0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
43 tayangan19 halaman
CTEV atau club foot adalah deformitas kaki bawaan yang ditandai dengan fleksi pergelangan kaki, inversi tungkai, adduksi kaki depan, dan rotasi medial tibia. Terapi utamanya adalah manipulasi dan pemasangan gips serial untuk koreksi deformitas, disertai evaluasi radiologis untuk memantau perkembangan koreksi. Terapi operatif diperlukan untuk kasus resisten yang tidak memberi respon baik terhadap terapi gips.
CTEV atau club foot adalah deformitas kaki bawaan yang ditandai dengan fleksi pergelangan kaki, inversi tungkai, adduksi kaki depan, dan rotasi medial tibia. Terapi utamanya adalah manipulasi dan pemasangan gips serial untuk koreksi deformitas, disertai evaluasi radiologis untuk memantau perkembangan koreksi. Terapi operatif diperlukan untuk kasus resisten yang tidak memberi respon baik terhadap terapi gips.
CTEV atau club foot adalah deformitas kaki bawaan yang ditandai dengan fleksi pergelangan kaki, inversi tungkai, adduksi kaki depan, dan rotasi medial tibia. Terapi utamanya adalah manipulasi dan pemasangan gips serial untuk koreksi deformitas, disertai evaluasi radiologis untuk memantau perkembangan koreksi. Terapi operatif diperlukan untuk kasus resisten yang tidak memberi respon baik terhadap terapi gips.
TALIPES EQUINOVARUS (CTEV) Oleh: NAMA : MAULIDIYAH MEGASARI, S.Kep NIM : 0!"###0#0#! PROGRAM PENDIDIKAN PRO$ESI NERS PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS %EM&ER !0#' I. KONSEP PENYAKIT (. K()*) Congenital talipes equinovarus (CTEV) +. Pe,-e./0(, Congenital talipes equinovarus adalah fiksasi kaki pada posisi adduksi, supinasi dan varus. Tulang kalkaneus, navikular, dan kuboid terotasi ke arah medial terhadap talus, dan tertahan dalam posisi adduksi serta inversi oleh ligamen dan tendon. Sebagai tambahan, tulang metatarsal pertama lebih fleksi terhadap daerah plantar. CTEV atau Club Foot adalah salah satu anomali ortopedik congenital yang meliputi fleksi dari pergelangan kaki, inversi dari tungkai, adduksi dari kaki depan, dan rotasi media dari tibia 1. E/02l2-0 Etiologi CTEV tidak diketahui pasti beberapa teori tentang etiologi CTEV antara lain! a. "aktor mekanik intrauteri. Teori tertua oleh #ipokrates. $ikatakan bah%a kaki bayi ditahan pada posisi e&uinovarus karena kompresi eksterna uterus. 'arker (()*+) dan ,ro%ne ((-.-) mengatakan bah%a oligohidramnion mempermudah ter/adinya penekanan dari luar karena keterbatasan gerak fetus. b. $efek neuromuskular ,eberapa peneliti percaya bah%a CTEV selalu karena adanya defek neuromuskular, tetapi banyak penelitian tidak menemukan adanya kelainan histologis dan elektromiografik. c. $efek sel plasma primer Setelah melakukan pembedahan pada (( kaki CTEV dan (+ kaki normal 0rani 1 Sherman menemukan bah%a pada kasus CTEV, leher talus selalu pendek, diikuti rotasi bagian anterior ke arah medial dan plantar diduga karena defek sel plasma primer. d. 'erkembangan fetus terhambat e. #erediter 2danya faktor poligenik mempermudah fetus terpapar faktor3faktor eksternal, seperi infeksi 4ubella dan pa/anan talidomid (5ynne dan $avis). f. Vaskular 2tlas dkk. ((-)6) menemukan abnormalitas vaskulatur berupa hambatan vaskular setinggi sinus tarsalis pada kasus CTEV. 'ada bayi dengan CTEV didapatkan muscle wasting di bagian ipsilateral, mungkin karena berkurangnya perfusi arteri tibialis anterior selama masa perkembangan. 3. Kl()0405()0 () 'ostural Club "oot *) Congenital Club "oot ! a) Simple b) 4igid, pada kasus yang rigid, perlu tindakan operasi. .) Syndromic club foot associated %ith ! a) Artrogryposis Multiplex Congenital atau amioplasia adalah suatu kelainan kongenital yang berkaitan dengan penggantian otot dengan /aringan fibrosa pada saat lahir, sehingga mengakibatkan hilangnya mobilitas sendi, dan berkaitan dengan deformitas seperti misalnya C#$, talipes e&uinovarus, dislokasi lutut. b) 7yelomeningocel. 'ada kasus ini ter/adi imbalance otot sehingga ter/adi club foot tipe rigid. e. P(/240)02l2-0 ,eberapa teori mengenai patogenesis CTEV antara lain! (. Terhambatnya perkembangan fetus pada fase fibular *. 