Anda di halaman 1dari 5

Paper ini merupakan contoh paper yang baik.

Memuat footnote yang menjadi


sumber bacaan si penulisnya. Disamping itu isi paper telah menghubungkan isi
materi kuliah Hukum Ekonomi dengan tema/topik yang ditugaskan ke mahasiswa.
Paper ini TIDAK membahas substansi hukumnya (hukum energi), tetapi
menghubungkan isi materi kuliah Hukum Ekonomi ke dalam Undang-undang
Energi. Ini yang menjadikan paper di bawah ini paper yang benar.

PENGELOLAAN ENERGI SECARA TEPAT
SEBAGAI ALTERNATIF
PENINGKATAN STABILITAS EKONOMI NASIONAL

Energi merupakan salah satu hal yang sangat dibutuhkan oleh setiap
manusia, baik di Indonesia maupun di negara-negara lain di dunia. Energi dapat
menyokong kelangsungan hidup setiap manusia dan merupakan salah satu aspek
penting bagi masyarakat. Karena itu keberadaan energi akan selalu dicari apalagi
dalam kondisinya saat ini, dimana keberadaan energi sudah sangat minim dan
langka.
Kelangkaan yang terjadi tersebut menyebabkan harga energi kian
melambung tinggi. Apalagi ditambah dengan munculnya krisis ekonomi global
yang terjadi akhir-akhir ini, dimana kurs rupiahpun sudah sangat melemah
terhadap dollar. Hal tersebut akan semakin mempersulit masyarakat untuk
memenuhi semua kebutuhannya termasuk kebutuhannya akan energi. Apabila hal
ini terus terjadi, maka tak pelak perekonomian di Indonesia akan semakin tidak
stabil. Kemiskinan akan semakin meraja rela karena masyarakat tidak bisa
memenuhi kebutuhan hidupnya. Pada akhirnya kemakmuran dan kesejahteraan
masyarakat yang dicita-citakan dan yang menjadi tujuan dari perekonomian
Indonesiapun tidak tercapai.
Karena itu penting bagi kita untuk merenungkan tindakan-tindakan apa
saja yang dapat kita upayakan agar kebutuhan masyarakat terhadap energi dapat
terpenuhi dengan baik, dan apa saja yang harus dilakukan untuk meningkatkan
perekonomian di Indonesia agar dapat mencapai kesejahteraan masyarakat. Salah
satu alternatif yang dapat dilakukan adalah dengan cara melakukan pengelolaan
energi secara tepat. Karena merupakan suatu keharusan, negara yang merdeka
mengelola segala potensi yang dimilikinya secara mandiri dan efisien agar dapat


digunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat
1
. Yang dimaksud dengan
secara tepat disini adalah bahwa pengelolaan energi harus sesuai dengan asas dan
tujuan pengelolaan energi yang tercantum dalam pasal 2 dan pasal 3 Undang-
Undang Nomor 30 Tahun 2007 tentang Energi. Mengingat bahwa selama ini
pengelolaan energi di Indonesia dirasa masih belum optimal.
Salah satu asas yang terdapat dalam undang-undang tersebut adalah Asas
Kemanfaatan. Asas kemanfaatan adalah asas dalam pengelolaan energi yang harus
memenuhi kebutuhan masyarakat
2
. Artinya bahwa setiap kegiatan pengelolaan
energi hendaknya membuahkan hasil yang dapat dinikmati dan dimanfaatkan oleh
masyarakat untuk memenuhi kebutuhannya akan energi. Namun sepertinya hal
tersebut belum dapat tercapai dengan baik. Karena fakta dilapangan saat ini
membuktikan bahwa kebutuhan masyarakat akan energi belum dapat sepenuhnya
terpenuhi. Hal ini dapat kita lihat dari sulitnya memperoleh Bahan Bakar Minyak
(BBM), karena suplay Bahan Bakar Minyak (BBM) sampai saat ini masih sangat
minim, kalaupun ada harganya pasti sangat mahal. Selain persediaan bahan bakar
minyak yang minim, persediaan energi listrikpun juga minim, sehingga harus
terjadi pemadaman listrik secara bergilir terus-menerus.
Asas lain dalam pengelolaan energi adalah Asas Efisiensi Berkeadilan.
Asas ini sesuai dengan Asas Keadilan dalam Hukum Ekonomi. Dengan Asas
Efisiensi Berkeadilan ini maka pengelolaan energi harus merata dan harganyapun
harus ekonomis dan sesuai dengan kemampuan masyarakat agar seluruh
masyarakat, baik yang berasal dari kelas ekonomi tinggi maupun kelas ekonomi
rendah dapat membelinya. Dengan kata lain, setiap masyarakat berhak untuk
mendapatkan energi dengan harga yang terjangkau. Pengelolaan energi harus
lebih difokuskan untuk masyarakat-masyarakat kurang mampu dan masyarakat-
masyarakat yang berada di daerah tertinggal. Hal ini bertujuan agar semua
masyarakat baik kedudukannya sebagai warga negara, sebagai konsumen, maupun
sebagai subjek Hukum Ekonomi dapat benar-benar merasakan manfaat energi
secara merata, tanpa adanya diskriminasi dan monopoli dari pihak lain. Sehingga
perekonomian dalam negeripun dapat mencapai pemerataan pula. Disamping itu,

