Akademi Kebidanan
Bhakti Husada Mulia Madiun
Anak Balita : usia 1 – 5 tahun
Cairan
Cairan sangat penting dalam tubuh. Pada umumnya
anak yang sehat memerlukan 1000 – 1500 ml tiap
harinya. Dalam keadaan sakit misalnya infeksi dengan
suhu tubuh yang tinggi, diare, muntah, masukan cairan
harus lebih tinggi untuk menghindari hal yang buruk.
Tujuan Pemberian Makan Pada Anak
Mencapai berat badan normal dan
mempertahankannya
Mempertahankan status gizi dalam keadaan
baik
Menyediakan zat gizi untuk menjamin tumbuh
kembang dan meningkatkan daya tahan tubuh
terhadap infeksi
Membina kebiasaan makan yang baik,
menumbuhkan pengetahuan tentang makan dan
makanan yang baik pada anak.
Perhitungan DBW (Desirable Body
Weight) dan Kebutuhan Energi
Pengaruh penyakit
CARA MEMBERIKAN MAKANAN
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pemberian makan
pada anak :
Perkembangan makan
Pada masa balita, aktivitas anak mulai meningkat.
Anak mulai belajar berbagai ketrampilan. Pada umur 1
tahun, anak belajar makan dengan menggunakan jari.
Umur 2 tahun anak mulai dapat memegang cangkir
dengan satu tangan dan makan dengan menggunakan
sendok. Demikian terus sampai anak bisa makan sendiri
sekitar usia 6 tahun.
Makan bersama
MASALAH YANG BERHUBUNGAN
DENGAN GIZI
Penurunan nafsu makan
Nafsu makan yang kurang dapat diartikan sebagai segala
sesuatu yang berkaitan dengan ketidakmampuan
mengkonsumsi sejumlah makanan yang diperlukan
secara alamiah dan wajar
Keluhan nafsu makan kurang pada anak :
Makan hanya sedikit : 85,3%
Menolak makanan : 61,3 %
Cepat bosan dengan makanan ttt : 58 %
Makan hanya dikulum saja : 45%
Perkembangan makan tidak sesuai : 23,4%
Suka jenis makanan ttt : 21%
Tidak mau makan nasi : 15,9%
Anak yang tidak sehat tetapi juga tidak sakit
Gizi lebih
Berbeda dengan dewasa, kelebihan berat anak tidak
boleh diturunkan, karena penyusutan berat akan
sekaligus menghilangkan zat gizi yang diperlukan untuk
pertumbuhan.Laju pertumbuhan BB sebaiknya
dihentikan atau diperlambat dengan mengurangi makan
sambil memperbanyak aktifitas/ olahraga.
Alergi makanan
Alergi makanan lebih banyak dijumpai pada anak
dibanding pada orang dewasa. Penentuan diagnosis
alergi makanan tidak dapat dilakukan hanya dengan
anamnesis dan pemeriksaan fisik sekali datang.
Alergi bisa bersifat sementara atau menetap.Alergi
yang dipicu oleh susu, kedelai, telur, dan tepung terigu
dapat reda sendiri. Sementara alergi karena kacang,
ikan dan kerang cenderung menetap.
Karies Gigi
Karies gigi banyak dijumpai pada balita.
Penyebabnya karena anak memang
mengkonsumsi KH baik yang berasal dari
makanan kecil, permen dan susu formula yang
diberikan dengan dot dapat menyebabkan
kerusakan pada gigi seri bagian atas.
Upaya untuk mencegah karies yaitu
menggosok gigi segera setelah makan dan tidak
mengkonsumsi makanan yang lengket atau
bergula. Makanan cemilan yang baik untuk gigi
a.l : buah segar, kacang, keju, air buah dan
sayuran, sayuran segar, permen tidak bergula,
dan asinan.
Anemia defisiensi besi
Keadaan ini terjadi karena kurangnya
kandungan zat besi dalam makanan, terutama
pada anak yang terlalu banyak minum
susu.Anak harus diberi dan dibiasakan
menyantap makanan yang mengandung zat
besi, dan konsumsi susu sebagian diganti
dengan air jeruk yang kaya vitamin C untuk
membantu penyerapan zat besi dalam tubuh.
Pemantauan Pertumbuhan
Pertumbuhan anak dapat diamati dengan
menggunakan “Kartu Menuju Sehat” (KMS).
KMS berfungsi sebagai alat bantu pemantauan
gerak pertumbuhan, bukan untuk menilai status
gizi.Hasil pencatatan dalam KMS perlu
dikomunikasikan dengan ibu balita atau
pengasuhnya, karena KMS bukan sekedar alat
bagi petugas kesehatan, tetapi juga sebagai
media komunikasi dan pendidikan bagi para ibu.