8urangnya /aringan kartilagenosa talus .. "aktor neurogenik. Telah ditemukan adanya abnormalitas histokimia%i pada kelompok otot peroneus pasien CTEV. #al ini diperkirakan akibat perubahan inervasi intrauterin karena penyakit neurologis, seperti stroke. Teori ini didukung oleh insiden CTEV pada .9: bayi spina bifida. +. 4etraksi fibrosis sekunder karena peningkatan /aringan fibrosa di otot dan ligamen. 'ada penelitian postmortem, 'onsetti menemukan adanya /aringan kolagen yang sangat longgar dan dapat teregang di semua ligamen dan struktur tendon (kecuali 2chilles). Sebaliknya, tendon 2chilles terbuat dari /aringan kolagen yang sangat padat dan tidak dapat teregang. ;imny dkk. menggunakan mikroskop elektron, menemukan mioblast pada fasia medialis yang dihipotesiskan sebagai penyebab kontraktur medial. 9. 2nomali insersi tendon (0nclan) Teori ini tidak didukung oleh penelitian lain karena distorsi posisi anatomis CTEV yang membuat tampak terlihat adanya kelainan insersi tendon. <. Variasi iklim 4obertson mencatat adanya hubungan antara perubahan iklim dengan insiden CTEV. #al ini se/alan dengan adanya variasi serupa insiden kasus poliomielitis di komunitas. CTEV dikatakan merupakan sequela dari prenatal polio-like condition. Teori ini didukung oleh adanya perubahan motor neuron pada spinal cord anterior bayi3bayi tersebut. 4. D0(-,2)0) 3(, M(,04e)/()0 Kl0,0) Cari ri%ayat adanya CTEV atau penyakit neuromuskuler dalam keluarga. $eformitas serupa dapat ditemui pada mielomeningokel dan artrogriposis. =akukan pemeriksaan lengkap untuk mengidentifikasi kelainan lain. 'eriksa kaki bayi dalam keadaan tengkurap, sehingga bagian plantar dapat terlihat. 'eriksa /uga dengan posisi bayi supine untuk mengevaluasi adanya rotasi internal dan varus. 'ergelangan kaki berada dalam posisi ekuinus dan kaki berada dalam posisi supinasi (varus) serta adduksi. Tulang navikular dan kuboid bergeser ke arah lebih medial. Ter/adi kontraktur /aringan lunak plantar pedis bagian medial. Tulang kalkaneus tidak hanya berada dalam posisi ekuinus, tetapi bagian anteriornya mengalami rotasi ke arah medial disertai rotasi ke arah lateral pada bagian posteriornya. Tumit tampak kecil dan kosong pada perabaan tumit akan terasa lembut (seperti pipi). Se/alan dengan terapi, tumit akan terisi kembali dan pada perabaan akan terasa lebih keras (seperti meraba hidung atau dagu). 8arena bagian lateralnya tidak tertutup, maka leher talus dapat dengan mudah teraba di sinus tarsalis. >ormalnya leher talus tertutup oleh tulang navikular dan badan talus. 7aleolus medialis men/adi sulit diraba dan pada umumnya menempel pada tulang navikular. ?arak yang normal terdapat antara tulang navikular dan maleolus menghilang. Tulang tibia sering mengalami rotasi internal. -. D0(-,2)0) &(,30,- (. Postural clubfoot adalah ter/adi karena posisi fetus dalam uterus. ?enis abnormalitas kaki ini dapat dikoreksi secara manual. ostural clubfoot memberi respons baik pada pemasangan gips serial dan /arang relaps. *. Metatarsus adductus ((/(* 6(.*)) adalah suatu deformitas tulang metatarsal sa/a. Forefoot mengarah ke garis tengah tubuh, atau berada pada aposisi adduksi. 2bnormalitas ini dapat dikoreksi dengan manipulasi dan pemasangan gips serial. h. K27pl05()0 (. 0nfeksi (/arang) *. 8ekakuan dan keterbatasan gerak! kekakuan yang muncul a%al berhubungan dengan hasil yang kurang baik. .. >ekrosis avaskular talus! sekitar +6: ke/adian nekrosis avaskular talus muncul pada teknik kombinasi pelepasan medial dan lateral. +. @verkoreksi yang mungkin karena! 9. 'elepasan ligamen interoseum dari persendian subtalus 0. Pe7e.05)((, pe,*,8(,- Aambaran radiologis CTEV adalah adanya kese/a/aran tulang talus dan kalkaneus. 'osisi kaki selama pengambilan foto radiologis sangat penting. 'osisi anteroposterior (2') diambil dengan kaki fleksi terhadap plantar sebesar .6 o dan posisi tabung .6 o dari keadaan vertikal. 'osisi lateral diambil dengan kaki fleksi terhadap plantar sebesar .6B. Aambaran 2' dan lateral /uga dapat diambil pada posisi kaki dorsofleksi dan plantar fleksi penuh. 