaulan bebas adalah salah satu bentuk perilaku menyimpang, yang mana
bebas yang dimaksud disini adalah bentuk kebebasan yang melewati batas-batas
norma ketimuran yang ada. Masalah pergaulan bebas ini sering kita dengar baik di
lingkungan maupun dari media massa. Remaja adalah individu labil yang
emosinya rentan dan seringkali tidak terkontrol. Masalah keluarga, kekecewaan,
pengetahuan yang minim, dan ajakan teman-teman yang pergaulannya bebas
membuat potensi remaja untuk terjerumus kedalam pergaulan bebas semakin
besar.
Masa remaja bagi semua orang adalah masa yang paling indah sekaligus
rentan. Di masa itu proses pencarian jati diri seseorang berlangsung. Dan pada
proses itulah banyak para remaja yang terjebak ke dalam pergaulan bebas karena
tidak mengetahui dampak buruk yang ditimbulkan pergaulan bebas tersebut bagi
dirinya sendiri. Pergaulan bebas di kalangan remaja saat ini telah mencapai titik
kekhawatiran yang sangat tinggi atau cukup parah, terutama seks bebas dan
penyalahgunaan obat-obatan terlarang.
Oleh karena itu tidak aneh jika jumlah penderita HIV/AIDS dan wanita dari
kalangan remaja/anak sekolah yang hamil di luar nikah semakin meningkat. Hal
ini di karenakan, di era serba modern ini remaja begitu mudah mendapatkan
akses untuk mengetahui serta memasuki tempat-tempat khusus yang seharusnya
hanya boleh dimasuki oleh orang-orang dewasa. Pelakunya bukan saja remaja
kalangan mahasiswa dan anak SMA saja, namun sudah merambat sampai ke
kalangan remaja SMP.
Dewasa ini, banyak juga orang-orang yang melakukan perbuatan keji dan
tidak berkeprimanusiaan, menutupi aib nya dengan melakukan aborsi. Padahal
akibat dari aborsi sangat berbahaya bagi kesehatan tubuh dan keselamatan jiwa.
4


Bukan hanya pada kesehatan tubuh, tetapi juga sangat berdampak hebat bagi
keadaan mental seseorang yang melakukan aborsi tersebut. Namun, demi
menutupi aib yang ia timbulkan sendiri seseorang rela mempertaruhkan nyawanya
untuk melakukan aborsi. Oleh karena itu jika tidak secepatnya di atasi, akibat
pergaulan bebas ini akan sangat membawa dampak negatif dan efek yang buruk
bagi perkembangan zaman.
2.2 Penyebab Maraknya Pergaulan Bebas di Kalangan Remaja
Awal mula seorang remaja terjerumus ke dalam pergaulan bebas adalah
salah bergaul dan terpengaruh oleh teman-temannya yang mengajak kepada
ajakan yang menjerumuskan. Kebanyakan remaja ingin di puji dan di katakan
gaul oleh teman-temannya tanpa memikirkan dampak dan akibat buruk yang
mungkin saja timbul di kemudian hari.
Di bawah ini adalah beberapa faktor utama yang menjadi penyebab dan
awal mula seorang remaja terjerumus ke dalam pergaulan bebas, yaitu:
Faktor agama dan faktor iman, faktor ini adalah faktor yang berasal dari
dalam diri sendiri. Apabila kurang pengetahuan akan agama dan
kurangnya iman yang tertanam di dalam diri, seseorang akan sangat
mudah tergoda oleh setan-setan yang ada di dalam diri atau fikirannya.
Hal ini dapat mendorong seseorang melakukan hal-hal negatif yang
sangat bertentangan dengan agama dan hukum yang berlaku. Namun jika
memiliki pengetahuan akan agama dan iman yang kuat, seseorang tidak
akan mudah terpengaruh dan terjerumus ke dalam hal-hal negatif
tersebut.
Faktor lingkungan seperti orang tua, teman dan tetangga, di dalam
faktor ini tidak sedikit anak remaja yang terjerumus kedalam pergaulan
bebas dikarenakan ada masalah di dalam keluarganya atau yang sering
disebut dengan broken home. Selain itu penyebab yang sering terjadi juga
karena terjerumus atau terpengaruh oleh teman-teman di lingkungan
bermainnya yang memaksa atau mendorong seorang remaja untuk
menggunakan narkoba, minum-minuman keras, dan melakukan seks
bebas, serta segala jenis pergaulan bebas lainnya.
5


