Anda di halaman 1dari 4

12

DISKUSI
Karakterisitk Herpes Zoster (HZ) adalah unilateral, nyeri pada dermatom yang
terkena dan lesi yang disebabkan reaktifasi varisela zoster virus (VZV) yang didapat dari
infeksi varicela sebelumnya. Herpes Zoter paling banyak mengenai pada usia 60 tahun
keatas dan persentasenya meningkat seiring bertambahnya usia. Lesi pada HZ diawali
dengan makula eritematous dengan papul diatasnya ketika bagian superfisial dari nervus
sensoris yang terkena. Vesikel muncul antara 13 24 jam lalu menjadi pustule pada hari
ke 3. Lesi mongering dan membentuk keropeng setelah 7 10 hari. Keropeng menetap 2
3 minggu. Pada orang normal, lesi baru terus muncul pada hari pertama hingga ke
empat (umumnya selama 7 hari). Pada HZ pasien biasanya menggambarkan rasanya nyeri
seperti rasa terbakar, perih, kesemutan, gatal dan tertusuk.
6

Dari anamnesis, pasien wanita, 51 tahun,datang dengan keluhan utama nyeri
menetap pada wajah kanan pada kulit merah yang dirasakan sejak 3 hari yang lalu, nyeri
disertai rasa gatal dan seperti terbakar. Nyeri tidak terpengaruh cuaca maupun waktu.
Pasien juga mengeluhkan awalnya kemerahan hanya muncul pada kulit di pipi dan
sekarang menyebar ke hidung dan bibir sebelah kanan, pada kulit yang kemerahan teraba
berdungkul berdungkul. Pasien memiliki riwayat terkena cacar saat usia 7 tahun.
Menurut National Centre For Immunisation Research & Surveillance (NCIRS)
20 30% orang akan terkena Herpes Zoster semasa hidup, biasanya setelah usia 50
tahun. Pada orang tua ( yaitu pada orang dengan usia > 60 tahun) memiliki kemungkinan
besar untuk terkena neuralgia post herpetic.
5
Berdasarkan NCIRS usia 50 tahun sudah
merupakan faktor resiko untuk terjadinya HZ.
Mekanisme terjadinya reaktifasi dari VZV tidak diketahui secara pasti, sering
dihubungkan dengan jenis kelamin wanita; bangsa kulit hitam; daya tahan tubuh rendah;
tingkat stress yang tinggi; adanya radiasi spinal column; tumor yang mengenai tulang
belakang, dorsal root ganglion, atau struktur yang berdekatan; trauma lokal; manipulasi
bedah tulang belakang; sinusitis frontalis. Yang paling penting untuk diperhatikan adalah
penurunan imunitas seluler spesifik VZV berdasarkan bertambahnya usia.
8
Dari
anamnesis didapatkan 1 minggu sebelum keluhan muncul pasien mengaku sangat lelah
dikarenakan baru saja melakukan perjalanan jauh menggunakan mobil.
Lesi pada herpes zoster unilateral dan terbatas didaerah yang diinnervasi oleh
satu sensori ganglion, vesikel pada HZ bergerombol dengan dasar eritematous.
8
Dari

13

pemeriksaan dermatologis di region maksilaris dextra, Tampak papul dan vesikel
diatas dasar kulit yang eritematus, tersusun secara bergerombol zosteriformis
berjumlah multipel yang terdistribusi sesuai dermatom nervus trigeminalis.
Diagnosa HZ pada sebelum terjadinya erupsi, prodromal dari nyeri pada HZ
sering dibingungkan oleh nyeri yang bersifat lokal lainnya. Ketika erupsi muncul,
karakterisik dan lokasi berdasarkan dermatom, disertai nyeri dan rasa tidak nyaman
sesuai dermatom, umumnya diagnos HZ dapat ditegakkan. Sekelompok vesikel didekat
mulut atau genital, dapat menggambarkan HZ atau Herpes Simpleks (HS). Herpes Zoster
dan Herpes Simpleks sulit dibedakan berdasarkan gambaran klinis, yang membedakan,
Herpes Simpleks memiliki karakteristik riwayat infeksi berulang pada lokasi yang sama,
ini tidak dijumpai pada Herpes Zoster ditambah tidak dijumpai klinis dan penurunan
dayatahan tubuh yang jelas.
8
Pasien didiagnosa banding dengan : 1. Herpes Zoster, 2.
Herpes Simpleks, 3. Dermatitis herpetiformis, 4. Impertigo bulosa dan 5. Dermatitis
Kontak.
Dari anamnesis dan pemeriksaan fisik pasien mengeluhkan nyeri menetap pada
pipi kanan, hidung kanan dan bibir kanan terutama pada bagian lesi kemerahan. Lokasi
munculnya kulit kemerahan sesuai dengan dermatom dari nervus trigeminus cabang
maksilaris. Pasien menyangkal sebelumnya pernah mengalami keluhan yang sama
berulang terutama didaerah bibir, sehingga diagnosa untuk herpes simpleks bisa di
singkirkan.
Dermatitis herpetiformis dikarakteriskian dengan gatal yang menetap dengan lesi
papul dan vesikel yang kronis distribusinya biasanya simetris.
8
Pada pasien didapatkan
keluhan nyeri menetap, lesi papul dan vesikel dengan dasar eritematous dan unilateral,
lesi muncul pada hari ke 3, sehingga dapat kita singkirkan diagnosa dari dermatitis
herpetiformis.
Impertigo bulosa karakteristiknya muncul pada bayi baru lahir walaupun dapat
muncul ada usia berapapun. Impertigo bulosa biasanya mengenai orang dewasa pada
iklim hangat, biasanya mengenai aksila, lipat paha atau tangan. Biasanya tidak ada lesi
yang muncul pada kulit kepala, lesinya biasanya besar, rapuh , menyerupai pemvigus.
Impertigo bulosa disebabkan oleh infeksi bakteri streptococcus aureus.
10
Pasien berusia
51 tahun, lesi muncul pada bagian wajah kanan, lesi papul dan vesikel dengan dasar
eritematous dan unilateral, sehingga diagnose impertigo bulosa dapat disingkirkan.