'osisi ini penting untuk mengetahui posisi relatif talus dan kalkaneus dan mengukur sudut talokalkaneal dari posisi 2' dan lateral. Aaris 2' digambar melalui pusat dari aksis tulang talus (se/a/ar dengan batas medial) serta melalui pusat aksis tulang kalkaneus (se/a/ar dengan batas lateral). >ilai normalnya adalah antara *93+6C. ,ila sudut kurang dari *6C, dikatakan abnormal. Aaris anteroposterior talokalkaneus hampir se/a/ar pada kasus CTEV. Seiring dengan terapi, baik dengan casting maupun operasi, tulang kalkaneus akan berotasi ke arah eksternal, diikuti dengan talus yang /uga mengalami derotasi. $engan demikian akan terbentuk sudut talokalkaneus yang adekuat. Aaris lateral digambar melalui titik tengah antara kepala dan badan tulang talus serta sepan/ang dasar tulang kalkaneus. >ilai normalnya antara .9396 o , sedang pada CTEV nilainya berkisar antara .9 o dan negatif (6 o . Aaris 2' dan lateral talus normalnya melalui pertengahan tulang navikular dan metatarsal pertama. Sudut dari dua sisi (2' and lateral) ditambahkan untuk menghitung indeks talokalkaneus pada kaki yang sudah terkoreksi akan memiliki nilai lebih dari +6 o . 'engambilan foto radiologis lateral dengan kaki yang ditahan pada posisi maksimal dorsofleksi adalah metode yang paling dapat diandalkan untuk mendiagnosis CTEV yang tidak dikoreksi. 8. Te.(p0 9(,- 30l(5*5(, : Pe,(/(l(5)(,((, Te.(p0 Me30) Tu/uan terapi medis adalah untuk mengoreksi deformitas dan mempertahankan koreksi yang telah dilakukan sampai terhentinya pertumbuhan tulang. Secara tradisional, CTEV dikategorikan men/adi dua macam, yaitu! (. CTEV yang dapat dikoreksi dengan manipulasi casting, dan pemasangan gips. *. CTEV resisten yang memberikan respons minimal terhadap penatalaksanaan dengan pemasangan gips dan dapat relaps cepat %alaupun a%alnya berhasil dengan terapi manipulatif. 'ada kategori ini dibutuhkan intervensi operatif. The Pirai Scori! S"ste# $apat digunakan untuk identif kasi tingkat keparahan dan memantau perkembangan kasus CTEV selama koreksi dilakukan. Sistem ini terdiri dari < kategori, masing3masing . dari !indfoot dan midfoot. Dntuk !indfoot, kategori terbagi men/adi ton/olan posteriorE posterior crease ('C), kekosongan tumitEemptiness of t!e !eel (E#), dan dera/at dorsofl eksi E degree of dorsifl exion ($"). Sedangkan untuk kategori midfoot, terbagi men/adi kelengkungan batas lateralEcurvature of t!e lateral border (C=,), ton/olan di sisi medialEmedial crease (7C) dan terpa/annya kepala lateral talusEuncovering of t!e lateral !ead of t!e talus (=#T). A) Cur$ature of the lateral border of the foot (CL&) ,atas lateral kaki normalnya lurus. ,atas kaki yang tampak melengkung menandakan terdapat kontraktur medial. =ihat pada bagian plantar pedis dan letakkan batanganEpenggaris di bagian lateral kaki. >ormalnya, batas lateral kaki tampak lurus, mulai dari tumit sampai ke kepala metatarsal ke lima. Skor adalah 6 (Aambar (). 'ada kaki abnormal, batas lateral nampak men/auhi garis lurus tersebut. ,atas lateral yang tampak melengkung ringan diberi nilai 6,9 (lengkungan terlihat di bagian distal kaki pada area sekitar metatarsal) (Aambar *). 8elengkungan batas lateral kaki yang nampak /elas diberi nilai ( (kelengkungan tersebut nampak setinggi persendian kalkaneokuboid) (Aambar .). &) Medial crease of the foot (MC) 'ada keadaan normal, kulit daerah telapak kaki akan memperlihatkan garis3garis halus. =ipatan kulit yang lebih dalam dapat menandakan adanya kontraktur di daerah medial. 'egang kaki dan tarik dengan lembut saat memeriksa. =ihatlah pada lengkung batas medial kaki. >ormalnya, akan terlihat garis3garis halus pada kulit telapak kaki yang tidak mengubah kontur lengkung medial tersebut. >ilai 7C adalah 6 (Aambar +). 'ada kaki abnormal, akan tampak satu atau dua lipatan kulit yang dalam. 2pabila hal ini tidak terlalu banyak mempengaruhi kontur lengkung medial, nilai 7C adalah 6,9 (Aambar 9). 2pabila lipatan ini tampak dalam dan dengan /elas mempengaruhi kontur batas medial kaki, nilai 7C adalah sebesar ( (Aambar <). C) Posterior crease of the a%le (PC) 'ada keadaan normal, kulit bagian tumit posterior akan memperlihatkan lipatan kulit multipel halus. Terdapatnya lipatan kulit yang lebih dalam menun/ukkan adanya kemungkinan kontraktur posterior yang lebih berat. Tarik kaki dengan lembut saat memeriksa. 