Faktor pengetahuan yang minim ditambah rasa ingin tahu yang tinggi,
kurangnya pengetahuan akan dampak dan akibat dari hal yang dilakukan
dapat memudahkan seseorang terjerumus ke dalam hal hal yang negatif.
Pada umumnya seorang remaja memiliki rasa ingin tahu yang sangat
tinggi, apabila menemukan atau melihat suatu hal yang baru. Dalam
benaknya pasti otomatis akan timbul perasaan ingin melakukan atau
mencobanya.
Faktor perubahan zaman, faktor ini juga merupakan faktor yang cukup
kuat sebagai penyebab pergaulan bebas di kalangan remaja. Di zaman
serba modern ini banyak media yang begitu mudah di akses oleh semua
umur, khususnya media yang menyediakan tayangan-tayangan yang
seharusnya hanya di tayangkan khusus orang dewasa. Didorong rasa
ingin tahu yang sangat tinggi, para remaja pun akhirnya mengakses dan
melihat media yang sebenarnya dikhususnkan untuk orang dewasa
tersebut. Setelah melihat, otomatis rasa ingin tahu itu pun akan terus
berkembang. Sehingga timbul rasa ingin mencoba dan
mempraktekannya. Oleh karena itu pengawasan orang tua adalah kunci
terpenting dalam meminimalisir dampak dari faktor ini.

2.3 Ciri-Ciri Pergaulan Bebas
1. Penghamburan harta untuk memenuhi keinginan sex bebasnya.
2. Upaya mendapatkan harta dan uang dengan menghalalkan segala cara
termasuk dari jalan yang haram dan keji.
3. Menimbulkan perilaku munafik dalam masyarakat.
4. Rasa ingin tahu yang besar.
5. Rasa ingin mencoba dan merasakan.
6. Terjadi perubahan-perubahan emosi, pikiran, lingkungan pergaulan dan
tanggung jawab yang dihadapi.
7. Mudah mengalami kegelisahan, tidak sabar, emosional, selalu ingin
melawan, rasa malas, perubahan dalam keinginan, ingin menunjukkan
eksistensi dan kebanggaan diri serta selalu ingin mencoba dalam
banyak hal.
6


8. Kesukaran yang dialami timbul akibat konflik karena keinginannya
menjadi dewasa dan berdiri sendiri dan keinginan akan perasaan aman
sebagai seorang anak dalam keluarganya.
9. Banyak mengalami tekanan mental dan emosi.
10. Terjerat dalam pesta hura-hura ganja, putau, ekstasi, dan pil-pil setan
lain.

2.4 Dampak Pergaulan Bebas
Tingginya kasus penyakit Human Immunodeficiany Virus/Acquired
Immnune Deficiency Syndrome (HIV/AIDS), khususnya pada kelompok umur
remaja, adalah salah satu dampak yang timbul akibat pergaulan bebas. Hampir
diseluruh kota di Indonesia terdapat remaja yang belum menikah namun sudah
pernah melakukan hubungan seksual, banyak diantara mereka yang kemudian
terjangkit penyakit hilangnya kekebalan daya tubuh (HIV/AIDS), dan meninggal
dalam usia muda.
Berdasarkan data, penderita HIV/AIDS di Bali hingga Februari 2005
tercatat 623 orang, sebagian besar menyerang usia produktif. Penderita tersebut
terdiri atas usia 5-14 tahun satu orang, usia 15-19 tahun 21 orang, usia 20-29
tahun 352 orang, usia 30-39 tahun 185 orang, usia 40-49 tahun 52 orang dan 50
tahun ke atas satu orang.
Selain itu, hubungan seks bebas juga dapat menyebabkan kehamilan di usia
dini. Kehamilan yang seharusnya disyukuri menjadi malapetaka bagi pelaku seks
bebas. Hal ini dikarenakan mereka belum siap baik secara fisik maupun materi
untuk menghidupi anaknya kelak. Rasa malu dan rasa takut dikucilkan oleh
masyarakat sekitar pula-lah yang menyebabkan banyak pelaku seks bebas pada
akhirnya memilih jalan pintas yakni melakukan aborsi atau pengguguran
kandungan secara paksa.
Ada keinginan sekelompok masyarakat agar aborsi dilegalkan, dengan dalih
menjunjung tinggi nilai hak asasi manusia. Ini terjadi karena tiap tahunnya kasus
aborsi di Indonesia kian meningkat, terbukti dengan pemberitaan di media massa
maupun TV yang mengungkapkan maraknya kasus aborsi akhir-akhir ini. Jika hal
7


