BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome) merupakan penyakit
menular dengan angka kematian yang tinggi dan dapat menjangkiti seluruh lapisan
masyarakat dari mulai bayi sampai dewasa baik laki-laki maupun perempuan.
Di Indonesia, sejak tahun 1987 perkembangan jumlah kasus AIDS maupun
HIV (+) cenderung meningkat pada setiap tahunnya. Menurut laporan
UNAIDS (2004), diketahui jumlah penderita HIV di Indonesia sebanyak
diperkirakan 110.000 orang, sedangkan menurut harian Galamedia (28 Juli
2005) sampai Juni 2005 jumlah penderita AIDS di Indonesia tercatat 7098
orang.
Human immunodeficiency virus (HIV) merupakan infeksi retrovirus
RNA yang dulunya disebut sebagai Human T Lymphotrophic Virus III
(HTL-III). Infeksi virus HIV akan menyebabkan imunodefisiensi. Virus HIV
bisa ditularkan oleh penderita HIV melalui beberapa cara yaitu hubungan
seksual, berbagi jarum suntik atau syringe, transfuse darah dan organ serta
melalui ibu hamil kepada bayinya.
Penularan HIV/AIDS di kalangan anak muda Indonesia saat ini
semakin mengkhawatirkan. Menteri Kesehatan (Menkes) Nafsiah Mboi dalam
acara Rapat Kerja Kesehatan Nasional yang dilaksanakan di Surabaya,
menegaskan setiap tahun penularan HIV/AIDS bagi anak muda terus
meningkat. Epidemi HIV/AIDS telah menyebar dengan cepat. Penyakit ini 20
tahun yang lalu belum dikenal sama sekali, akan tetapi saat ini diperkirakan
lebih dari 60 juta orang terinfeksi dan lebih dari 21 juta orang meninggal
karenanya. Rata-rata setiap harinya terdapat 14 ribu orang terinfeksi, sebagian
2
adalah usia remaja antara 15-24 tahun. AIDS telah menjadi penyebab
kematian terbesar keempat di seluruh dunia.
Perkiraan secara nasional oleh Kementerian Kesehatan tahun 2002
jumlah pengidap HIV/AIDS di Indonesia adalah sekitar 90 130 ribu orang.
Akan tetapi yang tercatat dan dilaporkan hanya sekitar 6000 orang sejak 1987.
Sampai sekarang di Indonesia telah ditemukan banyak kasus terinfeksi
HIV/AIDS yang jumlahnya cenderung meningkat dari tahun ke tahun. Kasus
terbanyak infeksi HIV/AIDS di Indonesia berturut-turut ditemukan di DKI
Jakarta, Papua, Jawa Timur, Jawa Barat, Bali, Sumatera Utara, Kalimantan
Barat, Sulawesi Utara, Kepulauan Riau dan Riau. Sedangkan kelompok umur
yang paling banyak ditemukan kasus HIV/AIDS adalah kelompok umur
dewasa muda yaitu usia 20 29 tahun, disusul berturut-turut 30-39 tahun, 40-
49 tahun dan 15-19 tahun. Menurut jenis penularannya kasus HIV/AIDS
terbanyak ditemukan pada pengguna jarum suntik (Intravenous Drugs Users),
disusul pasangan heteroseksual, homoseksual, penularan saat persalinan,
transfusi darah dan lain-lain. Saat ini Indonesia tidak lagi tergolong sebagai
Negara dengan prevalensi infeksi rendah, akan tetapi sudah terjadi
peningkatan status menjadi epidemi terkonsentrasi.
Data sampai Desember 2001 menunjukkan, ada 1.978 kasus HIV
positif dan 671 kasus AIDS di Indonesia. Diperkirakan jumlah ini akan terus
meningkat hingga 80.000-120.0000 kasus pada tahun 2010. Ironisnya, sekitar
30% penderitanya adalah remaja, baik yang ditularkan melalui
penyalahgunaan napza, maupun yang ditularkan dari ibu pengidap HIV/AIDS
yang sejak muda telah mengkonsumsi napza kepada bayi-bayi yang
dilahirkannya. Bahkan, yang lebih parah lagi hanya sebagian kecil saja dari
mereka yang tahu kalau dirinya terinfeksi.
Faktor- faktor yang menyebabkan peningkatan cepat epidemi di
Indonesia antara lain terbanyak adalah penggunaan narkoba dengan jarum
suntik yang tidak steril, peningkatan atau meluasnya industri seks yang
melayani 7-10 juta konsumen setiap tahun serta minimnya penggunaan
3
kondom oleh pelanggan pekerja seks komersil. Apabila tidak segera
ditanggulangi maka, HIV/AIDS akan dengan cepat meniadakan kemajuan
pembangunan yang telah dicapai bangsa selama ini.
Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2010 menunjukkan
pengetahuan komprehensif tentang HIV/ AIDS pada penduduk usia 15-24
masih rendah, hanya 11,4 persen.
B. Rumusan Masalah
B.1. Masih kurangnya pengetahuan masyarakat terutama para remaja usia
sekolah mengenai HIV/AIDS.
B.2. Masih banyaknya angka kejadian HIV/AIDS terutama pada usia muda
dikarenakan pemahaman yang kurang mengenai HIV/AIDS.
B.3. Masih kurangnya pengetahua masyarakat terutama para remaja usia
sekolah mengenai cara penularan HIV/AIDS dan bahaya yang
ditimbulkannya
C. Intervensi Yang Dilakukan
Intervensi yang dilakukan untuk meningkatkan pengetahuan remaja
usia sekolah mengenai HIV/AIDS dilakukan melalui kegiatan penyuluhan
yang menggunakan metode ceramah dimana sasaran yang akan diberikan
penyuluhan adalah siswa-siswi kelas SMKN 1 dan 2 Slawi Kabupaten Tegal.
D. Tujuan
D.1. Untuk menambah pengetahuan kepada siswa SMK mengenai
HIV/AIDS mulai dari pengertian sampai pencegahannya.
D.2. Siswa SMK mampu melaksanakan ilmu yang sudah didapatkan.
D.3. Siswa SMK mampu menjadi agen yang ikut melakukan promosi
kesehatan tentang HIV/AIDS.
4
E. Sasaran
Siswa SMKN 1 dan SMKN 2 Slawi, Kabupaten Tegal.
F. Target Kegiatan
F.1. Siswa SMKN 1 dan SMKN 2 Slawi memahami HIV/AIDS, cara
pencegahan, dan cara bergaul dengan penderita HIV/AIDS
F.2. Meningkatnya peran siswa bersama-sama memberantas HIV/AIDS
5
BAB II
PELAKSANAAN PENYULUHAN
A. Waktu dan Tempat Pelaksanaan
A.1. Hari/Tanggal : Rabu, 14 Mei 2014
A.2. Waktu : 09.00-12.00 WIB
A.3. Tempat : SMK Negeri 1 Slawi dan SMK Negeri 2 Slawi
B. Tim Pelaksana
Tim Puskesmas Slawi 6 orang yaitu Ibu Bidan Lilian, Ibu Bidan Siti Nuriah, Ibu
Bidan Roihatuzzahroh, Mas Niki, M. Gima Faizal Gani, Tika Indriati.
C. Sasaran Penyuluhan
Guru dan siswa SMK Negeri 1 Slawi dan SMK Negeri 2 Slawi kabupaten Tegal
D. Materi Penyuluhan
Infeksi Menular Seksual (IMS) dan HIV/AIDS (isi materi, handout presentasi
dan daftar pustaka terlampir)
E. Metode Penyuluhan
Jenis penyuluhan yang diberikan adalah dengan pemberian informasi edukatif
dalam bentuk presentasi disertai tanya jawab, kemudian dilakukan evaluasi untuk
mengetahui tingkat pemahaman peserta dengan mini test tertulis
F. Media dan Instrumen
F.1. Notebook
F.2. Slide presentasi (terlampir)
F.3. Lembar evaluasi pretest dan posttest (terlampir)
6
G. Susunan Acara
Susunan acara penyuluhan
Acara Waktu Deskripsi
Pembukaan 09.00-09.15 Setelah memberi salam, pemateri terlebih dahulu
menyampaikan identitas, latar belakang, maksud
dan tujuan diberikan penyuluhan sebelum isi
materi disampaikan.
Pretest 09.15-09.25 Tes tertulis menggunakan lembar soal yang
disediakan oleh petugas puskesmas, digunakan
untuk mengetahui prior knowledge siswa tentang
HIV/AIDS.
Presentasi 09.25-10.00 Pemaparan materi tentang HIV/AIDS
Sesi tanya
jawab
10.00-10.30 Tanya jawab dan diskusi
Post test 10.30-11.45 Tes tertulis untuk mengevaluasi pemahaman
peserta tentang isi materi
Penutupan 11.45-12.00 Di akhir penyuluhan, pemateri menyampaikan
kata-kata penutupan dan salam.
7
BAB III
HASIL KEGIATAN
A. Hasil Kegiatan
Sasaran penyuluhan ini adalah siswa SMK Negeri 1 dan SMK Negeri 2 Slawi,
Kabupaten Tegal. Pukul 10.00 WIB ,penyuluhan dimulai dengan jumlah peserta 23
dari SMK Negeri 1 dan 35 dari SMK Negeri 2.