'emeriksa melihat ke tumit pasien. >ormalnya akan terlihat adanya garis3garis halus yang tidak mengubah kontur tumit. =ipatan3lipatan ini menyebabkan kulit dapat menyesuaikan diri, sehingga dapat meregang saat kaki dalam posisi dorsofl eksi. 'ada kondisi ini, nilai 'C adalah 6 (Aambar F). 'ada kaki abnormal, akan didapatkan satu atau dua lipatan kulit yang dalam. 2pabila lipatan ini tidak terlalu mempengaruhi kontur dari tumit, nilai 'C adalah 6,9 (Aambar )). 2pabila pada pemeriksaan ditemukan lipatan kulit yang dalam di daerah tumit dan hal tersebut merubah kontur tumit, nilai 'C adalah ( (Aambar -). D) Lateral &art of the 'ead of the Talus (LHT( 'ada kasus CTEV yang tidak diterapi, pemeriksa dapat meraba kepala talus di bagian lateral. $engan terkoreksinya deformitas, tulang navikular akan turun menutupi kepala talus, membuatnya men/adi lebih sulit teraba, dan akhirnya sama sekali tidak dapat teraba. Tanda Gturunnya tulang navikular menutupi kepala talusH adalah ukuran besarnya kontraktur di daerah medial (Aambar (6). Pe,(/(l(5)(,((, N2,;2pe.(/04 ,erupa pemasangan splint yang dimulai pada bayi berusia *3. hari. Drutan koreksi yang akan dilakukan adalah sebagai berikut! () 2dduksi kaki depan (forefoot) *) Supinasi kaki depan .) Ekuinus Dsaha3usaha untuk memperbaiki posisi ekuinus di a%al masa koreksi dapat mematahkan kaki pasien, dan mengakibatkan ter/adinya rockerbottom foot. Tidak boleh dilakukan pemaksaan saat melakukan koreksi. Tempatkan kaki pada posisi terbaik yang bisa didapatkan, kemudian pertahankan posisi ini dengan menggunakan "strapping# yang diganti tiap beberapa hari, atau menggunakan gips yang diganti beberapa minggu sekali. Cara ini dilan/utkan hingga dapat diperoleh koreksi penuh atau sampai tidak dapat lagi dilakukan koreksi selan/utnya. 'osisi kaki yang sudah terkoreksi ini kemudian dipertahankan selama beberapa bulan. Tindakan operatif harus dilakukan sesegera mungkin saat tampak kegagalan terapi konservatif, yang antara lain ditandai dengan deformitas menetap, deformitas berupa rockerbottom foot, atau kembalinya deformitas segera setelah koreksi dihentikan. Setelah penga%asan selama < minggu biasanya dapat diketahui apakah /enis deformitas CTEV mudah dikoreksi atau resisten. #al ini dikonfirmasi menggunakan $-ray dan dilakukan perbandingan penghitungan orientasi tulang. Tingkat kesuksesan metode ini ((39):. Me/23e P2,)e/0 7etode ini dikembangkan dari penelitian kadaver dan observasi klinik oleh dr. 0gnacio 'onseti dari Dniversitas 0o%a. =angkah3langkah yang diambil! () $eformitas utama pada kasus CTEV adalah adanya rotasi tulang kalkaneus ke arah intenal (adduksi) dan fleksi plantar pedis. 8aki dalam posisi adduksi dan plantar pedis mengalami fleksi pada sendi subtalar. Tu/uan pertama adalah membuat kaki dalam posisi abduksi dan dorsofleksi. Dntuk mendapatkan koreksi kaki yang optimal, tulang kalkaneus harus bisa dengan bebas dirotasikan ke ba%ah talus. 8oreksi dilakukan melalui lengkung normal persendian subtalus, dapat dilakukan dengan cara meletakkan /ari telun/uk operator di maleolus medialis untuk menstabilkan kaki, kemudian mengangkat ibu /ari dan diletakkan di bagian lateral kepala talus, sementara melakukan gerakan abduksi pada kaki depan dengan arah supinasi. *) Cavus kaki akan meningkat bila kaki depan berada dalam posisi pronasi. 2pabila ada pes cavus, langkah pertama koreksi kaki adalah mengangkat metatarsal pertama dengan lembut untuk mengoreksi cavusnya. Setelah terkoreksi, kaki depan dapat diposisikan abduksi seperti pada langkah pertama. .) Saat kaki dalam posisi pronasi, dapat menyebabkan tulang kalkaneus berada di ba%ah talus. 2pabila hal ini ter/adi, tulang kalkaneus tidak dapat berotasi dan menetap pada posisi varus, cavus akan meningkat. #al ini dapat menyebabkan ter/adinya bean-s!aped foot. 