Anda di halaman 1dari 3

Informasi Tentang Infeksi Saluran Pernafasan

I. Pengertian Infeksi Saluran Pernapasan



Infeksi saluran pernapasan adalah infeksi yang mengenai bagian manapun saluran pernapasan, mulai
dari hidung, telinga tengah, faring (tenggorokan)), kotak suara (laring), bronchi, bronkhioli dan paru.
Jenis penyakit yang termasuk dalam infeksi saluran pernapasan bagian atas antara lain :
o Batuk pilek
o Sakit telinga (otitis media)
o Radang tenggorokan (faringitis)
Sedangkan jenis penyakit yang termasuk infeksi saluran pernapasan bagian bawah antara lain :
o Bronchitis
o Bronkhiolitis
o Pneumonia
II. Infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) adalah infeksi saluran pernapasan yang dapat berlangsung
sampai dengan 14 hari.

1. Penyebab ISPA :
Virus
Bakteri
Riketsia
2. Penggolongan ISPA, ISPA dapat dibedakan menjadi :
ISPA non-pneumonia : dikenal masyarakat dengan istilah batuk-pilek.
Pneumonia : apabila batuk pilek disertai gejala lain, seperti kesukaran bernapas,
peningkatan frekuensi napas (napas cepat).

3. Hal yang perlu diperhatikan setelah diketahui jenis ISPA yang diderita adalah :
Tindakan pengobatan sendiri hanya dapat dilakukan pada ISPA non pneumonia yaitu
pada keadaan batuk-pilek ringan.
Jika dalam waktu 4 hari penderita tidak sembuh, atau timbul gejala pneumonia,
utamanya pada anak balita, segera konsultasikan ke dokter atau unit pelayanan
kesehatan.
III. PILEK
o Pilek adalah suatu gejala adanya cairan encer atau kental dari hidung yang disebut ingus.
o Penyebab pilek :
Reaksi alergi adalah :
Reaksi yang terjadi antara allergen seperti debu, bulu binatang peliharaan, dan lain-
lain dengan zat pertahanan tubuh yang menyebabkan terlepasnya beberapa zat
mediator yang bersifat vasodilator. Akibatnya terjadi pembengkakan selaput lendir
hidung yang nampak sebagai hidung tersumbat, meningkatnya sekresi lendir/meler,
mata berair dan bersin-bersin.
Infeksi
Pilek juga merupakan suatu gejala infeksi virus atau bakteri, missal : influenza
o Penanggulangan :
c. Terapi non-obat :Pilek akibat alergi dapat dicegah dengan menghindari allergen.
d. Terapi obat :
Obat pilek hanya digunakan pada pilek yang tidak dapat diatasi dengan terapi non
obat.
Obat pilek biasanya mengandung antihistamin dan dekongestan hidung, yang dapat
diperoleh tanpa resep dokter.
Antihistamin adalah suatu kelompok obat yang dapat berkompetisi melawan zat yang
dilepas pada saat terjadi reaksi alergi. Obat yang merupakan antihistamin antara lain :
klorfeniramin maleat, deksklorfeniramin maleat, doksilamin.
Dekongestan adalah obat yang mempunyai efek mengurangi hidung tersumbat. Obat
yang merupakan dekongestan antara lain : fenilpropanolamin, fenilefrin, efedrin,
pseudoefedrin.
IV. Batuk
o Batuk adalah suatu refleks pertahanan tubuh untuk mengeluarkan benda asing dari saluran
nafas.
o Penyebab batuk
Penyakit infeksi : bakteri atau virus, misalnya : tuberkulosa, influenza
Bukan infeksi, misalnya debu, asma, alergi, makanan yang merangsang tenggorokan,
batuk pada perokok
o Batuk dapat dibedakan menjadi :
a. Batuk berdahak, yaitu batuk yang terjadi karena adanya dahak pada tenggorokan.
Batuk jenis ini lebih sering terjadi pada saluran napas yang peka terhadap paparan
debu, lembab berlebih dan sebagainya
b. Batuk tak berdahak (batuk kering), terjadi apabila tidak ada sekresi saluran napas,
iritasi pada tenggorokan sehingga timbul rasa sakit