14

Dermatitis kontak pada fase akut dikarakteristikan dengan munculnya
eritemataous, pengerasan, plak bersisik, pada kasus yang berat dapat menimbulkan
vesikel dan bula pada daerah yang terkena. Lokasi yang terkena biasanya meniru pola
paparan dan dapat memberikan info terhadap penyebab allergen.
8
Dari hasil anamnesis
pasien menyangkal ada riwayat alergi kosmetik, makanan dan obat obatan, sehingga
pada pasien ini dapat disingkirkan diagnosa dermatitis kontak dikarenakan tidak
ditemukannya factor factor allergen dan pasien tidak memiliki riwayat alergi.

Sehingga diagnosa klinis yang diambil adalah Herpes zoster ad region facialis
dextra (sesuai dermatom nervus trigeminus) dikarenakan kesesuaian dengan teori
yang telah di jabarkan di atas.

Terapi rekomendasi Herpes Zoster pada pasien normal dengan penurunan imunitas.
8

Kelompok Pasien Aturan pakai
Normal
Usia < 50 Tahun Pengobatan simtomatis, atau acyclovir
800mg 5x/hari selama 7 hari (PO)
Usia > 50 Tahun, atau disertai gangguan
pada mata
Acyclovir, 800mg 5x/hari selama 7 hari
(PO), atau valacylovir 1 gr setiap 8 jam
selama 7 hari (PO), atau famciclovir 500mg
setiap 8 jam selama 7 hari (PO).
Penurunan imunitas
Gangguan imunitas sedang atau orang
dengan HIV
Acyclovir, 800 mg 5x/hari selama 7-10
hari, atau valacyclovir atau famciclovir
Gangguan imunitas berat Acyclovir 10 mg/kg BB setiap 8 jam
selama 7-10 hari (IV)
Resistensi Acyclovir Foscamet, 40 mg/kg setiap 8 jam sampai
sembuh (IV).

Antiviral Agents, acyclovir, famciclovir, valacyclovir dan brivudin menunjukkan
keberhasilan dalam mengobati infeksi VZV. Valacyclovir dan famciclovir lebih dapat
diserap dibandingkan acyclovir. Kedua obat tersebut memproduksi lebih banyak antiviral
dalam darah sehingga frekuensi pemberian obat dapat dikurangi dibandingkan acyclovir.
8


15

Terapi yang diberikan kepada pasien sesuai dengan rekomendasi buku
Fitzpatricks dermatology in general medicine yaitu, Antiviral (Acyclovir) 800 mg
5x/hari selama 7 hari dan Asam Fusidat (Fuson cream) 2%.
Komplikasi dari HZ meliputi, kutaneus, visceral dan neurologis. Komplikasi
neurologis paling banyak dijumpai, Neuropati Post Herpetik (NPH) paling sering
dijumpai dan paling penting. NPH didefinisikan sebagai nyeri yang muncul setelah lesi
sembuh atau semua nyeri yang muncul setelah 1 bulan, 3 bulan, 4 bulan, atau 6 bulan
setelah muncul lesi, definisi baru baru ini terfokus pada 90 hingga 120 hari setelah lesi
muncul. Peresentase terjadinya NPH adalah 8 % hingga 15 %, usia adalah faktor resiko
yang paling utama. Secara klinis nyeri berlangsung selama 3 bulan atau lebih jarang
dijumpai pada pasien dengan daya tagan tubuh baik dan usia kurang dari 50 tahun, namun
12 % hingga 15 % kasus dijumpai pada usia 60 tahun ke atas. Faktor resiko NPH lain,
nyeri pada fase awal, nyeri hebat pada fase akut, lesi yang hebat, kelaina sensorik yang
luas pada dermatom yang terkena, dan optalmikus HZ.
8

Pada pasien awal pasien mengelukan rasa nyeri pada wajah, ketika kami ingin
memfollow up lebih lanjut pasien sampai saat ini belum datang ke poli klinik untuk
kontrol ulang, dan saat kami hubungin pasien tidak mengangkat dan membalas pesan
singkat kami.

Anda mungkin juga menyukai