BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang 17,1 juta orang meninggal (29,1%) karena penyakit jantung dan pembuluh darah. Manifestasi komplikasi penyakit jantung dan pembuluh darah yang peling sering henti jantung mendadak. 330.000 orang meninggal karena PJK di luar rumah sakit atau di ruang gawat darurat. 250.000 meninggal di luar rumah sakit. Setiap orang hendaknya mengetahui dan bisa menerapkan resusitasi karena CPR dan dekompresi 3-5 menit setelah henti jantung meningkatkan harapan hidup 49-75%. Setiap menit tanpa CPR menurunkan angka harapan hidup 7-10%.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA Sistem Respirasisebagai penyuplai oksigen (O2) ke dalam darah dan mengeluarkan karbon dioksida (CO2) dari darah. Secara anatomi sistem respirasi terbagi menjadi 4 kompenen, yaitu Saluran Nafas sebagai tempat masuknya udara luar ke dalam tubuh manusia.
Alveoli: kantung udara tempat terjadinya pertukaran oksigen dan karbondioksida di dalam paru-paru. Komponen neuromuscular Komponen pembuluh darah arteri, kapiler dan vena- vena.
Sistem Kardiovaskular Fibrilasi ventrikel (VF) / takikardi ventrikel (VT) tanpa denyut Aktivitas listrik tanpa nadi / pulseless electric activity (PEA) Asistol
Fibrilasi ventrikel PEA Asistol Sistem Serebrovaskular Aliran Darah Otak (ADO) normal ke dalam otak kira-kira 50 ml/100 gr jaringan otak per menit. Interaksi Sistem Respirasi, Jantung Dan Otak Tujuan utama pertolongan gawat darurat kardiovaskular mempertahankan serta memelihara, atau mengembalikan pasokan oksigen secara normal ke organ tubuh Paru tempat pertukaran oksigen dan karbondioksida suplai oksigen diangkut oleh darah dipompakan keseluruh tubuh oleh jantung, jika salah satu terganggu maka suplai oksigen akan terganggu.
Definisi Resusitasi Jantung Paru Otak Resusitasi adalah tindakan untuk menjaga atau mengembalikan kehidupan dengan membentuk atau mempertahankan jalan napas atau keduanya, pernafasan, sirkulasi menggunakan teknik cardiopulmonary resuscitation (CPR) atau teknik perawatan darurat lainnya. Indikasi Henti Napas, henti jantung, Tidak sadarkan diri Tahap-Tahap Resusitasi Jantung Paru Otak Survey primer bantuan hidup dasar: Melakukan bantuan kompresi dan ventilasi atau disebut Primary Basic Life Support (tanpa alat-kecuali AED(Auotomated Eksternal Defibrilation/obat). Secondary Advance Cardiac Life Support (dengan alat, obat, elektrik jantung, laboratorium).
Survey Primer Bantuan Hidup Dasar: Circulation Airways Breathing 14 CIRCILATION: TEKNIK KOMPRESI
Push Hard (4-5 cm) Push Fast (100x/menit) Full Recoil Upstroke: down Stroke 50:50 Minimize Interupsi
AIRWAY (PEMBUKA JALAN NAFAS) head tilt cjin lif1t
Jaw Thrust
BRATHING (PENILAIAN JALAN NAFAS DAN PEMBERIAN NAFAS BANTUAN) Pada bantuan hidup dasar tidak perlu look, Listen and Feel. Yang perlu diperhatikan adalah: Berikan nafas bantuan dalam 1 detik Berikan bantuan nafas sesuai volume tidal yang cukup untuk mengangkat dinding dada. Kompresi dengan perbandingan 2 kali bantuan nafas setelah 30 kali kompresi. Dua orang penolong/lebihpipa endotrakeal, sungkup laring/LMA (laryng mask airway) bantuan nafas setiap 6-8 detik, Pasien dengan hambatan jalan nafas atau komplians paru yang buruk, tekanan yang lebih tinggi Pemberian bantuan nafas yang berlebihan distensi lambung komplikasinya regurgitasi dan aspirasi Defribrilasi Tindakan defibrilasi sesegera mungkin: Irama dasar jantung yang paling sering didapat pada kasus henti jantung mendadak fibrilasi ventrikel. Terapi untuk fibrilasi ventrikel adalah defibrilasi Kemungkinan keberhasilan berkurang seiring dengan bertambahnya waktu. Perubahan irama dari fibrilasi ventrikel menjadi asistole seiring dengan berjalannya waktu. Langkah-Langkah Dalam Defibrilasi Siapkan peralatan Nyalakan power defibrillator, pilih level energi 360 J (monofasik) dan 120 J-200 J (bifasik). Berikan Gelly pada Pads electrode Letakan pads electrode apex paddle diletakkan di prekordium kiri dan sternum paddle diletakkan di right infrascapular. Lihat monitor dan Pastikan klinis penderita dan gambaran EKG Ventrikel Fibrilasi/Ventrikel takikardi tanpa nadi Tekan tombol CHARGE dan beritahukan pada tim. Pastikan tidak ada orang lain maupun kita sendiri bersentuhan dengan korban dengan mengucapkan Im clear, youre clear, everybody clear.
