Anda di halaman 1dari 2

Pola Perumpamaan

Perumpamaan tentang penabur merupakan salah satu perumpamaan yang ditemukan di dalam
ketiga Injil Sinopsis. Ketika penulis-penulis Injil ini secara individual memasukkan eerita Yesus
tentang petani yang menabur dan memetik hasil, mereka masing-masing menujukan perumpamaan
ini kepada pendengar mereka sendiri. Matius, Markus, dan Lukas menunjukkan maksud pengajaran
Yesus dengan menempatkan perumpamaan ini di dalam konteks Injil mereka masing-masing seeara
jelas.

Injil Matius pasal 13 didahului dengan eerita pelayanan penyembuhan oleh Yesus (pasal 8 dan 9).
Pada kesimpulan dari bagian ini, Matius meneatat bahwa Yesus sedang mengajar di Sinagoge. Ia
memberitakan Kabar Baik tentang Kerajaan Surga, dan rnenyembuhkan segala penyakit dan
kelemahan (9:35). Kemudian Yesus melihat kepada orang banyak, dan karena mereka kurang
mendapatkan bimbingan rohani, Dia merasa berbelas kasihan kepada rnereka. Dia membandingkan
mereka seperti domba yang tidak bergembala. "Maka kata-Nya kepada murid-murid-Nya, "Tuaian
memang banyak, tetapi pekerja sedikit. Karena itu mintalah kepada tuan yang empunya tuaian,
supaya Ia rnengirirnkan pekerja-pekerja untuk tuaian itu" (9:37, 38 ).

Matius rnencatat pengutusan kedua belas rnurid untuk pergi kepada domba-domba Israel yang
terhilang di dalarn pasall0. Tetapi Yesus rnengingatkan murid-murid-Nya akan penolakan,
penganiayaan, dan kernatian. Mereka akan menghadapi penentang, kebencian, dan kehilangan
nyawa. Matius melukiskan terna yang sarna di dalam dua pasal berikutnya. Orang banyak mengikuti
Yohanes Pembaptis, tetapi orang-orang itu rnengatakan bahwa dia kerasukan setan. Dan Yesus
dikatakan sebagai pelahap dan peminum, ternan pemungut cukai dan "orang-orang berdosa"
(11:19). Orang-orang di Korazin, Betsaida, dan Kapernaum tidak rnau bertobat dan percaya kepada
perkataan-Nya, Sepertinya Yesus sedang mencangkuli tanah yang dangkal, dan benih yang Dia
taburkan tidak menghasilkan. Tetapi Kerajaan Allah telah datang dan akan berkernbang terus
meskipun Yohanes Pembaptis disalahrnengerti (11:3),. orang-orang Galilea tidak percaya (11:21, 23),
dan sikap ahli-ahli Taurat yang berrnusuhan (12:2, 24, 38). Orang-orang yang melakukan kehendak
Allah adalah bagian dari Kerajaan Allah. Mereka adalah saudara laki-laki, saudara perempuan dan
ibu dari Yesus (12:50).

Pada bagian ini, Yesus memperkenalkan perurnparnaan tentang penabur. Pengurangan struktur dari
catatan Injil menyatakan keterampilan tangan dari seorang arsitek literatur[4]. Matius telah
merangkai tingkatan dari perumpamaan ten tang penabur ini. Objeknya adalah untuk mengawasi
pembacanya dengan panen yang tidak diharapkan yang dikumpulkan di dalam Kerajaan Allah.

Sebaliknya, Markus sepertinya rnenekankan pelayanan pengajaran Yesus di sepanjang tepi danau
Galilea. Dia mulai bagian ini dengan mengatakan, "Pada suatu kali Yesus rnulai pula mengajar di tepi
danau." (4:1). Markus menyebutkan danau sebanyak tiga kali di bagian ayat-ayat pendahuluan,
sedangkan Matius mengabaikan referensi tentang Yesus yang duduk di atas perahu "di danau".
Markus memberitahu pembacanya bahwa Yesus sekali lagi bertemu dengan kerumunan orang
banyak di tepi air (lihat Markus 2:13 dan 3:7). Markus pad a bagian ini memasukkan tiga dari empat
perumpamaan (penabur, benih yang tumbuh, dan biji sesawi) ke dalam Injilnya dalam bentuk narasi
untuk menunjukkan tempat mengajar, pendengar yang dijumpai Yesus, dan tujuan perumpamaan.

Penulis dari ketiga Injil menyampaikan perumpamaan tentang penabur dengan versi yang disingkat,
dia menempatkannya di dalam konteks penerimaan dan penolakan. Perkataan dan perbuatan Yesus
dapat diterima oleh orang-orang awam, pemungut cukai, wanita-wanita tunasusila dan yang lainnya
(7:29,37; 8:1-3), tetapi dia bertemu dengan oposisinya yang keras yaitu orang-orang Farisi dan ahli-
ahli Taurat (7:30, 39). Menurut Lukas versi perumpamaan ini berbeda sedikit dengan versi Matius
dan Markus, meskipun jauh lebih pendek dan menunjukkan perubahan di sana-sini di dalam kosa
katanya. "Perubahan tersebut menunjukkan bahwa Lukas atau tradisi lisan merasa bebas
memodifikasi rincian perkataan di dalam kisah ini, sesuatu yang biasa dilakukan oleh pengkhotbah
modern ketika mereka menceritakan perumpamaan-perumpamaan[5]".

Anda mungkin juga menyukai