'ada akhir langkah pertama, kaki akan berada pada posisi abduksi maksimal, tetapi tidak pernah pronasi. +) 7anipulasi diker/akan di ruang khusus setelah bayi disusui. Setelah kaki dimanipulasi, selan/utnya dipasang long leg cast untuk mempertahankan koreksi yang telah dilakukan. Aips dipasang dengan bantalan seminimal mungkin, tetapi tetap adekuat. =angkah selan/utnya adalah menyemprotkan tingtur benIoin ke kaki untuk melekatkan kaki dengan bantalan gips. $r. 'onsetti lebih memilih memasang bantalan tambahan sepan/ang batas medial dan lateral kaki, agar aman saat melepas gips menggunakan gunting gips. Aips yang dipasang tidak boleh sampai menekan ibu /ari kaki atau mengobliterasi arcus transversalis. 'osisi lutut berada pada sudut -6 o selama pemasangan gips pan/ang. @rang tua bayi dapat merendam gips ini selama .63+9 menit sebelum dilepas. Aips dibelah dua, dilepas menggunakan gerga/i berosilasi (berputar), kemudian disatukan kembali. #al ini untuk mengetahui perkembangan abduksi kaki depan, selan/utnya dapat digunakan untuk mengetahui dorsofleksiserta koreksi yang telah dicapai oleh kaki ekuinus. 9) Dsaha mengoreksi CTEV dengan paksaan mela%an tendon 2chilles yang kaku dapat mengakibatkan patahnya kaki tengah (midfoot) dan berakhir dengan terbentuknya deformitas berupa rockerbottom foot. 8elengkungan kaki abnormal (cavus) harus diterapi terpisah seperti pada langkah kedua, sedangkan posisi ekuinusnya harus dapat dikoreksi tanpa menyebabkan patahnya kaki tengah. Secara umum dibutuhkan +3F kali pemasangan gips untuk mendapatkan abduksi kaki maksimum. Aips diganti tiap minggu. 8oreksi (usaha membuat kaki dalam posisi abduksi) dapat dianggap adekuat bila aksis paha dan kaki sebesar <6 o Setelah dapat dicapai abduksi kaki maksimal, kebanyakan kasus membutuhkan tenotomi perkutaneus tendon 2chilles secara aseptis. $aerah lokal dianestesi dengan kombinasi lignokain topikal dan infiltrasi lidokain lokal minimal. Tenotomi dilakukan dengan cara membuat irisan menggunakan pisau ,eaver (u/ung bulat). =uka pasca3operasi ditutup dengan /ahitan tunggal menggunakan benang yang dapat diabsorpsi. 'emasangan gips terakhir dilakukan dengan kaki berada pada posisi dorsofl eksi maksimum, kemudian gips dipertahankan hingga *3. minggu. <) =angkah selan/utnya setelah pemasangan gips adalah pemakaian sepatu yang dipasangkan pada lempengan $ennis ,ro%n. 8aki yang bermasalah diposisikan abduksi (rotasi ekstrem) hingga F6 o , kaki sehat diabduksi +9 o . Sepatu ini /uga memiliki bantalan di tumit untuk mencegah kaki terselip dari sepatu. Sepatu digunakan *. /am sehari selama . bulan, kemudian dipakai saat tidur siang dan malam selama . tahun. F) 'ada (63.6: kasus, tendon tibialis anterior dapat berpindah ke bagian lateral kuneiformis saat anak berusia . tahun. #al ini membuat koreksi kaki dapat bertahan lebih lama, mencegah adduksi metatarsal dan inversi kaki. 'rosedur ini diindikasikan pada anak usia *3*,9 tahun, dengan cara supinasi dinamik kaki. Sebelum operasi, pasangkan long leg cast untuk beberapa minggu. TERAPI OPERATI$ a) I,)0)0 ,eberapa pilihan insisi, antara lain ! () Cincinnati! berupa insisi transversal, mulai dari sisi anteromedial (persendian navikular3kuneiformis) kaki sampai ke sisi anterolateral (bagian distal dan medial sinus tarsal), dilan/utkan ke bagian belakang pergelangan kaki setinggi sendi tibiotalus. *) 0nsisi %urco curvilineal medial&posteromedial! insisi ini dapat menyebabkan luka terbuka, khususnya di sudut vertikal dan medial kaki. Dntuk menghindari hal ini, beberapa operator memilih beberapa /alan, antara lain! 3 Tiga insisi terpisah ! insisi posterior arah vertikal, medial, dan lateral 3 $ua insisi terpisah ! curvilinear medial dan posterolateral. ,anyak pendekatan bisa dilakukan untuk terapi operatif di semua kuadran, antara lain! 3 'lantar! fasia plantaris, abduktor halucis, fleksor digitorum brevis, ligamen plantaris pan/ang dan pendek 3 7edial! struktur3struktur medial, selubung tendon, pelepasan talonavikular dan subtalar, tibialis posterior, "#= (fleksor halucis longus), dan peman/angan "$= (fleksor digitorum longus) 3 'osterior! kapsulotomi persendian kaki dan subtalar, terutama pelepasan ligamen talofi bular posterior dan tibiofi bular, serta ligamen kalkaneofi bular 3 =ateral! struktur3struktur lateral, selubung peroneal, pesendian kalkaneokuboid, serta pelepasan ligamen talonavikular dan subtalar 'endekatan mana pun harus bisa menghasilkan pa/anan yang adekuat. Struktur3struktur yang harus dilepaskan atau diregangkan adalah! () Tendon 2chilles *) 'elapis tendon dari otot3otot yang mele%ati sendi subtalar .) 