Anda di halaman 1dari 9

III.

2 Bentuk bentuk Refraktori


Berdasarkan bentuknya maka refaktori dapat dibagi atas:
1. Formed Refaktori
Terdapat berbagai bentuk refaktori tergantung penggunaannya yaitu
apakah di lantai, di dinding,di atap dll. Bentuk tersebut antara
lain:Straight,Arch,Wedge,Key,Plain dll
2. Unformed Refaktori ( Momolithic refactory )
Unformed refaktori adalah refaktori yang dipasarkan tanpa dibentuk
terlebih dahulu. Ada beberapa jenis Unformed refaktori antara lain:Plastik
refaktri,Ramming mixture,Gunning mixture,Castables.
3. Plastik refaktori
Plastik refaktori umumnya mengandung lempung pengikat yang tinggi
sehingga dapat di bentuk dengan cara plastis. Bahan ini diproduksi siap
pakai, dapat dipakai atau dibentuk dengan tangan tanpa air.
4. Ramming mixture
Produk ini diperdagangkan dalam bentuk gumpalan yang rapuh, agak
basah atau kering dan dipadatkan dengan mesin vibrator. Terdapat
ramming alumina tinggi dengan komposisi corunndum dan lempung
plastis, kadang kadang dicampur alumina phospat sebagai pengikat
refaktori. Juga terdapat dalam campuran asam dengan kuarsa, refaktori
basa berbasis magnesia dan chrom. Sebagai pengikat campuran ini maka
ditambahkan waterglass, magnesium sulfat, sodium bichromat atau tar,
khususnya untuk ramming mixture dolomit.
5. Gunning mixture
Gunning mixture terdiri atas butiran halus yang dalam pemakaiannya di
semprotkan ke permukaan yang di inginkan dengan tekanan udara melalui
hose. Pada ujung nozzle biasanya ditambahkan air atau cairan untuk
pengikat. Dengan cara ini kehilangan bahan harusdiperhitungkan. Tungku
baru biasanya dibiasanya dilapisi dengan gunning mixture, biasanya pipa
boiler dilapisi dengan SiC dengan cara semprot.
6. Castable refaktori
Castable adalah agregat dengan penambahan binder hidrolik seperti semen
portland atau semen alumina. Agregat ini dibuat jadi Castable dengan
menambahkan kemudian dituang. Bahan akan disetting pada suhu kamar.
Komposisi yang sering dipakai adalah alumina tinggi, mulilite dan
fireclay. Senyawa basa atau asam dengan sodium silikat atau magnesium
sulfat dapat juga dibuat castable dengan menambahkan air.
7. Refaktori Mortar
Refaktori mortar termasuk Unformed refaktori, namun diberi klasifikasi
lain karena umumnya refaktori mortar dipakai terutama untuk
menyambung shape refaktori dan bukan dipakai untuk membuat suatu
bentuk tertentu.
Ada beberapa syarat untuk refaktori mortar antara lain:
a. Bila dicampur air harus dapat membentuk konsistensi yang
diperlukan, dapat mengisi spasi antar bata.
b. Mempunyai refaktoriness dan refaktoriness under load yang
memadai.
c. Mortar harus setting dan menempel ke bata, dan mempunyaikuat
mekanis tinggi setelah kering dan pada suhu tinggi.
d. Thermal expansion, suisut kering dan susut bakar harus sama dengan
bata yang disemen.
e. Refaktori mortar dapat terdiri dari kalsium aluminat. low cement,
Ultra-low cement, bahkan zero cement. Dalam hal ini pengikat yang
dipakai adalah silika koloid, pospat kering, dan silika kering.


III.3 Refaktori Berdasarkan Berat Jenis
Berdasarkan berat jenis refaktori dapat dibagi atas:
1. Refaktori berat (heavy weight refactory)
Disebut heavy weight bila bulk densitynya> 1,3 g/cm. Umumnya dipakai
untuk refaktori yanglangsung terkena panas/suhu tinggi.

