Anda di halaman 1dari 30

Tuberkulosis pada Keluarga

Assyifa A. Fernendes
102012523

SKENARIO

Bapak MS (45tahun ) memiliki seorang istri (43tahun) dan 5 orang anak
yang masing masing A(P)25 tahun, S(P) 23 tahun, As(L)20 tahun, Rs(L)10
tahun. Istri bapak M mendapatkan pengobatan TBC paru dan sudah berjalan 3
bulan. Anak perempuannya, R saat ini sedang batuk batuk sudah 3 minggu
tak kunjung reda. Riwayat penurunan berat badan dan keringat malam juga
ada. Berat badan 12kg,skar BCG+. Karena tidak tahu dan tidak punya cukup
uang, anak R hanya diberi jamu jamuan obat warung. Keluarga bapak M
tinggal di sebidang rumah 4 x 11 meter pemukiman padat penduduk.

DOKTER KELUARGA

Dokter keluarga adalah
dokter yang memiliki tanggung jawab menyelenggarakan pelayanan
kesehatan tingkat pertama serta pelayanan kesehatan yang
menyeluruh yang dibutuhkan oleh semua anggota yang terdapat dalam
satu keluarga, dan apabila kebetulan berhadapan dengan suatu
masalah kesehatan khusus yang tidak mampu ditanggulangi, meminta
bantuan konsultasi dari dokter ahli yang sesuai
Ciri-Ciri Pelayanan Dokter Keluarga

Yang melayani penderita tidak hanya sebagai orang-perorang, melainkan
sebagai anggota satu keluarga dan bahkan sebagai anggota masyarakat
sekitarnya.
Yang memberikan pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan
memberikan perhatian kepada penderita secara lengkap dan sempurna,
jauh melebihi jumlah keseluruhan keluhan yang disampaikan.
Yang mengutamakan pelayanan kesehatan guna meningkatkan derajat
kesehatan seoptimal mungkin,mencegah timbulnya penyakit dan mengenal
serta mengobati penyakit sedini mungkin.
Yang mengutamakan pelayanan kesehatan sesuai dengan kebutuhan dan
berusaha memenuhi kebutuhan tersebut sebaik-baiknya.
Yang menyediakan dirinya sebagai tempat pelayanan kesehatan tingkat
pertama dan bertanggung jawab pada pelayanan kesehatan lanjutan.


MANFAAT PELAYANAN DOKTER KELUARGA
Akan dapat diselenggarakan penanganan kasus penyakit sebagai manusia
seutuhnya, bukan penanganan keluhan yang disampaikan saja,
Akan dapat diselenggarakan pelayanan pencegahan penyakit dari"terjamin
kesinambungan pelayanan yang diselenggarakan.
Apabila dibutuhkan pelayanan spesialis, maka pengaturannya akan lebih
baik dan terarah.
Akan dapat diselenggarakan pelayanan kesehatan yang terpadu sehingga
penanganan satu masalah kesehatan tidak menimbulkan pelbagai masalah
lainnya.
Jika seluruh anggota keluarga ikut serta dalam pelayanan, maka segala
keterangan tentang keluarga tersebut dapat dimanfaatkan dalam menangani
masalah kesehatan yang sedang dihadapi.
Akan dapat diperhitungkan pelbagai faktor yang mempengaruhi timbulnya
penyakit, termasuk faktor sosial dan psikologis.
Akan dapat diselenggarakan penanganan kasus penyakit dengan tatacara
yang lebih sederhana dan tidak begitu mahal dan karena itu akan meringan-
kan biaya kesehatan.
EPIDEMIOLOGI

WHO memperkirakan bahwa sepertiga populasi dunia, kurang lebih sejumlah 2
bilyun orang terinfeksi dengan Mycobacterium tuberculosis.


Segitiga Epidemiologi

Faktor Host
Umur merupakan faktor terpenting dari Host pada TBC. Terdapat 3 puncak
kejadian dan kematian :
Paling rendah pada awal anak (bayi) dengan orang tua penderita
Paling luas pada masa remaja dan dewasa muda sesuai dengan
pertumbuhan, perkembangan fisik-mental dan momen kehamilan pada
wanita
Puncak sedang pada usia lanjut





Faktor Agent (Mycobacterium tuberculosis)
Karakteristik alami dari agen TBC hampir bersifat resisten terhadap
disifektan kimia atau antibiotika dan mampu bertahan hidup pada dahak
yang kering untuk jangka waktu yang lama. Pada Host, daya infeksi dan
kemampuan tinggal sementara Mycobacterium Tuberculosis sangat tinggi.