Tekan tombol SHOCK, dan berikan tekanan 25 pound. Lanjutkan RJP 5 siklus dengan perbandingan 30 kompresi dan 2 ventilasi (atau 2 menit), Setelah 5 siklus atau 2 menit stop RJP dan lihat irama lagi.
SECONDARY ADVANCE CARDIAC LIFE SUPPORT Pemberian obat-obatan melaui endotrakeal tube tidak dianjurkan lagi. Jika obat-obatan tidak bisa diberikan secara intravena maka obat dimasukkan intraosseus. Ketika mengobati VF/VT pada henti jantung, adrenalin 1 mg diberikan segera setelah kompresi dada dan diulangi setelah 3 kali mendapat kejutan listri dan diulang setiap 3-5 menit.9 Amiodarone 300 mg diberikan setelah 3 kali mendapat kejutan listrik. Atropine tidak dianjurkan lagi untuk terapi pada asistole atau tanpa nadi. Perawatan Setelah Resusitasi 11
Membuat Hipotermia: suhu 32C sampai 34C selama 12 atau 24 jam memberiakn perbaikan fungsi neurologis pada pasien VF dengan henti jantung. Sedasi setelah henti jantung dapat diberikan karena pada umumnya pasien merasa tidak nyaman, nyeri dan cemas.
Vasopressor Epinephrine 0.10.5 mcg/kg/min (In 70-kg adult, 735 mcg/min) Norepinephrine 0.10.5 mcg/kg/min (In 70-kg adult, 735 mcg/min) Phenylephrine 0.52.0 mcg/kg/min (In 70-kg adult, 35140 mcg/min). Dopamine 510 mcg/kg/min Dobutamine 510 mcg/kg/min. Milrinone Load 50 mcg/kg over 10 minutes then infuse at 0.375 mcg/kg/min. Used to treat low cardiac output. May cause less tachycardia than dobutamine.
Menghentikan Resusitasi Jantung Paru Otak 1
Penolong sudah melakukan bantuan hidup dasar dan lanjut secara optimal, Penolong sudah mempertimbangkan apakah penderita terpapar bahan beracun atau mengalami overdosis obat yang akan menghambat susunan system saraf pusat. Kejadian henti jantung tidak disaksikan oleh penolong. Penolong sudah merekam melalui monitor adanya asistol yang menetap selama 10 menit atau lebih.
BAB III KESIMPULAN Resusitasi adalah tindakan untuk menjaga atau mengembalikan kehidupan dengan membentuk atau mempertahankan jalan napas atau keduanya, pernafasan, sirkulasi menggunakan teknik cardiopulmonary resuscitation (CPR) atau teknik perawatan darurat lainnya. Indikasi dilakukan RJPO adalah henti napas dan serangan jantung. Fase-fase pada RJP adalah Survey primer bantuan hidup dasar: Melakukan bantuan kompresi dan ventilasi atau disebut Primary Basic Life Support (tanpa alat- kecuali AED(Auotomated Eksternal Defibrilation/obat) DAN Secondary Advance Cardiac Life Support (dengan alat, obat, elektrik jantung, laboratorium).
Primary Basic Life Support sangat penting untuk dikuasai oleh semua orang karena sebagian besar kasus penyakit jantung terjadi di luar sarana kesehatan. Prosedur RJP terbaru adalah kompresi dada 30 kali dengan 2 kali napas buatan dan jika memungkinkan ada alat defibrillator. Prosedur RJP dapat diterapakan pada bayi, anak dan dewasa TERIMA KASIH