2. Refaktori ringan ( light weight refactory )
Disebut light weight bila densitynya1,3 g/cm. Bila refaktori digunakan
pada suhu < 1000C maka refaktori tersebut refaktori isolasi. Dan bila
digunakan pada suhu> 1000C, refaktori disebut light weight refactory.


III.4 Refaktori Berdasarkan Cara Pembuatan
Berdasarkan cara pembuatan maka refaktori dibagi atas:
1. Burned refaktori
Termasuk kedalam burned refaktori adalah refaktori silika, fire clay,
alumina tinggi dll.
2. Unburned refaktori
Termasuk kedalam unburned refaktori adalah refaktori magnesit dan
refaktori karbon.

III.5 Fungsi Refaktori
Bahan refaktori memenuhi beberapa fungsi di seluruh cabang industri sebagai
berikut:
1. Mengisolasi ruangan reaksi panas dengan sekelilingnya untuk mencegah
kehilangan panas seminimum mungkin.
2. Menyimpan panas di regenerator untuk kemuadian dilepaskan
3. Untuk transfer panas pada rekuperator.
4. Memisahkan ruang api dengan ruang reaksi.
5. Melindungi bagian lain yang lebih mahal seperti steel dll.
Fungsi Utama Refaktori
Berdasarkan fungsi utama refaktori dapat dibagi atas:
1. Refaktori kerja
Refaktori ini disebut juga heavy refactory atauworking refactory.
Fungsi utamanya adalah menahan suhu tinggi tanpa lebur.
2. Refaktori Isolasi
Fungsi utamanya adalah untuk mencegah panas keluar dari sistem.

III.6 Karakteristik Dari Material Refraktori
1. Lempung (Clays)
Lempung dari berbagai kelompok material terbentuk dari proses
pelapukan batuan metamorphosis atau batuan beku. Material ini umumnya
sangat halus dengan ukuran partikel kurang dari 2 mikron. Material yang
menarik bagi pembuat (manufaktur) refraktori adalah yang mempunyai
kandungan alumino-silikat yang tinggi.
Kelompok refraktori ini biasanya mempunyai ketahanan yang bagus
terhadap slag asam (acid slag). Secara umum property dari kelompok ini yaitu
sebagai berikut:
Bagus sebagai material insulator.
Beberapa jenis mempunyai perilaku ekspansi yang kompleks, tetapi
kebanyakan hanya mempunyai ekspansi panas yang kecil.
Kekuatan yang sedang pada temperatur tinggi, mengandung fasa gelas
yang bertitik lebur rendah.
Ketahanan yang bagus terhadap slag asam (acid slag).
Ketahanan yang bagus terhadap kejut panas (thermal shock)
Tidak mahal dan mudah tersedia.
Lempung adalah campuran dari beberapa mineral lempung, yang
biasanya juga mengandung jumlah yang bervariasi dari mineral bukan
lempung.
Lempung Cina (China Clay) atau Kaolin adalah jenis lempung yang
mempunyai kandungan mineral utama berupa kaolinite. Mineral yang lain
seperti kwarsa, feldspar dan mika.
Lempung Bola (Ball clays) terdiri dari mineral utama kaolinite dan
illite, dan sering juga mengandung sejulah tertentu bahan-bahan organic.
Ukuran butiran dari ball clays biasanya lebih kecil dari pada China clay,
selain itu juga mempunyai tingkat plastilitas yang tinggi serta kekuatan yang
bagus bila kering. Jumlah illite yang besar di dalam material cenderung
menurunkan titik lebur dari ball clays.
Fire clay (lempung api) adalah ball clay dengan kandungan kaolinite
yang tinggi dan kandungan illite yang rendah. Sebagai akibatnya, fire clay
mempunyai titik lebur yang tinggi untuk jenis lempung, oleh karena itu
digunakan untuk aplikasi sebagai refraktori.
Flint clays (lempung batu api) adalah lempung dengan kandungan
silica yang tinggi, juga digunakan untuk aplikasi sebagai refraktori.
Bata lempung (Brick clay) mempunyai rentang komposisi yang lebar,
tetapi biasanya komposisi utamanya kaolinite atau illite. Selain itu juga
mengandung mineral besi yang menghasilkan warna merah ketika dibakar.