o Penanggulangan :
d. Terapi non-obat :Pada umumnya batuk berdahak maupun tidak berdahak dapat dikurangi
dengan cara sebagai berikut :
Sering minum air putih, untuk membantu mengencerkan dahak, mengurangi iritasi
atau rasa gatal.
Hindari paparan debu, minuman atau makanan yang merangsang tenggorokan dan
udara malam yang dingin.
e. Terapi obat ;
o Obat batuk, seperti halnya obat pilek dan flu/influenza, merupakan obat simptomatik, yang
pada dasarnya dimaksudkan untuk mengatasi keadaan ringan dan hanya merupakan tindakan
terhadap gejala penyakit. Pengobatan simptomatik atau pengobatan terhadap gejala penyakit
tersebut dilakukan dengan maksud untuk meningkatkan quality of life penderita, sehingga yang
bersangkutan tetap dapat melakukan aktifitas.
o Apabila batuk berlangsung lebih dari tiga hari atau setelah pengobatan dengan obat batuk
tidak ada perbaikan, atau batuk menjadi lebih berat, dahak bercampur darah atau berwarna
hijau/kuning, sesak napas maka penderita diharuskan konsultasi dengan dokter.
o Terapi obat batuk dapat dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu ekspektoran (pengencer dahak)
misalnya gliseril guaikolat, ammonium klorida, bromheksin dan succus liquiritiae dan antitusif
(penekan batuk) misalnya dekstrometorfan dan difenhidramin. Kedua kelompok obat ini dapat
diperoleh tanpa resep dokter.
V. Flu atau influenza
o Flu atau influenza adalah infeksi virus dengan gejala atau keluhan sebagai berikut :
demam/sumang, nyeri kepala, nyeri di otot.
pilek, hidung tersumbat atau berair, batuk, rasa kering di tenggorokan
kadang-kadang disertai diare.
o Penanggulangan :
b. Terapi non-obatFlu umumnya dapat sembuh sendiri oleh daya tahan tubuh. Beberapa tindakan
yang dianjurkan untuk meringankan gejala flu adalah seperti untuk keadaan batuk dan pilek
dengan ditambah :
Beristirahat 2 3 hari, mengurangi kegiatan fisik berlebihan.
Meningkatkan gizi makanan. Makanan dengan kalori dan protein yang tinggi akan
menambah daya tahan tubuh. Makan buah-buahan segar yang banyak mengandung
vitamin.
c. Terapi obat :
o Obat flu yang dapat diperoleh tanpa resep dokter merupakan kombinasi dari beberapa zat
berkhasiat sebagai berikut : antipiretik/analgetik, antihistamin, ekspektoran, antitusif,
dekongestan.
o Beberapa hal yang memerlukan perhatian khusus pada penggunaan obat flu antara lain :
o Pada umumnya komponen-komponen yang terkandung dalam kombinasi obat flu relatif aman
untuk
dikonsumsi/digunakan sepanjang sesuai aturan pakai.
o Obat flu hanya meringankan keluhan dan gejala saja dan tidak dapat menyembuhkan.
o Umumnya obat flu dengan berbagai merek mengandung kombinasi yang sama, sehingga tidak
dianjurkan menggunakan obat flu dengan berbagai merek pada saat yang sama.
o Fenilpropanolamin, fenilefrin, efedrin dan pseudoefedrin merupakan nasal dekongestan yang
harus digunakan secara hati-hati pada penderita atau yang mempunyai potensi tekanan darah
tinggi maupun usia lanjut.
o Dextrometorfan HBr merupakan antitusif yang harus digunakan secara hati-hati pada penderita
asma.
o Klorfeniramin maleat, deksklorfeniramin maleat merupakan antihistamin yang pada umumnya
dapat menyebabkan rasa kantuk, sehingga tidak diperbolehkan untuk mengemudikan
kendaraan bermotor atau menjalankan mesin. Hal ini harus dicantumkan dalam butir
peringatan-perhatian pada brosur atau kemasan terkecil.

Anda mungkin juga menyukai