Anda di halaman 1dari 37

PERKEMBANGAN MUTAKHIR

REAGENSIA ENZYME IMMUNOASSAY


UNTUK PEMERIKSAAN
HUMAN IMMUNODEFICIENCY VIRUS
Human Immunodeficiency Virus (HIV)
Retrovirus
2 ss-RNA
reverse
transcriptase
Struktur :
envelope
capsid
core
p17
RNA, reverse transcrip-
tase, endonuclease,
protease
p24
gp41
gp120
gp160
Antigen HIV
Serokonversi pada infeksi HIV
p24 p24
infeksi
minggu tahun
K
a
d
a
r

anti-gp41, gp120, gp160
anti-p24
window
Pemeriksaan laboratorium HIV
Biakan virus
Deteksi antigen : p24
Deteksi materi genetik : DNA provirus
/ RNA
Deteksi antibodi : penyaring &
konfirmasi
Strategi pemeriksaan anti-HIV (WHO)
Tujuan tes Prevalensi Strategi
Darah
donor +
transplanta
si
semua
prevalensi
I
Surveilans > 10 % I
10 % II
Diagnosis simtomatik > 30 % I
30 % II
asimtomatik > 10 % II
10 % III


Pemilihan reagensia
Penyaring darah & produk darah serta
transplantasi (strategi I) :
Sensitivitas tertinggi, sebaiknya 99 %
Surveilans (strategi I) :
Spesifisitas 95 %
Diagnosis (strategi II & III) :
Pertama : sensitivitas tertinggi ( 99 %)
Berikutnya (ke-2 & 3) : spesifisitas lebih
tinggi dari yang pertama
Asal antigen atau prinsip tes berbeda
Alur pemeriksaan anti-HIV untuk penyaring
darah donor & transplantasi
A1
A1 positif
Anggap
sebagai
positif
A1 negatif
Anggap
sebagai
negatif
Jangan dipakai !!
Alur pemeriksaan anti-HIV untuk surveilans
A1
A1 positif A1 negatif
Lapor
sebagai
Non-reaktif
A2
A1 pos A2
pos
A2
Alur pemeriksaan anti-HIV untuk surveilans
A1 pos
A2 neg
Ulangi A1&A2
A1 pos
A2 pos
A1 pos
A2 neg
Lapor
sebagai
Non-reaktif
A1 neg
A2 neg
Lapor
sebagai
reaktif
Lapor
sebagai
Indeterm
Alur pemeriksaan anti-HIV untuk diagnosis
A1
A1 positif A1 negatif
Lapor
sebagai
Non-reaktif
A2
A1 pos A2
pos
A2
A3
Alur pemeriksaan anti-HIV untuk diagnosis
A1 pos
A2 neg
Ulangi A1&A2
A1 pos
A2 pos
A1 pos
A2 neg
Lapor
sebagai
Non-reaktif
A1 neg
A2 neg
Lapor
sebagai
reaktif
A1 pos
A2 neg
A3 neg
A1 pos
A2 neg
A3 pos
A1 pos
A2 pos
A3 pos
A1 pos
A2 pos
A3 neg
Lapor
sebagai
Indeterm
A1 pos
A2 neg
A3 neg
Alur pemeriksaan anti-HIV untuk diagnosis
Risiko
tinggi
Risiko
rendah
Lapor
sebagai
Non-reaktif
Lapor
sebagai
Indeterm
Alur pemeriksaan anti-HIV untuk diagnosis
Lapor
sebagai
Indeterm
Lapor
sebagai
reaktif
Tes Konfirmasi
Positif Negatif Indeterm
Alur pemeriksaan anti-HIV untuk
diagnosis
Catatan penting :
Untuk individu yang baru didiagnosis perlu
dilakukan pemeriksaan ulang dengan bahan
baru, sebelum dikonfirmasi
Untuk hasil yang indeterminate, perlu diulang
dengan bahan baru yang diambil sedikitnya 14
hari sesudah yang pertama
Bila hasil tetap indeterminate dengan bahan
baru, lakukan pemantauan ulang pada 3, 6 atau
12 bulan. Bila setelah 1 tahun hasil tetap
indeterminate, dianggap tidak terinfeksi HIV
Pemeriksaan konfirmasi
Western blot
LIA
RIPA
CDC : 2 di antara
p24, gp41 atau
gp120/160
WHO : 2 pita
envelope
USFDA : p24,
p31 & gp41 atau
gp120/160
Imunofluoresensi
PENTING !!!
Informed consent tertulis