2. Alumina
Alumina untuk refraktori berasal dari deposit alami dan buatan.
Sumber-sumber alami terdiri dari Bauksite dan Diaspore. Sedangkan yang
buatan terdiri dari Calcined Alumina, Sintered Alumina, dan Fused Alumina.
Bauksit adalah bijih yang mengandung Boehmite (Al2O3.H2O) atau
Gibbsite (Al2O3.3H2O) dalam proporsi yang bervariasi. Bauksit juga
mengandung oksida besi, alumino-silikat dan titania. Bauksit yang kaya akan
oksida besi dan pengotor lain dapat digunkan untuk membuat Calcined
Alumina melalui proses Bayer atau untuk membuat logam alumunium.
Bauksit yang langsung digunakan unuk membuat refraktori harus memiliki
kandungan pengotor yang rendah. Segera setelah ditambang kemudian
bauksit dikalsinasi di rotary kiln untuk penyetabilan. Komponen utama adalah
corundum (alumina ) dengan sedikit Mullit dan sejumlah kecil fasa glas.
Diaspore adalah monohidrat alumina, membentuk corundum langsung
selama pemanasan, sehingga hanya membutuhkan kalsinasi sebelum
digunakan sebagai bahan baku refraktori. Calcined alumina dibuat dengan
proses Bayer, beberapa grade tersedia dengan property yang sesuai dengan
aplikasinya. Sintered Alumina dibuat dengan peletisasi (peletizing) calcined
alumina, lalu disinterisasi pada temperature sangat tinggi (> 1800 C) di
Rotary Kiln. Sintered pellet kemudian di remuk (crushing) yang akan
menghasilkan alumina kualitas sangat tinggi dengan butiran kasar. Kadang-
kadang juga disebut tabular alumina karena bentuk kristalnya yang besar
menyerupai tablet. Kandungan mineral utama adalah alumina dengan hanya
sejumlah kecil sangat kecil (trace) alumina (Na2O.11Al2O3).
Fused Alumina dibuat dengan cara melebur calcined bauxite atau calcined
alumina di electric Arc furnace (EAF). Material yang telah lebur tersebut lalu
dicetak menjadi ingot dan kemudian diremuk. Terdapat beberapa jenis fused
Alumina, yaitu:
1. Brown Fused Alumina yang terbuat dari bauksit, selama peleburan
pengotor-pengotor dipisahkan sehingga akan diperoleh kandungan
alumina sebesar 94-97%, pengotor yang tersisa akan memberikan
warna coklat.
2. White Fused Alumina yang terbuat dari calcined Alumina dan
mengandung alumina sebesar > 99%, material ini bersifat sangat
refraktori (> 1900 C), densitasnya tinggi dan tangguh, bila warnanya
pink maka mengandung oksida Khrom sekitar 2%.
3. Fused alumina mempunyai kristalisasi yang hamper sempurna sehingga
membuatnya sangat stabil, oleh karena itu mempunyai kekuatan yang
sangat bagus pada temperature tinggi dan ketahanan yang prima
terhadap abrasi dan korosi. Properti umum yang dimiliki refraktori
alumina adlah sebagai berikut:
4. Kekuatan yang tinggi pada temperatur tinggi.
5. Sangat keras.
6. Bersifat Amphoter, ketahanan korosi yang bagus terhadap berbagai
variasi slag.
7. Konduktivitas panasnya lebih tinggi daripada kelompok alumino-
silikat.
8. Kurang tahan terhadap kejut panas.