ini di legalkan sebagaimana yang terjadi di negara-negara Barat, maka akan
mengakibatkan rusaknya tatanan agama, budaya dan adat bangsa. Berarti nilai-
nilai moral serta norma yang telah lama mendarah daging dalam masyarakat telah
hilang. Jika hal ini dilegalkan juga akan mendorong pergaulan bebas yang lebih
jauh dalam masyarakat Orang tidak perlu menikah untuk melakukan hubungan
seks. Karena mereka menganggap pelepasan tanggung jawab kehamilan bisa
diatasi dengan aborsi.
Aborsi memiliki risiko penderitaan yang berkepanjangan terhadap kesehatan
maupun keselamatan hidup seorang wanita. Tidak benar jika dikatakan bahwa
seseorang yang melakukan aborsi tidak merasakan apa-apa dan langsung boleh
pulang. Ini adalah informasi yang sangat menyesatkan bagi setiap wanita,
terutama mereka yang sedang kebingungan karena tidak menginginkan kehamilan
yang sudah terlanjur terjadi. .
Dalam buku Facts of Life yang ditulis oleh Brian Clowes, Phd; Risiko
kesehatan dan keselamatan fisik yang akan dihadapi seorang wanita pada saat
melakukan aborsi dan setelah melakukan aborsi adalah :
Kematian mendadak karena pendarahan hebat.
Kematian mendadak karena pembiusan yang gagal.
Kematian secara lambat akibat infeksi serius disekitar kandungan.
Rahim yang sobek (Uterine Perforation).
Kerusakan leher rahim (Cervical Lacerations) yang akan menyebabkan
cacat pada anak berikutnya.
Kanker payudara (karena ketidakseimbangan hormon estrogen pada
wanita).
Kanker indung telur (Ovarian Cancer).
Kanker leher rahim (Cervical Cancer).
Kanker hati (Liver Cancer).
Kelainan pada placenta/ari-ari (Placenta Previa) yang akan menyebabkan
cacat pada anak berikutnya dan pendarahan hebat pada saat kehamilan
berikutnya.
8


Menjadi mandul/tidak mampu memiliki keturunan lagi (Ectopic
Pregnancy).
Infeksi rongga panggul (Pelvic Inflammatory Disease).
Infeksi pada lapisan rahim (Endometriosis).
Proses aborsi bukan saja suatu proses yang memiliki resiko tinggi dari segi
kesehatan dan keselamatan seorang wanita secara fisik, tetapi juga memiliki
dampak yang sangat hebat terhadap keadaan mental seorang wanita. Gejala ini
dikenal dalam dunia psikologi sebagai Post-Abortion Syndrome (Sindrom
Paska-Aborsi) atau PAS. Gejala-gejala ini dicatat dalam Psychological
Reactions Reported After Abortion di dalam penerbitan The Post-Abortion
Review.
Selain masalah aborsi, pergaulan bebas juga identik dengan penyalahgunaan
narkoba. Padahal, narkoba pun memiliki dampak buruk yang tidak kalah hebat.

Dampak Fisik :
1. Gangguan pada sistem saraf (neorologis) : kejang-kejang, halusinasi,
gangguan kesadaran, kerusakan saraf tepi.
2. Gangguan pada jantung dan pembuluh darah (kardiovaskuler) : infeksi
akut otot jantung, gangguan peredaran darah.
3. Gangguan pada kulit (dermatologis) : penanahan, bekas suntikan dan
alergi.
4. Gangguan pada paru-paru (pulmoner) : penekanan fungsi pernapasan,
kesukaran bernafas, penggesaran jaringan paru-paru, pengumpulan benda
asing yang terhirup.
5. Dapat terinfeksi virus HIV dan AIDS, akibat pemakaian jarum suntik
secara bersama-sama.

Dampak Psikologis :
Berfikir tidak normal, berperasaan cemas, tubuh membutuhkan jumlah
tertentu untuk menimbulkan efek yang di inginkan, ketergantungan/selalu
membutuhkan obat.
9