Didahului dengan pre-test counseling

Diikuti dengan post-test counseling
Berbagai teknik yang dipakai pada
pemeriksaan laboratorium infeksi
HIV (deteksi antigen/antibodi)
Aglutinasi
Enzyme immunoassay (EIA)
Dot blot immunoassay
Imunokhromatografi
Enzyme immunoassay (EIA)
Indirect EIA

Competitive EIA

Antigen sandwich EIA

Capture EIA
Indirect EIA
Ag
Anti-HIV
E
Anti-human Ig+enzyme
substrat
Competitive EIA
Ag Ag Ag
Anti-HIV
E
Anti-HIV+enzyme
substrat
Antigen sandwich EIA
Ag
Anti-HIV
substrat
E
HIV Ag + enzyme
Anti-HIV
Capture EIA
E
HIV Ag + enzyme
substrat
Anti-human Ig G / M
Perkembangan EIA pada pemeriksaan HIV
EIA generasi pertama
Prinsip: Indirect EIA
Antigen dari biakan virus dalam
jaringan/sel


Spesifisitas rendah
Reaktif palsu >>, karena ada komponen
media (kultur jaringan/sel)
EIA generasi kedua
Prinsip: Indirect EIA
Antigen: DNA recombinant protein
Menggabungkan potongan DNA HIV
ke untaian DNA suatu mikroba
vehikulum (Candida, E.coli), sehingga
dihasilkan antigen rekombinan

Spesifitas lebih tinggi daripada
generasi pertama, walaupun masih ada
pengaruh dari komponen vehikulum
EIA generasi ketiga
Prinsip: Antigen sandwich EIA / Capture EIA
(IgG & IgM)
Antigen: DNA recombinant protein + synthetic
peptide

Meningkatkan reprodusibilitas reagensia
Diharapkan dapat memperkecil window period
Memperkecil kontaminasi oleh komponen sel
yang dipakai untuk vehikulum
EIA generasi keempat
Dapat mendeteksi baik antigen p24
maupun anti-HIV

Diharapkan dapat memperkecil window
period
Kehilangan sensitivitas
Telah terbukti dapat menyaring individu
dengan antigen positif dan antibodi negatif
di populasi dengan prevalensi infeksi HIV
tinggi
EIA generasi keempat
Ag
Anti-HIV
substrat
E
HIV Ag + enzyme
HIV Ag
E
Anti-HIV + enzyme
Beberapa kit generasi keempat
VIDAS DUO HIV & VIDAS DUO HIV Ultra
Vironostika HIV Uniform II Ag/Ab
Axsym HIV Combo
Enzygnost HIV Integral
Enzymun-Test HIV Combi & Elecsys HIV
Combi
Genscreen Plus HIV Ag-Ab

Perkembangan mutakhir reagensia
generasi ke-4
Dapat membedakan hasil reaktif berasal
dari adanya antigen atau adanya antibodi
(dual signaling)
Konfirmasi
Generasi 1 3 : deteksi antibodi
Western Blot
Line Immunoassay
RIPA
Imunofluoresensi
Konfirmasi
Generasi 4 : deteksi antigen + antibodi
Western Blot
Line Immunoassay
RIPA
Imunofluoresensi
Ag Neutralisation, NAT
Kesimpulan
Pemilihan jenis reagensia harus
memperhatikan tujuan pemeriksaan,
banyaknya pemeriksaan, prevalensi infeksi
HIV populasi yang diperiksa dan efisiensi
yang diharapkan

Perlu diperhatikan pula kemungkinan jenis
pemeriksaan konfirmasi yang diperlukan
setelah penyaringan yang memberikan hasil
yang reaktif atau positif
PENTING !!!
WHO : dasar diagnosis infeksi HIV adalah
deteksi antibodi terhadap HIV

Pemeriksaan HIV HARUS disertai
Informed Consent dari pasien

Anda mungkin juga menyukai