Faktor Lingkungan
Distribusi geografis TBC mencakup seluruh dunia dengan variasi kejadian
yang besar dan prevalensi menurut tingkat perkembangannya.
Penularannya pun berpola sekuler tanpa dipengaruhi musim dan letak
geografis.


ETIOLOGI

Penyebab tuberkulosis adalah Mycobacterium tuberculosis, sejenis kuman
berbentuk batang dengan ukuran panjang 1-4/um dan tebal 0,3-0,6/um.

Sifat lain kuman ini adalah aerob. Sifat ini menunjukkan bahwa kuman lebih
menyenangi jaringan yang tinggi kandungan oksigennya. Dalam hal ini
tekanan oksigen pada bagian apikal paru-paru lebih tinggi dari bagian lain,
sehingga bagian apikal ini merupakan tempat predileksi penyakit
tuberkulosis


RISIKO MENJADI SAKIT TB

Hanya sekitar 10% yang terinfeksi TB akan menjadi sakit TB.
Dengan ARTI 1%, diperkirakan diantara 100.000 penduduk rata-rata
terjadi 1000 terinfeksi TB dan 10% diantaranya (100 orang) akan
menjadi sakit TB setiap tahun. Sekitar 50 diantaranya adalah pasien
TB BTA positif.
Faktor yang mempengaruhi kemungkinan seseorang menjadi pasien
TB adalah daya tahan tubuh yang rendah, diantaranya infeksi
HIV/AIDS dan malnutrisi (gizi buruk).
Infeksi HIV mengakibatkan kerusakan luas sistem daya tahan tubuh
seluler (cellular immunity) dan merupakan faktor risiko paling kuat
bagi yang terinfeksi TB untuk menjadi sakit TB (TB Aktif). Bila jumlah
orang terinfeksi HIV meningkat, maka jumlah pasien TB akan
meningkat, dengan demikian penularan TB di masyarakat akan
meningkat pula.

DIAGNOSIS


PATOGENESIS



CARA PENULARAN

Sumber penularan adalah pasien TB BTA positif.
Pada waktu batuk atau bersin, pasien menyebarkan kuman ke udara dalam
bentuk percikan dahak (droplet nuclei). Sekali batuk dapat menghasilkan
sekitar 3000 percikan dahak.
Umumnya penularan terjadi dalam ruangan dimana percikan dahak berada
dalam waktu yang lama. Ventilasi dapat mengurangi jumlah percikan,
sementara sinar matahari langsung dapat membunuh kuman. Percikan
dapat bertahan selama beberapa jam dalam keadaan yang gelap dan
lembab.
Daya penularan seorang pasien ditentukan oleh banyaknya kuman yang
dikeluarkan dari parunya. Makin tinggi derajat kepositifan hasil pemeriksaan
dahak, makin menular pasien tersebut. Faktor yang memungkinkan
seseorang terpajan kuman TB ditentukan oleh konsentrasi percikan dalam
udara dan lamanya menghirup udara tersebut
CASE FINDING TB

Penemuan pasien TB, secara
umum dilakukan secara pasif
dengan promosi aktif.
Penemuan secara aktif dapat
dilakukan terhadap :

kelompok khusus yang rentan atau
beresiko tinggi sakit TB seperti pada
pasien dengan HIV (orang dengan HIV
AIDS)
kelompok yang rentan tertular TB
seperti di rumah tahanan, lembaga
pemasyarakatan (para narapidana),
mereka yang hidup pada daerah
kumuh, serta keluarga atau kontak
pasien TB, terutama mereka yang
dengan TB BTA positif.
pemeriksaan terhadap anak dibawah
lima tahun pada keluarga TB harus
dilakukan untuk menentukan tindak
lanjut apakah diperlukan pengobatan
TB atau pegobatan pencegahan.
Kontak dengan pasien TB resistan
obat

Program Pemberantasan Penyakit
Tuberkulosis Paru di Puskesmas

Tujuan: menurunkan angka kesakitan dan kematian tuberculosis paru dengan
memutuskan rantai penularan melalui upaya pengobatan penderita menular
sampai sembuh.