3. Silika
Silika membentuk sekitar 60% dari lapisan kerak bumi, sehingga
bahan baku untuk refraktori silica mudah tersedia. Sumber alaminya adalah
kwarsa dan tanah diatomae. Pasir silica adalah bahan baku utama. Pasir dpat
berasal dari pantai, lempung pasir, atau dibuat dengan meremuk batu pasir.
Sedangkan tanah diatomae atau diatomit mengandung rangka-rangka silica
dari alga bersel tunggal yang disebut diatom. Rangka-rangka tersebut
tersusun dari silica hidrat dan silica amorf. Setelah dikalsinasi material
bersifat sangat porous dan ringan sehingga bagus digunakan sebagi material
insulator.
Fused silica dibuat dengan melebur pasir murni, hampir sama dengan
cara membuat fused alumina, dengan sedikit perbedaan yaitu disertai
quenching terhadap material. Produknya bersifat amorf dan mempunyai
ekspansi panas yang sangat rendah, sehingga volumenya sangat stabil. Akan
tetapi material hanya dapat digunakan untuk periode yang panjang pada
temperature sampai 1200 C, ketika itu material gelas akan melunak dan
membentuk kristobalit pada 1270 C.
Silika mempunyai banyak polimorf sehingga perubahan fasa akan
terjadi bila memanaskan silica, selain itu juga disertai dengan perubahan
volume yang cukup berarti. Hal ini akan menyebabkan masalah jika
memanaskan material yang mengandung kwarsa.
Penggunaan refraktori silica penggunaannya terus menurun, hal ini
disebabkan oleh perubahan-perubahan yang terjadi pada teknologi
steelmaking dimana membutuhkan refraktori yang mampu mengatasi
temperature yang lebih tinggi. Selain itu juga masalah kesehatan yang
berkaitan dengan handling silica (silikosis) juga turut menyumbang pada
penurunan popularitasnya.

Properti umum dari refraktori silica adalah sebagai berikut:
a. Masih dapat menanggung beban sampai mendekati titik leburnya.
b. Hanya sedikit menyusut sampai 1600 C.
c. Tahan terhadap korosi leburan Fe dan slag asam
d. Insulator yang baik.
e. Sensitif terhadap kejut panas pada 600 C.
f. Bila terkena uap air dalam waktu yang lama dapat menyebabkan hancur
(crumbling).
g. Debu SiO2 dapat menyebabkan maslah kesehatan (Silikosis).

III.7 Aplikasi Material Refraktori Dalam bidang Teknik
1. Komponen Dapur/Oven (furnace) : Refraktori padat, Isulator, Refraktori
cor, Penanganan logam cair, Elemen pemanas, Perkakas oven.
2. Komponen Mesin Otomotif : Busi, Sil pompa, Katup, Rotor turbocharger
3. Komponen Gas Turbin : Ruang Bakar, Sudu-sudu turbin, Pemindah panas,
4. Penahan Panas : Dinding pesawat ulang alik, Isolator panas, Lapisan
penahan panas, Bahan tahan api
5. Komponen tahan aus : Alat-alat potong, Penempa (die), Kran (nozzle), Sil
dan plunyer pompa, Lining dan alat Miling, Abrasif, Pelumas padat, Alat
ukur standar
6. Keramik Tangguh : benang (fiber), Whisker (fiber), Peralatan golf,
Lempengan tahan peluru, Bantalan, pisau dan gunting
7. Keramik Optik : benang optic, Lensa, Laser, Alumina translusen, Dioda,
Keramik luminesen
8. Pelapis Keramik: Tahan aus, Tahan korosi, Penghalang panas, Dielektrik,
Pelumas, Katalis.
9. Keramik Elektromagnetik: Elemen magnet, Kapasitor, Resistor, IC substrat,
Sensor oksigen, Sel bahan baker, Pompa oksigen, Superkonduktor,
Elektroda, Varistor, Pizoelektrik, Isulator, Termistor, Semikonduktor,
Konduktor ion
10. Keramik Bangunan : Atap, lantai, Kaca jendela, Semen dan Beton, Gelas
keramik, Terakota, Gerabah, Batu bata
11. Biokeramik: Pengganti tulang, Pengganti gigi, Katup jantung, Porselin gigi
12. Saringan dan Selaput Keramik : Selaput pemisah cairan, Selaput pemisah
gas, Saringan logam cair
13. Keramik Nuklir : Bahan bakar nuklir, Moderator, Pelindung, Kapsul gelas,
Pembungkus bahan bakar nuklir.

Anda mungkin juga menyukai