8apsul pergelangan kaki posterior dan ligamen $eltoid +) =igamen tibiofi bular inferior 9) =igamen fibulokalkaneal <) 8apsul dari sendi talonavikular dan subtalar F) "asia plantar pedis dan otot3otot intrinsik. 2ksis longitudinal talus dan kalkaneus harus dipisahkan sekitar *6 o dari proyeksi lateral. 8oreksi yang dilakukan kemudian dipertahankan dengan pemasangan ka%at di persendian talokalkaneus, atau talonavikular atau keduanya. #al ini /uga dapat dilakukan menggunakan gips. =uka paska operasi tidak boleh ditutup paksa. =uka dapat dibiarkan terbuka agar membentuk /aringan granulasi atau nantinya dapat dilakukan cangkok (graft) kulit. 'enatalaksanaan dengan operasi harus mempertimbangkan usia pasien ! () 'ada anak kurang dari 9 tahun, koreksi dapat dilakukan hanya melalui prosedur /aringan lunak. *) Dntuk anak lebih dari 9 tahun, membutuhkan pembentukan ulang tulangEbony res!aping (misal, eksisi dorsolateral dari persendian kalkaneokuboid (prosedur $ill%yn Evans) atau osteotomi tulang kalkaneus untuk mengoreksi varus). .) 2pabila anak berusia lebih dari (6 tahun, dapat dilakukan tarsektomi lateralis atau arthrodesis. #arus diperhatikan keadaan luka pascaoperasi. ?ika penutupan kulit sulit dilakukan, lebih baik dibiarkan terbuka agar dapat ter/adi reaksi granulasi, untuk kemudian memungkinkan ter/adinya penyembuhan primer atau sekunder. $apat /uga dilakukan pencangko3 kan kulit untuk menutupi defek luka operasi. 'erban hanya boleh dipasang longgar dan harus diperiksa secara reguler. 5. )ollo*+u& P()0e, 'in untuk fi ksator biasanya dilepas setelah .3< minggu. Satelah itu, tetap diperlukan perban yang dipasangkan dengan sepatu $ennis ,ro%n selama <3(* bulan. l. P.2-,2)0) 8urang lebih 96: kasus CTEV bayi baru lahir dapat dikoreksi tanpa tindakan operatif. Teknik 'onseti (termasuk tenotomi tendon 2chilles) dilaporkan memiliki tingkat kesuksesan sebesar )-:. 'eneliti lain melaporkan rerata tingkat kesuksesan sebesar (63.9:. Sebagian besar kasus melaporkan tingkat kepuasan F93-6:, baik dari segi penampilan maupun fungsi kaki. #asil memuaskan didapatkan pada kurang lebih )(: kasus. "aktor utama yang mempengaruhi hasil fungsional adalah rentang gerakan pergerakan kaki, yang dipengaruhi oleh dera/at pendataran kubah dari tulang talus. Tiga puluh delapan persen pasien CTEV membutuhkan tindakan operatif lebih lan/ut (hampir dua pertiganya adalah prosedur pembentukan ulang tulang). 4erata tingkat kekambuhan deformitas mencapai *9:, dengan rentang (6396:. #asil terbaik didapatkan pada anak3anak yang dioperasi pada usia lebih dari . bulan (biasanya dengan ukuran lebih dari ) cm). II. (. POHON MASALAH (terlampir) +. MASALAH KEPERAWATAN DAN DATA YANG PERLU DIKA%I Pe,-5(80(, (. ,iodata pasien ! identitas pasien dan penanggung yang meliputi nama, umur, agama, suku bangsa, pendidikan, peker/aan, status perka%inan, dan alamat. *. 8eluhan utama ! keluhan yang membuat pasien diba%a ke rumah sakit karena adanya keadaan yang abnormal pada kaki anak yaitu adanya berbagai kekakuan kaki, atrofi betis kanan, hipoplasia tibia, fibula dan tulang3tulang kaki ringan. .. 4i%ayat penyakit sekarang keluhan sampai saat pasien pergi ke 4umah Sakit atau pada saat pengka/ian seperti pasien tidak mengalami keluhan apa3apa selain adanya keadaan yang abnormal pada kakinya. +. 4i%ayat penyakit keluarga dapat dika/i melalui genogram dan dari genogram tersebut dapat diidentifikasi mengenai penyakit turunan dan penyakit menular yang terdapat dalam keluarga. 9. 4i%ayat 2ntenatal, >atal $an 'ostnatal a. 2ntenatal, kesehatan ibu selama hamil, penyakit yang pernah diderita serta upaya yang dilakukan untuk mengatasi penyakitnya, berapa kali pera%atan antenatal , kemana serta kebiasaan minum /amua3/amuan dan obat yang pernah diminum serat kebiasaan selama hamil. b. >atal, tanggal, /am, tempat pertolongan persalinan, siapa yang menolong, cara persalinan (spontan, ekstraksi vakum, ekstraksi forcep, section secaria dan gamelli), presentasi kepala dan komplikasi atau kelainan congenital. 