C sampai karbon
terbakar sempurna menjadi abu. Abu yang diperoleh selanjutnya dilarutkan dalam 10 ml HN03
1:1. Setelah itu ditambahkan 10 ml HN03 2 lo dan kemudian dipanasakan di hot plate sampai
larutan bening. Larutan yang diperoleh selanjutnya dimasukkan dalam labu volumetrik 100 ml dan
kemudian diencerkan dengan akuademin sampai tanda batas. Untuk uji perolehan kembali,
sebelum larutan diencerkan dengan akuademin, ditambahkan spike, yaitu 5 ml larutan standar Fe
10 ppm dan 0,5 ml larutan standar Zn 10 ppm. Larutan sampel selanjutnya diukur absorbansinya
dengan AAS pada panjang gelombang 248,3 nm untuk Fe dan 213,9 nm untuk Zn. Uji
keterulangan dan uji perolehan kembali dilakukan dengan 8 kali pengulangan.
Pada penentuan Fe, diperoleh persamaan garis regresi linear Y = 0,08224X + 0,0001; nilai r
2
=
0,9980; sensitivitas = 0,08227; batas deteksi = 0,29285 ppm; nilai RSD = 7,03709 % dan rata-rata
nilai perolehan kembali sebesar 105,568 %. Pada
penentuan Zn, diperoleh persamaan garis regresi linear Y = 0,54174X + 0,02376; nilai r
2
=
0,994009; sensitivitas = 0,58135; batas deteksi = 0,02807 ppm; nilai RSD = 10,296 lo dan rata-
rata nilai perolehan kembali sebesar 113,265 %. Jadi, berdasar parameter linieritas, sensitivitas,
batas deteksi, presisi dan akurasi, metode penentuan Fe dan Zn dalam crude oil dengan
menggunakan AAS merupakan metode yang valid.