1
http://materikuliahfhunibrawwordpress.com. Analisis Hukum Agraria. Diakses pada
hari Sabtu, tanggal 13 September 2008.
2
Penjelasan pasal 2 Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2007 tentang Energi.


pengelolaan energi juga harus difokuskan bagi masyarakat-masyarakat yang
berada di daerah dimana sumber daya energi tersebut ditemukan. Jangan sampai
terjadi kasus dimana masyarakat yang berada di daerah sumber energi justru
kekurangan energi.
Pengelolaan energi harus memperhatikan Asas Pelestarian Fungsi
Lingkungan Hidup. Asas ini sesuai dengan asas dalam Hukum Ekonomi yaitu
Asas Membangun Tanpa Merusak Lingkungan. Lingkungan merupakan aset
terpenting yang perlu kita jaga. Karena di dalam lingkungan tersebut pasti
tersimpan potensi-potensi yang dapat kita ambil manfaatnya, diantaranya adalah
sumber daya energi. Apabila fungsi lingkungan hidup terganggu maka sumber-
sumber energi yang tersimpan di dalamnyapun bisa jadi ikut rusak. Akibatnya,
kebutuhan masyarakat akan energi tidak dapat terpenuhi secara optimal.
Disamping ketiga asas tersebut, pengelolaan energi juga harus
memperhatikan Asas Kesejahteraan Masyarakat. Dalam setiap kegiatan
pemerintah, terutama kegiatan ekonomi, kesejahteraan masyarakat yang sebesar-
besarnyalah yang selalu menjadi tujuan. Karena tinggi rendahnya tingkat
perekonomian suatu negara itu salah satunya dapat dilihat dari tingkat
kesejahteraan masyarakatnya. Untuk mencapai kesejahteraan masyarakat ini,
energi harus dikelola secara merata. Pemerintah juga harus menyediakan
pendanaan untuk mengelola energi serta subsidi khusus bagi masyarakat kurang
mampu dan mengupayakan agar harga jual energi dapat dijangkau oleh
masyarakat, terutama masyarakat menengah ke bawah. Sehingga mereka yang
tidak mampupun dapat memperoleh energi. Asas ini sangat berkaitan erat dengan
Asas Keadilan dalam Hukum Ekonomi.
Pengelolaan energi sangat berkaitan erat dengan tujuan Hukum Ekonomi.
Dimana apabila pengelolaan energi dapat berjalan secara tepat dan optimal maka
kebutuhan masyarakat akan energi akan dapat terpenuhi, terpenuhinya kebutuhan
masyarakat akan energi tersebut merupakan suatu indikasi bahwa kesejahteraan
masyarakat mulai meningkat. Peningkatan kesejahteraan masyarakat merupakan
salah satu tujuan yang ingin dicapai oleh Hukum Ekonomi.
Salah satu tujuan pengelolaan energi yang tercantum dalam pasal 3
UndangUndang Nomor 30 Tahun 2007 adalah untuk peningkatan devisa negara