Kegiatan:
Pengamatan Epidemiologi dan Tindakan Pemberantasan
Penilaian Pengobatan
Rujukan Penderita
Penyuluhan Kesehatan

PENGOBATAN TUBERKULOSIS
a) Isoniasid ( H )
Dikenal dengan INH, bersifat bakterisid, dapat membunuh 90 % populasi kuman
dalam beberapa hari pertama pengobatan. Obat ini sanat efektif terhadap kuman
dalam keadaan metabolik aktif yaitu kuman yang sedang berkembang,Dosis
harian yang dianjurkan 5 mg/kg BB, sedangkan untuk pengobatan intermiten 3
kali seminggu diberikan dengan dosis 10 mg/kg BB

b) Rifampisin ( R )
Bersifat bakterisid dapat membunuh kuman semi dormant ( persister ) yang
tidak dapat dibunuh oleh isoniasid dosis 10 mg/kg BB diberikan sama untuk
mengobatan harian maupun intermiten 3 kali seminggu.

c) Pirasinamid ( Z )
Bersifat bakterisid dapat membunuh kuman yang berada dalam sel dengan
suasana asam. Dosis harian yang dianjurkan 25 mg/kg BB ,sedangkan untuk
pengobatan intermiten 3 kali seminggu diberikan dengan dosis 35 mg/kg BB.

d) Streptomisin ( S )
Bersifat bakterisid . Dosis harian yang dianjurkan 15 mg/kg BB sedangkan
untuk pengobatan intermiten 3 kali seminggu digunakan dosis yang sama
penderita berumur sampai 60 tahun dasisnya 0,75 gr/hari sedangkan unuk
berumur 60 tahun atau lebih diberikan 0,50 gr/hari.


e) Etambulol ( E)
Bersifat sebagai bakteriostatik . Dosis harian yang dianjurkan 15 mg/kg BB
sedangkan untuk pengobatan intermiten 3 kali seminggu digunakan dosis
30 mg/kg/BB
Obat TBC diberikan dalam bentuk kombinasi dari beberapa jenis, dalam
jumlah cukup dan dosis tepat selama 6-8 bulan, supaya semua kuman
(termasuk kuman persister) dapat dibunuh.
Apabila paduan obat yang digunakan tidak adekuat (jenis, dosis dan
jangka waktu pengobatan), kuman TBC akan berkembang menjadi kuman
kebal obat (resisten).


Untuk menjamin kepatuhan penderita menelan obat, pengobatan perlu
dilakukan dengan pengawasan langsung (DOTS=Directly Observed
Treatment Short Course) oleh seorang pengawas Menelan Obat
(PMO).Pengobatan TBC diberikan dalam 2 tahap yaitu tahap intensif dan
lanjutan
DOTS

strategi DOTS terdiri dari 5 komponen, yaitu:
1. Komitmen politis dari para pengambil keputusan, termasuk dukungan dana.
2. Diagnosis TB dengan pemeriksaan secara mikroskopis.
3. Pengobatan dengan panduan OAT jangka pendek dengan pengawasan
langsung oleh Pengawas Menelan Obat (PMO).
4. Kesinambungan persediaan OAT jangka pendek dengan mutu terjamin.
5. Pencatatan dan pelaporan secara baku untuk memudahkan pemantauan
dan evaluasi program penanggulangan TB.


Pengawasan Menelan Obat ( PMO )
Salah satu dari komponen DOTS adalah pengobatan paduan OAT jangka
pendek dengan pengawasan langsung. Untuk menjamin keteraturan
pengobatan diperlukan seorang PMO.

Persyaratan PMO
Seseorang yang dikenal, dipercaya dan disetujui baik oleh petugas
kesehatan maupun penderita. Selain itu harus disegani dan dihormati oleh
penderita
Seseorang yang tinggal dekat dengan penderita
Bersedia membantu penderita dengan sukarela
Bersedia dilatih dan atau mendapat penyuluhan bersama-sama dengan
penderita


Siapa yang bisa jadi PMO
Sebaiknya PMO adalah petugas kesehatan, misalnya Bidan di Desa,
Perawat, Pekarya Sanitarian, juru imunisasi, dll. Bila tidak ada petugas
kesehatan yang memungkinkan , PMO dapat berasal dari kader Kesehatan,
guru, anggota PPTI, PKK atau tokoh masyarakat lainnya atau anggota
keluarga.

Tugas Seorang PMO
Mengawasi penderita TBC agar menelan obat secara teratur sampai selesai
pengobatan
Memberi dorongan kepada penderita agar mau berobat teratur
Mengingatkan penderita untuk pemeriksa ulang dahak pada waktu waktu
yang telah ditentukan.
Memberi penyuluhan pada anggota keluarga penderita TBC yang
mempunyai gejala-gejala tersangka TBC untuk segera memeriksakan diri ke
unit Pelayanan kesehatan
Informasi penting yang perlu dipahami PMO untuk disampaikan
TBC bukan penyakit keturunan atau kutukan
TBC dapat disembuhkan dengan berobat teratur
Tata laksana pengobatan penderita pada Tahap intensif dan lanjutan
Pentingnya berobat secara teratur karena itu pengobatan perlu diawasi
Efek samping obat dan tindakan yang harus dilakukan bila terjadi efek
samping tersebut
Cara penularan dan mencegah penularan.