8eadaan saat lahir dan morbiditas pada hari pertama setelah lahir, masa kehamilan (cukup, kurang, lebih) bulan. Saat lahir anak menangis spontan atau tidak. c. 'ostnatal, lama dira%at dirumah sakit, masalah3masalah yang berhubungan dengan gagguan sistem, masalah nutrisi, perubahan berat badan, %arna kulit,pola eliminasi dan respon lainnya. Selama neonatal perlu dika/i adanya asfiksia, trauma dan infeksi. <. 4i%ayat pertumbuhan dan perkembangan, berat badan, lingkar kepala, lingkar lengan kiri atas, lingkar dada terakhir. Tingkat perkembangan anak yang telah dicapai motorik kasar, halus, social, dan bahasa. F. 4i%ayat kesehatan keluarga, sosial, perka%inan orang tua, kese/ahteraan dan ketentraman, rumah tangga yan harmonis dan pola suh, asah dan asih. Ekonomi dan adat istiadat, berpengaruh dalam pengelolaan lingkungan internal dan eksternal yang dapat mempengaruhi perkembangan intelektual dan pengetahuan serta ketrampilan anak. $isamping itu /uga berhubungan dengan persediaan dan pengadaan bahan pangan, sandang dan papan. ). 4i%ayat imunisasi ri%ayat imunisasi anak sangat penting, dengan kelengkapan imunisasi pada anak mencegah ter/adinya penyakit yang mungkin timbul. 7eliputi imunisai ,CA, $'T, 'olio, campak dan hepatitis. -. 'ola "ungsi 8esehatan a. 'ola nutrisi, makanan pokok utama apakah 2S0 atau '2S0. pada umur anak tertentu. ?ika diberikan '2S0 (ditanyakan /enis, takaran dan frekuensi) pemberiaannya serta makanan tambahan yang diberikan. 2dakah makanan yan disukai, alergi atau masalah makanan yang lainnya). b. 'ola eliminasi, sistem pencernaan dan perkemihan pada anak perlu dika/i ,2, atau ,28 (konsistensi, %arna, frkuensi dan /umlah serta bau). ,agaimana tingkat toileting trining sesuai dengan tingkat perkembangan anak. c. 'ola aktivitas, kegiatan dan gerakan yang sudah dicapai anak pada usia sekelompoknya mengalami kemunduran atau percepatan. d. 'ola istirahat, kebutuhan istirahat setiap hari, adakah gangguan tidur, hal3hal yang mengganggu tidur dan yang mempercepat tidur. e. 'ola kebersihan diri, bagaiman pera%atan pada diri anak apakah sudah mandiri atau masih ketergantuangan sekunder pada orang lain atau orang tua. (6. 'emeriksaan "isik D0(-,2)( Kepe.(<(/(, (. 4esiko hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan kelainan anatomi kaki *. 8ecemasan berhubungan dengan dampak hospitalisasi pada anak .. 8urang pengetahuan orang tua berhubungan dengan penatalaksanaan penyakit anak +. >yeri berhubungan dengan cidera fisik 9. 4isiko tinggi kerusakan integritas kulit berhubungan dengan pemasangan gips III. DIAGNOSA DAN INTERVENSI KEPERAWATAN N2 D0(-,2)( Kepe.(<(/(, T*8*(, K.0/e.0( H()0l I,/e.6e,)0 Kepe.(<(/(, R()02,(l ( 4esiko hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan kelainan anatomi kaki 'asien mendapatkan kesempatan untuk mobilisasi pasien bergerak dari pembatasan ruangan atau di dalam ruangan, posisi kaki pasien bisa berubah 'nergy management (>0C. ..)) (. 8a/i tingkat kelemahan pasien *. 0dentifikasi aktivitas yang dapat dilakukan oleh pasien .. =akukan tindakan 4@7 +. =akukan perubahan posisi 9. 8olaborasi dengan fisioterapi (. 'asien biasanya telah mengalami penurunan tenaga kelemahan otot, men/adi terus memburuk setiap hari karena proses penyakit *. 7engetahui aktivitas yang dapat dilakukan pasien .. Tindakan 4@7 dapat mengurangi resiko ter/adinya luka dekubitus, selain itu dapat /uga memperlancar aliran darah +. $apat mengurangi resiko ter/adinya dekubitus dan mencegah komplikasi 9. 8olaborasi dilakukan dengan manipulasi dan aplikasi dari serial JcastJ. * 8ecemasan berhubungan dengan dampak hospitalisasi pada anak 'asien mendapatkan dukungan yang adekuat pasien men/alani prosedur pera%atan dan pengobatan dengan distres minimal dan ker/a sama Anxiety reduction (>0C. (<-) (. 7elibatkan orang tua berperan aktif dalam mera%at anak dengan cara membolehkan mereka tinggal bersama anak selama *+ /am (rooming in) *. 