dan terciptanya lapangan kerja. Hal itu sangat relevan dengan tujuan Hukum
Ekonomi, dimana Hukum Ekonomi bertujuan untuk peningkatan pembangunan
ekonomi. Devisa negara merupakan salah satu pemasukan bagi negara, sedangkan
terciptanya lapangan kerja merupakan suatu usaha untuk mengurangi dampak
kemiskinan yang terjadi di Indonesia. Apabila pemasukan negara bertambah dan
kemiskinan di Indonesia dapat dikurangi melalui pembukaan lapangan kerja maka
tidak mustahil bahwa tujuan Hukum Ekonomi yang ingin meningkatkan
pembangunan ekonomipun dapat tercapai. Dengan kata lain pengelolaan energi
secara tepat dapat menjadi salah satu sarana dalam usaha untuk mencapai tujuan
Hukum Ekonomi, terutama dalam hal meningkatkan pembangunan ekonomi. Jadi,
dalam setiap kegiatan pengelolaan energi selain harus mengacu pada tujuan
pengelolaan energi yang tercantum dalam pasal 3 Undang-Undang Nomor 30
Tahun 2007 juga harus berpedoman pada tujuan Hukum Ekonomi.
Pemerintah sebagai subjek Hukum Ekonomi selain pelaku usaha,
masyarakat , dan LSM, mempunyai peranan dan fungsi penting dalam
pengelolaan energi. Peranan pemerintah dalam menjalankan fungsi pembinaan
dan fungsi pengawasan sangat diperlukan. Dengan adanya fungsi pembinaan dan
pengawasan ini pemerintah dapat mengarahkan dan mengawasi setiap kegiatan
pengelolaan energi. Fungsi pengawasan juga mencegah terjadinya ekploitasi
maupun ekplorasi yang berlebih agar energi yang dimiliki oleh bangsa ini dapat
bertahan sampai generasi-genarasi selanjutnya. Fungsi pemerintah dalam
melakukan pembinaan dan pengawas tersebut harus berjalan secara optimal agar
pemerintah dapat membuat kebijakan energi nasional yang bertujuan untuk
mengarahkan upaya-upaya dalam mewujudkan keamanan pasokan energi dalam
negeri

sebagaimana tercantum dalam pasal 2 ayat (1) Peraturan Presiden Republik
Indonesia Nomor 5 Tahun 2006 tentang Kebijakan Energi Nasional. Dalam usaha
mengelola energi nasional pemerintah juga memiliki fungsi pembangunan.
Dimana dalam setiap kegiatan atau usaha pengelolaan energi harus dapat
memajukan sektor pembangunan nasional dan meningkatkan stabilitas ekonomi
nasional.
Dalam melaksanakan fungsi-fungsinya tersebut pemerintah membentuk
Dewan Energi Nasional. Pembentukan Dewan Energi Nasional ini diharapkan


menjadi suatu lembaga yang kuat dan mampu merumuskan kebijakan energi yang
komprehenship mulai dari sisi hilir sampai sisi hulu
3
. Misalnya kebijakan
mengenai sanksi-sanksi bagi pelanggaran-pelanggaran yang berkaitan dengan
energi, baik pada saat pengelolaan maupun pemanfaatannya. Karena dalam
Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2007 masih belum diatur mengenai sanksi
terhadap pelanggaran pengelolaan dan pemanfaatan energi. Hal ini bertujuan agar
pengelolaan energi tersebut dapat benar-benar terlaksana dengan baik, sehingga
stabilitas ekonomipun dapat mengalami peningkatan, dan kemakmuran rakyatpun
dapat benar-benar tercapai.

3
Osmaili. Pengesahan RUU Energi menjadi Undang-Undang.
http://www.litbang.esdm.go.id. Diakses pada hari Sabtu 13 September 2007.

Anda mungkin juga menyukai