Penyuluhan dibuka oleh Bidan Lilian kemudian dilanjutkan dengan pretest
selama 10 menit. Kemudian diberikan materi penyuluhan meliputi definisi dari
HIV/AIDS, demografinya di kabupaten tegal, cara penularan HIV/AIDS, tanda dan
gejala yang muncul, cara mendeteksi HIV/AIDS dengan VCT, pencegahan
HIV/AIDS, dan sikap kita terhadap penderita HIV/AIDS.
Selesai materi diberikan dilanjutkan dengan sesi tanya jawab. Ada 5
pertanyaan yang diajukan:
1. Apakah HIV AIDS bisa menular dari ibu hamil ke anak yang dikandungnya?
Jawaban: Bisa menular lewat sirkulasi dan air ketuban, tetapi sekarang penularan
itu dapat dicegah jika sejak kehamilan trimester 1 sudah dapat terdiagnosis HIV
AIDS sehingga dapat segera diberikan terapi profilaksis agar dapat disembuhkan.
2. Adakah penyakit lain yang bisa menyerang system imun selain HIV/AIDS?
Tidak ada penyakit yang menyerang system imun selain HIV, akan tetapi ada
penyakit sistemik yang penularannya mirip dengan HIV yaitu Hepatitis B, tetapi
sel yang diserang adalah sel hepar/hati manusia.
3. Selain HIV/AIDS adakah penyakit yang menular melalui hubungan seksual?
Banyak sekali, yang terkumpul dalam Infeksi Menular Seksual (IMS) seperti
sifilis (raja singa), ghonorrea, condiloma akuminata, dsb.
8
4. Apakah jika onani dapat mengakibatkan tertular HIV/AIDS?
Tidak bisa
5. Bagaimana sikap kita terhadap orang yang terkena HIV/AIDS?
Pergaulan sosial tidak menyebabkan tertular HIV/AIDS, justru penderita perlu
kita temani menjalani hidup ini. Kita bangun moral dan semangatnya agar
memiliki masa depan yang lebih baik.
Selesai penyuluhan dilanjutkan post test selama 10 menit sebagai evaluasi. Dari
hasil posttest yang terdiri dari 5 soal, didapatkan 100% peserta menjawab benar.
Selanjutnya acara ditutup jam 12.30 WIB diakhiri dengan salam dan doa bersama.
B. Kendala
B.1. Jadwal acara yang sudah disusun belum bisa dilaksanakan tepat waktu.
B.2. Untuk perijinan pelaksanaan butuh waktu yang lama karena pihak sekolah
mengira kita datang harus dibayar.
B.3. Mengkondisikan siswa cukup lama karena masing-masing siswa berbeda
kegiatan belajar mengajar, kemudian sebelumnya tidak disiapkan dahulu
tetapi menunggu pemateri datang.
9
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Penyuluhan bertemakan HIV/AIDS dengan metode ceramah dan diskusi yang
bersifat edukatif, dapat terlaksana dengan baik. respon yang diterima peserta
cukup positif. Dari hasil penyuluhan didapatkan hasil posttest dari semua peserta
100% benar. Indikator keberhasilan dari penyuluhan dapat dicapai.
B. Saran
B.1. Perlu dilakukan monitoring dan evaluasi untuk mengetahui apakah
perwakilan tiap kelas yang dikirim menyampaikan materi yang didapatkan
kepada teman-teman satu kelasnya. Bisa dengan mengkader anggota PMR
tiap kelas sebagai monitor.
B.2. Perlu dilakukan persiapan yang lebih matang mengenai waktu, tempat,
sasaran dan acara yang lebih menarik agar tidak terlalu membosankan
misalnya diselingi games dan hadiah.
B.3. Perlu adanya media promosi kesehatan yang bisa terus diingat dan dilihat
semacam leaflet atau poster untuk di temple.
10
BAB V
PENUTUP
Puji syukur kehadirat Alloh SWT yang telah memberikan kemudahan
sehingga kegiatan penyuluhan ini dapat terselenggara dengan baik
Kami berusaha agar penyuluhan ini dapat terlaksana dengan baik, dengan
segala keterbatasan kami berusaha melaksanakannya semaksimal mungkin. Besar
harapan kami penyuluhan ini dapat memberikan manfaat bagi siswa SMK Negeri 1
Slawi dan SMK Negeri 2 Slawi pada khususnya dan masyarakat pada umumnya.
Kami menyadari bahwa penyuluhan ini masih jauh dari sempurna, oleh karena
itu kami mengharapkan kritik yang membangun dari semua pihak. Kami juga mohon
maaf atas segala sesuatu yang kurang berkenan dalam penyelenggaraan penyuluhan
ini.
Tidak lupa kami mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya atas
bantuan semua pihak yang terkait, khusunya kepada jajaran guru dan staff SMK
Negeri 1 Slawi dan SMK Negeri 2 Slawi, kepala Puskesmas Slawi dr. Titien
Widyaningsih, dan staff puskesmas Slawi.