7odifikasi ruangan pera%atan dengan cara membuat situasi ruangan ra%at pera%atan seperti di rumah, antara lain dengan cara membuat dekorasi ruangan yang bernuansa anak. .. Tun/ukkan sikap empati sebagai pendekatan utama dalam mengurangi rasa takut akibat prosedur yang menyakitkan. (. 'roses pera%atan dan pengobatan ber/alan lancar *. 7encegah anak stess saat hospitalisasi .. 7emberikan kenyamanan pada anak dan keluarga . 8urang pengetahuan orang tua berhubungan dengan penatalaksanaan penyakit anak. 'engetahuan terpenuhi @rang tua menyatakan pemahamannya tentang proses penyakit anak. (. (ealt! education (>0C +69) a. 7engidentifikasi faktor internal dan eksternal yang a. 7engetahui faktor internal dan eksternal pasien mempengaruhi mempengaruhi perilaku kesehatan b. 7engka/i ri%ayat perilaku kesehatan c. ,erikan informasi yang adekuat mengenai proses penyakit *. Family support (>0C .FF) a. 7endukung keluarga dalam memberikan dukungan kepada pasien b. 7en/aga hubungan saling percaya (,#S') dengan keluarga c. 7endengarkan keluhan keluarga pasien, perasaan dan pertanyaan dari perilaku kesehatan yang kurang baik b. 7engetahui ri%ayat perilaku kesehatan pasien tentang per/alanan masalah kesehatan yang dialami c. 7eningkatkan pengetahuan orang tua dan menghilangkan kecemasan akibat penyakit yang diderita anaknya. a. $ukungan keluarga merupakan best care yang dapat diberikan kepada pasien b. Ter/alinnya tindakan kooperatif antara keluarga, pasien dan pera%at c. 7enampung respon dari keluarga pasien tentang masalah kesehatan kista bartolini keluarga pasien d. 7en/a%ab pertanyaan yang diberikan oleh keluarga e. 0dentifikasi dukungan spiritual dalam keluarga f. 2n/urkan orang tua untuk ikut berperan serta dalam pera%atan pasien. d. 7emberikan informasi terkait masalah kesehatan yang dihadapi e. $ukungan spiritual keluarga memungkinkan memotivasi pasien untuk meningkatkan psikologis yang baik f. 7emberikan kesempatan pada orang tua untuk mengetahui tindakan yang dilakukan dan untuk beradaptasi apabila pasien sudah diba%a ke rumah. + >yeri berhubungan dengan cidera fisik ketidaknyamanan yang dialami pasien tidak ada atau minimal 2nak tidak menun/ukkan bukti3bukti ketidaknyamanan ketidaknyamanan minor dapat ditoleransi ain management (>0C. 9*-) (. ,erikan posisi yang nyaman, gunakan bantal untuk menyokong area dependen *. ,ila perlu batasi aktivitas yang melelahkan (. 7engurangi ketegangan ekstremitas yang di gips *. Dntuk mencegah nyeri .. Ddara dingin dapat mengurangi rasa gatal +. 8arena substansi .. #ilangkan rasa gatal diba%ah gips dengan udara dingin yang ditiupkan dari spuit asepto, fan, atau pengering rambut. +. #indari menggunakan bedak atau lotion diba%ah gips ini mempunyai kecenderungan untuk HmenggumpalH dan menimbulkan iritasi 9 4isiko tinggi kerusakan integritas kulit berhubungan dengan pemasangan gips 'asien tidak mengalami iritasi kulit Tidak ditemukannya tanda3 tanda kerusakan integritas kulit Cast care ) maintenance (>0C. *.*) (. 'astikan bah%a semua tepi gips halus dan bebas dari proyeksi pengiritasi *. ?angan membiarkan anak memasukkan sesuatu ke dalam gips .. 5aspadai anak yang lebih besar untuk tudak memasukkan benda3 benda kedalam gips, /elaskan mengapa ini penting +. ?aga agar kulit yang terpa/an tetap bersih dan bebas dari iritan (. Tepi gips yang tidak halus dapat mengiritasi kulit *. Dntuk mencegah trauma kulit .. Dntuk mendorong kepatuhan +. 8arena kulit yang tidak bersih dapat memicu timbulnya iritasi 9. 8arena kulit dapat teriritasi akibat adanya air di dalam gips <. 8arena gips akan 9. =indungi gips selama mandi, kecuali /ika gips sintetik tahan terhadap air <. Selama gips dilepas, rendam dan basuh kulit dengan perlahan mengeras dengan kulit terdeskuamasi dan sekresi sebasea DA$TAR PUSTAKA ?oane. *66+. *ursing +ntervention Classification. 7osby ! DS2 ?oane. *66+. *ursing ,utcomes Classification. 7osby ! DS2 Cahyono. *6(*. Congenital %alipes 'quinovarus -C'%./."8. Dniversitas ?ember (C$83(-(Kvol.-Kno.Kth*6(*.indd)
Pembedahan Skoliosis Lengkap Buku Panduan bagi Para Pasien: Melihat Secara Mendalam dan Tak Memihak ke dalam Apa yang Diharapkan Sebelum dan Selama Pembedahan Skoliosis