PENCEGAHAN


1. PRIMORDIAL

Usaha pencegahan primordial TB ialah dengan memperbaiki kondisi
lingkungan.


Lingkungan Fisik

Lingkungan fisik adalah segala
sesuatu yang berada di sekitar
manusia yang bersifat tidak
bernyawa, misalnya air, tanah,
kelembaban udara, suhu, angin,
rumah dan benda mati lainnya.

Lingkungan Biologis

Lingkungan biologis adalah
segala sesuatu yang bersifat
hidup seperti tumbuh
tumbuhan, hewan, termasuk
mikroorganisme.

Lingkungan Sosial

Lingkungan sosial adalah segala sesuatu tindakan yang mengatur
kehidupan manusia dan usaha-usahanya untuk mempertahankan
kehidupan, seperti pendidikan pada tiap individu, rasa tanggung jawab,
pengetahuan keluarga, jenis pekerjaan, jumlah penghuni dan keadaan
ekonomi.

Lingkungan Rumah

Lingkungan rumah adalah segala sesuatu yang berada di dalam rumah.
Lingkungan rumah terdiri dari lingkungan fisik yaitu ventilasi, suhu,
kelembaban, lantai, dinding serta lingkungan sosial yaitu kepadatan
penghuni.

2. PRIMER

Health Promotion

Upaya promotif dilakukan dengan beberapa cara:
Peningkatan pengetahuan pekerja tentang penanggulangan TBC di tempat
kerja melalui pendidikan & pelatihan petugas pemberi pelayanan kesehatan
di tempat kerja.
Penyuluhan

Spesific Protection

Pencegahan primer merupakan upaya yang dilaksanakan untuk mencegah
timbulnya penyakit pada populasi yang sehat. Dalam hal ini dapat diberikan
vaksin.

3. SEKUNDER

Early diagnosis and promt treatment

Pada pencegahan sekunder, sasaran kepada penderita TBC agar tidak
menyebar kepada orang-orang di sekitar. Diagnosis dini TB paru dengan
mengetahui bahwa ciri-ciri atau gejala pasien

Disability Limitation

Pencegahan (profilaksis) primer
Anak yang kontak erat dengan penderita TBC BTA (+). INH minimal 3 bulan
walaupun uji tuberkulin (-). Terapi profilaksis dihentikan bila hasil uji tuberkulin
ulang menjadi (-) atau sumber penularan TB aktif sudah tidak ada.

Pencegahan (profilaksis) sekunder
Anak dengan infeksi TBC yaitu uji tuberkulin (+) tetapi tidak ada gejala sakit
TBC.Profilaksis diberikan selama 6-9 bulan.

4. TERTIER

Rehabilitation

Dimulai dengan diagnosis kasus berupa trauma yang menyebabkan usaha
penyesuaian diri secara psikis, rehabilitasi penghibur selama fase akut,
kemudian rehabilitasi pekerjaan yang tergantung situasi individu. Selanjutnya,
pelayanan kesehatan kembali dan penggunaan media pendidikan untuk
mengurangi cacat sosial dari TBC, serta penegasan perlunya rehabilitasi.
Promosi Kesehatan

Promosi kesehatan adalah proses memberdayakan masyarakat untuk
memelihara, meningkatkan dan melindungi kesehatannya melalui
peningkatan kesadaran, kemauan dan kemampuan, serta mengembangkan
lingkungan sehat.

Sasaran dan Perilaku Sasaran yang Diharapkan

Yang dimaksud sasaran primer adalah kelompok sasaran yang diharapkan
berubah perilakunya dengan dilaksanakannya Promosi Penanggulangan
TBC yaitu :
penderita TB dan keluarganya
masyarakat umum

Yang dimaksud sasaran sekunder adalah : kelompok sasaran yang dapat
mempengaruhi perubahan perilaku sasaran primer, misalnya :

Petugas kesehatan
Petugas Lintas Sektor terkait antara lain : sektor yang melaksanakan urusan
Dalam Negeri, Agama, Pendidikan nasional dan Instansi pemberdayaan
Perempuan
Kader
Lembaga Swadaya Masyarakat
Pengusaha/ sektor swasta
Kelompok Media Massa
Kelompok Profesi

Pesan Pokok yang harus disampaikan
adalah :
Penderita
penyakit TBC, cara penularan, gejala dan pencegahannya
pengobatan dan sembuh berobat
patuh berobat akan sembuh
akibat tidak patuh berobat
Keluarga penderita
penyakit TBC, cara penularan, gejala dan pencegahannya
akibat tidak patuh berobat
peran keluarga
Masyarakat
penyakit TBC, cara penularan, gejala dan pencegahannya

THANKS

Anda mungkin juga menyukai