2.5 Solusi Untuk Mengatasi Masalah Pergaulan Bebas
Dalam mengatasi pergaulan bebas yang semakin marak di kalangan remaja,
sangat penting adanya perhatian khusus dari orang tua remaja tersebut untuk dapat
memberikan pendidikan yang baik dan benar. Baik itu pendidikan akan bahaya
seks bebas maupun bahaya narkoba. Remaja perlu diberikan penekanan yang
tegas dengan cara meyampaikan. jika mau berhubungan seksual, mereka harus
siap menanggung segala risikonya yakni hamil dan penyakit kelamin.
Kita semua mengetahui peningkatan keimanan dan ketakwaan kepada
Tuhan YME, penyaluran minat dan bakat secara positif merupakan hal-hal yang
dapat membuat setiap orang mampu mencapai kesuksesan hidup nantinya. Tetapi
walaupun kata-kata tersebut sering didengungkan tetap saja masih banyak
remaja yang melakukan hal-hal yang tidak sepatutnya dilakukan. Selain daripada
solusi di atas masih banyak solusi lainnya. Solusi-solusi tersebut antara lain
sebagai berikut:
1. Memperbaiki cara pandang dengan mencoba bersikap optimis dan
hidup dalam kenyataan, maksudnya sebaiknya remaja dididik dari
kecil agar tidak memiliki angan-angan yang tidak sesuai dengan
kemampuannya sehingga apabila remaja mendapatkan kekecewaan
mereka akan mampu menanggapinya dengan positif.
2. Menjaga keseimbangan pola hidup. Yaitu perlunya remaja belajar
disiplin dengan mengelola waktu, emosi, energi serta pikiran dengan
baik dan bermanfaat, misalnya mengatur waktu dalam kegiatan sehari-
hari serta mengisi waktu luang dengan kegiatan positif
3. Jujur pada diri sendiri. Yaitu menyadari pada dasarnya tiap-tiap individu
ingin yang terbaik untuk diri masing-masing. Sehingga pergaulan bebas
tersebut dapat dihindari. Jadi dengan ini remaja tidak menganiaya
emosi dan diri mereka sendiri.
4. Memperbaiki cara berkomunikasi dengan orang lain sehingga terbina
hubungan baik dengan masyarakat, untuk memberikan batas diri
10


terhadap kegiatan yang berdampak negatif dapat kita mulai dengan
komunikasi yang baik dengan orang-orang di sekeliling kita.
5. Perlunya remaja berpikir untuk masa depan. Jarangnya remaja
memikirkan masa depan. Seandainya tiap remaja mampu menanamkan
pertanyaan Apa yang akan terjadi pada diri saya nanti jika saya lalai
dalam menyusun langkah untuk menjadi individu yang lebih baik?
kemudian hal itu diiringi dengan tindakan-tindakan positif untuk
kemajuan diri para remaja. Dengan itu maka remaja-remaja akan
berpikir panjang untuk melakukan hal-hal menyimpang dan akan
berkurangnya jumlah remaja yang terkena HIV & AIDS nantinya.
Selain usaha dari diri masing-masing sebenarnya pergaulan bebas dapat
dikurangi apabila setiap orang tua dan anggota masyarakat ikut berperan aktif
untuk memberikan motivasi positif dan memberikan sarana & prasarana yang
dibutuhkan remaja dalam proses keremajaannya sehingga segalanya menjadi
bermanfaat dalam kehidupan tiap remaja.













11


BAB III
PENUTUP


Kesimpulan
Pergaulan bebas adalah salah satu bentuk perilaku menyimpang, yang mana
bebas yang dimaksud adalah melewati batas-batas norma ketimuran yang ada.
Masalah pergaulan bebas ini sering kita dengar baik di lingkungan maupun dari
media massa.
Pergaulan bebas tidak hanya sebatas bergaul melainkan terkadang
mendorong seseorang terutama remaja untuk melakukan hal yang lebih. Seperti
bercumbu rayu, berciuman dan bahkan terjebak dalam perzinahan. Oleh karena
itu, tanpa adanya sekat-sekat pembatasan antara wanita dan laki-laki yang bukan
muhrim, pergaulan bebas menjadi semakin mudah terjadi. Penyebab maraknya
pergaulan bebas karena sikap mental yang tidak sehat, pelampiasan rasa kecewa,
dan kegagalan remaja menyerap norma.
Tindakan aborsi, penyalahgunaan narkoba dan obat-obatan terlarang juga
merupakan wujud dari pergaulan bebas yang dapat menjerumuskan remaja
kedalam hal negatif.
Pergaulan bebas dapat dikurangi apabila orang tua dan anggota masyarakat
ikut berperan aktif dalam memberikan motivasi dan dorongan kepada para remaja
dan memberikan sarana dan prasarana yang dibutuhkan remaja dalam proses
keremajaannya. Sehingga segala sesuatu yang dilakukannya dapat bermanfaat
dalam kehidupan.
Saran
Melalui makalah ini, penulis menyarankan agar para remaja mampu
memilih pergaulan yang baik dan sesuai, Karena jika salah memilih pergaulan
maka hal buruklah yang akan menimpa.

Anda mungkin juga menyukai